• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

2.3 Profil Sanitasi Saat Ini

2.3.2 Persampahan

(1). Sistem dan Infrastruktur

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari – hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat konsentrasi dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan ksusus. Sedangkan sumber sampah adalah asal timbunan sampah. Penghasil sampah adalah setiap orang/atau akibat proses alam menghasilkan timbunan sampah. Kabupaten Pakpak Bharat sebagai daerah pemekaran yang baru produksi sampah domestik/timbunan sampah belum begitu signifikan jumlahnya. Sampah yang dihasilkan di Kabupaten Pakpak Bharat umumnya berasal dari sampah rumah tangga yang terdiri dari sampah makanan, sampah taman, kertas/karton, kaca/gelas, karet dan kulit, kayu, plastik, tekstil, logam, nappies, lain – lain unorganik. Sampah yang kita kenal adalah benda yang kotor, berpotensi membawa penyakit atau virus, tempat bersarang nyamuk, dan hal buruk lain. Upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, salah satunya dengan mengolah sampah rumah tangga masih terus ditingkatkan sosialiasinya ke dalam komunitas atau masyarakat sekitar. Dengan mengolah sampah rumah tangga dari lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat mengantisipasi timbulnya penyakit atau virus yang berbasis lingkungan. Contoh penyakit yang berbasis lingkungan adalah Demam Berdarah, Leptospirosis, ISPA, dan yang lainnya. Pengelolaan

76 sampah sendiri terbagi menjadi 4 macam, yaitu (1) sistem pengelolaan sampah tradisional. Dalam sistem pengelolaan sampah yang seperti ini masih dengan mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah sementara atau langsung kepada tempat sampah akhir, dan masih membutuhkan dana untuk retribusi dalam suatu wilayah cakupan yang masih relatif kecil. (2) sistem pengelolaan sampah kumpul angkut. Dengan sistem ini selain mengangkut sampah, masyarakat juga melakukan pengangkutan serta pengolahan sampah yang masih sangat sederhana dan cakupan wilayahnya lebih luas dibanding dengan sistem pengolahan sampah tradisional. (3) sistem pengolahan sampah mandiri. Dengan sistem ini masyarakat mulai memilah sampah yang mereka hasilkan sehari-hari. Selain itu itu mereka juga melakukan pengumpulan selain melakukan pengangkutan yang tentu saja sistemnya lebih baik daripada kedua sistem pengelolaan sampah yang telah disebutkan. Dengan sistem ini, masyarakat dapat mengontrol jumlah produksi sampah yang mereka hasilkan. Tentu saja sistem pengolahan sampah seperti ini juga menggunakan sistem retribusi dan cakupan layanan yang lebih luas lagi. Sistem ini juga telah memberikan dampak posistif dalam bidang kesehatan, bidang sosial ekonomi, terutama dalam bidang pendidikan. (4) sistem pengelolaan sampah tabungan sampah di bank sampah. Dengan sistem ini, masyarakat akan mendapatkan banyak keuntungan. Antara lain, cakupan layanan yang sangat luas bahkan kita dapat mengatur seberapa luas wilayah pelayanannya. Dalam prinsip pengelolaannya, sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah terdapat proses pengangkutan sampah dan pembuangan atau pengelolaan sampah yang lebih baik dari pengelolaan sampah yang lainnya, namun juga kita dapat menemukan proses pemilahan, pengumpulan, mengendalikan jumlah sampah yang dibuang, dan diperlukan

77 retribusi. Hal lain yang membedakan sistem ini dengan sistem lainnya adalah adanya mekanisme pengelolaan sampah dengan menabung. Kabupaten Pakpak Bharat dalam pengelolaan sampah mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah sementara atau langsung kepada tempat sampah akhir, dan masih membutuhkan dana untuk retribusi dalam suatu wilayah cakupan yang masih relatif kecil. Pengelolaan sampahnya masih open dumping (menimbun sampah) di TPA. Sistem pengelolaan sampah terdiri dari 2 cara yaitu :

 Pengangkutan secara langsung yakni secara yakni truck secara mengangkat dari rumah – rumah, yakni :

a. Truk pengangkut sampah berangkat dari pool menuju titik sumber sampah pertama untuk mengambil sampah b. Selanjutnya truk tersebut mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah berikutnya sampai truk penuh sesuai dengan kapasitasnya.

c. Sampah diangkut ke lokasi pemerosesan atau ke TPA d. Setelah pengosongan sampah di lokasi tersebut, truk

menuju kembali ke lokasi sumber sampah berikutnya sampai terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.

 Pengangkutan secara tidak langsung

Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan Transfer Depo/TD. maka pola pengangkutan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD, dan dari TD sampah-sampah tersebut langsung diangkut ke pemerosesan akhir

b. Dari pemerosesan tersebut, kendaraan kembali ke TD untuk pengangkutan ritasi berikutnya. Dan pada ritasi

78 terakhir sesuai dengan yang ditentukan, kendaraan tersebut langsung kembali ke pool.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat perkotaan Kabupaten Pakpak Bharat mengangkut sampah sebagian besar adalah dengan menggunakan sistem pengangkutan secara tidak langsung. Namun demikian di daerah CBD sampah diangkat secara langsung.

Diagram Sistem Sanitasi Pengolahan Sampah

Diagram Sistem Sanitasi Persampahan

Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan Setempat (C) Penampungan Sementara (TPS) (D) Pengangkutn (E) (Semi) Pengolah an Akhir Terpusat (F) Daur Ulang/ Pembuangan Akhir

79

Tabel Timbunan Sampah Per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Timbunan Sampah Sampah Dikelola Mandiri Disumber Sampah Terproses 3R Sampah Terangkut ke TPA Sampah Tidak Berproses Total

(%) (m3/hari) (%) (m3/hr) (%) (m3/hari) (%) (m3/hari) (%) (m3/hari)

Kecamatan Salak 8.119 0 0 0 0 9,33 15,5 8,51 8,73 17,84 24,24

Kecamatan Sitellu Tali Uang Jehe

10.517 0 0 2 2 6,26 5,96 14,85 12,40 23,11 21,36

Pagindar 1362 0 0 2 2 0 - 0,99 0,82 2,99 2,82

Sitellu Tali Urang Julu 3.797 0 0 2 2 2,06 2,04 4,28 5,72 8,34 7,76

Pergetteng-getteng Sengkut 4.201 0 0 2 2 2,66 2,56 4,57 4,20 9,23 8,76 Kerajaan 9.131 0 0 2 2 1,56 2,51 15,50 14,10 20,06 18,61 Tinada 4.084 0 0 2 0 1,06 1,06 7,92 7,30 8,98 8,36 Siempat Rube 4.305 0 0 0 0 1,16 1,15 8,29 7,64 9,45 8,78 Jumlah 45.516 0 0 10 10 25,09 30,78 64,91 59,91 100 100,69

80

Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan No

Jenis Prasarana /

Sarana Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/ Hari

Kondisi

Keterangan Baik Ringan Rusak Rusak Berat

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

1. Pengumpulan Setempat

- Gerobak Sampah Unit 8 0,75 m3 1 Baik - -

- Motor Sampah Unit 3 - 1 Baik - -

- Pick up Sampah Unit - - - -

2 Tempat

Penampungan Sementara

- Bak Biasa Unit - - - -

- Kontainer Unit - - - -

- Transfer Depo Unit - - - -

- SPA (Stasion

Peralihan Sementara (TPS)

Unit 7 6 m3 Baik - -

3 Pengangkutan - -

- Dump truck Unit 2 8 m3 1 Baik - -

- Arm Roll Truck Unit - - - -

- Compactor Truck Unit - - - - -

4. Pengolahan Sampah - - - -

- TPS 3 R Unit - - - -

- ITF Unit - - - -

- Bank Sampah Unit - - - - -

- Incinerator Unit - - - -

81

 Lahan urug saniter

 Lahan urug terkendali  Penimbunan terbuka 120.000 m3 Baik

- Luas total lahan TPA

Ha 4 1.200.000

m3

-

- Luas sel Landfill Ha - -

- Daya tampung TPA (m3/Hari) 100,70 120.000 Baik TPA sistem

open dumping Alat Berat

- Bulldozer Unit

- Excavator/backhoe Unit

- Truk tanah Unit 1 5 m3 1 Baik

IPL

Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD) :

- Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Mg/l Hasil Pemeriksaan Lab tulis di bawah ini : Sumber : Hasil analisis Tim Fasilitasi dan Koordinasi PPSP Tahun 2016

Keterangan :

IPL : Instalasi Pengolahan Lindi

82

83 (2). Kelembagaan dan Peraturan

Institusi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Pakpak Bharat adalah Dinas Pekerjaan Umum. Peraturan dan kebijakan dalam pengelolaan sampah yakni :  Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 7 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Sampah Kabupaten Bharat.

Dokumen terkait