• Tidak ada hasil yang ditemukan

persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan , ramah dan sabar

Dalam dokumen BUKU PRAMUKA PENAGAK (Halaman 30-34)



Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan

bakti maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam menghadapi

/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenail sikap putus asa



Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai upaya

persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih ketrampilan dan

pengetahuan sesuai kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan tugas dan

menghadapi kesulitan maupun tantangan

Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan

, teliti ,

waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan hidup

secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi

berbagai tantangan yang dihadapi



Mengendalikan dan mengatur diri

, berani menghadapi tantangan dan

kenyataan , berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan , memegang

teguh prinsip dan tatanan yang benar , taat terhadap aturan dan kesepakatan



Membiasakan diri menepati janji

, memenuhi aturan dan ketentuan yang

berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan

perbuatan , bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi



Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan

dan menyelesaikan permasalahan , berhati - hati dalam bertindak , bersikap dan

berbicara.

KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalahsuatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

 Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

 Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai hasil yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

 Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

 Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

 Pemimpin adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

 Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

 Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantara (asas kepemimpinan Pancasila)

Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang - orang yang dipimpinnya.

Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang - orang yang dibimbingnya.

Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang - orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Ajaran Kepemimpinan ASTABRATA

Seorang (pemimpin) itu harus dapat mencerminkan sifat-sifat :

1. Indra Brata, beliau sebagai dewa hujan.Pemimpin hendaknya mampu menciptakan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyatnya.

2. Yama Brata, dewa penegak kebenaran. Pemimpin hendaknya tidak pilih kasih dalam menjatuhkan hukuman bagi rakyatnya.

3. Surya Brata, (matahari) beliau memberikan penerangan menyeluruh dan

merata.Pemimpin harus tegas dalam mengambil suatu keputusan dan selalu bertindak persuasif,serta dapat memberi pencerahan kepada rakyatnya.

4. Candra Brata (bulan),bersifat menyejukan,tenang,dan lemah lembut.Seorang pemimpin mampu menyenangkan hati bagi rakyatnya.

5. Bayunila Brata, beliau berifat angin yang dapat memasuki semua tempat.Pemimpin itu senantiasa mengayomi rasa aman dan bertanggungjawab secara transparan.

6. Kuwera Brata, dewa pemurah hati pemberi kekayaan atau dewa uang. Pemimpin mampu mengelola sumber kekayaan alam untuk kesejahteraan seluruh rakyat.

7. Baruna Brata,dewa penguasa laut (Samudra) dengan senjata Nagapasanya.Pemimpim minimal memiliki pengetahuan yang luas untuk mengikat semua pendapat,dan secara cepat menyimpulkannya.

8. Agni Brata. Dewa api,sifat api ganas tak pandang bulu.Seorang pemimpin selain dapat membangkitkan semangat seluruh rakyat untuk membagun,juga berani menghadapi setiap tantangan dan selalu dapat mengatasinya.Kalau berperang selalu dipihak yang menang.

Gaya kepemimpinan berdasar cara memimpin

 Otokratis : Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

 Partisipasif : Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

 Demokrasi : Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

 Kendali Bebas : Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung - jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Gaya kepemimpinan berdasar cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

o Directing :Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum

memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan -aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

o Coaching : Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

o Supporting : Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya

dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik - teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang - bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran - saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

o Delegating : Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

Ajakan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dalam dokumen BUKU PRAMUKA PENAGAK (Halaman 30-34)