• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis Desa Wisata Cikendung

4.1.2 Persebaran Wisata Kabupaten Pemalang

Kabupaten Pemalang merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa yang kurang lebih 138 km sebelah barat kota Semarang. Wilayah kabupaten Pemalang terletak di wilayah pantai utara Jawa Tengah memanjang ke arah selatan, dengan letak geografis Bujur Timur (BT) : 109º 17’ 30” - 109º 40’ 30” dan Lintang Selatan (LS) : 8º 52’ 30” - 7º 20’ 11”. Batas-batas wilayahnya disajikan pada tabel 4.1 Batas Wilayah Kabupaten Pemalang sebagai berikut:.

Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pemalang

Wilayah Perbatasan Nama Wilayah

Bagian Utara Laut Jawa

Bagian Barat Kabupaten Tegal

Bagian Timur Kota dan Kabupaten Pekalongan Bagian Selatan Kabupaten Purbalingga

Tabel 4.1 Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pemalang (Sumber: Monografi Kabupaten Pemalang 2019 )

Sesuai dengan data yang disajikan pada tabel 4.1 menunjukan batas wilayah administrasi Kabupaten Pemalang kesenian Silakupang tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan yang berkembang di daerah Kabupaten Pemalang dan sekitarnya. Pada wilayah bagian pesisir Tegal sampai dengan Pekalongan

berkembang kesenian Sintren dan Kuntulan, sedangkan pada bagian selatan (Purbalingga) berkembang kesenian Kuda Kepang yang memiliki gaya Banyumasan.

Kabupaten Pemalang memiliki luas areal kurang lebih 101.200 ha dengan jumlah penduduk 1,2 juta dan mayoritas jumlah penduduk bermata pencaharian pertanian, sedangkan lainnya pegawai, pedagang, buruh dan nelayan (sumber: Data Statis Kabupaten Pemalang 2019)

Morfologi di sebelah selatan kota Pemalang berupa dataran tinggi yang berhawa sejuk penuh dengan panorama alam pegunungan, sedangkan bagian utara adalah daerah dataran rendah dan pantai. Keadaan geografis yang mendukung maka sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan daerah dengan objek wisata unggulan. Potensi objek wisata baru yang di kembangkan oleh pemerintah Kabupaten Pemalang serta dipenuhi berbagai macam industri kerajinan yang khas kota Pemalang seperti industri tenun, konveksi, kulit ular, dan pengolahan makanan ringan menjadi faktor pendukung berkembangnya pariwisata di Kabupaten Pemalang.

Dinas Pariwisata Kabupaten Pemalang membagi persebaran wisata di Kabupaten Pemalang menjadi empat bagian jenis pariwisata yaitu wisata alam, wisata buatan, wisata religi, dan wisata desa sebagai berikut:

4.1.2.1 Wisata Alam

Wisata alam merupakan wisata yang berasal penampakan alam secara alami yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah daya tarik wisata (Oka, wawancara 3 November 2019). Wisata alam pada bagian utara Kabupaten

Pemalang tersebar sebagai pantai-pantai seperti pantai Widuri, pantai Blendug, pantai Nyemplungsari. Menurut Oka (wawancara 3 November 2019) pantai widuri merupakan daya tarik unggulan pariwisata bagian utara kabupaten Pemalang. Widuri juga biasa digunakan sebagai tempat festival budaya salah satu diantaranya yang ditampilkan adalah kesenian Silakupang.

4.1.2.2 Wisata Buatan

Wisata buatan merupakan sebuah daya tarik wisata yang sengaja dibuat mengacu pada potensi dan sumber daya yang tersedia (Oka, wawancara 3 November 2019). Wisata buatan yang ada di kabupaten Pemalang antara lain kolam renang Ronce Moga, Waterpark Widuri, arum jeram Rainbow Rafting, bukit Tangkeban.

4.1.2.3 Wisata Religi

Wisata religi merupakan wisata yang dilakukan untuk mendatangai tempat yang memiliki nilai sejarah dan nilai religi dengan tujuan untuk menambahkan keimanan (Oka, wawancara 3 November 2019). Wisata religi yang ada di kabupaten pemalang berupa makam-makan dan petilasan ulama-ulama yang berpengaruh di Kabupaten Pemalang. Wisata religi di Kabupaten Pemalang antara lain makam Syeh Maulana Syamsudin di Sugih Waras, makan Pandanjati di Bantarbolang, Petilasan Pengaeran Benowo, dan Makam mbah Tuwuh, Margalangu di Desa Wisata Cikendung. Menurut Oka (wawancara 3 November 2019) Makam mbah Tuwuh dan mbah Margalangu yang hingga sekarang sebagian masyarakat menganggap makam keramat yang dipercaya menyimpan berkah dan karomah seperti makam para wali yang ada di daerah lainnya.

4.1.2.4 Wisata Desa

Oka (wawancara 3 November 2019) wisata desa merupakan sebuah wisata yang menyuguhkan keasrian sebuah masyarakat desa berupa budaya dan keindahan alam. Kabupaten Pemalang secara resmi memiliki sebuah desa wisata bagi wisatawan yang menginginkan sebuah wisata budaya dan melihat kehidupan dan berinteraksi secara langsung warga lokal. Desa Wisata di Kabupaten Pemalang antara lain Desa Wisata Penggarit, Desa Wisata Surajaya, dan Desa Wisata Cikendung. Masing-masing dipilih mewakili kehidupan masyakat kabupaten Pemalang. Desa Penggarit memiliki potensi kehidupan bertani organik dan perkebunan mangga mewakili kehidupan masyarakat dataran rendah. Desa Surajaya memiliki potensi situs Candi Pangeran Purbaya dan wisata memandikan kerbau sebagai bentuk kehidupan masyarakat Kabupaten Pemalang bagian Selatan. Desa Cikendung potensi keindahan alam seperti Curug Sahid, Bukit Besek, Lembah Impian dan Kesenian Silakupang yang disajikan untuk menyambut wisatawan.

Foto 4.2 Kesenian Silakupang di Desa Wisata Cikendung (Dok Subchana, 16 November 2019)

Foto 4.2 Menunjukan pertunjukan Kesenian Silakupang sebagai wisata budaya untuk menyambut wisatawan yang datang di Desa Wisata Cikendung kemudian setelah wisatan menonton pertunjukan Silakupang diarahkan kepenginapan homestay.

Penginapan yang berada di Desa Cikendung menggunakan sistem homestay. Sistem homestay yaitu penginapan dengan membawa wisatawan hidup dan bergaul dengan masyarakat secara langsung. Pihak pokdarwis selanjutnya mengarahkan wisatawan dengan orangtua asuh atau pemilik rumah yang ditinggalinya. Wisatawan nantinya merasakan kehidupan pedesaan langsung bersama pemilik rumah. Pemilik rumah memberikan jamuan makanan khas desa Cikendung seperti sayur singkong, urab, nasi jagung, lotek dan makanan tradisional lainnya tergantung kemampuan pengolahan pemilik rumah. (Wawancara Aris, 30 September 2019).

Wisata desa dibuat dan diatur sedemikian rupa agar wisatawan yang datang benar-benar menikmati seluruh rangkaian acara yang dibuat. Wawancara Anggono pada 28 November 2019) sebagai berikut:

”Wisata di Desa ya dibuat sedemikian rupa agar wisatawan tidak jenuh. Semuanya dibuat-buat atas dasar memang ada. Misalnya kebiasaan masyarakat biasa dengan masak nasi jagung itu akan menarik kemudian diatur agar wisatawan dapat melihat prosesnya dengan mendatangi orang yang bisa masak nasi jagung dan wisatawan diajak berproses bersama.” (Anggono:2019)

Pendapat Anggono dapat menyimpulkan bentuk wisata desa tidak terlepas dari sebuah pengaturan sebelum disuguhkan kepada wisatawan.