• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

a. Pengertian.

Persentase jumlah faktor risiko yang dilakukan pengendalian dengan melaksanakan pemeriksaaan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan. b. Defenisi Operasional.

Jumlah faktor risiko yang dilakukan pengendalian dengan melaksanakan pemeriksaaan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan di dalam periode satu tahun.

c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Untuk menghitung persentase faktor risiko yang dikendalikan adalah dengan melakukan penjumlahan atas pelaksanaan kegiatan pengendalian pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan.

Fr = Persentase faktor risiko yang dilakukan pengendalian.

Fr1 = Jumlah faktor risiko pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan. Fr2 = Jumlah faktor risiko pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan yang dilakukan pengendalian dan pemeriksaan.

22

d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

Realisasi capaian kinerja untuk Indikator Kinerja Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan adalah 100% atau lebih besar dari target kinerja yang ditetapkan yaitu 90%.

Grafik 3.6. Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

2) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Grafik 3.7. Perbandingan antara realisasi kinerja IKK 2 tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya (2016 s.d 2020).

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

Grafik 3.8. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah pada perencanaan strategis (Renstra)

23

4) Perbandingan antara realisasi kinerja IKK 2 tahun 2020 dengan target kinerja nasional pada Rencana Aksi Program (RAP).

Grafik 3.9. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Target Kinerja Nasional pada Rencana Aksi Program Ditjen P2P.

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.10. Perbandinga Realisasi Kinerja KKP Kelas III Bengkulu dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan Tahun 2020.

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Sebagai upaya yang telah dilakukan guna mencapai target kinerja indikator dengan upaya sebagai berikut:

1) Memperketat pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit di wilayah kinerja Pelabuhan Laut Linau Kabupaten Kaur, wialayah kerja bandara udara Mukomuko Kabupaten Mukomuko, dan Pelabuhan Laut Malakoni di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.

2) Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program baik ke bawah evaluasi program di wilayah kerja maupun evaluasi pelaksanaan program ke atas pada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Faktor yang mempengaruhi tercapai target kinerja 100% adalah telah optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi KKP Kelas III Bengkulu dalam melakukan pemeriksaan dan pengendalian yang diperlukan pada seluruh faktor risiko yang terjadi.

24

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Guna lebih meningkatkan capaian kinerja, masih terdapat beberapa kendala yang perlu untuk dipersiapkan pemecahannya, yaitu sebagai berikut:

1) Dalam masa pandemi Covid 19 perlu untuk ditingkatkan sinergi kerjasama lintas sektor terutama pada Satgas Covid 19 Provinsi Bengkulu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing sektor sesuai dengan peraturan, ketentuan, maupun kebijakan strategis dalam percepatan pencegahn dan pengendalian pandemi covid 19.

2) Sosialisasi, pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan, ketentuan, maupun kebijakan strategis sampai ke wilayah kerja terkait tugas, fungsi, dan kewenangan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Hal ini dirasa perlu dilakukan karena dalam masa pandemi peraturan, ketentuan, dan kebijakan banyak telah diperbitkan maupun diubah sehingga sampai ke wilayah kerja harus mengetahui, memahami, dan melaksanakannya.

3) Sarana dan Prasarana petugas teknis program perlu untuk dilengkapi baik Alat Pelindung Diri maupun peralatan dan perlengkapan teknis program.

4) Kegiatan peningkatan kompetensi sumber daya manusia perlu untuk ditingkatkan baik secara kuantiti maupun kualiti kegiatan peningkatan kapasitas.

h. Pemecahan masalah.

Untuk pemecahan permasalah tersebut diatas dilakukan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2021 guna menghilangkan risiko yang akan menghambat pencapaian kinerja yang telah ditargetkan.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator CKi = Capaian keluaran indikator.

E = (Rp1.314.767.000 x 1,11) – Rp1.215.497.184 x 100% Rp1.314.767.000 x 1,11 E = Rp243.894.186 x 100% Rp1.459.391.370 = 16,7 x 100% = 16,7%

25

3. Indeks Pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara. a. Pengertian.

Nilai indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk Negara yang dilaksanakan KKP Kelas III Bengkulu selama periode waktu 1 (satu) tahun.

b. Defenisi Operasional.

Jumlah indeks kegiatan pengendalian faktor risiko di pintu masuk Negara yang dilaksanakan KKP Kelas III Bengkulu dalam periode satu tahun, yang meliputi: 1) Kelengkapan data surveilans sampai dengan rekomendasi untuk tiap – tiap

jabfung.

2) Jumlah sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam meliputi informasi/sinyal terkait kasus penyakit dan bencana yang diterima terkait pelaku perjalanan dan masyarakat bandara/pelabuhan/PLBD.

3) Penyusunan rencana kontigensi.

4) Indeks pinjal ≤ 1 di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

5) HI perimeter = 0 di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

6) Tidak ditemukan larva anopheles di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

7) Kepadatan kecoa rendah di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

8) Kepadatan lalat < 2 di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

9) TTU memenuhi syarat di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

10) TPM laik hygiene di 6 pintu masuk negara di wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

11) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan di 5 wilayah kerja KKP Kelas III Bengkulu.

c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Jumlah indeks kegiatan pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara dalam satu tahun.

d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

26

2) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Grafik 3.12. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya (2016 s.d 2020).

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah Renstra Kementerian Kesehatan RI.

Grafik 3.13. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

4) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja nasional yang telah ditetapkan pada Rencana Aksi Program Ditjen P2P.

Grafik 3.14. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja Nasional pada RAP Ditjen P2P.

27

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.15. Perbandingan realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target kinerja indikator dengan pengaktifan wilayah kinerja Pelabuhan Laut Linau Kabupaten Kaur, wialayah kerja bandara udara Mukomuko Kabupaten Mukomuko, dan Pelabuhan Laut Malakoni di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Faktor yang mempengaruhi tercapai target kinerja 100% adalah telah optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi KKP Kelas III Bengkulu dalam melakukan pemeriksaan dan pengendalian yang diperlukan pada seluruh faktor risiko yang terjadi.

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Kendala yang dihadapi KKP Kelas III Bengkulu dalam melampaui target atau realisasi kinerja diatas 100% adalah masih kurangnya ketersediaan sumber daya manusia secara kualitas maupun kuantitas sehingga dapat dtingkatkan jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit.

h. Pemecahan masalah.

Untuk pemecahan permasalah tersebut diatas perlu kiranya dilakukan peningkatan kualitas maupun kuantitas sumber daya manusia dan ketersediaan Standar Operasional Prosedur dalam melaksanakan kegiatan deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator

28

CKi = Capaian keluaran indikator.

E = (Rp183.761.000 x 1,25) – Rp172.535.158 x 100% Rp183.761.000 x 1,25

= Rp57.166.092 x 100% Rp229.701.250

= 25% 4. Nilai Kinerja Anggaran.

a. Pengertian.

Adalah hasil penilaian kinerja anggaran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui Dirjen Anggaran berdasarkan penilaian pada aplikasi SMART DJA.

b. Defenisi Operasional.

Jumlah penilaian atas kinerja anggaran yang dilakukan oleh KKP kelas III Bengkulu dalam periode 1 tahun.

c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Jumlah penilaian atas kinerja anggaran yang dilakukan oleh KKP kelas III Bengkulu dalam periode 1 tahun.

Berdasarkan penilaian DJA melalui aplikasi SMART DJA KKP Kelas III Bengkulu memperoleh nilai kinerja anggaran sebesar 89.

d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

29

2) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Grafik 2.17. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya (2016 s.d 2020).

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

Grafik 3.18. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

4) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja nasional.

30

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.20. Perbandingan realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan Tahun 2020.

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target kinerja indikator, yaitu dengan: 1) Mempercepat realisasi anggaran sesuai dengan rencana anggaran.

2) Mempercepat pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan.

3) Melakukan pengawasan terkait penggunaan anggaran sesuai perencanaan dan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Perlu dilakukan perbaikan sistem pelaksanaan anggaran antar pelaksana teknis kegiatan dengan pengelola keuangan.

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Perlu ditingkatkan koordinasi terkait pelaksanaan anggaran antar pelaksana teknis kegiatan dengan pengelola keuangan.

h. Pemecahan masalah.

Telah dilakukan pertemuan evaluasi anggaran antara pengelola keuangan dengan pelaksana teknis kegiatan anggaran.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator CKi = Capaian keluaran indikator.

E = (Rp270.486.250 x 1,12) – Rp168.882.771 x 100% Rp270.486.250 x 1,12

E = Rp134.061.829 x 100% Rp302.944.600

31

E = 44,3%

5. Nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran. a. Pengertian.

Penilaian terhadap indikator kinerja pelaksanaan anggaran dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan realisasi anggaran.

b. Defenisi Operasional.

Penilaian dari aplikasi OM SPAN terhadap indikator kinerja pelaksanaan anggaran dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan realisasi anggaran.

c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Penilaian ini dilakukan langsung berdasarkan penilaian dari aplikasi OM SPAN. d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

Grafik 3.21. Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

2) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Grafik 3.22. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya.

32

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

Grafik 3.23. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

4) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan standar kinerja nasional.

Grafik 3.24. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja nasional.

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.25. Perbandingan realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu Tahun 2019 dengan realisasi kinerja KKP

33

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target kinerja indikator, yaitu dengan: 1) Mempercepat realisasi anggaran sesuai dengan rencana anggaran.

2) Mempercepat pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan.

3) Melakukan pengawasan terkait penggunaan anggaran sesuai perencanaan dan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Perlu dilakukan perbaikan sistem pelaksanaan anggaran antar pelaksana teknis kegiatan dengan pengelola keuangan.

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Perlu ditingkatkan koordinasi terkait pelaksanaan anggaran antar pelaksana teknis kegiatan dengan pengelola keuangan.

h. Pemecahan masalah.

Telah dilakukan pertemuan evaluasi anggaran antara pengelola keuangan dengan pelaksana teknis kegiatan anggaran.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator CKi = Capaian keluaran indikator.

E = (Rp324.583.500 x 1,24) – Rp204.659.325 x 100% Rp324.583.500 x 1,24

= Rp197.824.215 x 100% Rp402.483.540

= 49,2%

6. Kinerja implementasi WBK Satker. a. Pengertian.

Penilaian Self Assesment dari Tim Penilai Internal Kementerian Kesehatan terhadap implementasi Wilayah Bebas Korupsi pada satuan kerja.

b. Defenisi Operasional.

Nilai hasil Self Assesment dari Tim Penilai Internal Kementerian Kesehatan terhadap pengimplementasian indikator Wilayah Bebas Korupsi pada satuan kerja. c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Internal Kementeria Kesehatan atas implementasi indikator Wilayah Bebas Korupsi.

34

d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

Grafik 3.26. Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

2) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya.

Grafik 3.27. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya.

Untuk indikator kinerja kegiatan ini tidak bisa menampilkan/membandingkan dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun sebelum 2020 belum pernah dilakukan penilaian terhadap implementasi Wilayah Bebas Korupsi.

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

Grafik 3.28. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah perencanaan strategis Kementerian Kesehatan RI.

35

4) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan standar kinerja nasional pada Rencana Aksi Program Ditjen P2P.

Grafik 3.29. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja Nasional pada RAP Ditjen P2P.

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.30. Perbandingan realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator ini adalah dengan melakukan sosialisasi terkait WBK dan melakukan penilaian internal KKP Kelas III Bengkulu.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Keberhasilan pencapaian target kinerja adalah hasil kerjasama yang baik tim persiapan penilaian WBK dalam melakukan persiapan sebelum dilakukan oleh Tim Penilai Internal satker WBK Kementerian Kesehatan.

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian target yang lebih baik adalah masih lemahnya pendokumentasian/ arsip dan data pembuktian terkait kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendapatkan status seKendala yang dihadapi dalam pencapaian target yang lebih baik adalah masih lemahnya pendokumentasian/ arsip dan pembuktian terkait kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendapatkan

36

status sebagai satuan kerja Wilayah Bebas Korupsibagai satuan kerja Wilayah Bebas Korupsi.

h. Pemecahan masalah.

Mengoptimal pendokumentasi/arsip dokumen dan data terkait pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator CKi = Capaian keluaran indikator.

E = (Rp32.760.000 x 1,17) – Rp29.447.891 x 100% Rp32.760.000 x 1,17

= Rp8.881.309 x 100% Rp38.329.200

= 23,2%

7. Persentase peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL. a. Pengertian.

Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia minimal 20 JPL yang dilakukan oleh sumber daya manusia KKP Kelas III Bengkulu pada tahun 2020. b. Defenisi Operasional.

Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia minimal 20 JPL yang dilakukan oleh sumber daya manusia KKP Kelas III Bengkulu pada tahun 2020. c. Rumus/ Cara Penghitungan.

Persentase dari jumlah rencana kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan realisasi jumlah kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya pada tahun 2020.

d. Capaian Indikator.

1) Perbandingan target kinerja dengan realisasi kinerja tahun 2020.

37

2) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Grafik 3.32. Perbandingan Realisasai Kinerja Tahun 2020 dengan Realisasi Kinerja Tahun Sebelumnya.

3) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target jangka menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan.

Grafik 3.33. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Target Jangka Menengah/ Renstra Kementerian Kesehatan RI.

4) Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan target kinerja nasional pada RAP Ditjen P2P.

Grafik 3.34. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Target Kinerja Nasional.

38

5) Perbandingan antara realisasi kinerja KKP Kelas III Bengkulu tahun 2020 dengan realisasi kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

Grafik 3.35. Perbandingan Realisasi Kinerja KKP Kelas III Bengkulu dengan Realisasi Kinerja KKP Kelas III Tembilahan tahun 2020.

e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator.

Dalam rencana kegiatan aanggaran telah dialokasikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan.

Penyebab tidak berhasil dalam mencapai target kinerja dikarenakan banyak kegiatan peningkatan kapasitas yang tidak dapat direalisasikan, hal ini dikarenakan sumber daya manusia di KKP Kelas III Bengkulu pada tahun 2020 banyak terserap untuk melaksanakan piket pemeriksaan di Bandar Udara serta adanya tugas perbantuan untuk tim covid 19 pusat.

g. Kendala/masalah yang dihadapi.

Kendala dalam mencapai target kinerja dikarenakan banyak kegiatan peningkatan kapasitas yang tidak dapat direalisasikan, hal ini dikarenakan sumber daya manusia di KKP Kelas III Bengkulu pada tahun 2020 banyak terserap untuk melaksanakan piket pemeriksaan di Bandar Udara serta adanya tugas perbantuan untuk tim covid 19 pusat.

h. Pemecahan masalah.

Untuk pemecahan permasalah tersebut diatas telah dilakukan penyesuaian pengaturan piket dengan rencana kegiatan peningkatan kapasitas.

i. Efesiensi penggunaan sumber daya.

Perhitungan nilai efisiensi atas penggunaan sumber daya pada indikator kinerja ini, adalah sebagai berikut:

E = Efisiensi.

PAKi = Pagu anggaran keluaran indikator RAKi = Realisasi anggaran keluaran indikator CKi = Capaian keluaran indikator.

39 E = (Rp454.115.250 x 0,42) – Rp112.541.095 x 100% Rp454.115.250 x 0,42 = Rp78.187.310 x 100% Rp19.072.8405 = 41%

Dokumen terkait