ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
SS 4 : Meningkatnya efektivitas pemeriksaan sarana Obat dan Makanan serta pelayanan publik di wilayah kerja Balai POM di Pangkalpinang
1. Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan
a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020
Tabel 3.30 Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan
Pembilang Penyebut Realisasi Meningkatnya efektivitas
pemeriksaan sarana obat dan makanan serta pelayanan
publik di masing masing wilayah kerja UPT
Persentase keputusan/rekomendasi
hasil Inspeksi sarana produksi dan distribusi
yang dilaksanakan
Keputusan/rekomendasi hasil inspeksi yang dimaksud adalah keputusan/rekomendasi yang menunjukkan ketidaksesuaian antara peraturan dan penerapan yang dilakukan oleh sarana produksi/distribusi. Keputusan dapat berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras atau rekomendasi PSK/Pencabutan Ijin/Pencabutan NIE dan atau tindak lanjut kasus yang berupa hasil pemeriksaan sarana (sarana produksi, sarana distribusi, saryanfar), hasil pengujian sampel, hasil pengawasan iklan (kepada media lokal, KPID), hasil pengawasan label, penanganan kasus, pengaduan konsumen.
90.00
2020 Capaian thdp target 2020
target realisasi capaian
Gambar 3.20. Perbandingan Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan Tahun 2020 dan Capaian Terhadap Target 2020
Capaian indikator persentase keputusan/rekomendasi hasil Inspeksi sarana produksi dan distribusi yang dilaksanakan pada tahun 2020 mencapai 96,46% dengan realisasi sebesar
70
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang
86,81%. Apabila dibandingkan terhadap target tahun 2020 (83%), capaiannya 96,46% dengan kriteria baik, maka capaian kinerja indikator ini belum mencapai target yang ditetapkan.
b. Perbandingan antara Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun Sebelumnya
Tabel 3.31 Perbandingan Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan dengan Tahun Sebelumnya
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Volume 2019 Volume 2020
Target 1. Meningkatnya
efektivitas pemeriksaan sarana Obat dan Makanan serta pelayanan publik di wilayah kerja Balai POM di
Pangkalpinang
Berdasarkan hasil penilaian persentase keputusan/rekomendasi hasil inspeksi sarana produksi dan distribusi yang dilaksanakan Balai POM di Pangkalpinang tahun 2020 memperoleh capaian sebesar 96,46% dengan realisasi sebesar 86,81%. Indikator ini tidak ada pada tahun sebelumnya sehingga capaian tahun 2020 merupakan baseline untuk awal periode Renstra tahun 2020-2024 dan tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Unit Satu Kluster
Tabel 3.32. Perbandingan Realisasi & Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan Tahun 2020 dengan Balai Se Kluster
Meningkatnya efektivitas pemeriksaan sarana obat dan
makanan serta pelayanan publik di masing masing
wilayah kerja UPT 9
Persentase keputusan/rekomendasi
hasil Inspeksi sarana produksi dan distribusi
yang dilaksanakan
86.81 96.46 96.43 123.63 74.14 85.22
Sasaran Strategis Capaian
Terhadap Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKSS)
Pencapaian persentase keputusan/rekomendasi hasil
inspeksi
sarana produksi dan distribusi yang dilaksanakan Balai POM di Pangkalpinang tahun 2020 sebesar96,46
%. Jika71
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang
dibandingkan dengan Balai POM sekluster yaitu Balai POM di Sofifi (
85,22
%) dan Balai POM di Mamuju (123,63
%), capaian Balai POM di Pangkalpinang urutan kedua dengan kriteria baik dalam pencapaiannya.Gambar 3.21. Perbandingan Realisasi & Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi yang Dilaksanakan Tahun 2020 dengan Balai Se Kluster
d. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Kegiatan Penunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Kinerja
Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa rekomendasi yang belum terlaksana oleh UPT sesuai timeline di Standar Operasional Prosedur (SOP).
e. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Sebelumnya (Internal maupun Eksternal) 1) Pada tahun 2021 untuk meningkatkan kinerja maka perlu ditingkatkan koordinasi
dengan stakeholder terkait tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi dan distribusi.
2) Meningkatkan monitoring pelaksanaan Corrective Action Preventive Action (CAPA) sebagai bentuk tindak lanjut pengawasan.
3) Peningkatan kerja sama dengan stakeholder terkait tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi dan sarana distribusi obat.
72
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang
2. Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan
a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020
Tabel 3.33 Persentase Keputusan/ Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan
Pembilang Penyebut Realisasi Meningkatnya efektivitas
pemeriksaan sarana obat dan makanan serta pelayanan
publik di masing masing wilayah kerja UPT
Persentase keputusan/rekomendasi
hasil inspeksi yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan
47 - - 38.43 81.77 Cukup
Kriteria 2020
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
Target Tahunan
Realisasi Capaian
Terhadap Target Sasaran Strategis
Rekomendasi hasil pengawasan merupakan suatu rekomendasi yang diberikan oleh BPOM melalui UPT kepada pemangku kepentingan yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap sarana produksi/distribusi obat dan makanan. Rekomendasi hasil inspeksi diberlakukan terhadap sarana produksi, distribusi, saryanfar baik yang Memenuhi Ketentuan maupun Tidak Memenuhi Ketentuan.
Keputusan/Rekomendasi hasil inspeksi dapat berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras atau rekomendasi PSK/pencabutan izin/pencabutan NIE dan atau tindak lanjut kasus yang berupa hasil pemeriksaan sarana (sarana produksi, sarana distribusi, saryanfar), hasil pengujian sampel, hasil pengawasan iklan (kepada media lokal, KPID), hasil pengawasan label, penanganan kasus, pengaduan konsumen.
Pemangku kepentingan yang dimaksud adalah pihak yang berwenang dalam menindaklanjuti hasil pengawasan, antara lain:
pelaku usaha;
lintas sektor (pemerintah daerah, Kementerian/Lembaga, organisasi profesi, maupun institusi lain yang terkait pengawasan Obat dan Makanan)
73
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang 47.00
2020 Capaian thdp target 2020
target realisasi capaian
Gambar 3.22. Perbandingan Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan Tahun 2020 dan Capaian Terhadap Target 2020
Dari hasil perhitungan, capaian indikator persentase keputusan/rekomendasi hasil inspeksi yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan sebesar 81,77% dengan realisasi sebesar 38,43%. Apabila dibandingkan terhadap target tahun 2020 (47%), capaian indikator ini termasuk kategori cukup dan belum mencapai target.
b. Perbandingan antara Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun Sebelumnya
Tabel 3.34. Perbandingan Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan dengan Tahun Sebelumnya
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Volume 2019 Volume 2020
Target 2. Meningkatnya
efektivitas pemeriksaan sarana Obat dan Makanan serta pelayanan publik di wilayah kerja Balai POM di
Pangkalpinang
Dari hasil penilaian indikator persentase keputusan/rekomendasi hasil inspeksi yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan yang dilaksanakan Balai POM di Pangkalpinang
74
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang
tahun 2020 memperoleh capaian sebesar 81,77% dengan realisasi sebesar 38,43%. Indikator ini tidak ada pada tahun sebelumnya sehingga capaian tahun 2020 merupakan baseline untuk awal periode Renstra tahun 2020-2024 dan tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Unit Satu Kluster
Tabel 3.35. Perbandingan Realisasi & Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan Tahun 2020 dengan Balai Se Kluster
Meningkatnya efektivitas pemeriksaan sarana obat dan
makanan serta pelayanan publik di masing masing
wilayah kerja UPT 10
Persentase keputusan/rekomendasi
hasil inspeksi yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan
38.43 81.77 66.23 125.91 50.57 83.45
Sasaran Strategis Capaian
Terhadap Target
Realisasi
Capaian Terhadap
Target Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKSS)
Pangkalpinang Mamuju Sofifi
Realisasi
Capaian Terhadap
Target
Realisasi
Pencapaian persentase keputusan/rekomendasi hasil inspeksi yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan Balai POM di Pangkalpinang tahun 2020 sebesar
81,77
%. Jika dibandingkan dengan Balai POM sekluster yaitu Balai POM di Sofifi (83,45
%) dan Balai POM di Mamuju (125,91
%), capaian Balai POM di Pangkalpinang memiliki nilai yang cukup walaupun bukan yang tertinggi dibandingkan balai sekluster lainnya
.Gambar 3.23. Perbandingan Realisasi & Capaian Persentase Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi yang Ditindaklanjuti oleh Pemangku Kepentingan Tahun 2020 dengan Balai Se Kluster
75
Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang
d. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Kegiatan Penunjang Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Kinerja
Kegagalan capaian indikator ini disebabkan oleh kurangnya kepatuhan pelaku usaha dalam merespon tindak lanjut yang diberikan oleh Balai POM di Pangkalpinang akibat kurangnya pemahaman pelaku usaha akan kewajiban mengirimkan respon tindak lanjut yang telah disampaikan oleh Balai POM di Pangkalpinang.
e. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Sebelumnya (Internal maupun Eksternal) Perlunya meningkatkan komunikasi dengan stakeholder terkait diantaranya dengan mengirimkan surat pemberitahuan kepada stakeholder yang belum merespon tidak lanjut agar segera menindaklanjuti hasil rekomendasi dari Balai POM Pangkalpinang dan di tahun 2021 untuk meningkatkan respon tindak lanjut dari pelaku usaha maka perlu dilakukan monitoring pelaksanaan CAPA (Corrective Action Preventive Action) terhadap rekomendasi yang telah diberikan oleh Balai POM di Pangkalpinang dan perlu meningkatkan pembinaan dan sosialisasi tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan kepada pelaku usaha.
.