• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/KSP Salah satu indikator penilaian kinerja Koperasi yang memiliki usaha

Dalam dokumen 1464597800 RENJA DISKOP UMKM 2017 (Halaman 32-41)

Simpan Pinjam adalah tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi yang bersangkutan. Dalam perkembangannya predikat sehat untuk usaha simpan pinjam koperasi tersebut sangat penting, karena koperasi yang sehat menggambarkan bahwa koperasi tersebut telah memiliki sistem pengelolaan usaha dan manajemen yang baik.

Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam merupakan perbandingan antara jumlah koperasi sehat dengan jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2015 ini persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi ditargetkan sebesar 32% dan terealisasi 40,45% (1.097 unit) atau capaiannya sebesar 126,41%.

Capaian realisasi persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam ini disebabkan karena semakin baiknya pengelolaan usaha simpan pinjam yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Jika dibandingkan dengan persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi terjadi peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2011 sebesar 30,42%, tahun 2012 sebesar 30,48%, tahun 2013 sebesar 30,56%, tahun 2014 sebesar 32,57%, dan tahun 2015 sebesar 40,45%. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja koperasi

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

khususnya Koperasi Simpan Pinjam maupun Usaha Simpan Pinjam semakin membaik.

b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja

Pada sasaran meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi pencapaian indikator kinerja terlihat bahwa indikator persentase koperasi aktif tidak mencapai target sedangkan indikator persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/KSP pencapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan. Faktor penyebab peningkatan/penurunan capaian realisasi adalah :

1. Penyebab penurunan realisasi persentase koperasi aktif ( dari target kinerja sebesar 71,5% terealisasi 69,88% dengan capaian sebesar 97,73%) adalah karena adanya penumbuhan koperasi baru melalui kegiatan penyuluhan bagi kelompok usaha ekonomi produktif untuk membentuk kelembagaan yang berbadan hukum koperasi, sehingga kelompok usaha produktif tersebut melegalkan usahanya berbadan hukum koperasi. Disamping itu masih banyaknya koperasi yang tidak melaksanakan RAT di Kabupaten/Kota seperti Kab. Pasaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Kep. Mentawai.

Persentase koperasi aktif dari tahun 2011-2013 selalu mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2013 koperasi aktif sebanyak 2.641 unit atau sebesar 70.48%, tahun 2012 koperasi aktif sebanyak 2.628 unit atau sebesar 69,36%, dan tahun 2011 koperasi aktif sebanyak 2.482 unit atau sebesar 66,31%. Pada tahun 2014 presentase koperasi aktif mengalami penurunan dimana jumlah koperasi aktif sebanyak 2.628 unit atau sebesar 69,03%. Namun pada tahun 2015 jumlah koperasi aktif ini kembali mengalami peningkatan yaitu jumlah koperasi aktif adalah 2.712 unit. Hal ini disebabkan adanya pembenahan koperasi tidak aktif yang berpotensi untuk dapat diaktifkan kembali melalui kegiatan pendampingan langsung oleh pembina koperasi baik dari propinsi maupun dari Kabupaten/Kota.

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

2. Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi ( dari target 32% terealisasi 40,45% dengan capaiannya sebesar 128,41%) disebabkan :

a) adanya dukungan dana melalui APBN, APBD Kab/Kota/propinsi dalam pelaksanaan pembinaan dan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi.

b) berfungsinya satgas pengawasan usaha simpan pinjam koperasi sesuai dengan Permenkop dan UKM No. 15/Per/M.KUKM/12/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 19/Per/MKUKM/11/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

Sasaran 2 Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP

Sasaran ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja usaha koperasi sektor riil dan koperasi simpan pinjam.

a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Persentase Peningkatan Volume Usaha.

Volume Usaha koperasi adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan. Presentase peningkatan volume usaha dapat dihitung dari jumlah volume usaha tahun 2015 dikurang volume usaha tahun 2014 bagi volume usaha tahun 2014 dikali 100%.

Perbandingan antara target dan realisasi tahun sebelumnya dari Sasaran 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam

Tahun 2011-2015 Sasaran Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 Target Realis asi Capaia n Meningkatnya Kinerja

Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP

Presentase peningkatan volume usaha

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

Berdasarkan tabel diatas pencapaian dari realisasi indikator kinerja mengalami penurunan yaitu sebesar 14,80% dari target sebesar 15% terealisasi sebesar 9,74% atau pencapaian sebesar 64,93% dari volume usaha tahun 2014 sebesar Rp. 4.485,154 milyar naik menjadi Rp. 4.921,881 milyar pada tahun 2015.

b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja

Penurunan capaian realisasi indikator presentase peningkatan volume usaha disebabkan adanya penurunan volume usaha pada beberapa Kabupaten/Kota seperti Kab. Pasaman, Kab. Pasaman Barat, Kab. Solok, Kab. Sijunjung, Kab. Dharmasraya, Kota Sawahlunto, dan Kota Pariaman. Volume usaha koperasi sektor riil turun disebabkan turunnya harga sawi. Disamping itu salah satu penyebab lain turunnya volume usaha, yaitu kegiatan bantuan modal dan sarana usaha bagi koperasi yang tidak bisa dilaksanakan karena adanya kebijakan bantuan hibah kepada masyarakat untuk tahun 2015 tidak bisa direalisasikan ( sesuai evaluasi Kemendagri).

Disamping itu faktor eksternal yang mempengaruhi penurunan volume usaha koperasi adalah :

a) Volume usaha koperasi secara mikro dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti produksi, harga, tempat usaha dan promosi. Peningkatan hasil produk koperasi yang bergerak di sektor ril akan dipengaruhi oleh tingkat persaingan dan harga pasar yang kompetitif. Selain dari tingkat persaingan dan harga juga dipengaruhi oleh tingkat pelayanan dan partisipasi anggota dalam memanfaatkan jasa dan usaha koperasi. Kemampuan Pengurus/pengelola koperasi dalam menetapkan tempat lokasi usaha serta promosi produk juga akan berpengaruh terhadap peningkatan volume usaha.

b) Volume usaha koperasi juga dipengaruhi oleh terbatasnya modal koperasi dalam pengembangan usaha. Salah satu usaha KUD adalah pengencer pupuk bersubsidi. Dalam penyediaan pupuk bersubsidi ini

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

koperasi harus memiliki modal yang cukup untuk mendapatkan pupuk dari PT. Pusri, sedangkan modal dari koperasi tersebut sangat terbatas sehingga koperasi tidak dapat mengembangkan usahanya secara maksimal.

c) Dengan terjadinya inflasi pada tahun 2015 yang berakibat produk pertanian/perkebunan mengalamai penurunan harga, sehingga dengan terjadinya penurunan harga pada produk tersebut berakibat kepada rendahnya pendapatan koperasi.

Sasaran 3 Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan

Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan usaha UMKM sehingga dalam perkembangan UMKM ini lebih terarah dan memiliki legalitas usaha

a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha

Legalitas Usaha merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu usaha dan produk. UMKM seharusnya memiliki legalitas usaha karena banyak sekali manfaat dari legalitas usaha, antara lain : 1) sarana perlindungan hukum; 2) sarana promosi; 3) bukti kepatuhan terhadap aturan hukum;4) mempermudah pengembangan usaha.

Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Legalitas Usaha UMKM Binaan

Tahun 2011-2015

Sasaran Indikator

Kinerja

Realisasi (%) Tahun 2015

2011 2012 2013 2014 Target Realisasi Capai an Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan Presentase UMKM yang memiliki legalitas usaha 10 10 33,33 42,57 28,57 60,44 211,55

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

Pada table diatas dapat dilihat perbandingan target dengan realisasi kinerja tahun 2015 untuk sasaran meningkatkan legalitas usaha UMKM binaan dengan target sebesar 28,57% dapat direalisasikan sebesar 60,44% dengan capaian kinerja sebesar 211,55 %

Pada tahun 2015 realisasi legalitas usaha UMKM sebanyak 303.055 produk/UMKM terdiri dari pendaftaran merek sebanyak 30 produk UMKM, sertifikasi Halal 15 produk UMKM dengan total sebanyak 45 produk UMKM, dan pendaftaran merk dari Kementerian Koperasi Dan UMKM RI sebanyak 150 produk UMKM , dan sertifikasi Halal sebanyak 33 produk UMKM, pemberian izin usaha mikro kecil sebanyak 5.000 IUMK, SIUP sebanyak 117.360 UMKM, TDP sebanyak 123.076 UMKM

Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha selalu mengalami peningkatan dari tahun 2012-2015. Pada tahun 2012 realisasi persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha adalah sebesar 10%, tahun 2013 sebesar 33,33%, tahun 2014 sebesar 42,57%.

b. Analisi Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja

Peningkatan realisasi presentase UMKM yang memiliki legalitas usaha yang cukup signifikan yaitu diatas 100% yaitu dengan capaian sebesar 211,55% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari Kementerian Koperasi dan UKM RI berupa pemberian IUMK.

b) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari SKPD terkait dalam pembinaan dan peningkatan legalitas UMKM.

c) adanya kegiatan dan anggaran untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi tentang legalitas usaha UMKM

d) adanya motivasi lanjutan dari kegiatan koordinasi dan sosialisasi untuk memberikan bantuan pendaftaran merk dan sertifikasi halal bagi produk yang sudah bersaing di pasar.

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengakses permodalan sehingga dalam perkembangan UMKM ini lebih kuat.

a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah Persentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/BUMN. Salah satu kendala utama dalam pengembangan usaha UMKM adalah masalah permodalan. Untuk itu pemerintah berusaha membantu UMKM dalam mengakses permodalan melalui perbankan/ BUMN. Realisasi dari target indikator meningkatnya kemampuan permodalan UMKM

Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Kemampuan Permodalan UMKM

Tahun 2011-2015 Sasaran Indikator Kinerja Realisasi (%) Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 Targe t Realisasi Capai an Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM Presentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/BU MN 5 10 33,92 45,14 9 9,55 106,11

Pada table diatas dapat dilihat perbandingan target dengan realisasi kinerja tahun 2015 , untuk sasaran meningkatnya kemampuan permodalan UMKM dengan target sebesar 9% dapat direalisasikan sebesar 11,44% dengan capaian kinerja sebesar 127,11% .

Pada tahun 2015 realisasi presentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/BUMN sebanyak 57.349 UMKM terdiri dari akses permodalan dari program KUR sebanyak 56.854 UMKM, program PKBL BUMN sebanyak 495 UMKM.

b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja Peningkatan realisasi Presentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/BUMN dengan capaian 127,11% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

a) koordinasi dan sosialisasi yang intensif dengan bank pelaksana KUR dan penyalur PKBL BUMN untuk meningkatkan akses permodalan UMKM.

b) adanya koperasi pendamping KUR yang membantu UMKM dalam mengakses permodalan ke perbankan

Sasaran 5 Meningkatnya pemasaran produk UMKM

Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produk UMKM sehingga produk tersebut dapat bersaing dalam pangsa pasar.

a. Perbandingan antaraTarget dengan Realisasi Kinerja

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah persentase peningkatan UMK yang bermitra. Pada indikator ini pencapaian target dengan realisasi kinerja tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Pemasaran Produk UMKM Tahun 2011-2015

Sasaran Indikator

Kinerja

Realisasi (%) Tahun 2015

2011 2012 2013 2014 Target Realisasi Capai an Meningkatny a pemasaran produk UMKM Presentase peningkatan UMK yang bermitra 5 10 33,92 45,14 40 50,05 125,13

Pada tahun 2015 realisasi Presentase peningkatan UMK yang bermitra yang sebanyak 970 UMK yang terdiri dari UMKM yang bermitra pada partisipasi pameran dan bazar rakyat sebanyak 247 UMKM, UMKM pengrajin yang bermitra sebanyak 135 UMKM, UMKM yang bermitra dengan instansi terkait 318 UMKM

b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja

Peningkatan realisasi Presentase peningkatan UMK yang bermitra sebesar 125,13% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari Kementerian Koperasi dan UKM RI berupa magang bagi UMKM, pendidikan

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

dan latihan dalam meningkatkan daya saing dan kemitraan UMKM

b) adanya dukungan pendidikan dan latihan bagi pelaku UMKM dalam peningkatan daya saing dan manajemen usaha

c) adanya dukungan kegiatan dari BUMN dan SKPD terkait dalam pembinaan dan peningkatan kemitraan UMKM.

2.2. Analisa Kinerja Pelayanan SKPD

Program pembangunan Provinsi Sumatera Barat diantaranya adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang diarahkan pada pemberdayaan rakyat melalui pengembangan usaha produktif dan pada akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Salah satu pola yang sesuai dengan pembangunan yang berorientasi kepada rakyat adalah sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang berorientasi pada peningkatan partisipasi produktif masyarakat dalam penyelenggaraan ekonomi.

Pihak yang paling berperan dalam pengembangan koperasi dan UMKM dalam pembangunan ekonomi di Sumatera Barat adalah Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi di bidang Koperasi dan UMKM serta tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur.

Tugas yang diamanatkan kepada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat memegang peran yang strategis dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Provinsi Sumatera Barat. Hasil pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari pencapaian sasaran yang ditargetkan dengan tolok ukur keberhasilan yang tercermin dalam indikator-indikator makro. Hasil-hasil pembangunan sektor koperasi dan UMKM tercermin dari indikator makro seperti : PDRB, persen pertumbuhan koperasi, persen peningkatan kemitraan, pertumbuhan volume usaha.

Secara umum hasil pelaksanaan kegiatan sektor koperasi dan UMKM dalam 5 tahun terakhir ini terutama dalam Perkembangan Koperasi dan

Renja Tahun 2017

Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat

UMKM adalah menunjukan trend yang meningkat dengan perubahan rata-rata setiap tahunnya 2,95%. Koperasi yang aktif serta koperasi yang melaksanakan RAT mengalami penurunan, kondisi ini antara lain disebabkan kesibukan pengurus, kekurangan seriusan pengurus ataupun kekurangan mampuan pengurus. Perkembangan koperasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

PERKEMBANGAN KOPERASI DI SUMATERA BARAT

Dalam dokumen 1464597800 RENJA DISKOP UMKM 2017 (Halaman 32-41)

Dokumen terkait