• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

BAB II KAJIAN TEORI

B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Kata persepsi berasal dari kata “perception“ yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian ditransfer ke otak.18

Menurut Alisuf Sabri persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia atau individu mengenali millieu hidupnya.19

Adapun menurut Nina Mufmainah persepsi adalah cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem inderawi kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.20

Sedangkan menurut pendapat Lutfi dkk persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.21

17

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, h. 44 18

Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia PUSTAKA UTAMA, 1995), hal. 424

19

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. III, hal. 45

20

Nina Mufmainah, Psikologi Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), Cet. III, h. 71 21

Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2009), Cet. I, h. 25

Dalam kamus Psikologi kata persepsi juga berasal dari kata “perception” yang berarti proses mengetahui atau mengenali objek dalam kejadian objektif dengan bantuan indera.22

Dalam interaksi dengan manusia khususnya dengan lingkungan sosialnya, setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi, memahami dan menafsirkan suatu objek yang dirasakan dan dilihatnya. Persepsi pada setiap individu berasal dari stimulus atau rangsangan yang diterimanya. Maka persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dalam diri setiap orang terhadap stimulus yang diterimanya.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.23

Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi.

Veithzal Riva’i menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya.24 Hal ini berarti persepsi itu didahului oleh proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderaannya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, kemudian individu tersebut mengalami persepsi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemahaman seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain dalam lingkungan yang berupa pendapat dan penelitian dirinya terhadap apa yang diterima dan di tangkapnya selama melakukan kegiatan atau pekerjaan di

22

J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. I, hal. 358

23

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi. I, hal. 138

24

Veithzal Riva’I, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. II, h. 359

lingkungan tersebut. Dengan adanya persepsi maka baik buruknya seseorang atau suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Sedangkan menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan pada satu objek.25

Didalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi ialah penerimaan stimulus melalui alat indera. Sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.26

Sedangkan berkaitan dengan guru, sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, dijelaskan pada pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.27 Dalam hal ini guru sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial tidak terlepas dari persepsi sosial, yaitu proses pemberian nilai atau pemahaman diantara sesama makhluk yang saling berinteraksi secara sosial. Sedangkan menurut Uzer Usman bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan persepsi guru adalah mengenai pandangan atau proses berfikir guru dalam menilai jalannya suatu kegiatan di sekolah yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan tempatnya bekerja, dan memberikan persepsi terhadap kompetensi manajerial kepala sekolah. Melalui persepsi yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja serta sekaligus meningkatkan produktivitas kerja.

25

Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar UmumPsikologi, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1986), Cet. IV, h. 39

26

Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, h. 37 27

Tim Penyusun, Peraturan Pemerintah RI, No. 74 Tahun 2008 Pasal 1, Tentang Guru, (Jakarta : BP. Cipta Jaya), h. 2

Persepsi guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari stimulus yang diterima oleh guru melalui alat-alat inderanya. Dalam hal ini bagaimana guru memberikan tanggapan, penafsiran dan memberikan perhatian dan penilaian tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

2. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Persepsi guru adalah suatu tanggapan yang dimiliki oleh guru melalui alat-alat inderanya untuk memperhatikan dan memberikan penilaian tentang kompetensi manajerial kepala sekolah. Maka, kompetensi manajerial kepala sekolah akan mempengaruhi etos kerja dan kualitas sekolah yang di pimpinnya. Sebagai kepala sekolah berhadapan dengan para guru, kompetensi yang dimiliki sangatlah berpengaruh terhadap penilaian guru. Kompetensi manajerial yang dimiliki dan ditunjukkan kepala sekolah dapat pula diterapkan pada kinerja guru.

Kepala sekolah adalah figur seorang pemimpin. Kepala sekolah juga adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa, watak dan etos kerja para guru, karena mampu menjadi ragi atau mewarnai lingkungan sekolah yang dipimpinnya.

Jabatan kepala sekolah memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas kepala sekolah tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga suatui tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Kepala sekolah memang menempati kedudukan yang terhormat di sekolah dan masyarakat, sebagaimana guru yang mempunyai kewibawaan sehingga masyarakat tidak meragukan figur seorang guru.

Kepala sekolah yang kompeten adalah kepala sekolah yang mampu menciptakan suasana yang kondusif dan bekerja secara profesional di sekolah, sehingga etos kerja guru dan staf pun sangat tinggi.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi manajerial. Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolahnya akan berpengaruh terhadap persepsi guru terhadap dirinya, sehingga apabila kompetensi manajerial kepala sekolah itu baik, maka persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah pun baik.

Jadi, yang dimaksud dengan persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah adalah pandangan, tanggapan atau penilaian guru tentang kemampuan kepala sekolah mengelola sumber daya sekolahnya, khususnya mengelola guru dan staf dalam mendukung jalannya kegiatan sekolah, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan profesionalisme guru dalam bekerja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan nasional akan tercapai secara optimal.

23

Dokumen terkait