• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Persepsi Kemudahan

2. Persepsi Kemudahan

Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut

dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna melalui kemudahan dalam

menggunakan sistem tersebut. Menurut Desmayanti, 2012 dalam Devina, ( 2016:

77) menyatakan pengaruh e-filing dapat dipengaruhi oleh kemudahan dalam

menggunakan sistem e-filing tersebut. Definisi dari persepsi kemudahan adalah

dari bagaimana individu menginterprestasikan bahwa mempelajari dan

menggunakan sistem tersebut merupakan hal yang mudah.

Kemudahan penggunaan dapat dirasakan jika wajib pajak dapat

mengoperasikan e-filing sesuai dengan kebutuhan dalam pelaporan pajaknya,

sangat fleksibel untuk digunakan, Informasi serta tampilan e-filing mudah dibaca

dan dipahami, dan wajib pajak merasa bahwa e-filing bukanlah suatu sistem yang

rumit untuk digunakan. Apabila kemudahan penggunaan tersebut dirasakan oleh

wajib pajak maka besar kemungkinan wajib pajak cenderung akan menggunakan

e-filing dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Menurut Jogiyanto (2008: 115) persepsi kemudahan juga merupakan suatu

kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa

percaya bahwa sisetm informasi mudah digunakan maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem

informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.

Menurut Widjana 2010 dalam Setiyono (2014: 4) menyatakan persepsi

teknologi informasi tidak akan merepotkan atau membutuhkan usaha yang besar

pada saat digunakan.

Dalam Konteks ini kemudahan e-filing akan mudah untuk mempelajari

dan menggunakan sistem tersebut. wajib pajak telah menggunakan e-filing akan

merasakan kemudahan sistem tersebut sehingga dalam menyampaikan SPT lebih

mudah dibandingkan penyampaian secara manual. Dan dapat di simpulkan bahwa

persepsi kemudahan merupakan bagian evaluasi dari persepsi kegunaan yang yang

pada akhirnya akan mempengaruhi untuk menggunakannya.

3. Kepuasan

Menurut Sugiharti dan Dewantara (2015: 6) kepuasan penggunan dapat

didefinisikan sebagai rasa puas wajib pajak dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang

disediakan sistem e-filing seperti kualitas dari sistem e-filing dan kualitas

informasi yang dihasilkan oleh sistem e-filing. Rasa puas wajib pajak

mengindikasikan bahwa sistem e-filing berhasil memenuhi kebutuhan wajib

pajak. kepuasan wajib pajak juga timbul dari adanya manfaat yang dihasilkan

e-filing diantaranya dapat menghemat waktu dan biaya.

Menurut Noviandini (2012: 21) menyatakan bahwa kepuasan penggunaan

mempengaruhi tingkat penggunaan e-filing. Semakin tinggi tingkat kepuasan

pengguna e-filing, maka wajib pajak akan semakin sering pula menggunakan

e-filing.

Kepuasan pengguna adalah hal-hal yang meliputi penilaian mencakup

penilaian pemakai sistem ketika menggunakan sistem informasi tersebut nantinya

27

perasaan senang dalam menerima sistem informasi dari keseluruan manfaat yang

diharapkan seseorang dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan

sistem informasi (Dewi dan Dwirandra, 2013: 202)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepuasan yang

diterima oleh pengguna e-filing maka akan mendorong orang tersebut

menggunakan e-filing. Begitu juga apabila tidak adanya kepuasan yang diterima

oleh pengguna e-filing maka orang tersebut tidak akan menggunakan e-filing.

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk melakukan penelitian, tidak terlepas dari penelitian sebelumnya

dengan tujuan untuk memperkuat hasil penelitian yang sedang dilakukan dan

membandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Ada beberapa

penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini diantaranya sebagai

berikut:

Tabel 2.1.

Hasil Penelitian Yang Relevan

NO Variabel Penelitian, Metode, dan Sampel Hasil Penelitian 1 Variabel Independen: Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan Kecepatan

Keamanan dan Kerahasiaan serta

Kesiapan Teknologi Informasi

Variabel Dependen: Penggunaan E-filing Devina (2016), Metode Survai, Sampel 110 wajib pajak orang pribadi (karyawan) Terdapat pengaruh Persepsi kegunaan, Perespsi kemudahan terhadap penggunaan E-filing Sedangkan Kecepatan, Keamanan dan Kerahasiaan serta Kesiapan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan E-filing

No Variabel Penelitian, Metode, dan Sampel Hasil Penelitian 2 Variabel Independen: Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan

Keamanan dan Kerahasiaan Kecepatan Variabel Dependen: Intensitas Perilaku Penggunaan E-filing Wahyuni (2015) Metode survei, Sampel 98 responden wajib pajak orang pribadi Terdapat pengaruh Persepsi kemudahan, keamanan/ kerahasiaan dan kecepatan terhadap Intensitas perilaku penggunaan E-filing Sedangkan Persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap Intensitas perilaku penggunan E-filing 3 Variabel Independen: Persepsi Kemudahan Penggunan Persepsi Kegunaan Persepsi Pengalaman Variabel Dependen:

Minat penggunaan E-filing

Delima dan Ernawati (2016), Metode Survei, Sampel 72 wajib pajak orang pribadi Terdapat pengaruh Persepsi kemudahan penggunaan, Persepsi kegunaan, Persepsi pengalaman terhadap Minat penggunaan E-filing 4 Variabel Independen: Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan Sikap Variabel Dependen: Laihad (2013) Metode survei, Sampel 50 Terdapat pengaruh Persepsi kegunaan dan Persepsi kemudahan terhadap Penggunaan

E-filing sedangkan

Perilaku Penggunaan E-filing orang Sikap tidak

berpengaruh terhadap Penggunaan E-filing 5 Variabel Independen: Persepsi Kebermanfaatan Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepuasan Variabel Dependen: Penggunaan E-filing Noviandini (2012) Metode survei, Sampel 99 Perusahaan Terdapat pengaruh Persepsi kebermanfaatan, Persepsi kemudahan penggunaan dan Kepuasan terhadap Penggunaan E-filing 6 Variabel Independen:

Analisis Efektivitas dan Kelayakan Sistem Variabel Dependen: Sugiharti, Suhadak dan Dewantara Terdapat pengaruh Analisis efektivitas dan

Kelayakan sistem terhadap Penggunaan

29 No Variabel Penelitian, Metode, dan Sampel Hasil Penelitian Penggunaan E-filing (2015) Metode survei Sampel 92 Responden E-filing 7 Variabel Independen: Persepsi Kebermanfaatan Kemudahan Pengguna Kepuasan Pengguna

Keamanan dan Kerahasiaan Serta kenyamanan Variabel Dependen: Penggunaan E-filing Wulandari, Pratomo dan Irwanto (2016) Metode Survei Sample 100 Responden Terdapat pengaruh Persepsi kebermanfaatan, Kepuasan pengguna, terhadap penggunaan E-filing Sedangkan Persepai Kemudahan pengguna, Keamanan dan Kerahasiaan, serta Kenyamanan tidak berpengaruh terhadap penggunaan E-filing

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah

penting. Faktor faktor tersebut adalah kegunaan, kemudahan dan kepuasan

terhadap penggunaan e-filing.

Penelitian ini menguji pengaruh persepsi kegunaan (X1), persepsi

kemudahan (X2) dan kepuasan (X3) terhadap penggunaan E-filing (Y).

berdasarkan teori diatas gambaran menyeluruh dalam penelitian ini yang

menyangkut tentang pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kebermanfaatan dan

kepuasan terhadap penggunaan e-filing dapat disederhanakan dalam kerangka

berfikir sebagai berikut : Lanjutan tabel 2.1

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap yang dikemukakan

dalam perumusan masalaah dan masih harus dibuktikan kebenaranya lewat

pengumpulannya dan penganalisaan data penelitian (Suharsini, 2006:72). Adapun

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

2.4.1. Pengaruh Persepsi Kegunaan Terhadap Penggunaan E-filing

Menurut Wahyuni,2015 dalam Devina ( 2016: 79) persepsi kegunaan

seseorang akan merasa terbiasa terlebih dahulu dan menikmati menggunakan

e-filing baru mereka akan dapat merasakan kegunaan dari e-filing. Dengan

demikian dapat disimpulkan, jika persepsi kegunaan seseorang wajib pajak orang

pribadi terhadap sistem e-filing semakin kuat, maka wajib pajak akan bersedia

menggunakan fasilitas e-filing dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.

Persepsi kegunaan bagi penggunanya berkaitan dengan produktifitas dan

efektivitas sistem tersebut dari kegunaan dalam tugas secara menyeluruh. Oleh Persepsi kegunaan

Persepsi kemudahan

Kepuasan

31

karena itu, kegunaan suatu sistem harus terus menerus ditingkatkan oleh DJP

karena hal tersebut akan meningkatkan penggun e-filing, serta mengajak wajib

pajak lain yang belum menggunakan e-filing untuk menggunakan e-filing.

Dalam konteks ini persepsi kegunaan sistem e-filing sebagai pandangan

subjektif dari wajib pajak mengenai kegunaan yang diperoleh wajib pajak dalam

menggunakan sistem e-filing. Ketika wajib pajak telah menggunakan sistem

e-filing, maka wajib pajak telah merasakan kegunaan dari sistem e-filing tersebut.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semakin wajib pajak

tinggi kegunaanya oleh pengguna e-filing maka akan mendorong orang tersebut

dalam menggunakan e-filing. Begitu juga apabila semakin tidak adanya atau

rendah kegunaan yang diterima oleh pengguna e-filing maka orang tersebut tidak

akan menggunakan e-filing.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devina

(2016), Delima dan Ernawati (2016), Laihad (2013) menyatakan hasil bahwa

persepsi kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing. Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2015) menunjukkan hasil yang berbeda

yaitu persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan

e-filing. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

2.4.2. Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Penggunaan E-filing

Menurut Wahyuni, 2015 dalam Devina (2016: 79) persepsi kemudahan

pengguna dapat mempengaruhi penggunaan sistem e-filing. Suatu sistem dapat

dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan

pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut. Jika pengguna

menginterpretasikan bahwa sistem e-filing mudah digunakan maka pengguna

sistem dapat tercapai. Jika penggunaan sistem memiliki kemampuan untuk

mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) maka penggunan sistem berpotensi

dilakukan secara terus menerus. Sebaliknya, ketika seseorang menilai dan

meyakin bahwa suatu sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak

akan menggunakannya.

Dengan demikian kemudahan pengguna akan mempengaruhi penggunaan

menginterprestasikan bahwa sistem e-filing mudah digunakan maka penggunaan

sistem akan tercapai.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devina

(2016), Noviandini (2012), Laihad (2013), Wahyuni (2016), Delima dan Ernawati

(2016) menyatakan hasil bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap

penggunaan e-filing. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

33

2.4.3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Penggunaan E-filing

Menurut Noviandini (2012: 20-21) terdapat pengaruh positif dan

segnifikan variabel Kepuasan Pengguna dengan variabel Penggunaan e-filing. Hal

ini berarti kepuasan pengguna mempengaruhi tingkat Penggunaan e-filing.

Semakin tinggi tingkat Kepuasan Pengguna, maka wajib pajak akan semakin

sering pula menggunakan e-filing.

Kelayakan sistem merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan

terhadap kepuasan wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

sistem e-filing layak sebagai sarana pelaporan pajak sehinggan menimbulkan

kepuasan yang dirasakan oleh wajib orang pribadi dalam melaporkan pajak

terhutang (Sugiharti, Suhadak dan Dewantara, 2015: 10)

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviandini

(2012) dan Sugiharti, Suhadak dan Dewantara (2015) menyatakan hasil bahwa

persepsi kepuasan sangat berpengaruh terhadap penggunaan e-filing. Berdasarkan

uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan

penelitian. Waktu yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini

dari mulai penyusunan usulan penelitian sampai dengan terlaksananya laporan

penelitian dimulai dari bulan Oktober 2017 sampai selesai.

Wilayah penelitian ini adalah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Surakarta yang beralamat Jl. Pandawa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif

melalui perhitungan yang berasal dari semple orang-orang atau penduduk yang

dimintai menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan

frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Menurut Sugiyono (2012: 7) metode

kuantitatif sebagai metode ilmiyah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

35

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau benda yang

memiliki karakteristik tertentu dan dijadikan sebagai objek penelitian (Suryani

dan Hendriyadi, 2015: 190). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai

Negeri Sipil di lingkungan IAIN Surakarta. Berdasarkan jumlah Pegawai Negeri

Sipil pada bulan Juli Tahun 2018 di Institut Agama Islam Negeri Surakarta (IAIN)

sebanyak 282 yang terdiri dari dosen dan karyawan.

3.3.2. Sampel

Karena tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi maka dalam

penelitian ini membentuk perwakilan populasi yang disebut sample. Sampel

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu , kesimpulanya akan dapat diberlakukan dari populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili). (Sugiyono 2014: 81).

Menurut Sugiyono (2009:133) cara menentukan sampel dalam penelitian

ini adalah:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai 500

2. Apabila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel tiap

3. Apabila dalam penelitian menggunakan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi berganda), oleh karena itu jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian ekspermin yang sederhana, harus menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, oleh karena itu jumlah

anggota sampel masing-masing antara 10 sampai 20 orang.

Sampel pada penelitian ini sebanyak 75 responden Pegawai Negeri Sipil di

IAIN Surakarta yang terlebih dahulu dilakukan perhitungan dengan menggunakan

rumus Slovin.

Perhitungan sampel dari populasi yang berdistribusi normal dengan

menggunakan rumus Solvin sebagai berikut :

n = N = 282 = 282 = 73,82 = 75 (dibulatkan)

N.e2 +1 282.(0,1)2+1 2,82 +1

Keterangannya :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah populasi

e2: Batas ketelitian adalah prosentase kelonggaran ketidaktelitian pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir maksimal dengan kelonggaran sebesar 10 %

Alasan mengapa peneliti menggunakan rumus diatas adalah karena

peneliti menganggap populasi yang dituju terlalu besar dan dengan jumlah yang

37

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (sampling) merupakan cara peneliti

mengambil sampel dari populasi yang tersedia. Dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampel adalah Probability sampling dengan menggunakan metode

Rondom sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap ungsur (anggota) populasi yang

dipilih menjadi anggota, Dengan menggunakan metode Rondom sampling

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu

(Sugiyono, 2014:82).

Dengan menggunakan metode Random sampling merupakan suatu tipe

sempling probabilitas dimana peneliti dalam memilih sempel memberi

kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai

anggota sampel.

3.4. Data dan Sumber Data 3.4.1. Data

Data dalam penelitian adalah data primer berupa informasi tentang

e-filing. Data primer sumber data dari penelitian ini diperoleh dengan

membagikan koesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada responden untuk

3.4.2. Sumber Data

Adapun sumber data diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang

dibagikan kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Institut Agama Islam

Negeri Surakarta.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Cara mengumpulkan

dara penelitian ini adalah menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner atau

angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

respons atas daftar pertanyaan tersebut (Noor, 2011: 138).

Dalam penelitian ini memakai cara sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sanusi (2013:111) metode observasi yaitu cara pengumpulan data

melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian

yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan

individu-individu yang diteliti.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner menurut suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyan kepada responden dengan harapan

memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan ini bersifat

39

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti,

sehingga akan diperoleh data yang diinginkan data yang lengkap,sah. (Basrowi

Suwandi, 2006: 158)

3.6. Variabel Penelitian

Menurut Suryani dan Hendyadi (2015: 90) variabel penelitian adalah suatu

konsep atau konstruk yang akan dipelajari dan diambil kesimpulannya dari

kegiatan penelitian. Variabel dapat bervariasi serta memliliki lebih dari satu nilai.

Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:

1. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel dependen dinamakan pula sebagai variabel

yang diduga sebagai akibat (Indriantoro dan Supomo, 2014: 63). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Penggunaan E-filing (Y).

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel bebas merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain. variabel independen dinamakan pula dengan

variabel yang diduga sebagai sebab (Indriantoro dan Supomo, 2014: 63). Variabel

Penelitian bebas dalam penelitian ini adalah Persepsi Kegunaan, Persepsi

3.7. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menunjukkan

bagaimana suatu variabel diukur atau prosedur yang dilakukan dalam penelitian.

Diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel

yang dimaksut. Berdasarakan teori dan indikator setiap variabel dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator No

Soal Penggunaan

E-filing

Suatu penerapan dalam penggunaan program (Laihad, 2013: 44-51) Mudah digunakan Kelanjutan menggunaka sistem Menyederhanaka n proses (Laihad,2013: 44-51) 1 2 3 Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan adalah suatu ukuran dimana penggunaan suatu

teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi penggunaanya. (Devina, 2016: 77). Meningkatkan performa Meningkatkan efektivitas Menyederhanaka n proses Meningkatkan Produktivitas ( Devina, 2016: 79) 1 2 3 4 Persepsi Kemudahan Persepsi kemudahan adalah individu mempelajari dan menggunakan sistem tersebut merupakan hal yang mudah dipahami (Devina,2016: 77) Mudah dipelajari Jelas dipahami Mudah beradaptasi Mudah terampil ( Devina,2016: 79) 1 2 3 4 Tabel berlanjut…

41

Variabel Definisi Indikator No

Soal Kepuasan Kepuasan adalah rasa puas

dalam penggunaan sistem

E-filing memenuhi

kebutuhan Wajib Pajak kepuasan timbul dari adanya manfaat yang dihasilkan E-filing diantaranya dapat menghemat waktu dan biaya (Menurut Sugiharti, Suhadak dan Dewantara 2015: 6). Efisiensi sistem Keefektifan sistem Kepuasan Kebanggaan menggunakan sistem (Wulandari, Pratomo dan Irwanto 2016: 371) 1 2 3 4

3.8. Teknik Analisis Data

Agar suatu data yang diperoleh bermanfaat, oleh karena itu harus diolah

dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah menginterprestasikan

dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul.

3.8.1. Uji Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Semua

fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner atau angket yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono 2009:199). Kuesioner yang digunakan

berbentuk “check list” dimana responden membubuhkan tanda (√) pada kolom yang sesuai.

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015: 131) bentuk awal skala likert

dalah lima pilihan jawaban dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju yang

merupakan jawaban seseorang atau sekelompok orang atas suatu kejadian atau

pertanyaan yang diberikan dalam instrumen/kuesioner. Pilihan jawaban yang bisa

dipilih oleh responden dalam penelitian ini adalah:

1. Sangat tidak setuju dengan sekor 1

2. Tidak setuju dengan skor 2

3. Kurang setuju dengan skor 3

4. Setuju dengan skor 4

5. Sangat setuju dengan skor 5

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner mampu

untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk

degree of freedom (df)=n=2, n adalah jumlah sampel. Apavila r hitung > r tabel

maka pernyataan valid (Ghozali,2013:52-53).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunkaan untuk mengukur kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel apabila

jawaban terhadap pernyataan yaitu konsisten atau handal. Pengujian dalam

43

instrumen variabel. Apabila Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7 maka reliabel

(Ghozali,2013:47-48)

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:

160). Regresi yang baik ialah yang memiliki distribusi data normal. Untuk

mengetahui hasil uji normalitas data, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika pada uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka data terdistribusi

normal dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka data

tersebut terdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adannya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi antar varabel independen (Ghozali,

2013:105). Ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Untuk mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas pada suatu model

dapat dilakukan dengan menggunakanuji Glejser. Pada uji Glejser, indikasi

terjadinya heteroskedastisitas pada model apabila variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel depeneden. Apabila probabilitas signifikan

diatas tingkat kepercayaan 5%, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:143).

3.8.3 Uji Ketepatan Model 1. Uji-F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

yang akan dimasukkan dalam model secara simultan mempunyai pengaruh pada

variabel dependen. Nilai F dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%. Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen,

sedangkan jika probabilitas (sig t) <α (0,05) maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen

45

2. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) pada intinnya untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel

dependen amat terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013: 97).

3.8.4. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda, karena dalam analisis regresi selain

Dokumen terkait