• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

VI.2. Saran

 Masyarakat sebaiknya lebih proaktif dalam menyingkapi berbagai fenomena yang mungkin terjadi akibat adanya kehadiran rental PlayStation yang ada di lingkungan sekitarnya.

 Kepada pemilik rental agar kiranya dapat mengawasi dan melarang segala bentuk perjudian yang bermodus PlayStation agar tercipta kondisi yang kondusif, supaya rental PlayStation hanya sebagai hiburan.

 Kepada orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-nak mereka di dalam melakukan suatu permainan ataupun pekerjaan agar anak-anak tidak terjerumus apada suatu tindakan yang dapat merusak masa depan mereka.

 Hendaknya pemerintah Kota Medan melalui instansi dan dinas-dinasnya lebih tanggap terhadap pertumbuhandan pembangunan di Kota Medan Khususnya di dalam bidang usaha hiburan khususnya usaha rental PlayStation.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1. Persepsi

Di dalam kehidupan bahwa setiap manusia tidak dapat lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak manusia dilahirkan, pada hakekatnya secara langsung telah berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula manusia secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan stimulus.

Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap suatu objek yang ada disekitar manusia pada dasarnya berbeda antara satu dengan yang lain karena sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuannya dan pemahamannya. Bertambah tinggi pengetahuan dan pemahan seseorang terhadap objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek, begitu pula sebaliknya (Hall, 1993:125).

Persepsi secara etimologi diartikan sebagai pandangan terhadap suatu objek tertentu (Purwodarminta,1984:24). Persepsi juga bisa diartikan sebagai proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi.

Agar lebih jelas, dibawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai persepsi yang dikemukan beberapa ahli, seperti :

1. Le Boueuf (1992 : 48), yang menyatakan bahwa persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar dengan dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa lalu, keadaan, serta psikologi yang benar-benar sama.bagi setiap orang, apa yang dipersepsikan itulah kenyataannya.

2. Kimbal Young, persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, mengidentifikasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial (Walgito, 1986 : 89). Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterprestasikan objek yang dirasakan tersebut.

3. William James (Adi, 1994 :55) yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita proses dari lingkungan yang diserapkan oleh indra kita serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memori) kita dan kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami tentang lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Sementara itu yang dimaksud dengan proses kognitif adalah proses atau kegiatan mental yang disadari seperti berfikir, mengetahui,

pengharapan yang kesemuanya merupakan faktor penentu atau yang mempengaruhi prilaku.

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor ini yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interprestasi yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.

Pertama : Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia diperngaruhi oleh karakteristik, minat, pengalaman, dan harapan.

Kedua : Sasaran persepsi tadi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan,suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persesi turut menentukan cara pandang orang melihatnya.

Ketiga : Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu tibul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan fakta yang turut berperan dalamn pertumbuhan persepsi seseorang (Siagian,1989:101)

Sejalan dengan ini, Kasali (1994:23) mengemukakan faktor-faktor yang juga menentukan persepsi yaitu :

a. Latar Belakang Budaya b. Pengalaman Masa Lalu c. Nilai – nilai Yang Dianut

d. Berita-berita yang berkembang

Menurut Rukminto, di dalam membicarakan persepsi maka ada beberapa hal yang penting yaitu :

1. Impression Formation

Proses dimana informasi tentang orang lain diubah menjadi pengetahuan/ pemikiran yang relatif menetap orang tersebut.

Sedangkan Impression Formation ini terbentuk melalui :

a. Pengkategorian (Klasifikasi) berdasarkan teori kepribadian yang implisit (Implicit personality Theory)

b. Mempertimbangkan /kombinasi segi positif dan negatif. c. Praduga (streotip)

2. Attribution

Morgan King, Weisz dan Schopler melihat bahwa Attribution dan

inferences terjadi karena manusia tidak mempunyai akses untuk mengetahui pikiran, motif maupun perasaan seseorang. Dengan membuat atribusi berdasarkan perilaku tertentu yang dilakukan seseorang, kita dapat meningkatkan kemampuan kita yang akan dilakukan orang tertentu pada saat yang lain.

3. Social Relationship.

Kehadiran orang lain mempengaruhi tingkah laku. Bentuk tingkah laku dapat terbentuk karena :

a. Imitasi (peniruan)

c. Kepatuhan (banyak diterapkan dalam militer, dengan tingkat sanksi yang berat.

d. Perhatian yaitu suatu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas ditentukan kapada sesuatu atau sekelompok objek.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa apa yang diterima seseorang itu dari panca inderanya merupakan satu faktor yang berperan dalam persepsi. Adapun beberapa faktor tersebut antara lain :

1. Objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar manusia yang dipersepsikan, tetapi juga dapat datang dari luar manusia yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar manusia.

2. Alat indera, syaraf dan pusat susuna syaraf.

Alat indera atau Reseptor merupakan alat untukmenerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagi suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas manusia yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. (Walgito, 1990:70-71)

Sedangkan proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus menegani alat indera atau reseptor. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan kesyaraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga manusia menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba. (dirasakan). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari persepsi adalah manusia menyadari tentang apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba ( dirasakan), yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya.

II.2. Persepsi Masyarakat Terhadap Rental PlayStation

Persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental PlayStation ini adalah suatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, menginterprestasikan dan memahami suatu objek tertentu, dimana seseorang atau sekelompok orang merasakan kehadiran objek tersebut, dalam hal ini adalah merasakan, menginterprestasikan dan memahami keberadan tempat rental Play Station di daerahnya.

Menurut J.L Gillin dan J.P Gilllin masyrakat diartikan sebagai kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan menurut Auguste Comte, masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok manusia, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat adalah wadah hidup bersama dari individu-individu yang mempunyai kebiasaan, tradisi dan sikap yang terjalin dan terikat dalam hubungan interaksi dan interaksi sosial. Secara ringkas, kumpulan individu baru dapat disebut sebagai masyarakat jika telah memenuhi empat syarat utama yaitu :

4. Dalam kumpulan manusia harus ada ikatan perasaan dan kepentingan. 5. Mempunyai tempat tinggalatas daerah yang sama atau mempunyai

kesatuan ciri kelompok tertentu

6. hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama

7. Dalam kehidupan bersama itu terdapat aturan-aturan atau hukum yang mengatur prilaku meraka dalam mencapai tujuan dan kepentingan bersama.

Dengan demikian, berarti masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia sesama tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional

antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran atau keberadaannya di tengah-tengah individu lainnya. Sistem pergaulan didasarkan atas kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang bersangkutan.

Antara pembangunan dan lingkungan hidup terjalin hubungan yang saling isi mengisi. Pembangunan tergantung kepada lingkungan dan lingkungan tergantung pada pembangunan. Oleh karena itu Prof. Dr. Otto Soemarwoto menyatakan bahwa pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologis yang disebut ekosistem. (Soemarwoto, 1992:102-103).

Masyarakat dan pembangunan saling berkaitan. Pembangunan dalam pengertian umum sering dinyatakan sebagai usaha untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan kepada norma – norma tertentu. Perubahan-perubahan yang direncanakan dengan pendayagunaan potensi alam, manusia dan sosial budaya inilah yang disebut dengan pembangunan. T.R Batten dalam bukunya Communities and Their Development memberikan batasan pengertian pembangunan suatu proses dimana orang atau masyarakat mulai mendiskusikan dan menentukan kegiatan mereka kemudia merencanakan dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi keinginan tersebut. (Brattha, 1991:67).

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana persepsi seseorang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan

mendekati, mengharapkan suatu objek muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek (Adi,1994:178-179).

Apabila dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap pembangunan yang memberikan suatu pra pemahaman, penerimaan maupun rasa suka masyarakat akan pembanguanan menjadi positif apabila mereka menilai usaha-usaha pembangunan tersebut positif. Disamping itu partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan yang dipelopori pemerintah akan lebih efektif apabila tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Kesemua hal ini pada akhirnya akan menimbulkan persepsi positif masyarakat terhadap pembangunan. Besarnya partisipasi masyarakat pada pembangunan dapat dilihat melalui persepsi masyarakatterhadap objek pembangunan tersebut.

Dalam hal ini rental PlayStation merupakan salah satu wujud dari pembangunan khususnya pembangunan dibidang elektronik. Keberadaan rental PlayStation menimbulkan berbagai macam persepsi dikalangan masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa usaha rental PlayStation merupakan suatu bentuk hiburan yang sedang populer saat ini. Namun ada juga yang bersanggapan bahwa rental PlayStation kerap dijadikan sebagai sarana tempat perjudian dimana melibatkan kebanyakan anak-anak remaja dan dewasa yang terlibat didalamnya.adapun persepsi yang timbul dalam mayarakat terhadap keberadaan rental PlayStation yaitu :

1. Berkolerasi dengan kriminalitas seperti terjadinya perkelahian akibat dari perjudian tersebut

2. Menimbulkan kelalaian dalam waktu seperti terjadinya bolos sekolah meninggalkan pekerjaan rumah dan lain-lain

3. Pemborosan uang dan buang uang sia-sia dan akbat dari hal tersebut ada dijumpai seorang mengambil atau mencuri uang orang tuanya dikarenakan untuk bermain permainan tersebut.

II.3. Usaha Rental PlayStation

suatu sarana hiburan yang menyediakan fasilitas permainan tiga dimensi yaitu Game animasi yang mana menyewakan mesin game kepada penyewa dengan durasi perjam

PlayStation (bahasa Jepang : Pureisutēshon) adalah konsol permainan grafis dari era 32-bit dan merupakan generasi kelima keluaran Sony. Pertama kali diproduksi oleh Sony sekitar tahun 1990. PlayStation diluncurkan perdana di Jepang pada 3 Desember 1994, di Amerika Serikat 9 September 1995 dan Eropa 29 September 1995. PlayStation menjadi sangat terkenal sehingga membentuk "Generasi PlayStation". Dari sekian banyak game PlayStation, beberapa yang terkenal adalah: Tomb Raider, Final Fantasy, Resident Evil, Tekken, Winning Eleven, Ridge Racer, wipEout, Gran Turismo, Crash Bandicoot, Spyro, dan seri Metal Gear Solid. Pada 18 Mei 2004, Sony telah memproduksi 100 juta PlayStation dan PSOne ke seluruh dunia. Pada Maret 2004, sebanyak 7.300 judul permainan telah tersedia dengan jumlah akumulasi 949 juta. ( http://id.wikipedia.org/wiki/PlayStation)

II.4. Kerangka Pemikiran

bisnis PlayStation di Kota Medan ini tentunya disebabkan karena alasan ekonomi. Maksudnya diberdirikan untuk tujuan mencari keuntungan di samping memberikan pelayanan hiburan kepada anak-anak, remaja dan dewasa dan terkadang juga orang tua yang saat ini membutuhkan suatu hiburan untuk mengisi kekosongan waktu.

Dikarenakan semakin merebaknya dan banyaknya tempat-tempat rental PlayStation terkadang terjadi suatu tindak kriminal seperti perjudian yang disebabkan kurang puasnya pemain apabila suatu permainan itu tidak dilakukan dengan pertaruhan atau perebutan suatu hadiah bila memenangkan suatu pertandingan. Disini rental PlayStation dijadikan wadah sebagai tempat sarana perjudian tersebut. Selain itu rental PlayStation juga bisa melalaikan waktu seseorang dimana khususnya anak-anak yang rela atau mau bolos dari sekolah hanya untuk bermain PlayStation dengan kata lain mengakibatkan seseorang kecanduan. Oleh sebab itu peneliti ingin menggali lebih lanjut bagaimana sebenarnya Persepsi Masyarakat Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan terhadap kehadiran rental PlayStation di daerahnya. Adapun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Dampak Permainan Keberadaan rental playstation Playstation di Kelurahan Helvetia Tengah

kota Medan

+ Menghilangkan stress a. Pengetahuan masyarakat terhadap + Menambah kecerdasan berpikir rental playstation

- Kecanduan b. Pemahaman tentang kegiatan yang - Kurang disiplin dilakukan didalamnya

- Tindak Kriminal c. Pengetahuan terhadap bentuk - Tindak asosial pelayanan yang diberikan

Persepsi masyarakat

Kelurahan Helvetia Tengah

Kota Medan

II.5. Definisi Konsep Dan Definisi Operational II.5.1. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah perumusan masalah yang akan diteliti (Bungin, 2001:140)sedangkan menurut Amrin ( 2001 : 6 ) konsep merupakan unsur terpenting dalam penelitian yang merupakan suatu definisi, suatu abstraksi mengenai suatu gejala atau realita, atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. Yang dimaksud dengan persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental PlayStation di Kelurahan Helvetia Tengah yaitu sesuatu pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rental PlayStation tersebut

Maka yang menjadi batasan konsep dari penelitian adalah :

1. Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, menginterprestasikan dan memahami suatu ojek tertentu dimana seseorang atau sekelompok orang tela merasakan kehadiran objek tersebut

2. Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal dalam suatu wilayah yang mempunyai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan masyarakat disini ialah kepala keluarga

3. Rental PlayStation adalah suatu sarana hiburan yang menyediakan fasilitas permainan tiga dimensi yaitu game animasi yang mana menyewakan mesin game kepada penyewa dengan durasi perjam.

II.5.2. Definisi Operational

Definisi operasional adalah unsur yang memberikan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun,1989:49) bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan untuk bertujuan menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain :

Dalam penelitian ini, definisi operational adalah :

Persepsi masyarakat terhadap kehadiran usaha rental PlayStation (PS) dapat diukur dari :

1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai usaha rental PlayStation yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk apa usaha rental PlayStation tersebut di bangun dan didirikan. Semakin baik pemahaman masyarakat terhadap kehadiran tempat usaha rental playstation maka bertambah positif persepsi yang diberikan masyarakat, dengan indikatornya :

a. Pengetahuan masyarakat terhadap usaha rental PlayStation.

2. Pemanfaatan masyarakat terhadap kehadiran tempat usaha rental PlayStation yaitu frekuensi masyarakat yang memanfaatkan kehadiran usaha rental tersebut yang ada di lingkungannya, dengan indikatornya : a. Manfaat kehadiran tempat usaha Rental PlayStation.

3. Tanggapan masyarakat terhadap keberadaan tempat usaha rental PlayStation yaitu yang diawali dari penilaian menyenangi atau

penolakan, suka atau tidak suka, mengharapkan atau menghindari dari lingkungannya dengan indikator :

a. Sikap masyarakat terhadap keberadaan usaha rental PlayStation.

b. Sikap masyarakat terhadap pembangunan usaha rental PlayStation.

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan teknologi dewasa ini telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, tidak ketinggalan juga merambah dunia anak dan remaja, dengan munculnya sarana teknologi interaktif, video games, PlayStation atau internet. Disadari atau tidak sesungguhnya itu telah mengubah suasana rumah, kelas maupun ruang bermain. Permainan yang bersifat interaktif dan kelompok, akan tergantikan dengan permainan yang bersifat soliter.

Games, sejenis program permainan yang paling disukai anak-anak di seluruh dunia. Kelahirannya seiring dengan kemunculan teknologi komputer dan media massa. Kehadiran media massa khususnya elektronik, berbagai peralatan mainan sejenis, seperti ; CD, DVD, PlayStation (baca PS) serta terwujudnya dunia maya (internet) menjadi pokok permasalahan tersendiri bagi para orang tua. Apalagi dengan kondisi dunia yang harus menjadikan manusia saling mengejar urusan dunia, kesibukan telah merongrong waktu para orang tua yang seharusnya lebih banyak waktu untuk mendampingi mereka bermain dan berinteraksi di rumah.

Berbagai studi telah mengidentifikasi masalah dan persoalan yang muncul sebagai akibat keterlibatan dalam pemanfaatan video games, komputer games, televisi dan dunia maya antara lain adalah dapat menjadi addiction

Pengguna games, komputer dan PS yang kelewat batas akan menimbulkan dampak negatif bagi si anak antara lain; mendorong anak untuk asosial, enggan bergaul dengan sekeliling, malas belajar, kurang konsentrasi, pemicu tindakan kekerasan (agresif), berkurangnya perasaan ingin menolong sesama serta pemicu tindakan kriminal (mencuri, perjudian). ( http://studia online.com/index.php?optio n=com_content&task=view&id=43&Itemid=4).

Ada sebuah kebiasaan dan kecanduan baru yang efeknya orang jadi mengabaikan teman, keluarga, bahkan lupa makan, lupa mandi. Tapi kebiasaan ini tidak terkait alkohol atau narkotika. Ini adalah dampak kecanduan bermain PlayStation. Para pakar psikologi Amerika, secara resmi menyatakan kekhawatiran mereka terhadap efek yang ditimbulkan dari kebiasaan sejumlah orang yang sangat gemar bermain PlayStation. Mereka menganggap penyakit yang ditimbulkan akibat kecanduan PlayStation harus segera diatasi karena bisa mengakibatkan penyakit kejiwaan yang cukup parah. Para pakar medis itu mengatakan, ‘cukup’ untuk permainan PlayStation karena permainan itu sudah menjadi candu layaknya seseorang terikat dengan narkoba. Penyakit ketergantungan dan kecanduan berat seperti itu menurut mereka akan menjadi pintu berbagai penyakit jiwa yang lainnya. Dalam laporan yang diajukan American Medical Association-Forum Kedokteran AS yang menghimpun lebih dari 250 ribu dokter disampaikan agar para dokter melakukan tekanan terhadap para penentu kebijakan bisnis untuk mulai menahan peredaran PlayStation. Mereka juga menyebutkan, agar para orang tua berperan aktif mengatur jadwal anak-anak mereka yang gemar bermain PlayStation, tidak lebih dari dua jam

dalam satu hari. (http://gammafunky.wordpress.com/2007/06/25/asosiasi-dokter-amerika-resah-akan-dampak-playstation)

DR. Martin Wasserman, seorang pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa pernyataan ini sangat masuk akal. Karena kecanduan PlayStation bisa mengakibatkan keguncangan jiwa dan biasanya bisa merambat pada pola kehidupan pribadi yang bisa merusak kehidupan keluarga. Penelitian The Kaisar Foundation di Amerika Serikat pada tahun 1999, sebagaimana di kutip majalah Monitor, di muat dalam APA 2003, mengungkapkan bahwa anak berusia 2-18 tahun rata-rata menghabiskan waktu lima setengah jam menghabiskan waktu di rumah dengan menonton TV, memainkan Video games, menjelajahi internet. Seorang peneliti dari Tokyo’s Nihon University melakukan studi tentang efek video games terhadap aktivitas otak. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan gelombang bheta pada kelompok yang bermain games antara 2-7 jam setiap hari. Berikutnya penurunan gelombang beta masih terus terjadi meski sudah berhenti bermain, selain itu responden juga manyampaikan bahwa mereka mudah marah, sulit berkonsentrasi dan mengalami gangguan sosialisasi.

(http://gammafunky.wordpress.com/2007/06/25/asosiasi-dokter-amerika-resah-akan-dampak-playstation)

Asumsi awal yang menyatakan bahwa permainan game aman bagi kesehatan anak-anak juga ternyata tidak benar. Pandangan mata yang terpusat selama berjam-jam kepada layar televisi maupun komputer jelas merusak kesehatan mata. Selama beberapa tahun terakhir ini diketahui bahwa para pasien

badan lainnya, seperti tangan, kaki, tulang punggung, dan pinggang, juga tidak luput dari ancaman kesehatan akibat terlalu lamanya anak-anak bermain game. Sama seperti mata, anggota badan lainnya juga cenderung malas bergerak saat bermain game. Padahal, pertumbuhan dan kesehatan organ-organ tubuh anak-anak sangat bergantung kepada kuantitas dan kualitas gerakannya.

Dari semua dampak negatif yang ada pada game-game tersebut, yang paling menonjol adalah dampak psikologisnya. Awalnya, para perancang game memilih jenis-jenis permainan kekerasan karena hal ini diyakini mampu menarik perhatian anak-anak sebagai konsumennya. Hanya saja, para psikolog menuturkan bahwa justru kekerasan yang ada pada game itu yang kemudian menstimulasi sifat-sifat kekerasan yang ada pada diri manusia. Sensivitas seorang pemain game terhadap nilai buruk kekerasan akan semakin tumpul, karena ketika bermain

Dokumen terkait