• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

5.2.2 Persepsi Pekerja Bidang Penebangan terhadap K3

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam pembahasan mengenai persepsi pekerja bidang penebangan terhadap K3 dan hubungan antar aspek kompetensinya disajikan pada Gambar 11. Diagram Alir Analisis terhadap Tingkat Kompetensi Pekerja Bidang Penebangan.

Pengujian dengan menggunakan metode Kruskal-Wallis terhadap knowledge pekerja di bidang penebangan pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,015. Maka H0 diterima, dengan kata lain pada tingkat

Pekerja Bidang Penebangan

Uji korelasi Spearman Rank Knowledge Nilai = 3.94 Skill Nilai = 3.91 Attitude Nilai = 3.67

Persepsi Pekerja Bidang Penebangan terhadap K3 Penilaian Berdasarkan Standar ILO Knowledge Nilai =3.57 Skill Nilai = 3.36 Attitude Nilai = 3.09

Tidak Berbeda Nyata

Tidak Berbeda Nyata

Tidak Berbeda Nyata

α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,015

α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,014

α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,126

Knowledge Skill Attitude

Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kompetensi Terdapat Hubungan signifikan pada SK 95% Terdapat Hubungan signifikan pada SK 95% Terdapat Hubungan signifikan pada SK 95% Input = = Proses = Output Uji Kruskal-Wallis

Gambar 11 Diagram Alir Analisis terhadap Tingkat Kompetensi Pekerja Bidang Penebangan

= Perbandingan

kepercayaan 99% pada pengujian knowledge pekerja di bidang penebangan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja di bidang penebangan dengan penilaian berdasarkan standar ILO terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilainya pada knowledge pekerja bidang penebangan = 3,57. Sehingga bila dilihat berdasarkan Skala Likert, maka knowledge pekerja bidang penebangan berada pada tingkat antara cukup mengetahui dan mengetahui. Hal ini dapat terjadi walaupun pada kenyataannya para pekerja bidang penebangan di KPH Nganjuk memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah, tetapi dapat memberikan sedikit keterangan terhadap kuisioner yang mereka tanggapi berdasarkan pengalaman selama bekerja.

Pengujian skill pekerja bidang penebangan dengan metode uji Kruskal-Wallis pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,014. Maka H0 diterima, dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 99% pada pengujian skill pekerja di bidang penebangan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja di bidang penebangan dengan penilaian berdasarkan standar ILO terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilai pada skill pekerja bidang penebangan = 3,36. Sehingga bila dilihat berdasarkan Skala Likert, maka skill pekerja bidang penebangan barada pada tingkat cukup mampu. Hal ini diketahui bahwa pada kenyataannya pekerja bidang penebangan cukup mampu dalam melaksanakan kegiatan penebangan, tetapi untuk melaksanakan peraturan K3 masih kurang karena di perusahaan belum menerapkan peraturan K3.

Pengujian attitude pekerja bidang penebangan dengan metode uji Kruskal-Wallis pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil α = 0,01 < Asyimp.Sig = 0,126. Maka H0 diterima, dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 99% pada pengujian attitude pekerja di bidang penebangan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja di bidang penebangan dengan penilaian berdasarkan standar ILO terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilai pada attitude pekerja bidang penebangan = 3,09. Sehingga bila dilihat berdasarkan Skala Likert, maka attitude pekerja bidang penebangan barada pada tingkat cukup mengetahui. Hal ini diketahui bahwa pada kenyataannya pekerja bidang penebangan belum mau melaksanakan peraturan-peraturan K3 karena belum ditetapkannya peraturan-peraturan yang tegas dari pihak perusahaan.

Upaya untuk meningkatkan kompetensi pekerja bidang penebangan perlu dilakukan dengan cara mengetahui hubungan antar aspek kompetensi yaitu dengan menggunakan metode uji korelasi Spearman Rank. Hasil analisis dengan program SPSS menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Knowledge dengan skill pekerja bidang penebangan di KPH Nganjuk pada selang kepercayaan 95% dengan nilai korelasi Spearman Rank = 0,798 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan nilai Sig.(2-tailed) = 0,003 < α = 0,05 yang berarti H0 ditolak. Selain itu hasil analisis juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara knowledge dengan attitude pekerja bidang penebangan di KPH Nganjuk pada selang kepercayaan 95% dengan nilai korelasi Spearman Rank = 0,699 yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan nilai Sig.(2-tailed) = 0,017 < α = 0,05 yang berarti H0 ditolak. Hubungan yang signifikan juga terjadi antara skill dengan attitude pekerja bidang penebangan pada selang kepercayaan 95% dengan nilai korelasi Spearman Rank = 0,685 dan nilai Sig.(2-tailed) = 0,001 < α = 0,05 yang berarti H0 ditolak.

Kompetensi pekerja bidang penebangan yang perlu ditingkatkan terlebih dahulu adalah attitude karena berdasarkan penilaian dengan standar ILO nilainya paling rendah dibandingkan nilai knowledge dan skill. Berdasarkan penilaian dengan standar ILO terhadap attitude pekerja bidang penebangan, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan attitude adalah:

1. Para pekerja bidang penebangan seharusnya harus selalu menentukan batas- batas dalam zona penebangan sesuai dengan standar ILO yaitu dua kali panjang pohon tertinggi yang akan ditebang. Dua orang atau lebih yang yang melakukan

2. Para pekerja bidang penebangan seharusnya memilih alat kerja (chainsaw) yang tepat sesuai dengan volume pekerjaan dengan gergaji rantai yang mempunyai tenaga yang cukup dan dilengkapi dengan bilah gergaji yang paling ringan, paling pendek yang dapat dipakai untuk menghasilkan kombinasi ergonomis yang baik,

3. Para pekerja bidang penebangan seharusnya selalu memilih dan menggunakan alat pelindung diri pada kegiatan penebangan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Perbandingan antara Kondisi Riil di Lapangan dengan Kondisi Ideal Berdasarkan Standar ILO pada Kegiatan Penebangan disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Kondisi Riil di lapangan dibandingkan dengan kondisi ideal berdasarkan standar ILO pada Kegiatan Penebangan

Kondisi Riil di lapangan Kondisi Ideal berdasarkan standar ILO a. Menggunakan sepatu pada umumnya

sehingga perlindungan kaki masih kurang.

a.Menggunakan sepatu keselamatan untuk perlindungan kaki.

b. Menggunakan celana pada umumnya sehingga perlindungan lengan kaki masih kurang.

b.Menggunakan celana keselamatan untuk perlindungan lengan kaki.

c.Menggunakan pakaian pada

umumnya.

c.Menggunakan pakaian terpasang tutup untuk perlindungan tubuh, tangan dan lengan kaki.

d.Ada yang menggunakan sarung

tangan ada yang tidak menggunakannya.

d.Menggunakan sarung tangan untuk perlindungan pergelangan tangan.

e. Menggunakan topi pada umumnya sehingga perlindungan kepala masih kurang.

e.Menggunakan topi pengaman untuk perlindungan kepala (bila menyarad kayu dekat dengan pohon-pohon tidak stabil atau kayu-kayu bercabang).

f.Tidak menggunakan goggle untuk perlindungan mata.

f. Menggunakan goggle untuk perlindungan mata.

g.Tidak menggunakan klep (mesh) untuk perlindungan mata/ wajah.

g.Menggunakan klep (mesh) untuk perlindungan mata/ wajah.

h.Menggunakan daun untuk

perlindungan pendengaran.

h.Menggunakan earmuff untuk

Selain itu juga perlu meningkatkan knowledge dan skill pihak pekerja bidang penebangan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan attitude karena berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi Spearman Rank, attitude mempunyai hubungan yang signifikan dengan knowledge dan skill. Sehingga knowledge dan skill yang ditingkatkan akan mempengaruhi attitude untuk meningkat.

5.2.3. Persepsi Pekerja Bidang Penyaradan terhadap K3 dan Hubungan

Dokumen terkait