• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Gambaran Umum

11. Persepsi penghargaan/imbalan Bidan Desa a. Univariat

Dalam tabel 4.12. dibawah ini menunjukan rekapitulasi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel persepsi penghargaan/imbalan terhadap 118 bidan desa yaitu :

Tabel 4.12. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Variabel Persepsi Penghargaan/imbalan Bidan Desa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2006 (n=118).

Tidak Setuju

Ragu-

ragu Setuju Jumlah No Pernyataan

n % n % n % n % 1. Mendapatkan imbalan gaji dan

tunjangan fungsional sesuai dengan profesi kebidanan.

11 9,3 9 7,6 98 83,1 118 100 2. Mendapatkan imbalan di luar gaji

berupa tunjangan lain-lain yang berwujud insentif.

7 5,9 17 14,4 94 79,7 118 100 3. Apabila selesai melaksanakan

pertolongan persalinan berhak mendapatkan imbalan.

10 8,5 24 20,3 84 71,2 118 100 4. Insentif yang diterima akan dapat

meningkatkan gairah kerja saya lebih tinggi.

9 7,6 28 23,7 81 68,6 118 100 5. Berusaha meningkatkan cakupan

pertolongan persalinan meskipun imbalan yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan.

8 6,8 17 14,4 93 78,8 118 100 6. Imbalan yang diterima bidan desa

seharusnya lebih besar dari petugas lain, karena bidan desa merupakan ujung tombak terdepan dalam upaya percepatan penurunan angka kematian.

40 33,9 49 41,5 29 24,6 118 100 7. Kepala Puskesmas memberikan

pujian apabila saya mencapai target cakupan pertolongan persalinan.

28 23,7 55 46,6 35 29,7 118 100 8. Untuk mendapatkan pujian dari

masyarakat, bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menolong persalinan.

51 43,2 20 16,9 47 39,8 118 100 9. Pengakuan dari masyarakat lebih

diharpkan dari pada mendapatkan imbalan tinggi.

13 11,0 32 27,1 73 61,9 118 100 10. Mendapatkan kemudahan dalam

mengikuti pendidikan. 8 6,8 29 24,6 81 68,6 118 100 11. Mendapatkan bantuan dana

apabila melanjutkan pendidikan. 16 13,6 22 18,6 80 67,8 118 100 12. Tidak diberi kesempatan untuk

mengikuti seminar. 13 11,0 22 18,6 83 70,3 118 100 13. Mendapatkan kemudahan dalam

mengikuti pelatihan. 14 11,9 11 9,3 93 78,8 118 100 14. Merasa dipersulit oleh atasan

untuk ikut seminar sesuai dengan profesi.

11 9,3 11 9,3 96 81,4 118 100 15. Mendapatkan kemudahan untuk

memperoleh dana dalam mengikuti seminar/pelatihan.

Tabel 4.12 diatas menunjukan hasil penelitian mempersepsikan 79,7% responden menyatakan setuju mendapatkan imbalan diluar gaji berupa tunjangan lain yang berwujud intensif, 84 responden (71,2%) menyetujui setelah selesai melaksanakan pertolongan persalinan berhak mendapatkan imbalan, tidak menghendaki mendapatkan imbalan lebih besar dari petugas lain 40 responden (33,9%), dan ragu ragu mendapat pujian dari Kepala Puskesmas apabila mencapai target pertolongan persalinan (46,6%) karena menurut mereka tugas yang diembannya adalah sudah merupakan kewajiban dan pengabdian, sedangkan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi bukan menjadi tugas responden semata akan tetapi tugas jajaran kesehatan dan semua pihak yang perduli tentang kesehatan.

Responden yang mempersepsikan tidak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh dana dalam mengikuti seminar/pelatihan sebanyak 23 responden (19,5%) diakui oleh Puskesmas ataupun Dinas Kesehatan (Bagian Keuangan), ini terjadi dikarenakan pendapatan Puskesmas disetorkan sebanyak 50 % kepada kas daerah, sedangkan sisanya yang 50% dikembalikan kepada Puskesmas untuk dikelola sebagai biaya operasional.6)

Responden pun seperti dikatakan oleh petugas kesehatan lain dianggap sebagai salah satu petugas yang tidak kekurangan dalam hal pendapatan, pendapatan mereka rata-rata diatas petugas kesehatan lain serta sudah sesuai dengan kinerja yang dilakukan oleh mereka, adanya uang pendataan sasaran, pengganti transport kunjungan ibu hamil, nifas dan mendapatkan penggantian dari

Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (ASKESKIN) apabila ibu yang melahirkan dari keluarga tidak mampu.

Imbalan itu sendiri diartikan Gibson16) adalah sesuatu yang diberikan manajer kepada para karyawan setelah mereka memberikan kemampuan, keahlian dan usahanya kepada organisasi, imbalan dapat juga berupa upah, alih tugas promosi, pujian dan pengakuan.

Menurut Simamora 18) terdapat dua kondisi yang harus dipenuhi jika menghendaki karyawan merasa imbalan-imbalan yang mereka terima terkait dengan kinerja. Pertama hubungan antara kinerja dan imbalan-imbalan semestinya kelihatan dengan jelas pada anggota-anggota organisasi, kedua tingkat kepercayaan yang memadai haruslah ada antara para karyawan dengan manajemen organisasi.

Uang barangkali merupakan imbalan yang paling sering digunakan dalam organisasi dan diberikan dalam berbagai bentuk dan pada berbagai basis. Gaji bonus, kenaikan merit dan rencana-rencana pembagian keuntungan adalah indikasi dari beberapa cara dimana uang digunakan sebagai imbalan ekstrintik.

Termasuk daftar imbalan-imbalan ekstrinsik yang tersedia adalah hal-hal seperti pengakuan dan pujian dari atasan, promosi, tunjangan pelengkap seperti asuransi pensiunan, tempat kerja yang representatif dan imbalan-imbalan sosial seperti kesempatan untuk menjumpai banyak orang baru. 18)

Dibawah ini distribusi responden berdasarkan persepsi terhadap penghargaan/imbalan yang sudah dijadikan kategori tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13. Distribusi Frekwensi Responden berdasarkan persepsi pada penghargaan/imbalan bidan desa dalam pertolongan persalinan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2006

No. Penghargaan/imbalan Frekwensi %

1. Tidak sesuai 34 28,8

2. Kurang sesuai 45 38,1

3. Sesuai 39 33,1

Jumlah 118 100

Berdasarkan tabel 4.13. responden yang menyatakan kurang sesuai dalam mendapatkan penghargaan/imbalan sebanyak 45 responden (38,1%) sedangkan responden yang berpersepsi sesuai terhadap penghargaan/imbalan adalah 39 responden (33,1%) dan 34 responden (28,8%) menyatakan tidak sesuai dalam mendapatkan penghargaan/imbalan.

Dengan melihat kondisi keuangan Puskesmas yang tidak akan mampu memberikan dana secara keseluruhan, Puskesmas dapat memberikan dana secara bergilir ataupun sebagian kepada responden.

b. Bivariat

Pada tabel 4.14. dibawah ini memperlihatkan hubungan antara penghargaan/imbalan responden dalam pertolongan persalinan dengan Kinerja Bidan Desa.

Tabel 4.14. Tabel silang Hubungan antara variabel persepsi pada

Penghargaan/imbalan dalam pertolongan persalinan dengan Kinerja bidan desa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2006

Persepsi pada Kinerja bidan desa No Peghargaan/ Kurang baik Cukup baik Baik Total

imbalan n % n % n % n % 1. Tidak sesuai 15 44,1 15 44,1 4 11,8 34 100 2. Kurang sesuai 10 2,2 18 40,0 17 37,8 45 100 3. Sesuai 8 20,5 20 51,3 11 28,2 39 100 Jumlah 33 28,0 53 44,9 32 27,1 118 100 (p-value = 0,003 rho = 0,274)

Dari tabel 4.14. dapat dilihat persepsi responden terhadap penghargaan/imbalan tidak sesuai dan memiliki kinerja kurang baik (44,1%) lebih besar dibandingkan dengan persepsi responden pada penghargaan/imbalan tidak sesuai dan memiliki kinerja baik (11,8%). Ada kecenderungan apabila persepsi responden menyatakan penghargaan/imbalan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kinerja yang mereka hasilkan dalam pertolongan persalinan pun kurang baik, pendapat ini didukung oleh Leavit 22) yang menyatakan bahwa dalam memberikan imbalan mempunyai tujuan sebagai berikut : 1) Manajer memberikan upah kepada karyawan sebagai pengganti hasil kerja yang baik, 2) Manajer memberikan upah kepada karyawan sebagai hadiah dari hasil kerja yang baik dan 3) Manajer memberikan imbalan kepada karyawan untuk mendorong supaya mereka bekerja lebih giat. 22)

Gitosudarmo 23) berpendapat pemberian imbalan itu harus dikaitkan dengan tingkat kinerja karyawan, artinya dengan imbalan yang semakin bertambah maka akan memacu karywan untuk mencapai prestasi kerja yang lebih tinggi.

Hasil analisis hubungan menggunakan uji rank-spearman diperoleh p value sebesar 0,003 (p < 0,05) ada hubungan bermakna antara persepsi terhadap penghargaan/imbalan dengan kinerja bidan desa dalam pertolongan persalinan, kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut bersifat lemah (rho = 0,274)

12. Persepsi pada Sumberdaya/peralatan