• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Survei Pengaduan Masyarakat

DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT

B. Langkah 2: Survei Pengaduan Masyarakat

1. Persiapan Survei Pengaduan Masyarakat

Survei merupakan lanjutan dari Lokakarya Pengelolaan Pengaduan. Langkah ini merupakan sebuah kegiatan besar bagi masyarakat pengguna pelayanan untuk berpartisipasi dalam perbaikan pelayanan yang diselenggarakan oleh organisasi penyelenggara pelayanan yang bersangkutan. Tujuan dari survei adalah: untuk mengkonfirmasi pernyataan pengaduan yang ada di kuesioner kepada sebanyak mungkin responden.

Terkait dengan persiapan survei, hal yang terpenting adalah bahwa petugas survei siap untuk melaksanakan survei dengan benar dan pengumuman tentang pelaksanaan survei telah sampai kepada seluruh pengguna pelayanan.

Bagian 3

Langkah 2

1.1. Penyiapan Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan

Kesiapan Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum survei. Tim ini terbentuk dari pihak penyelenggara pelayanan maupun dari masyarakat pengguna pelayanan. Anggota tim ini nantinya akan bertindak sebagai surveyor atau pewawancara masyarakat pengguna pelayanan untuk mengkonfirmasi pernyataan pengaduan yang ada di dalam kuesioner.

1.2. Penggandaan kuesioner

Langkah kedua terkait dengan persiapan survei ini adalah penggandaan kuesioner. Sebelum waktu pelaksanaan survei, Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan harus segera menggandakan kuesioner sejumlah responden yang ditargetkan.

1.3. Pembagian wilayah dan strategi kerja

Untuk memudahkan tim dalam melaksanakan survei, maka perlu dilakukan pembagian wilayah kerja bagi anggota tim. Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah tim dalam menjangkau responden yang telah ditargetkan. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya dua kali atau lebih survei kepada responden yang sama.

Selain itu terkait dengan pembagian wilayah kerja ini maka perlu dipersiapkan pula strategi dalam menjangkau responden. Kegiatan survei yang dilaksanakan ini hanya akan dapat berjalan dengan sukses apabila dapat menjangkau sebanyak-banyaknya responden. Paling tidak, jumlah responden sesuai dengan jumlah minimal dari yang ditargetkan.

Beberapa strategi yang perlu dilakukan adalah:

Memperluas survei di luar kantor pelayanan

Artinya, survei tidak hanya lakukan di kantor pelayanan, tetapi juga secara lebih meluas ke tempat-tempat strategis lainnya di sekitar organisasi penyelenggara pelayanan. Sebagai contoh: di kegiatan-kegiatan kemasyarakatan (arisan, majlis taklim, rumah ibadah). Ataupun di kegiatan- kegiatan pendamping dari organisasi penyelenggara pelayanan, misalnya Posyandu dan Pustu (untuk unit pelayanan puskesmas).

Melaksanakan survei dalam kelompok

Yaitu, menjangkau responden tidak secara individu melainkan dalam kelompok besar. Hal ini dapat menghemat waktu maupun tenaga serta mempermudah tim untuk menjangkau responden sebanyak-banyaknya.

Komunikasi dan koordinasi diantara anggota tim

Survei tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila antar anggota tim tidak ada komunikasi dan koordinasi yang baik. Komunikasi dan koordinasi yang baik akan mempermudah tim untuk mengontrol jalannya survei dan juga dalam melakukan rekapitulasi hasil survei.

1.4. Penetapan jumlah responden

Kuesioner yang disebarkan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah masyarakat pengguna pelayanan. Tiap organisasi penyelenggara pelayanan biasanya telah memiliki data periodik tentang jumlah pengguna pelayanan (bulanan, kwartal atau tahunan). Berdasarkan data jumlah rata-rata pengguna pelayanan tersebut, jumlah responden minimum yang harus dijangkau selama pelaksanaan survei dapat ditentukan. Sebaiknya, survei dapat menjangkau responden paling sedikit 80% dari jumlah pengguna yang ada.

Bagian 3

Langkah 2

Contoh perhitungan jumlah responden minimum (kuesioner):

Misalnya jumlah pengguna pelayanan suatu organisasi penyelenggara pelayanan setiap tahun adalah 12.000, yang terdiri dari 1.000 responden setiap bulan atau 500 responden selama periode dua minggu. Jika survei akan dilakukan selama dua minggu, maka setidaknya survei menjangkau 80%, yaitu 400 responden.

Selanjutnya, kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat pengguna pelayanan tidak perlu mencantumkan identitas respondennya atau harus anonim. Anonimitas responden dalam pelaksanaan survei ini dimaksudkan agar kepercayaan dan keberanian dari setiap anggota masyarakat dalam mengungkapkan apa yang mereka nilai terhadap kinerja organisasi penyelenggara pelayanan yang disurvei dapat terjaga. Terlebih lagi oleh karena metode peningkatan kualitas pelayanan publik ini mengedepankan partisipasi masyarakat secara terbuka, sedangkan karakteristik masyarakat di sebagian besar daerah di Indonesia adalah masih sulit dan kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya secara terbuka. Oleh karena itu, faktor anonimitas responden menjadi penekanan yang diperlukan dalam pelaksanaan survei ini.

1.5. Penyiapan alat bantu

Alat bantu sangat diperlukan dalam pelaksanaan survei karena berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan survei. Untuk itu, sebelum dimulainya survei, maka alat-alat bantu yang terkait dengan kegiatan survei ini harus dipastikan ketersediannya.

Daftar perlengkapan/fasilitas dan bahan–bahan yang harus disediakan:

Kuesioner pengaduan, •

Tabel rekapitulasi hasil survei, •

Tabel rekapitulasi harian, •

Kotak pengaduan, •

Penyimpan data (folder,

• filing cabinets),

Papan Informasi, •

Meja Informasi, kusi, •

Poster, brosur, pamflet, • Spanduk, • Alat tulis. •

1.6. Publikasi

Kesuksesan kegiatan survei ini ditentukan oleh adanya partisipasi masyarakat pengguna pelayanan dalam mengisi kuesioner yang telah disediakan. Untuk itu informasi dan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan survei ini tentulah harus dilaksanakan melalui publikasi yang baik, jelas dan informatif serta terjangkau secara luas.

Jenis Media Publikasi yang dapat digunakan:

Poster, brosur, pamflet, •

Spanduk, •

Baliho, •

Media cetak (koran lokal), • Papan informasi , • Radio, • Televisi, • Website. •

Bagian 3

Langkah 2

1.7. Pengarahan kepada Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan

Surveyor sebagai garda depan dari kegiatan survei perlu dibekali dengan pemahaman yang jelas dan benar mengenai mekanisme pelaksanaan survei serta maksud dan tujuannya. Untuk itu perlu dilakukan pengarahan terkait dengan mekansime tersebut.

Hal-hal yang perlu dipahami oleh surveyor antara lain adalah:

Bagaimana menjangkau responden •

Bagaimana menjelaskan maksud dari kegiatan survei kepada responden •

Tujuan yang ingin dicapai dari survei •

Cara merekapitulasi hasil survei (rekapitulasi hasil survei dan rekapitulasi harian) •

Etika perilaku dalam mewawancara responden •

1.8. Penetapan Teknik Survei

Survei yang dilaksanakan dalam metode ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan metode survei pada umumnya, yaitu:

Sebagai wadah

immediate action, yaitu bentuk kegiatan yang dibutuhkan hasilnya secara

cepat dan segera. Hal ini terkait dengan upaya perbaikan yang harus segera dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara pelayanan.

Sebagai sebuah riset yang berbasiskan participatory

(participatory research). Hal ini

dikarenakan metode ini melibatkan unsur masyarakat baik sebagai responden maupun dalam tim yang melaksanakan survei sehingga dibutuhkan suatu model survei yang sesederhana mungkin.

Tahapan wawancara responden dalam pelaksanaan survei pengaduan masayarakat, yaitu:

1. Melakukan wawancara atas pernyataan pengaduan yang ada di kuesioner dengan mempertanyakan apakah responden yang bersangkutan mempunyai pengalaman, pernah melihat atau mendengar tentang hal-hal yang tercantum dalam kolom pernyataan pengaduan,

2. Meminta responden untuk memberikan tanda contreng () secara langsung pada kolom ‘YA’ tentang pernyataan pengaduan yang mereka anggap sesuai dengan kondisi mereka, artinya mereka pernah alami, rasakan, lihat atau dengar terkait dengan pelayanan,

Bagian 3

Langkah 2