• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persidangan Online (Teleconference)

Dalam dokumen LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2020 (Halaman 33-45)

BAB IV Pengelolaan Keuangan, Sarana dan Prasarana, dan Teknologi Informasi

C. Pengelolaan Teknologi Informasi

3. Persidangan Online (Teleconference)

Sehubungan dengan merebaknya wabah covid-19 (Coronavirus Disease) di awal tahun 2020 yang berakibat terhalangnya proses persidangan secara tatap muka di gedung kantor pengadilan, maka berdasarkan Surat Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor 379/DJU/PS.00/3/2020 tanggal 27 Maret 2020 jo disposisi KMA 26 Maret 2020 atas memorandum Nomor 72/DJU/PS.00/3/2020 tanggal 26 Maret 2020, yang berisikan perintah untuk menyelenggarakan persidangan perkara pidana secara jarak jauh atau teleconference selama masa darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona, Pengadilan Negeri Kuala Tungkal melaksanakan perintah tersebut dengan menyediakan satu ruang sidang lengkap dengan sarana prasarana guna kelancaran persidangan secara online tersebut.

Berkoordinasi dengan pihak kejaksaan, rutan, dan juga kepolisian, persidangan teleconference dilakukan dengan menggunakan aplikasi Zoom berbayar, dan selama menggunakan metode persidangan baru ini Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah memeriksa sebanyak 150 (seratus lima puluh) perkara.

Tabel 32. Persidangan Perkara Pidana secara Teleconference Tahun 2020

No. Jenis Perkara Masuk

Gambar 2. Persidangan secara Teleconference

BAB V

PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

A. Akreditasi Penjaminan Mutu

Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Badan Peradilan dibawahnya senantiasa berupaya membangun citra positif peradilan melalui berbagai kebijakan pembaruan untuk mewujudkan peradilan yang agung (Court of Excellence). Kebijakan ini sebagaimana tertuang dalam dokumen Perencanaan Jangka Panjang Badan Peradilan Indonesia, yang dinamakan Cetak Biru (Blue Print) Pembaruan Peradilan Indonesia 2010-2035.

Cetak Biru ini merupakan penyempurnaan dari Cetak Biru yang diterbitkan tahun 2003, guna lebih mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh.

Penyusunan Cetak Biru ini dengan menggunakan pendekatan kerangka pengadilan yang unggul (The Framework of Courts Excellence). Kerangka ini terdiri dari 7 (tujuh) area “Peradilan Yang Agung” yang dibagi kedalam 3 (tiga) fungsi yaitupengarah/pengendali (driver), sistem dan penggerak (system and enabler) dan hasil (result).

Sebagai fungsi pengarah adalah area Kepemimpinan dan Manajemen Pengadilan, fungsi sistem penggerak berada dalam area kebijakan-kebijakan pengadilan, sumber daya manusia, sarana-prasarana dan keuangan, penyelenggaraan persidangan, kebutuhan dan kepuasan pengguna pengadilan. Sedangkan fungsi hasil dalam area pelayanan pengadilan yang terjangkau, kepercayaan dan keyakinan masyarakat pada pengadilan

Tujuh area ini dikembangkan berdasarkan kerangka pengadilan yang agung (court excellence framework) yang merupakan kerangka pikir dan kerja bagi pengadilan yang ingin meningkatkan kinerjanya. Kerangka ini telah dikembangkan dan digunakan secara internasional.

Cetak Biru itu dipetakan bahwa permasalahan yang dihadapi Badan Peradilan antara lain: visi dan misi yang kurang dipahami sepenuhnya oleh seluruh personil Peradilan. Oleh karenanya, diperlukan perumusan visi dan misi yang baru beserta proses sosialisasi yang komprehensif dan terstruktur.

Dalam pelaksanaan fungsi teknis, masalah yang dihadapi badan-badan peradilan yang harus mendapat perhatian khusus adalah:

1. Kepastian hukum dan kualitas serta konsistensi putusan.

2. Lamanya proses berperkara. Hal ini berkaitan dengan pengeluaran biaya yang diperlukan dipengadilan menjadi sulit diprediksi.

3. Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur, dokumen dan persyaratan yang diperlukan.

4. Minimnya kepercayaaan masyarakat terhadap lembaga peradilan.

Sedangkan permasalahan dalam fungsi Pendukung antara lain:

1. Dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, distribusi hakim dan aparatur peradilan yang belum merata.

2. Dalam hal pengelolaan sumber daya keuangan antara lain adalah belum adanya Standar Pelayanan yang Baku terkait dengan penerimaan dan belanja negara, dan adanya perangkapan jabatan antara jabatan struktural dengan jabatan pengelolaan keuangan.

3. Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana antara lain:

a. Lokasi pengadilan yang cukup sulit untuk diakses oleh masyarakat yang berasal dari pinggir kota.

b. Gedung Pengadilan yang perlu ditingkatkan kelayakannya dari sisi keamanan maupun kenyamanan.

c. Kemampuam mengelola sarana dan prasarana pengadilan belum memadai sehingga berpengaruh terhadap prestasi kerja hakim dan aparatur peradilan dan kepuasan masyarakat atas kualitas pelayanan pengadilan.

d. Akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, serta manajemen aset negara yang perlu terus diupayakan perbaikannya.

e. Penyimpanan dan pengelolaan informasi tentang aset negara yang belum dibuat secara baik.

4. Dalam hal pengelolaan teknologi informasi :

a. Upaya untuk mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal organisasi maupun para pencari keadilan dan pengguna pengadilan, dimana perlunya satu kebijakan sistim pengelolaan TI yang komprehensif dan terintegrasi untuk memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi disetiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan terjadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat.

b. Transparasi peradilan hingga kini masih menjadi permasalahan yang sangat perlu diperhatikan dan dibenahi. Masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mengakses informasi dari pengadilan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman pejabat peradilan mengenai pentingnya jaminan informasi bagi publik. Oleh karena itu mekanisme penyediaan dan penyimpanan informasi juga perlu terus ditingkatkan sehingga pengadilan selalu siap dalam merespon permintaan informasi.

Fungsi lain yang perlu mendapat perhatian adalah monitoring dan evaluasi serta fungsi pengawasan merupakan salah satu faktor kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada pengadilan.

Sejak tahun 2017 Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah memperoleh Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Umum dan sudah terakreditasi, dengan nilai A (Excellent).

Gambar 3. Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu

B. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang biasa lebih dikenal dengan istilah PTSP merupakan jawaban dari Visi dan Misi Pengadilan Negeri Kuala Tungkal dalam hal memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan, dimana Pengadilan Negeri Kuala Tungkal terus menerus berupaya meningkatkan pelayanan yang prima terhadap pencari keadilan.

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) hadir sebagai jawaban terhadap kritik masyarakat terhadap Pengadilan yang dianggap tidak terbuka (transparan) dan akuntabel.

Menanggapi hal itu Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Dr. H. Herri Swantoro, S.H., M.H. melalui Surat Keputusan Nomor : 77/DJU/SK/HM02.3/2/2108 tertanggal 26 Februari 2018 tentang Pedoman Standar Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Pengadilan Tinggi

dan Pengadilan Negeri, dengan terbitnya keputusan tersebut Pengadilan Negeri Kuala Tungkal berupaya menghadirkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, transparan, terukur, dan terjangkau.

Berikut Gambar Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Kuala Tungkal yang telah didukung dengan atribut pencegahan Covid-19:

Gambar 4. PTSP PN Kuala Tungkal

C. INOVASI PELAYANAN PUBLIK

Demi terwujudnya pelayanan yang prima maka setiap pengadilan harus melakukan sebuah invoasi yang dapat memudahkan masyarakat pencari keadilan dalam memperoleh informasi maupun info perkara yang sedang berjalan.

Adapun inovasi yang telah dilakukan oleh Pengadilan Negeri Kuala Tungkal dapat digambarkan sebagai berikut:

5. INOVASI PELAYANAN PUBLIK PADA PENGADILAN NEGERI KUALA TUNGKAL

Di tahun 2020 ini Pengadilan Negeri Kuala Tungkal membuat sebuah inovasi yaitu e-sedap yang dapat diakses melalui alamat website e-sedap.pn-kualatungkal.go.id, dan

BARAKAH (Barisan Kode Layanan Hukum) yang berguna untuk mengakses berbagai layanan yang disediakan oleh Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

Gambar 5. Inovasi Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

BAB VI PENGAWASAN

A. INTERNAL

Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen untuk menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang telah direncanakan dan dapat dilaksanakan dan berjalan dengan sebagaimana mestinya sesuai aturan-aturan yang berlaku. Pengawasan Internal adalah pengawasan dari dalam lingkungan peradilan yang mencakup pengawasan melekat dan pengawasan fungsional.

Pengawasan Melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat pengendalian yang dilaksanakan secara terus menerus yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara prevetif dan represif agar pelaksanaan tugas berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pengawasan fungsional dilakukan oleh aparat pengawsan yang khusus ditunjuk dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Di Lingkungan Pengadilan Negeri Kuala Tungkal, pengawasan internal dilaksanakan dengan berpedoman kepada Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pembinaan Atasan Langsung di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Di Bawahnya.

Ketua Pengadilan Negeri Kuala Tungkal selaku pimpinan senantiasa melakukan pengawasan intern yang bersifat rutin/reguler yang dalam hal ini sesuai dengan porsi kerja/kegiatan masing-masing masalah pada teknis dan non teknis. Dalam mengintensifkan fungsi pengawasan maka disusun Hakim Pegawas Bidang dengan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Kuala Tungkal Nomor W5-U3/703/KP.01.2/V/2020, tanggal 06 Mei 2020 tentang Penunjukan Hakim Pengawas Bidang, Humas, serta Hakimi Pengawas dan Pengamat (KIMWASMAT) pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal, dan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Kuala Tungkal Nomor W5-U3/854/KP.04.1/VI/2020, tanggal 10 Juni 2020 tentang Penunjukan Hakim Pengawas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

Tabel 33. Susunan Hakim Pengawas Bidang

2. Feri Deliansyah, SH. Hakim Pratama Utama

-Perdata -Humas

3. Ira Octapiani, SH. Hakim Pratama -Perdata

4. Richa Septiawan, SH. Hakim Pratama Subbag Perencanaan, TI, dan Pelaporan

5. Agnes Monica, SH. Hakim Pratama Pidana

6. Yeni Chrustine Debora, SH. Hakim Pratama Umum & Keuangan 7. Rafli Fadilah Achmad, SH. Hakim Pratama Hakim Wasmat

8. Dewi Aisyah, SH. Hakim Pratama Subbag Kepegawaian

dan Ortala

Tabel 34. Susunan Hakim Pengawas PTSP

NO NAMA JABATAN PENGAWAS

BIDANG

1. Feri Deliansyah, SH. Hakim Pratama Utama PTSP

2. Ira Octapiani, SH. Hakim Pratama PTSP

B. EVALUASI

Untuk mengukur hasil dari kinerja apakah meningkat atau menurun maka dilakukan evaluasi. Evaluasi merupakan pengukuran akan evektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dari kinerja setiap instansi atau lembaga pemerintahan yang akan menentukan hasil telah dicapai atau yang akan dicapai.

Evaluasi Program adalah suatu cara yang membawa kepada keputusan publik dengan didasarkan kepada adanya pengetahuan mengenai masalah, keefektifan dari strategi sebelumnya dalam mengurangi permasalahan, dan observasi terhadap keefektifan program tertentu. Selain itu evaluasi program dapat diartikan sebagai suatu penilaian terhadap output program dan penilaian terhadap program yang diinginkan/tujuan.

Evaluasi program atau penelitian evaluasi antara lain bertujuan untuk:

 Perbaikan program

 Mendukung program yang sedang berjalan

 Menyelidiki/mengaudit program untuk mencari dimana letak terjadinya kesalahan jika program gagal

 Menghapuskan program jika program justru berdampak negatif

Pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal evaluasi dilakukan melalui pengawasan dan pembinaan oleh Hakim Pengawas Bidang. Seluruh hasil temuan dari pemeriksaan dan pengawasan yang telah dilakukan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis dengan susunan dan format yang sistematis untuk selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

Terhadap temuan-temuan tersebut atau hasil pengawasan yang memerlukan tindak lanjut, maka Hakim Pengawas Bidang merekomendasikan untuk menindaklanjuti hasil temuan tersebut sehingga pada tahun-tahun berikutnya dapat disusun program kerja secara cermat dan tepat serta kendala-kendala yang ada dapat diantisipasi dan terselesaikan.

Pada tahun 2020 Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah melakukan evaluasi atas hasil pengawasan bidang-bidang pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal. Adapun evaluasi tersebut berupa Kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan Pengawasan dan Pembinaan rutin minimal 1 kali dalam sebulan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing bidang pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

2. Menindaklanjuti hasil temuan-temuan pengawasan bidang maupun PTSP.

3. Membuat kontrak kinerja terhadap setiap bidang sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kinerja dan akan diberikan sanksi.

BAB VII PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian Laporan Tahunan Tahun 2020 sebagaimana disampaikan di depan dapat memberikan gambaran secara umum tentang Pelaksanaan kegiatan dari masing-masing satuan kerja yang ada diwilayah Pengadilan Negeri Kuala Tungkal sepanjang tahun 2020 ini.

Selama tahun 2020 pelaksanaan tugas pada Pengadilan Pengadilan Negeri Kuala Tungkal pada umumnya sudah terlaksana dengan baik dan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang telah dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan administrasi perkara, administrasi umum, dan dalam hal pembinaan dan pengawasan.

1. Penyelesaian perkara dalam tahun 2020 pada Pengadilan Negeri Kuala Tungkal sudah berjalan dengan baik.

2. Tingkat penyelesaian perkara Pengadilan Negeri Kuala Tungkal mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

3. Pelaksaan pembinaan dan pengawasan Pengadilan Negeri Kuala Tungkal yang menyangkut seluruh aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sudah dilaksanakan dengan baik.

4. Keterbukaan Informasi dan Pelayanan Publik telah diupayakan secara baik di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

5. Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah terakreditasi dan menerima sertifikat ISO.

6. Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah berupaya menghadirkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Hal tersebut berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, transparan, terukur, dan terjangkau.

7. Pengadilan Negeri Kuala Tungkal telah menggunakan e-Court yang merupakan bagian dari upaya modernisasi dari Mahkamah Agung. Secara garis besar e-Court terdiri dari 3 layanan utama yaitu e-Filling (pendaftaran perkara), e-Payment (pembayaran panjar perkara), dan e-Summons (pemanggilan para pihak melalui saluran elektronik). Dapat diartikan e-Court merupakan aplikasi yang digunakan untuk proses pendaftaran perkara baik perkara gugatan ataupun permohonan, penyetoran biaya panjar perkara secara elektronik, dan pemanggilan para pihak secara elektronik, nantinya jika terwujud sistem e-Court tersebut proses administrasi perkara dan pelayanan pengadilan akan menjadi lebih sederhana, cepat, biaya ringan, efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

8. Transparansi di bidang keuangan baik DIPA 01, DIPA 03, dan keuangan perkara telah berjalan dengan baik, dengan adanya laporan-laporan Pengelolaan uang perkara dan realisasi DIPA yang diupload dan dapat diakses melalui website di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

Dibalik beberapa aspek yang telah dicapai tersebut, pada tahun 2020 pengadilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kuala Tungkal masih mengalami kendala antara lain:

1. Sumber daya manusia, khususnya staf yang ahli dibidang teknologi informasi masih kurang.

2. Sarana dan prasarana gedung dan fasilitas perkantoran masih kurang.

3. Gedung kantor Pengadilan Negeri Kuala Tungkal belum sesuai dengan prototype.

4. Fasilitas rumah dinas Hakim kurang, dan banyak rumah dinas yang tidak terpelihara karena tidak cukupnya anggaran rehab rumah dinas.

B. REKOMENDASI

Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan tugas dan menunjang peningkatan kinerja di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal, maka diperlukan:

1. Penambahan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan

2. Penambahan alokasi anggaran untuk belanja modal dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, pembangunan gedung kantor, dan rumah dinas.

Dalam dokumen LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2020 (Halaman 33-45)

Dokumen terkait