• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSYARATAN KESEHATAN BANGUNAN GEDUNG 1.Persyaratan Sistem Penghawaan

Dalam dokumen Permen PU No 05 Tahun 2007 (Halaman 31-35)

BAB IV KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

IV. 2. PERSYARATAN KESEHATAN BANGUNAN GEDUNG 1.Persyaratan Sistem Penghawaan

a. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus mempunyai vent ilasi al ami dan/ at au vent ilasi mekanik/ buat an sesuai dengan f ungsinya.

b. Bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pint u dan j endela dan/ at au bukaan permanen yang dapat dibuka unt uk kepent ingan vent il asi alami. c. Persyarat an t eknis sist em vent ilasi, kebut uhan vent ilasi, harus

mengikut i:

i. SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sist em t at a udara pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru;

ii. SNI 03-6572-2001 Tat a cara perancangan sist em vent ilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru;

iii. St andar t ent ang t at a cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sist em vent ilasi; dan

iv. St andar t ent ang t at a cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sist em vent ilasi mekanis.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang bel um mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

2. Persyaratan Sistem Pencahayaan

a. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus memenuhi persyarat an sist em pencahayaan alami dan/ at au pencahayaan buat an, t ermasuk pencahayaan darurat sesuai dengan f ungsinya. b. Bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus mempunyai bukaan

unt uk pencahayaan alami yang opt imal , disesuaikan dengan f ungsi bangunan hunian dan f ungsi masing-masing ruang di dalamnya.

c. Pencahayaan buat an harus direncanakan berdasarkan t ingkat iluminasi yang dipersyarat kan sesuai f ungsi ruang-dalam bangunan rusuna bert ingkat t inggi dengan mempert imbangkan ef isiensi, penghemat an energi yang digunakan, dan penempat annya t idak menimbulkan ef ek sil au at au pant ulan.

d. Pencahayaan buat an yang digunakan unt uk pencahayaan darurat harus dipasang pada bangunan rusuna bert ingkat t inggi, sert a dapat bekerj a secara ot omat is dan mempunyai t ingkat pencahayaan yang cukup unt uk evakuasi yang aman.

e. Semua sist em pencahayaan buat an, kecuali yang diperlukan unt uk pencahayaan darurat , harus dilengkapi dengan pengendali manual, dan/ at au ot omat is, sert a dit empat kan pada t empat yang mudah dicapai/ dibaca oleh penghuni.

f . Pencahayaan alami dan buat an dit erapkan pada ruangan dalam bangunan rusuna bert ingkat t inggi baik di dalam bangunan

g. Persyarat an pencahayaan harus mengikut i:

i. SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sist em pencahayaan buat an pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru;

ii. SNI 03-2396-2001 Tat a cara perancangan sist em pencahayaan alami pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; dan

iii. SNI 03-6575-2001 Tat a cara perancangan sist em pencahayaan buat an pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

3. Persyaratan Sistem Air Minum dan Sanitasi

a. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus menyediakan sist em air minum yang memenuhi ket ent uan:

i. Sist em air minum harus direncanakan dan dipasang dengan mempert imbangkan sumber air minum, kualit as air bersih, sist em dist ribusi, dan penampungannya.

ii. Sumber air minum dapat diperoleh dari sumber air berlangganan dan/ at au sumber air lainnya yang memenuhi persyarat an kesehat an sesuai pedoman dan st andar t eknis yang berlaku.

iii. Perencanaan sist em dist ribusi air minum dalam bangunan gedung harus memenuhi debit air dan t ekanan minimal yang disyarat kan.

iv. Penampungan air minum dalam bangunan gedung diupayakan sedemikian rupa agar menj amin kualit as air.

v. Penampungan air minum harus memenuhi persyarat an kelaikan f ungsi bangunan gedung.

vi. Persyarat an plambing dalam bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus mengikut i:

(1) Kualit as air minum mengikut i Perat uran Pemerint ah Nomor 16 Tahun 2005 t ent ang Pengembangan sist em Air Minum dan Permenkes 907/ 2002, sedangkan inst alasi perpipaannya mengikut i Pedoman Plambing; dan

(2) SNI 03-6481-2000 Sist em Plambing 2000, at au edisi t erbaru.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

b. Sist em Pengolahan dan Pembuangan Air Limbah/ Kot or

i. Sist em pembuangan air limbah dan/ at au air kot or harus direncanakan dan dipasang dengan mempert imbangkan j enis dan t ingkat bahayanya.

ii. Pert imbangan j enis air limbah dan/ at au air kot or diwuj udkan dalam bent uk pemilihan sist em pengaliran/ pembuangan dan penggunaan peralat an yang dibut uhkan.

iii. Pert imbangan t ingkat bahaya air limbah dan/ at au air kot or diwuj udkan dalam bent uk sist em pengolahan dan pembuangannya.

iv. Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya t idak boleh digabung dengan air limbah domest ik.

v. Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (B3) harus diproses sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

vi. Air limbah domest ik sebelum dibuang ke saluran t erbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan st andar t eknis yang berlaku.

vii. Persyarat an t eknis air limbah harus mengikut i:

(1) SNI 03-6481-2000 Sist em plambing 2000, at au edisi t erbaru;

(2) SNI 03-2398-2002 Tat a cara perencanaan t angki sept ik dengan sist em resapan, at au edisi t erbaru;

(3) SNI 03-6379-2000 Spesif ikasi dan pemasangan perangkap bau, at au edisi t erbaru; dan

(4) Tat a cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sist em pembuangan air limbah dan air kot or pada bangunan gedung mengikut i st andar baku sert a ket ent uan t eknis yang berlaku.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

c. Persyarat an Pemat usan/ penyaluran Air Huj an

i. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sist em penyaluran air huj an.

ii. Sist em penyaluran air huj an harus direncanakan dan dipasang dengan mempert imbangkan ket inggian permukaan air t anah, permeabil it as t anah, dan ket ersediaan j aringan drainase lingkungan/ kot a.

iii. Kecuali unt uk daerah t ert ent u, air huj an harus diresapkan ke dalam t anah pekarangan dan/ at au dial irkan ke sumur resapan dan/ at au sumur penampungan sebelum dialirkan ke j aringan drainase lingkungan/ kot a sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

iv. Pemanf aat an air huj an diperbolehkan dengan mengikut i ket ent uan yang berlaku.

v. Bila belum t ersedia j aringan drainase kot a at aupun sebab lain yang dapat dit erima, maka penyaluran air huj an harus dilakukan dengan cara lain yang dibenarkan oleh inst ansi yang berwenang.

vi. Sist em pemat usan/ penyaluran air huj an harus dipelihara unt uk mencegah t erj adinya endapan dan penyumbat an pada saluran.

vii. Persyarat an penyaluran air huj an harus mengikut i:

(1) SNI 03-4681-2000 Sist em plambing 2000, at au edisi t erbaru;

(2) SNI 03-2453-2002 Tat a cara perencanaan sumur resapan air huj an unt uk lahan pekarangan, at au edisi t erbaru;

(3) SNI 03-2459-2002 Spesif ikasi sumur resapan air huj an unt uk lahan pekarangan, at au edisi t erbaru; dan

(4) St andar t ent ang t at a cara perencanaan, pemasangan, dan pemel iharaan sist em penyaluran air huj an pada bangunan gedung;

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

d. Persyarat an Tempat Sampah, Penampungan Sampah, dan/ at au Pengolahan Sampah.

i. Sist em pembuangan sampah padat direncanakan dan dipasang dengan mempert imbangkan f asil it as penampungan dan j enisnya.

ii. Pert imbangan f asilit as penampungan diwuj udkan dalam bent uk penyediaan t empat penampungan kot oran dan sampah pada masing-masing bangunan rusuna bert ingkat t inggi, yang diperhit ungkan berdasarkan j umlah penghuni, dan vol ume kot oran dan sampah.

iii. Pert imbangan j enis sampah padat diwuj udkan dalam bent uk penempat an pewadahan dan/ at au pengolahannya yang t idak mengganggu kesehat an penghuni, masyarakat dan lingkungannya.

iv. Ket ent uan pengel olaan sampah padat

(1) Bagi pengembang perumahan waj ib menyediakan wadah sampah, alat pengumpul dan t empat pembuangan sampah sement ara, sedangkan pengangkut an dan pembuangan akhir sampah bergabung dengan sist em yang sudah ada.

(2) Pot ensi reduksi sampah padat dapat dilakukan dengan mendaur ulang, memanf aat kan kembali beberapa j enis sampah sepert i bot ol bekas, kert as, kert as koran, kardus, aluminium, kaleng, wadah plast ik dan sebagainya.

(3) Sampah padat kecuali sampah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) harus dibakar dengan insinerat or yang t idak mengganggu lingkungan.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

4. Persyaratan Penggunaan Bahan Bangunan

a. Bahan bangunan rusuna bert ingkat t inggi yang digunakan harus aman bagi kesehat an penghuni dan t idak menimbulkan dampak negat if t erhadap lingkungan.

b. Penggunaan bahan bangunan yang t idak berdampak negat if t erhadap lingkungan harus:

i. menghindari t imbul nya ef ek silau dan pant ul an bagi pengguna bangunan gedung lain, masyarakat , dan lingkungan sekit arnya;

ii. menghindari t imbul nya ef ek peningkat an t emperat ur lingkungan di sekit arnya;

iii. mempert imbangkan prinsip-prinsip konservasi energi; dan

iv. menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan/ at au pedoman t eknis.

IV. 3. PERSYARATAN KENYAMANAN BANGUNAN RUSUNA BERTINGKAT TINGGI

Dalam dokumen Permen PU No 05 Tahun 2007 (Halaman 31-35)

Dokumen terkait