• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENEITIAN

3.3 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai

Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankan oleh seorang tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian adalah penetapan seksi-seksi sesuai dengan tugasnya.

Struktur organisasi menunjukkan bagaimana seksi-seksi di dalamnya dikoordinasikan bersama-sama disuatu jalur wewenang dan tanggung jawab. Struktur organisasi adalah penggambaran secara grafik yang menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi. Struktur organisasi hanya dapat mewujudkan hubungan wewenang yang formal saja dan tidak dapat menggambarkan seberapa besar wewenang, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan yang terinci. Adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) KotaTanjung Baai dapat dilihat pada gambar 3.2

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai Gambar 3.2. Struktur Organisasi

A. Bidang-bidang Kerja di Kantor Badan Pertanahan Nasional Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur organisasi Badan Pertnahan Nasionl (BPN) Kota Tanjung Balai, sebagai berikut:

a) Kepala Kantor Badan Pertanahan Kota Tanjung Balai

Kepala Kantor Badan pertanahan Nasional Kota Tanjung Balai memiliki tanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasuinal Provinsi Sumatera Utara.

b) Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya: Memberikan pelayanan administrative kepada seluruh satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan.

Fungsinya:

a. Pengolahan data dan informasi.

b. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah.

c. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

d. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.

e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan perasarana. f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program.

Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari:

1) Urusan Perencanaan dan Keuangan

Tugasnya: Menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran laporan akuntanbilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

2) Urusan Umum Dan Kepegawaian

Tugasnya: Melakukan urusan kepegawaian dan Pengembangan sumberdaya manusia pertanahan.

c). Sub Bagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Tugasnya: Menyiapkan abhan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertipan bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hah atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT).

Fungsinya:

a. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah.

b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar-menukar, saran dan pertimabangan serta ,melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan.

c. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak.

d. Mengatministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik Negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.

e. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.

f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan pertanahan. g. Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak.

h. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:

1) Subseksi Penetapan Hak Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjang jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan dan atau rekomendasi perpanjang jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan pendaftaran hak tanah perorangan.

2) Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, dan hak pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintahan, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijianan, peralihan hak atas tanah;rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanh pemerintah

3) Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah;pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelola,tanah wakaf, data

lainnya,data fisik bidang tanah, data komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.

4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian dibidang pendaftaran tanah.

d). Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

Fungsinya:

a. Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota.

b. Pemelihara basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota.

c. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform. d. Penyediaan tanah untuk pembangunan.

e. Pengolahan sumbangan tanah untuk pembangunan.

Seksi Pengaturan dan Penataan tanah terdiri dari:

1) Subbagian Penatagunaan tanah dan kawasan tertentu

Tugasnya: Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah rencana penataan, kawasan, pelaksaanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis, penangguhan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuain penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual. 2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Tugasnya: Menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform,penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin peralihan atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan penerbitan surat keputusan restribusi tanah dan pengeluaran tanah dari landreform,monitoring dan evaluasi restribusi tanah, ganti kerugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran,usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh,daerah bencana dan daerah bekas konflikserta permukiman kembali;penyediaan tanah dan pengelola sumbangan tanah untuk

pembangaunan teknik dan metode, promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat, kerja sama dan fasilitas, pengolahan basis data dan informasi monitoring dan evaluasi serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah.

e). Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsinya:

a. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan kritis. b. Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan

kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumberproduktif. c. Pemanfaatan tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan.

d. Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah, terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

e. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengendalian Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah

menanganan serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, harmonosasi dan program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis.

2) Subseksi pemberdayaan Masyarakat

Tugasnya: Menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan, dan pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam penolahan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

f). Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan

Fungsinya:

a. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.

b. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif, penyelesaian melalui mediasi, fasilitas dan sebagainya usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan lembaga

peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang dan badan hukum dengan tanah.

c. Pengkordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan. d. Pelaporan penganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara

pertanahan.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari: 1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan pengkajian hukum,sosoal, budaya, ekonomi dan polotik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan badan hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian semgketa melalui mediasi, fasilitas, koordinasi penanganan sengketa dan konflik.

2) Subseksi Perkara Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara,koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian antar orang dan badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.

g). Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan

Tugasnya: Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

Fungsinya:

a. Pelaksanana kegiatan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang tanah. Pengukuran batas wilayah, dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan.

c. Pelasanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.

d. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik dan komputerisasi.

e. Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian tanah

Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnya dibidang pengukuran.

2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah

Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan penbinaan pejabat penilai tanah.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data seperti berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara terbuka dan mendalam kepada pihak yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yakni Kepala Sub Bagian Tata Usaha sebagai key informan. Sebab Kepala Desa Kepala Sub Bagian Tata Usaha lebih mengetahui tentang apa saja yang berhubungan dengan efektivitas pelayanan.

4.1.Karekterisrik Informan

Informan dalam penelitian yang di lakukan di Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai antara lain :

1. Kepala Sub Bagian Tata usaha : H. Zukarnain, S.H.

2. Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan : Dian Syaputra Saragih,S.ST. 3. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah: Zuhelmi, S.H.

4. Masyarakat : - Garbok

- Bainar

- Rizal

4.2.Hasil Wawancara

4.2.1.Persyaratan Pelayanan

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menanyakan hal mendasar yang sesuai dengan judul yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk pertanyaan

pertama, peneliti mengajukan pertanyaan, apa saja persyaratan administrasi dalam mengurus sertifikat hak milik atas tanah?

Jawaban Bapak Zulkarnaian, S.H. :

“harus memenuhi persyaratan yang pertama: atas hak, identitas, BPHTB, dan KK, tanah tidak dalam sengketa, serta tidak ada hak diatasnya.

Jawaban Bapak zulhelmi, S.H.:

KTP, KK, PBB, dan surat-surat yang berhubungan dengan tanah tersebut.

Dari hasil wawancara kedua peneliti mendapatkan jawaban yang sama dari dua informan yaitu Dalam Perkaban No. 1 Tahun 2010, diatur mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk mendapatkan sertifikat tanah. Adapun persyaratannya, yaitu :

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau kuasanya di atas materai

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan.

3. Fotocopy identitas (KTP, KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4. Asli Bukti perolehan tanah/Alas Hak

5. Asli Surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah (Rumah Gol III) atau rumah yang dibeli dari pemerintah

6. Foto copy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket, penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti bayar uang pemasukan (pada saat pendaftaran hak)

7. Melampirkan bukti SSP/PPh Sesuai dengan ketentuan Waktu:

1. 38 (tiga puluh delapan) hari untuk:

a) Tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha

b) Tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2.000 m2 2. 57 (lima puluh tujuh) hari untuk:

a) Tanah pertanian yang luasnya lebih dari 2 Ha

b) Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 2.000 m2 s.d. 5.000 m2

3. 97 (sembilan puluh tujuh) hari untuk:

a) Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 5.000 m2 Keterangan Formulir permohonan memuat:

1. Identitas diri

2. Luas, letak dan penggunaan tanah yang dimohon 3. Pernyataan tanah tidak sengketa

4. Pernyataan tanah dikuasai secara fisik Catatan:

1. Tidak termasuk tenggang waktu pemenuhan kewajiban pembayaran sesuai SK

2. Jangka waktu tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pengiriman berkas/dokumen dari Kantah ke Kanwil dan BPN RI maupun sebaliknya.

4.2.2.Prosedur Pelayanan

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh peneliti adalah bagaimana prosedur penerbitan sertifikat hak milik atas tanah?

Jawaban Bapak Zulkarnaian, S.H. :

“Masuk ke loket pelayanan dengan menbayar uang kewajiban yang sesuai

dengan PP No 128 Tahun 2015”.

Jawaban Bapak zulhelmi, S.H.:

“perlengkapan yang berhubungan dengan tanah tersebut harus ada SK camat kemudian baru masuk ke loket kemudian oeh orang BPN kelengkapan suratnya di teiti apabia lengkap maka permohonannya bisa dilanjutkan, setelah itu diukur oleh petugas pengukuran kemudian dibentuk Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah “A” yang terdiri dari lima orang. Setelah panitia dibentuk dan bekerja ditetapkanlah Sknya yang ditandatangani oleh Kepala Kantor yang Cuma berlaku tiga bulan harus didaftar untuk mendapatkan sertifikat, setelah itu barulah diterbitkan sertifikat hak milik atas tanah”.

Dalam wawancara pertama, peneliti mendapatkan jawaban yang berbeda dari dua informan yaitu dari informan kunci dan informan utama, yaitu semua surat harus lengkap dan sesuai prosedur. Informan tambahan menjelaskan secara detail bagaimana prosedur dari awal hingga selesai sedangkan informan kunci mengikuti PP No 128 Tahun 2015.

4.2.3.Waktu Pelayanan

Pada pertanyaan selanjutnya, peneliti menanyakan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah?

Jawaban Bapak Zulkarnain,S.H.:

“45 hari kerja sesuai SOP”.

Jawaban Bapak Zulhelmi, S.H.:

“45 hari untuk hak apabila berkas sudah lengkap”.

Jawaban Bapak Dian Syaputra Saragih, S.ST:

“ 45 hari apabila tidak ada kendala atau hambatan seperti dalam waktu pengukuran”.

Jawaban Bapak Garbok:

”3 bulan itu karena banyak kali masalah batas patok”.

Dari hasil wawancara peneliti mendapatkan jawaban yang berbeda dari empat informan ialah , informan kunci, dua informan utama mempunyai jawaban yang sama yaitu 45 hari, dan informan tambahan yaitu tergantung banyaknya hambatan.

Kemudian peneliti menanyakan apakah waktu yang dibutuhkan sudah sesuai dengan peraturan yang beraku?

Jawaban Bapak Zukarnain, S.H.: “Sudah jelaslah harus sesuai”. Jawaban Bapak Zulhelmi, S.H.:

“terkadang tidak sesuai karena adanya hal-hal diluar dugaan seperti diwaktu pengukuran terjadi masalah patokan”.

Jawaban Bapak Dian Syaputra Saragih, S.ST:

“tidak juga seperti dalam batas patok terkadang tetangga dari pemohon tersebut tidak menyetujui batas patok itu”.

Jawaban Bapak Rizal:

“ waktu saya mengurus kemaren lebih dari 45 hari karena saya tidak tahu syarat-syarat mengurus sertifikat hak milik atas tanah”.

Jawaban Bapak Garbok:

“lebihlah dari 45 hari saya sekitar 3 bulanan karena para pihak sepadan susah untuk berkumpulnya’.

Dari wawancara di atas peneiti mendapatkan jawaban berbeda dari lima informan yaitu waktu yang dibutuhkan terkadang tidak sesuai dengan peraturan tergantung ada atau tidaknya kendala dalam pengukuran.

4.2.4.Biaya

Pertanyaan kelima yaitu berapakah biaya yang dikenakan daam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah?

Jawaban Bapak Zulkarnain, Bapak Zulhelmi, dan Bapak Dian Syaputra Saragih: “Sesuai dengan PP No 28 Tahun 2015”.

Jawaban Ibu Bainar:

“Sesuai kok tidak ada dikenakan biaya tambahan lagi. Mereka pun kalau dikasih uang diluar biaya mereka tidak mau”.

Jawaban Bapak Garbok: ` “Sesuai”.

4.2.5.Hambatan

Dua pertanyaan terakhir mengenai hambatan yang terjadi, untuk pertanyaan pertama peneliti menanyakan apa saja hambatan yang pernah dijumpai dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai?

Jawaban Bapak Zulkarnain, S.H.:

“pemohon tidak ada ditempat”.

Jawaban Bapak Zulhelmi, S.H.:

“pertama; waktu mengukur sepadan batas pihak pembatas sering tidak ada ditempat.

Kedua; sering tidak adanya waktu yang cocok untuk para pembatas. Ketiga; surat-surat tidak lengkap yang dibuat oleh Kepala Desa atau Lurah bahkan Camat yang beum ditanda tanganin oeh sepadan batas.

Jawaban Bapak Dian Syaputra Saragih, S.ST::

“pemohon tidak memasang batas patok dan terkadang tanahnya semak belukar”.

Jawaban Bapak Rizal:

“kurangnya sosilisasi bahkan dari kelurahanpun tidak ada mengenai cara-cara mengurus sertifikat hak milik atas tanh dan pesyaratannya”.

Dari wawancara tersebut bahwa masalah yang terdapat di sebabkan oleh pemohon yaitu masalah sepadan batas yang terkadang tidak adanya waktu yang cocok untuk para sepadan hadir menyaksikan pengukuran, dan kurangnya sosialisasi dari pegawai Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai.

Pertanyaan kedua yaitu ketika terjadi hambatan , bagaiman penyeesaian yang dilakukan?

Jawaban Bapak Zulkarnain, S.H.: “Harus ditungguorangnya”. Jawaban Bapak Zulhelmi, S.H.:

“harus dimusyawarahkan terlebih dahulu mengenai batas sepadan kepada pihak-pihak pembatas”.

Jawaban Bapak Dian Syaputra Saragih,S.ST:

“pemohon memasang tanda batas patok yang diukur oeh kepala lingkungan sebelum dilakukannya pengukuran oelh BPN, dan sebeum dilakukannya pengukuran tanahnya harus dibersihkan terlebih dahulu”.

Dari jawaban informan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pegawai BPN menangani hambatan dengan melakukan musyawarah dan mencari waktu yang cocok untuk para sepadan batas supaya bisa hadir semuanya.

BAB V ANALISIS DATA 5.1Hasil Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu setiap data-data dan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian di lapangan dideskriptifkan atau digambarkan sebagaimana adanya yang diiringi dengan penafsiran dan analisis yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang berkaitan dengan efektivitas pelayanan dalam penerbitan sertifikat hak milik natas tanah.

Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala Sub Bagian Tata Usaha sebagai informan kunci, Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan dan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai informan utama dan masyarakat sebagai informan tambahan serta studi kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

Selanjutnya dalam analisa data ini akan menjabarkan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan, untuk dilakukan analisa terhadap setiap data yang

ada dan fakta yang di didapat melalui interpretasi data dan penguraian-penguraian masalah sebagai berikut:

5.1.1 Persyaratan Pelayanan 1. Kejelasan Persyaratan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai persyaratan dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah diatur dalam Perkaban No.1 Tahun 2010, yakni mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk mendapatkan sertifikat hak milik atas tanah. Adapun persyaratannya, yaitu;

a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau kuasanya di atas materai

b. Surat Kuasa apabila dikuasakan

c. Fotocopy identitas (KTP, KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

d. Asli Bukti perolehan tanah/Alas Hak

e. Asli Surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah (Rumah Gol III) atau rumah yang dibeli dari pemerintah f. Foto copy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokkan

dengan aslinya oleh petugas loket, penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti bayar uang pemasukan (pada saat pendaftaran hak)

g. Melampirkan bukti SSP/PPh

5.1.2 Prosedur Pelayanan

Prosedur adalah suatu urutan tugas atau pekerjaan yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan. Prosedur pelayanan dalam hal ini menyangkut kemudahan tahapan pelayanan pendaftaran yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari kesederhanaan alur pelayanan.

1. Kesederhanaan Alur Pelayanan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai prosedur penerbitan sertifikat hak milik atas tanah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2015 tentang Standar Peleyanan dan Pengaturan Pertanahan. Adapun proses layanan dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah:

2. Pemohon menyerahkan dokumen permohonan dan akan dilakukan pemeriksaan di loket pelayanan.

3. Kemudian pemohon membayar biaya pengukuran dan pemeriksaan tanah. Proses selanjutnya adalah pengukuran dan pemeriksaan tanah yang harus dihadiri oleh pemohon. 4. Setelah itu diterbitkan Surat Keputusan Kantor Pertanahan,

Surat Keputusan Kantor Wilayah, Surat Keputusan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang diakhiri dengan pembukusn hak dan penerbitan sertifikat.

5.1.3 Waktu Pelayanan

Efesiensi merupakan salah satu dimensi yang perlu dideteksi dalam pengukuran pelayanan publik karena efesiensi itu berkaitan ketepatan waktu dan penggunaan biaya.

Ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah tertuang dalam perkaban No.1 Tahun 2010, yakni:

5. 38 (tiga puluh delapan) hari untuk:

a. Tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha

b. Tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2.000 m2

6. 57 (lima puluh tujuh) hari untuk:

a. Tanah pertanian yang luasnya lebih dari 2 Ha

b. Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 2.000 m2 s.d. 5.000 m2

7. 97 (sembilan puluh tujuh) hari untuk:

a. Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 5.000 m2 Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang menjadi pemohon penerbitan sertifikat hak milik atas tanah waktu yang mereka

Dokumen terkait