• Tidak ada hasil yang ditemukan

V.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG (PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2008)

V.3.3. Persyaratan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Sedangkan persyaratan administrasi bangunan gedung meliputi :

a. status hak atas tanah, dan / atau ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah ;

b. status kepemilikan bangunan gedung ; dan c. IMB gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung antara lain : A. Ketentuan Teknis Bangunan Gedung :

 Setiap bangunan harus direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan teknis bangunan gedung ;

 Fungsi bangunan yang dibangun harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang ;

 Perletakan bangunan pada lokasi harus digambarkan pada gambar situasi ;

 Ijin Mendirikan Bangunan Gedung harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Rencana Kota (Ijin Amplop Ruang) yang berisi : bentuk kaveling / lahan yang sesuai dengan peta sertifikat tanah, fungsi bangunan yang dapat dibangun pada lokasi yang bersangkutan, ketinggian maksimum bangunan yang diijinkan; jumlah lantai / lapis bangunan gedung dibawah permukaan tanah dan KTB yang diijinkan, garis sempadan dan jarak bebas minimum bangunan gedung diijinkan, KDB maksimum diijinkan, KLB maksimum diijinkan, KDH minimum diwajibkan, KTB maksimum diijinkan, Jaringan Utilitas Kota dan keterangan lainnya yang terkait.

B. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan

 Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung :

 Pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam : RTRW, RDTR dan RTBL untuk semua lokasi yang bersangkutan ;

 Persyaratan intensitas bangunan gedung meliputi persyaratan kepadatan, ketinggian dan jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan (Tabel V.5);

 Untuk pembangunan di atas jalan umum, saluran, atau sarana lain, atau yang melintasi sarana dan prasarana jaringan daerah, atau di bawah / di atas air, atau pada daerah hantaran udara (transmisi) tegangan tinggi dan / atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan dan / atau fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan

 Arsitektur bangunan gedung :

 Setiap bangunan harus mempertimbangkan tata letak ruang sesuai dengan fungsi ruang dan hubungan ruang di dalamnya ;

 Setiap bangunan harus mempertimbangkan faktor keindahan, kandungan lokal, dan sosial budaya setempat ;

 Setiap bangunan diusahakan mempertimbangkan segi-segi pengembangan konsepsi struktur bangunan tradisional, hingga secara estetika dapat mencerminkan perwujudan corak budaya setempat;

 Pemerintah daerah dapat menetapkan kaidah-kaidah arsitektur tertentu pada bangunan gedung untuk suatu kawasan setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli bangunan gedung dan mempertimbangkan pendapat publik.

 Persyaratan lingkungan :

 Setiap bangunan tidak diperbolehkan menghalangi pandangan lalu lintas ;

 Setiap bangunan langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan mengganggu atau menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan umum, keseimbangan / pelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan ;

 Setiap bangunan langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan di bangun / berada diatas sungai / saluran / selokan / parit pengairan dan drainase Daerah ;

 Setiap bangunan langsung ataupun tidak langsung tidak diperbolehkan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk bangunan tertentu atas penetapan Kepala Daerah harus dilengkapi dengan UKL, UPL dan AMDAL.

 Persyaratan pengendalian dampak lingkungan :

 Setiap bangunan yang akan mengajukan permohonan IMB, yang mempunyai Jenis Usaha atau Kegiatan Bangunan arealnya sama atau lebih besar dari 5 (lima) hektar, diwajibkan untuk melengkapi persyaratan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ;

 Untuk kawasan industri, perhotelan, perumahan real estate, pariwisata, pelabuhan gedung bertingkat yang mempunyai ketinggian 60 m atau lebih, diwajibkan untuk melengkapi Persyaratan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ;

 Pelaksanaan dan Pengawasan terhadap Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ditangani oleh Instansi Penyelenggara Pelayanan di Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup.

C. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung :  Persyaratan Keselamatan Bangunan :

 Bangunan satu lantai temporer tidak diperkenankan dibangun dipinggir jalan utama / arteri Daerah, kecuali dengan Ijin Kepala Daerah dan umur bangunan dinyatakan tidak lebih dari 2 (dua) tahun;  Bangunan satu lantai semi permanen tidak diperkenankan dibangun

di pinggir jalan utama / arteri Daerah ;

 Bangunan satu lantai semi permanen dapat diubah menjadi permanen setelah diperiksa oleh Instansi Teknis Pembina Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan dinyatakan memenuhi syarat ;

 Bangunan bertingkat semi permanen tidak diperkenankan di bangun di jalan utama ;

 Bangunan bertingkat semi permanen tidak dapat dibangun menjadi bangunan permanen ;

 Ketahanan Konstruksi :

 Setiap bangunan harus dibangun dengan mempertimbangkan kekuatan, kekakuan, dan kestabilan dari segi struktur dengan mengacu pada peraturan / standar teknik yang berlaku di Indonesia, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) yang meliputi SNI tentang Tata Cara, Spesifikasi, dan Metode Uji yang berkaitan dengan bangunan gedung.

 Setiap bangunan gedung kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana, harus dilindungi dari bahaya kebakaran dengan sistem proteksi pasif dan proteksi aktif ;

 Setiap bangunan gedung dengan fungsi, klasifikasi, luas, jumlah lantai dan / atau dengan jumlah penghuni tertentu harus memiliki unit manajemen pengamanan kebakaran ;

 Setiap bangunan gedung berdasarkan letak, sifat geografis, bentuk ketinggian dan penggunaannya beresiko terkena sambaran petir harus dilengkapi dengan instalasi penangkal petir ;

 Setiap bangunan harus memiliki cara, sarana dan alat / perlengkapan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang bersumber dari listrik, gas, api, dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku ;

 Setiap bangunan umum harus dilengkapi petunjuk secara jelas tentang : cara pencegahan dari bahaya kebakaran, cara penanggulangan bahaya kebakaran, cara penyelamatan dari bahaya kebakaran, cara pendeteksian sumber kebakaran dan tanda – tanda petunjuk arah jalan keluar yang jelas.

 Persyaratan Kenyamanan :

 Setiap bangunan yang dibangun harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dan kesehatan bagi pengguna / penghuni yang berada di dalam dan di sekitar bangunan dengan memperhatikan : sirkulasi udara di dalam bangunan gedung, jumlah sinar / penerangan yang cukup sesuai dengan fungsi ruangan, tingkat kebisingan yang dapat diterima dan tidak mengganggu pandangan dari dan ke lingkungan di sekitarnya .

 Persyaratan Kelengkapan Prasarana dan Sarana :

 Penyedia prasarana dan sarana disesuaikan dengan fungsi dan luas bangunan gedung serta jumlah pengguna bangunan gedung ;

 Setiap bangunan umum harus memiliki kelengkapan sarana dan prasarana bangunan yang memadai sesuai stándar teknis yang berlaku, yang meliputi : sarana pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, tempat parkir, sarana transportasi vertikal (tangga, dan atau eskalator, dan atau lift), sarana tata udara, fasilitas bagi anak-anak dan lanjut usia, toilet umum, ruang ganti bayi, dan tempat sampah, sarana penyelamatan dan sarana ibadah ;

 Setiap bangunan gedung kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana, harus menyediakan fasilitas dan aksebilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan bagi penyandang cacat dan lanjut usia masuk ke dan keluar dari bangunan gedung serta beraktivitas dalam bangunan gedung secara mudah, aman, nyaman dan mandiri. Tabel V. 10 Persyaratan KLB, KDB, Garis Sempadan Samping dan Belakang

Bangunan Gedung FUNGSI DAN JENIS

BANGUNAN GEDUNG KLB MAKSIMUM % KDB MAX % G.S SAMPING/BELAKANG BANGUNAN Bangunan Gedung Fungsi

Hunian

- Rumah tinggal biasa berbentuk tunggal

- Rumah tinggal biasa berbentuk gandeng / deret

60 - 160 60 - 80

1. Pada daerah Padat / Rapat.

- Dinding terluar tidak boleh melampaui batas terluar lahan

2. Pada daerah rendah / renggang

- Minimum 2 m

Rumah tinggal luar biasa ( flat ) 300 60

Bangunan Gedung Fungsi Keagamaan, Usaha, Sosial dan Budaya : - Perkantoran - Kantor Pos - Perniagaan, perdagangan - Bank - Perhotelan - Perbelanjaan 120 120 300 300 300 300 60 60 100 60 60 60 Bangunan rendah ( s/d 4 lantai ) 3 m. Bangunan sedang ( 5 s/d 8 lantai ) 6 m.

Bangunan tinggi ( lebih dari 8 lantai ) 9 m.

- Rekreasi, Hiburan, Kesenian, Musium - Pendidikan - Perpustakaan - Olah Raga - Peribadatan - Kesehatan - Praktek Dokter

- Restaurant, Night Club, Amusement

- Pasar

- Pertemuan

- Stasiun dan Terminal

300 60

Bangunan Gedung Fungsi Usaha :Industri, Gudang dan Bengkel

10 0

100 100 60 Minimum 6 m

Bangunan Gedung Fungsi Khusus :

- Bangunan TNI / POLRI , pelabuhan Bandar Udara

Ditetapkan sesuai ketentuan teknis

Sumber: Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung V.3.4. Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Dalam pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan atau lingkungan, masyarakat berhak untuk memberikan

saran, pendapat terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung dari pihak pengguna dan / atau instansi Pemerintah Daerah terkait sebagai akibat penyelenggaraan bangunan gedung. Selain itu masyarakat wajib menjaga ketertiban dengan mencegah setiap perbuatan diri sendiri atau kelompok yang dapat mengurangi tingkat keandalan, dan/atau mengganggu penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.

V.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI-SPAM) V.4.1. Arahan Pengembangan SPAM Tahun 2013 - 2028

Pengembangan SPAM Kota Probolinggo dibagi dalam 3 (tiga) tahap pengembangan 5 (lima) tahunan dan akan diprogramkan sampai tahun 2028. a. Tahap Pertama (Tahap I)

Tahap I merupakan pembangunan 5 (lima) tahun pertama mulai tahun 2013 sampai 2017.

b. Tahap Kedua (Tahap II)

Tahap II merupakan pembangunan 5 tahun kedua mulai tahun 2018 sampai 2022.

c. Tahap Ketiga (Tahap III)

Tahap III merupakan pembangunan 5 tahun ketiga mulai tahun 2023 sampai 2028.

Adapun rencana Pengembangan SPAM Kota Probolinggo untuk masing – masing tahapan sebagai berikut :

A. Tahap I (2013 – 2017)  Sistem Transmisi :

Sistem transmisi eksisting yang menyediakan air untuk 3 ground reservoir memiliki kapasitas optimum 180 L/det. Kapasitas tersebut hanya mampu melayani kebutuhan air Kota Probolinggo hingga tahun 2011, sehingga diperlukan pengembangan sistem transmisi. Pada Tahap I (2013 – 2017) direncanakan penambahan pipa baru pada pipa transmisi yang menuju ke GR. Mayangan dan GR. Wonoasih. Pemasangan pipa transmisi baru yang dipasang secara parallel dengan pipa transmisi lama PVC 10 inch dan 6 inch. Paralel pipa ini yaitu dari GR. Kanigaran menuju GR. Mayangan sepanjang ± 4.000 m dan dari pertigaan Kel. Kedunggaleng menuju GR. Wonoasih sepanjang ± 2.000 m.

Tabel V. 11 Rencana Penambahan Pipa Transmisi Baru Tahap I (2013 – 2017)

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

 Sistem Distribusi :

Ground ReservoirMayangan

Sistem distribusi dari GR. Mayangan ini diperuntukkan melayani Kecamatan Mayangan terutama di Kelurahan Mayangan, Kelurahan Mangunharjo, dan Kelurahan Sukabumi yang berada di pesisir pantai. Pada tahun 2013 kebutuhan air GR. Mayangan sebesar 83,19 L/det dan kebutuhan air pada tahun 2017 sebesar 88,07 L/det . GR. Mayangan eksisting memiliki kapasitas 500 m3, untuk pelayanan yang baik perlu ditambah volumenya ± 25% dari kebutuhan sehari yaitu bertambah sebesar ± 1.500 m3. Pompa distribusi eksisting memiliki kapasitas 25 L/det dengan Head 45 m. Kapasitas pompa tersebut tidak lagi mencukupi dalam melayani kebutuhan pada tahap I. Direncanakan penambahan 1 (satu) pompa kapasitas 100 L/det dengan Head 50 m yang akan dipasang paralel dengan pompa eksisting. Adanya penambahan pompa ini juga menimbulkan penambahan catu daya yang dibutuhkan.

Tabel V. 12 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan

Ground ReservoirMayangan Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Ground ReservoirKanigaran

Ground reservoir Kanigaran memiliki wilayah pelayanan meliputi Kec. Mayangan, Kec. Kanigaran dan Kec. Kademangan. Kapasitas ground reservoir eksisting hanya 300 m3. Kebutuhan air pada tahun 2013 sebesar 129,88 L/det, sedang pada tahun 2017 sebesar 163,09 L/det. Wilayah pelayanan GR. Kanigaran merupakan wilayah pusat pelayanan kota. Sehingga pengembangan SPAM di wilayah pelayanan GR. Kanigaran dimulai dari Tahap I. Melihat wilayah pelayanan GR.Kanigaran luas dan kebutuhan air yang besar, maka kapasitas ground reservoir saat ini dinilai tidak mencukupi. Dibutuhkan ground reservoir lagi untuk menampung air yang akan didistribusikan. Untuk pelayanan yang baik diperlukan ground reservoir dengan volume ± 25% dari kebutuhan sehari yaitu menjadi ± 3.500 m3. Melihat luas tanah di GR. Kanigaran, masih terdapat ruang kosong untuk membangun ground reservoir baru namun ruang yang tersisa hanya cukup untuk ukuran volume ± 1.500 m3 dengan meratakan bangunan kantor yang ada atau memperluas lahan dengan pembebasan tanah pemukiman penduduk sekitar.

Tabel V. 13 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan

Ground ReservoirKanigaran Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Ground ReservoirWonoasih

GR. Wonoasih memiliki wilayah pelayanan meliputi Kec. Wonoasih, Kec. Kedopok dan Kec.Kademangan. Kebutuhan air untuk wilayah pelayanan GR. Wonoasih pada tahun 2013 sebesar 47,68 L/det dan pada tahun 2017 sebesar 66,17 L/det. Kapasitas pompa terpasang saat ini adalah 25 L/det dan 50 L/det dengan Head 45 m. Pompa tersebut bila dioperasikan secara paralel masih mencukupi untuk memenuhi pelayanan pada tahun 2013 mendatang. Namun harus ditambah 1 (satu) pompa kapasitas 110 L/det dengan Head 60 m yang dipasang paralel untuk operasi bergantian.

GR. Wonoasih terbangun saat ini memiliki volume 500 m3. Untuk pelayanan yang baik diperlukan ground reservoir dengan kapasitas ± 25% dari kebutuhan sehari, yaitu menjadi ± 1.500 m3. Hal ini diasumsi bila pelanggan tidak menggunakan air selama 6 jam di malam hari. Wilayah pelayanan oleh GR. Wonoasih yang menjadi prioritas pengembangan SPAM pada tahap I adalah Kel. Kedungasem, Kel. Kedunggaleng, Kel. Kedopok, Kel. Kademangan dan Kel. Pohsangit Kidul.

Tabel V. 14 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan

Ground ReservoirWonoasih Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

 Penambahan Pelanggan

Tabel V. 15 Rencana Penambahan SR Kecamatan Mayangan Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 16 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kanigaran Tahap I

Tabel V. 17 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kademangan Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 18 Rencana Penambahan SR Kecamatan Wonoasih Tahap I

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 19 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kedopok Tahap I

B. Tahap II ( 2018 – 2022)  Sistem Transmisi :

Sesuai dengan skenario pengembangan, pada tahap II merupakan pengembangan SPAM 5 (lima) tahun kedua mulai tahun 2018 – 2022. Pada tahap II terjadi penambahan produksi sebesar 111,07 L/det dari produksi 317,34 L/det menjadi 428,41 L/det. Kebutuhan tersebut tidak sesuai dengan kapasitas optimum pipa terpasang yaitu 320 L/det. Oleh karena itu sistem transmisi sudah harus dibagi menjadi 2 sistem yaitu, sistem utara dan sistem selatan.

Sistem transmisi utara ini menyediakan air untuk GR. Mayangan dan GR. Kanigaran dengan menggunakan pipa transmisi eksisting. Kebutuhan air di wilayah utara ini hingga tahun 2022 sebesar 288,50 L/det. Dengan demikian pada sistem transmisi utara ini dapat memanfaatkan intake, rumah pompa beserta pompa yang terpasang pada Tahap I yaitu pompa kapasitas 320 L/det. Dengan mengoperasikan 2 (dua) pompa 190 L/det Head 100 m yang diparalel. Kapasitas pompa yang ada masih berlebih, hal ini dapat dilakukan dengan pengurangan jam operasional pompa kurang dari 24 jam per hari. Pompa tersebut dapat dimanfaatkan sampai Tahap III akhir, sampai tahun 2028.

Sistem transmisi selatan yaitu untuk menyediakan air di GR. Wonoasih. Sistem transmisi selatan ini direncanakan terpisah dengan sistem transmisi utara, yaitu membuat intake dan rumah pompa baru serta memasang pipa transmisi baru dari MA. Ronggojalu menuju GR. Wonoasih. Sistem yang digunakan adalah sistem pemompaan. Rencana pipa transmisi baru yaitu menggunakan pipa PVC diameter 18 inch sepanjang ± 5.800 m. Dengan kebutuhan air hingga tahun 2022 sebesar 140 L/det dapat memanfaatkan 3 (tiga) pompa transmisi lama yang memiliki kapasitas 110 L/det yang dipasang secara paralel dengan mengoperasikan 2 (dua) pompa dan 1 (satu) pompa sebagai cadangan.

Tabel V. 20 Rencana Penambahan Pipa Transmisi Baru Tahap II

 Sistem Distribusi :

Ground ReservoirMayangan

Pada tahap II terjadi penambahan debit pelayanan sebesar 5,64 L/det. Penambahan debit bisa dikatakan cukup kecil, karena wilayah Kecamatan Mayangan sudah padat dan % pelayanan sudah cukup tinggi sehingga penambahan yang terjadi tidak signifikan. Pipa distribusi eksisting yang terbangun pada tahap I masih dapat digunakan. sehingga jaringan pipa distribusi dari GR. Mayangan sama dengan jaringan pipa pada tahap I.

Ground ReservoirKanigaran

Pada tahap II terjadi penambahan kebutuhan air sebesar 31,70 L/det dari 163,09 L/det menjadi 194,79 L/det. Kapasitas pompa terpasang pada tahap I (25 L/det, 135 L/det dan 135 L/det) masih mencukupi dalam mensupply kebutuhan air di tahap II, namun pompa-ompa tersebut harus bekerja ± 24 jam/hari. Operasional yang baik pompa membutuhkan waktu istirahat, sehingga direncanakan ditambah 1 (satu) pompa lagi kapasitas 135 L/det sebagai cadangan yang dipasang paralel bersama pompa eksisting. Dengan kapasitas kebutuhan air yang meningkat, maka kapasitas pipa terpasang sudah tidak mampu membawa air ke pelanggan sesuai dengan kriteria perencanaan.

Tabel V. 21 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan GR. Kanigaran Tahap II

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Ground ReservoirWonoasih

Pada tahap II terjadi penambahan debit pelayanan sebesar 73,74 L/det dari 66,17 L/det menjadi 139,91 L/det. Penambahan debit di wilayah pelayanan GR. Wonoasih sangat tinggi. Hal ini dikarenakan rencana pengembangan Kota Probolinggo bagian selatan besar

dilaksanakan pada tahap II. Dengan adanya peningkatan kebutuhan air yang tinggi, maka kapasitas pompa distribusi terpasang (25 L/det dan 110 L/det) tidak lagi mencukupi. Direncanakan pompa eksisting kapasitas 25 L/det diganti dengan pompa baru kapasitas 110 L/det. Adanya penambahan pompa tentunya diperlukan penambahan catu daya dalam operasional pompa tersebut.

GR. Wonoasih mendapat supply air dari MA. Ronggojalu dengan menggunakan jaringan pipa transmisi baru yang akan dibangun pada tahap II ini. Sehingga pada tahap II ini seluruh wilayah pelayanan GR. Wonoasih mendapat supply air dari ground reservoir, tidak ada lagi jaringan pipa distribusi yang tersambung langsung dengan pipa transmisi. Pipa transmisi eksisting PVC dia. 250 mm dan 160 mm dialihkan fungsikan sebagai pipa distribusi utama yang akan melayani wilayah sisi timur GR. Wonoasih. Pipa ini akan disambungkan dengan pipa GI dia. 200 mm yang terpasang di Jl. Hasan Genggong untuk melayani Kel. Kedungasem dan Kel. Sumber Taman. Namun masih perlu penambahan pipa PVC dia. 160 mm yang akan dipasang paralel dengan pipa eksisting PVC dia. 160 mm sepanjang ± 500 m. Sedang pelayanan di wilayah sisi barat GR. Wonoasih juga mengalami peningkatan kebutuhan air, sehingga perlu penambahan pipa. Penambahan pipa PVC dia. 200 sepanjang ± 600 m.

Tabel V. 22 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan GR. Wonoasih Tahap II

 Penambahan Pelanggan

Tabel V. 23 Rencana Penambahan SR Kecamatan Mayangan Tahap II

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 24 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kanigaran Tahap II

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 26 Rencana Penambahan SR Kecamatan Wonoasih Tahap II

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 27 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kedopok Tahap II

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

C. Tahap III ( 2023 – 2028)  Sistem Transmisi :

Pada sistem transmisi utara terjadi penambahan produksi sebesar 31,83 L/det dari produksi 288,50 L/det menjadi 320,33 L/det. Pompa terpasang pada tahap I yaitu 3 (tiga) pompa yang dipasang secara paralel dengan mengoperasikan 2 (dua) pompa dan 1 (satu) pompa sebagai cadangan. Pada tahap II pun masih memanfaatkan ppompa terpasang pada tahap I yaitu dengan mengatur waktu operasional pompa kurang dari 24 jam dalam sehari. Pada tahap III terjadi peningkatan produksi sebesar 31,83 L/det sehingga waktu operasional kedua pompa dioptimalkan 24 jam sehari. Oleh karena itu pada tahap III ini dapat

menggunakan pompa yang terpasang pada tahap I. Pengembangan pelayanan air minum hanya dengan penambahan SR dari jaringan distribusi utama yang terpasang.

Pada sistem transmisi selatan terjadi penambahan produksi sebesar 40,28 L/det dari produksi 139,91 L/det menjadi 180,19 L/det. Pada tahap II, kapasitas pompa terpasang adalah ±180 L/det dari 2 (dua) pompa kapasitas 110 L/det yang dipasang secara paralel. Kapasitas pompa terpasang pada tahap II masih mencukupi untuk pelayanan tahap III.

 Sistem Distribusi :

Ground ReservoirMayangan

Pada tahap III terjadi penambahan debit pelayanan yaitu 6,61 L/det. Penambahan debit di tahap III ini pun juga tidak signifikan sehingga pipa distribusi yang sudah terpasang pada tahap II masih mampu mangalirkan air pada tahap III. Sehingga pada tahap III ini pengembangan penyediaan spam dilakukan dengan penambahan SR saja.

Ground ReservoirKanigaran

Pada tahap III terjadi penambahan kebutuhan air sebesar 25,22 L/det dari 194,79 L/det menjadi 220,01 L/det. Pompa distribusi terpasang pada tahap II adalah 3 (tiga) pompa 135 L/det dipasang paralel dengan 1 (satu) pompa sebagai cadangan. Sehingga pada tahap III ini cukup dengan memanfaatkan pompa yang terpasang pada tahap II.

Kapasitas pipa distribusi terpasang pada tahap II masih mampu membawa air sampai ke pelanggan. Sehingga pada tahap III ini tidak ada penambahan pipa distribusi. Pengembangan SPAM pada tahap III hanya perlu penambahan SR saja.

Ground ReservoirWonoasih

Pada tahap III terjadi penambahan sebesar 40,28 L/det dari 139,931 L/det menjadi 180,19 L/det. Sistem distribusi yang menggunakan sistem pemompaan, maka 2 (dua) pompa terpasang kapasitas 110 L/det yang dipasang paralel masih mencukupi dalam melayani kebutuhan air pada tahap III ini. Namun dalam operasional pompa yang baik, pompa membutuhkan waktu istirahat sehingga direncanakan ditambah 1 (satu) pompa lagi dengan kapasitas yang sama yaitu 110 L/det Head 60 m sebagai cadangan.

Penambahan debit di tahap III ini juga cukup besar. Beberapa jalur pipa distribusi utama tidak mencukupi lagi dalam membawa air sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu perlu penambahan pipa yang di pasang paralel dengan pipa eksisting.

Tabel V. 28 Rencana Penambahan Pipa Distribusi Wilayah Pelayanan GR. Wonoasih Tahap III

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

 Penambahan Pelanggan :

Tabel V. 29 Rencana Penambahan SR Kecamatan Mayangan Tahap III

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 30 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kanigaran Tahap III

Tabel V. 31 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kademangan Tahap III

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 32 Rencana Penambahan SR Kecamatan Wonoasih Tahap III

Sumber : RI SPAM Kota Probolinggo Tahun 2012

Tabel V. 33 Rencana Penambahan SR Kecamatan Kedopok Tahap III

Dokumen terkait