• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Ekonomi Islam

3. Pertanggung Jawaban

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajibannya dalam pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan. Laporan tersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke Bupati/Walikota dan ada juga yang disampaikan ke BPD. Rincian laporan sebagai berikut (Permendagri No. 113 Tahun 2014):

Laporan Semesteran ini terdiri dari Laporan Semester Pertama yang diserahkan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan; dan Laporan Semester Akhir yang diserahkan paling lambat pada akhir bulan Januari (DJBPD,2016 )

b) Laporan Pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan APBDesa bupatilwalikota setiap ahkhir tahun.

Laporan ini diserahkan kepada Bupati/Walikota melalui Camat, yang terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang telah ditetapkan dengan peraturan desa. Setelah pemerintah desa dan BPD telah sepakat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa dalam bentuk Peraturan Desa (Perdes), maka Perdes ini disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan PenyelenggaraanPemerintahan Desa.Laporan Pertanggung jawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa sebagaimana tercantum dalam pasal 41 Permendagri No. 113 Tahun 2014, disampaikan paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berkenaan (DJBPD, 2016).

c) Laporan realisasi penggunaan dana desa

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada Bupati/Walikota setiap semester. Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan untuk Semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli TA berjalan dan untuk

Semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari TA berikutnya (BPKP, 2015)

e. Asas Pengelolaan Dana Desa

Fungsi dana desa atau yang biasa dikenal dengan istilah DD adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa. Dana desa yang diperuntukkan bagi pembangunan serta pemberdayaan masyarakat harus diolah serta digunakan dengan baik dan tepat guna oleh pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan di desa.

Pada pelaksanaan pembangunan serta pemberdayaan desa dalam rangka mengimplementasikan dana desa yang ada harus sesuai dengan asas pengelolaan dana desa yang telah ditentukan. Berdasarkan Permendagri No.

113/2014, Bab II Pasal 2 Ayat (1) tentang Pengelolaan Keuangan Desa dijelaskan bahwa pengelolaan keuangan desa termasuk dana desa harus sesuai asas pengelolaan yaitu transparansi, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin anggaran.72 Asas pertama yaitu partisipatif yang artinya dalam proses pengelolaan anggaran serta pelaksanaan pembangunan di desa tidak hanya melibatkan kaum elit desa (pejabat pemerintah desa) tetapi juga harus melibatkan masyarakat lokal baik pemuda, perempuan, petani dan lain sebagainya untuk dapat

72

Kemendesa. Pokok-Pokok Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. Jakarta: Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat-Desa

http://www.djpk.depkeu.go.id/wpcontent/uploads/2016/03/03.-Penggunaan-Dana Desa_Kemendes.pdf. Di akses pada 07April 2019

menciptakan pembangunan yang tepat guna. Asas yang kedua yaitu Akuntabel artinya perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya, dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.73

Ketiga yaitu Transparansi yang artinya keterbukaan, semua pihak dapat melihat keseluruhan informasi dari penggunaan anggaran. Hak untuk mengetahui.

tentang keuangan desa dengan adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Terakhir yaitu tertib dan disiplin anggaran yang artinya pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.74

Berdasarkan penjabaran terkait asas pengelolaan dana desa di atas maka sudah seharusnya dalam implementasi kebijakan dana desa harus melibatkan asas tersebut sebagai wujud pengelolaan yang baik. Implementasi dana desa terkait pembangunan yang dilaksanakan di desa harus melibatkan asas pengelolaan karena dengan adanya partisipasi, akuntabel, transaparansi, serta tertib dan disiplin aggaran dalam pengelolaannya kebijakan yang diterapkan akan lebih tepat guna. Selain itu, penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa yang ditetapkan oleh desa harus dilakukan dengan mengadakan musyawarah

73

BPKP. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. 1-55 (2015

74 Renyowijoyo, Muindro. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Nonlaba. Jakarta: Mitra Wacana Media 2013

desa, sehingga dalam hal ini partisipasi masyarakat menjadi aspek penting dalam penentuan kebijakan pembangunan desa.75

Lebih lanjut Kemendesa (2016) juga menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat yang harus ada dalam implementasi kebijakan di desa adalah sebagai pendamping dalam pembangunan desa dan pemantau ketepatan praktik penerapan program oleh pemerintah desa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pelaksanaan pembangunan desa, masyarakat lokal tidak dapat diabaikan partisipasinya dan tidak hanya dijadikan sebagai objek pembangunan.

f. Pengembangan Ekonomi Desa

Twelvetrees dalam bukunya Zubaedi mendefinisikan bahwa pengembangan masyarakat adalah “The process of assisting ordinary people the improve their own communities by undertaking collective action”.76 Sedangkan menurut United Nation, Pengembagan Ekonomi masyarakat di Desa adalah suatu proses yang diDesain untuk menciptakan kondisi ekonomi dan kemajuan sosial untuk komunitas yang berhubungan dengan partisipasi aktif dan untuk memnuhi kemungkinan kepercayaan atas inisiatif komunitas di Desa.77

Secara umum, Pengembangan ekonomi masyarakat di Desa

75

Kemendesa. Pokok-Pokok Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. Jakarta:Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat-Desa

http://www.djpk.depkeu.go.id/wpcontent/uploads/2016/03/03.-

PenggunaanDanaDesa_Kemendes.pdf. Di akses pada 07 April 2019.

76

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik, ( Jakarta : Kencana, 2013), h. 5

77 Luluhatta, “Pengembangan Masyarakat”Online ada pada laman

https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-community-development/ yang diakses pada 20 Mei 2019.

diartikan sebagai sebuah upaya untuk memperluas, atau meningkatkan, atau mengubah potensi-potensi ekonomi yang ada dalam suatu masyarakat ke suatau keadaaan sebelumnya.78

Berdasarkan pengertian diatas, pengembangan ekonomi masyarakat di Desa merupakan upaya meningkatkan kondisi masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya melalui kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan oleh Desa. Adapun Pengembangan masyarakat mencangkup aspek kuantitas, dan aspek kontinyunitas serta meliputi dimensi cukup luas dan tatarannya yang bervariasi dari kognitif sampai kepada afektif. Dari itu ekonomi masyarakat sangat menentukan pada sebuah kesejahteraan rakyat. Karena ekonomi desa adalah sebuah ekonomi yang benar-benar harus dirubah keadanya pada ekonomi desa yang kekinian, guna untuk mengimbangi kehidupan digital yang terus mengalami perubaan yang begitu pesat. Jika tidak merubah keaada maka akan terhimpit oleh kerasnya kehiduan yang sudah mengguanakan digitak. Maka perlu ekonomi desa berlaih pada ekonomi desa 4.0

Dokumen terkait