• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban pidana perusakan situs internet negara memang tidak dijelaskan secara rinci di dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.Walaupun tidak diatur secara rinci pasal mengenai perusakan situs internet negara bukan berarti para pelaku tindak pidana perusakan dapat bebas karena di dalam pasal 30-34 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur mengenai hal-hal perusakan situs internet.Penjelasan mengenai pasal 30 sampai pasal 34 akan dijabarkan sebagai berikut:

Menurut Sutan remmy di dalam bukunya Larangan melakukan perbuatan membobol sistem komputer yang diatur dalam UU ITE terdiri atas:125

a. Membobol komputer dan atau sistem elektronik yang bertujuan untuk mengakses saja tanpa tujuan.

124

Ibid,dikutip dari Alexandra Whitney Samuel,Hacktivism and Future of Political Partisipasion,www.alexandrasamuel.com/dissertation/pdfs/Samuel-Hacktivism-entire-pdf,terakhir dikunjungi 6 Mei 2008.

b. Membobol komputer dan atau sistem komputer yang selain bertujuan untuk mengakses adalah juga untuk memperoleh informasi elektronik dan atau dokumen elektronik.

c. Membobol komputer dan atau sistem elektronik yang bertujuan selain untuk mengakses juga untuk menaklukan sistem pengamanan dari sistem komputer yang diakses itu.

Pasal 30

1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apapun

2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atauSistem Elektronik dengan cara apapun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

Penjelasan mengenai pasal-pasal ini jelas bahwa Mens rea dan Actus reus

dari tindak pidana yang dilakukan adalah ”mengakses” dan dengan

“sengaja”,Sedangkan objek dari ketiga pasal diatas adalah “komputer dan/atau sistem elektronik”.Seseorang dapat dipidana berdasarkan ketiga pasal diatas

apabila orang tersebut mengakses sistem elektronik atau komputer korban.Pasal-pasal ini menentukan bahwa cara yang dilakukan adalah dengan cara apapun(termasuk perusakan situs internet negara) selama hal tersebut dilakukan dengan cara tanpa haknya.pengertian tanpa sini menurut sutan remmy adalah

melawan hukum.Sutan remmy menulis “Saya berpendapat,agar apa yang

dimaksud dengan ‘melawan hukum’ dirujuk pengertiannya yang selama ini sudah

dianut dalam hukum pidana Indonesia”.126

Pengertian mengenai sistem elektronik dalam pasal 30 ayat (1),(2),(3) yang dimaksud oleh Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah sitem komputer.Sutan remmy menulis berpendapat bahwa”Demikian pendapat saya perbuatan yang dilarang menurut UU ITE bukan saja dalam hal perbuatan itu

mengakses “sistem elektronik” sebagaimana definisi yang diberikan oleh

Converntion on Cybercrime”.127

Walaupun memiliki persamaan di dalam actus reus,mens rea,cara,dan objeknya tetapi terdapat perbedaan didalam ketiga pasala teresbut.Perbedaan diantara pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 UU ITE adalah pasal satu hanya dikenakan terhadap pelaku apabila pelaku hanya berhasil membobol atau merusak sebuah sisitem komputer saja.perbuatan pasal 30 ayat 1 dapat dikatakan sebagai perbuatan mengintip sistem komputer tanpa mengambil atau mengunduh data dari sistem komputer yang dibobol atau dirusak.Sedangkan perbedaan pasal 30 ayat 2 UU ITE adalah seorang pelaku yang membobol atau merusak suatu sistem komputer tidak hanya mengintip saja tetapi melakukan pengambilan atau

126

Ibid,h.241 127Ibid,h.242

mengunduh data yang berhasil dibobol atau dirusak.Hal ini yang menjelaskan bahwa pasal 30 ayat 1 UU ITE dapat dikatakan sebagai perbuatan hacker sedangkan pasal 30 ayat 2 dapat dikatakan perbuatan cracker.Perbedaan perbuatan pasal 30 ayat 2 dan pasal 30 ayat 3 UU ITE terlihat dari tujuan pelaku pembobolan/perusakan.Jika pasal 30 ayat 2 UU ITE tujuan pelaku yakni untuk memperoleh informasi atau data dari sistem elektronik sedangkan pasal 30 ayat 3 UU ITE tujuan pelaku hanayalah ingin menerobos,melampaui atau menjebol

sistem pengamanan.Menurut Sutan remmy “Pelaku ingin menunjukan atau

melakukan unjuk diri(pamer) bahwa pelaku lebih hebat daripada perancang sistem

pengamanan dari komputer dan/atau sistem komputer tersebut”.128

Perbuatan pidana para pelaku yang melanggar pasal 30 ayat (1),(2),(3) UU ITE akan dikenai sanksi pidana yakni pasal 46 ayat (1),(2),(3) UU ITE yakni:

Pasal 46

1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp800.000,000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 32

1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik orang lain.

2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan.

Sutan remmy menulis di dalam bukunya bahwa tindak pidana penyadapan informasi dan dokumen elektronik di dalam UU ITE terdiri atas:129

a. Melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan atau dokumen elektronik.

b. Melakukan intersepsi atau penyadapan atas transmisi informasi elektronik dan atau dokumen elektronik.

Di dalam pasal 31 ayat 1 UU ITE actus reus adalah intersepsi atau penyadapan,Mens rea adalah dengan sengaja dan objeknya adalah informasi/dokumen elektronik tertentu milik orang lain.Jadi didalam pasal ini setiap orang yang melakukan suatu penyadapan informasi maupun dokumen orang lain dengan tanpa hak atau dengan sengaja maka orang tersebut akan dikenai pasal 31 ayat 1 UU ITE.Terdapat perbedaan mengenai pasal 31 ayat 1 dengan pasal 31 ayat 2 UU ITE.Perbedaan teresbut terletak pada actus reus berupa intersepesi atas transmisi menurut Sutan remmy”Perlu ditekankan bahwa perbuatan melakukan intersepsi tersebut hanya dalam hal sedang berlangsungnya

transmisi atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik”.130

Mens rea adalah dengan sengaja,objek dari actus reus berupa Informasi dan dokumen elektronik yang tidak bersifat publik.Pengertian objek disini adalah dokumen yang bersifat tidak publik dalam pengertian bahwa informasi atau dokumen tersebut bukan bersifat terbuka untuk siapa saja.informasi atau dokumen elektronik yang bersifat rahasia ketika dalam tahap transmisi atau perpindahan tidak boleh diambil oleh siapapun yang tidak memiliki wewenang atau hak.Walaupun seseorang tidak melakukan apapun dalam arti hanya melihat saja atau tidak melakukan perubahan sedikitpun tetap perbuatan tersebut dilarang.Kecuali perbuatan tersebut diperbolehkan atas suatu kewenangan jabatan atau telah mendapatkan izin dari pemiliknya maka hal tersebut diperbolehkan seperti yang diatur di dalam pasal 31 ayat 3 UU ITE yakni: Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas

permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang.

Perbuatan pidana yang memenuhi unsur pasal 31 ayat 1 dan 2 UU ITE maka akan dikenakan sanksi pidana yakni:

pasal 47 UU ITE yakni Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 32

1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah,menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.

2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.

3. Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang. mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.

Penjelasan mengenai pasal 32 ayat 1 UU ITE mengenai mengganggu informasi atau dokumen elektronik.Actus reus dari tindak pidana ini adalah mengubah,menambah,mengurangi,melakukan

transmisi,merusak,menghilangkan.Mens rea dan objek dari tindak pidananya adalah dengan sengaja dan informasi elektronik dan atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik publik.Agar berhasil melakukan perbuatan tersebut sebelumnya para hacker membobol komputer pelaku terlebih dahulu baru para hacker mampu berhasil melakukan perbuatan yang dimaksud dengan pasal 32

ayat 1.Mengenai pengertian milik umum publik adalah bahwa Informasi dan dokumen elektronik memang digunakan untuk kepentingan semua orang dan tidak dokumen tersebut bersifat tidak rahasia sehingga dapat diakses orang setiap orang.Walaupun data tersebut dapat diakses oleh semua pihak tetapi jika data yang banyak digunakan oleh semua orang tersebut terganggu,secara langsung gangguan tersebut akan merugikan banyak orang. Perbuatan tersebut yang dilarang didalam undang-undang agar tidak menggangu masyarakat.Sesuai dengan pasal 52 ayat 2 UU ITE yakni:

bahwa jika perbuatan tersebut ditujukan kepada milik pemerintah dan/atau yang digunakan untuk layanan publik maka akan dikenakan pidana pokok Ditambah sepertiga.

Hukuman yang dikenakan pelaku jika melanggar ketentuan pasal ini adalah pasal 48 ayat 1 yakni:

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 32 ayat 2 UU ITE memilik actus reus yakni memindahkan atau mentransfer.Sedangkan mens rea tindak pidana tersebut adalah dengan sengaja Objek dari actus reus tindak pidana tersebut adalahInformasi elektronik dan atau Dokumen elektronik.Maksud dari tanpa hak Menurut Sutan remmy “orang lain yang tidak berhak bukan sistem elektronik yang tidak berhak milik orang lain.Dalam kalimat itu yang dimaksudkan tidak berhak adalah tidak berhak menerima perpindahan atau pentransferan informasi elektronik dan/atau dokumen

elektronik tersebut”. 131

Pertanggungjawaban yang dikenai pelaku apabila melanggar pasal ini adalah pasal 48 ayat 2 UU ITE yakni

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 32 ayat 3 UU ITE menjelaskan mengenai perpindahan kepada orang alin sistem elektronik yang memuat Informasi Elektronik dan atau Dokumen elektronik yang bersifat rahasia dan perpindahan tersebut mengakibatkan rahasi tersebut dapat diakses oleh publik maka pelaku tindak pidana dikenai pasal 32 ayat 3 UU ITE.Pertanggungjawaban pidana yang dikenai pelaku yang telah memenuhi unsur pasal 32 ayat 3 UU ITE adalah pasal 48 ayat 3 UU ITE yakni

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

Pasal 33

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Pasal 33 UU ITE menjelaskan mengenai tindak pidana komputer terhadap sistem elektronik.pasal 33 UU ITE actus reusnya berupa tindakan apapun sedangkan mens rea berupa dengan sengaja dan Target dari pasal ini adalah sistem elektronik.Yang dimaksud dengan target adalah sistem elektronik adalah akibat yang ditimbulkan adalah sistem elektronik tersebut harus menjadi terganggu.Menurut Sutan remmy “Pasal ini dirumuskan sebagai tindak pidana

materiil,artinya pelaku hanya dapat dipidana apabila akibat perbuatan pelaku telah terjadi”.132

Perbuatan yang dimaksud didalm pasal 33 UU ITE ini terkenal dengan bentuk kejahatan DOS attack.pertanggungjawaban pasal 33 UU ITE ini akan dihukum penjara sesuai dengan pasal 49 UU ITE yakni:

setiap orang yang memnuhi unsur sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 33 dipidana dengan pidana penjara paling lam 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

Pasal 34

1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki:

a. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33;

b. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.

2. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan tindak pidana jika ditujukan untuk melakukan kegiatan penelitian, pengujian Sistem Elektronik, untuk perlindungan Sistem Elektronik itu sendiri secara sah dan tidak melawan hukum.

Pasal 34 UU ITE mengenai tindak pidana komputer yang menyangkut Perangkat keras dan perangkat lunak komputer.Actus reus dari tindak pidan ini adalah memproduksi,menjual,mengadakan untuk digunakan mengimpor,mendistribusikan,menyediakan atau memiliki.Mens rea dari tindak pidan tersebut diatas adalah dengan sengaja.Objek dari actus reus tindak Pidana ini yang pertama adalah perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.yang kedua adalah sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.

Pasal 34 ayat 2 UU ITE merupakan pengecualian dari pasal 34 ayat 1 UU ITE yakni tidak akan dipidana jika perbuatan tersebut ditujukan untuk melakukan kegiatan penelitian,pengujian sistem elektronik,untuk perlindungan sistem elektronik itu sendiri tanpa melawan hukum.Pertanggungjawaban jika pelaku melakukan pelanggaran atau memenuhi unsur yang terdapat di dalam pasal 34 ayat 1 UU ITE maka akan dikenakan pasal 50 UU ITE yakni Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah),

Perbuatan hacking yang dilakukan oleh para hacker terhadap perusakan situs milik pemerintah dapat dikenakan pertanggungjawaban yang berat karena,perbuatan tersebut dianggap telah merusak kepentingan umum sehingga kerugian yang dialami oleh negara adalah kerugian yang sangat besar.Perbuatan perusakan terhadap situs negara dikenai pasal yang ada di dalam pasal 52 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.Pasal 52 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan pasal pemberatan pidana terhadap pasal-pasal yang mengatur tentang perbuatan hacking yang ditujukan kepada sebuah

situs negara dan perbuatan yang dilakukan oleh para hacker pada setiap pasal akan ditambah hukumannya.

Tambahan pemberatan pidana pelaku perusakan situs negara diatur didalam pasal 52 ayat 1 dan 52 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yakni:

Pasal 52

2. Dalam hal perbuatan yang sebgaimana yang dimaksud dalam pasal 30 sampai dengan pasal 37 ditujukan terhadap Komputer dan/atau Sistem Elektronik sertaInformasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah dan/atau yang digunakan untuk layanan Publik dipidana dengan pidana pokok ditambah sepertiga.

3. Dalam hal perbuatan yang sebgaimana yang dimaksud dalam pasal 30 sampai dengan pasal 37 ditujukan terhadap Komputer dan/atau Sistem Elektronik sertaInformasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah dan/atau badan strategis termasuk dan tidak terbatas pada lembaga pertahanan,bank sentral,perbankan,keuangan,lembaga internasional, otoritas penerbangan diancam dengan pidana maksimal ancaman pidana pokok masing-masing pasal ditambah dua pertiga.

Dokumen terkait