• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan

BAB IV Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha

4.1 Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan

Kategori ini mencakup subkategori pertanian, subkategori kehutanan, dan

subkategori perikanan. Khusus subkategori pertanian dibagi lagi menjadi lapangan usaha

tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa

pertanian dan perburuan. Lapangan usaha ini masih menjadi tumpuan dan harapan dalam

penyerapan tenaga kerja.

Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki peranan yang terus meningkat

antara tahun 2011 hingga 2015. Pada tahun 2015, peranan kategori ini mencapai 21,44

persen dari seluruh total PDRB Kabupaten Bangka. Subkategori perkebunan tahunan

menjadi penyumbang terbesar yang membentuk PDRB kategori ini. Peranan subkategori

perkebunan tahunan sebesar 10,45 persen dari total PDRB atau 48,7 persen dari seluruh

kategori pertanian, kehutanan dan perikanan. Subkategori perikanan menjadi penyumbang

peranan terbesar kedua dengan sumbangan sebesar 5,78 persen dari seluruh total PDRB

di tahun 2015.

Terlihat dari Gambar 4.1, subkategori perkebunan tahunan tidak hanya menjadi

penyumbang peranan terbesar tetapi juga memiliki laju pertumbuhan yang cukup tinggi.

Perkebunan tahunan memang menjadi pilihan bagi masyarakat Kabupaten Bangka

sebagai salah satu penggerak perekonomian dengan produk utama lada, karet dan kelapa

https://bangkakab.bps.go.id/

sawit. Subkategori perikanan juga memiliki potensi yang sama. Kondisi geografis

Kabupaten Bangka yang mempunyai garis pantai yang panjang dan banyaknya industri

penampung hasil laut untuk diolah mendorong subkategori perikanan untuk berkembang.

Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan dan Peranan terhadap PDRB Kategori Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan (persen), 2015

Subkategori jasa pertanian dan perburuan bersama dengan kehutanan dan

penebangan kayu menjadi subkategori yang memiliki peranan paling kecil untuk kategori

pertanian, kehutanan dan perikanan. Hal ini bisa dipandang sebagai potensi yang masih

bisa dikembangkan mengingat wilayah hutan di Kabupaten Bangka yang belum

dieksplorasi secara optimal. Subkategori jasa pertanian dan perburuan memberikan

sumbangan sebesar 0,28 persen pada PDRB Kabupaten Bangka tahun 2015. Sedangkan

subkategori kehutanan dan penebangan kayu menyumbang sebesar 0,37 persen pada

periode yang sama. 3,74 5,72 7,90 Tahunan, 7,78Perkebunan 5,77 8,43 4,40 Perikanan , 5,50 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 La ju P e rt u m b u h a n ( % ) Distribusi Persentase (%)

Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Semusim

Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya Perkebunan Tahunan

Peternakan Jasa Pertanian dan Perburuan

Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (persen), 2013-2015

Pertanian, kehutanan dan perikanan termasuk kategori yang menghasilkan

pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 2015. Sebagian besar subkategori penyusunnya

memiliki laju pertumbuhan di atas lima persen kecuali subkategori kehutanan dan

penebangan kayu dengan laju pertumbuhan sebesar 4,40 persen dan subkategori

tanaman pangan yang tumbuh sebesar 3,74 persen. Pencetakan sawah-sawah baru telah

dilakukan oleh pemerintah daerah, namun kondisi cuaca dan serangan hama masih

menjadi tantangan dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan khususnya padi.

Pertumbuhan ekonomi paling tinggi di tahun 2015 dimiliki oleh subkategori jasa pertanian

dan perburuan dengan laju 8,43 persen.

4.2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Kategori pertambangan dan penggalian memiliki empat subkategori yang

menyusunnya yaitu pertambangan minyak, gas dan panas bumi; pertambangan batubara

dan lignit; pertambangan bijih logam dan pertambangan dan penggalian lainnya.

Kabupaten Bangka tidak memiliki wilayah penghasil minyak, gas, panas bumi dan batu

bara, sehingga lapangan usaha pertambangan hanya diciptakan oleh dua subkategori

yaitu pertambangan bijih logam dan pertambangan dan penggalian lainnya. 9,30 5,10 5,43 8,60 5,95 7,16 5,48 6,94 0,36 7,37 10,01 13,78 6,88 7,46 6,74 6,51 3,74 5,72 7,90 7,78 5,77 8,43 4,40 5,50 Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Semusim Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya Perkebunan Tahunan Peternakan Jasa Pertanian dan Perburuan Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan 2013 2014 2015

https://bangkakab.bps.go.id/

Gambar 4.3 Peranan Kategori Pertambangan dan Penggalian terhadap PDRB (persen), 2011-2015

Pada periode 2011-2015, kategori pertambangan dan penggalian merupakan

lapangan usaha penyumbang terbesar ketiga terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

Bangka yaitu sebesar 13,44 persen. Jika melihat ke dalam kategori pertambangan dan

penggalian, di antara dua subkategori pada kategori ini, yang mempunyai kontribusi

terbesar adalah subkategori pertambangan bijih logam dengan komoditas utama bijih

timah yaitu sebesar 76,14 persen, sedangkan 23,86 persen sisanya disumbangkan oleh

pertambangan dan penggalian lainnya.

Sebagai kontributor terbesar, peranan subkategori pertambangan bijih logam selama

tahun 2011-2015 cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011

kontribusinya sebesar 84,20 persen, di tahun 2015 kontribusinya semakin berkurang

menjadi 76,14 persen. Di sisi lain, pertambangan dan penggalian lainnya semakin

meningkat dari 15,80 persen di tahun 2011 menjadi 23,86 persen di tahun 2015.

Pertambangan dan penggalian lainnya disumbang oleh komoditas kaolin, pasir kuarsa dan

lainnya.

Pertambangan bijih logam yang utama adalah komoditi bijih timah, merupakan hasil

sumber daya alam di Kabupaten Bangka yang tidak dapat terbaharukan. Penurunan

kontribusi komoditas ini disebabkan beberapa regulasi terkait kegiatan penambangan

2011 2012 2013 2014 2015

84,20 81,61

79,00 77,53 76,14

15,80 18,39 21,00 22,47

23,86 Pertambangan Bijih Logam

Pertambangan dan Penggalian Lainnya

yang ada semakin membatasi ruang gerak penambang inkonvensional maupun

penambang berskala besar untuk bereksplorasi. Selain itu, adanya isu mengenai

kerusakan lingkungan sebagai dampak aktivitas penambangan dan semakin ketatnya izin

penambangan berdampak pada turunnya produksi hasil tambang baik pada

penambangan berskala besar maupun penambangan timah oleh rakyat. Kabupaten

Bangka sudah seharusnya mulai memikirkan sektor alternatif sebagai penopang

perekonomiannya di masa yang akan datang.

Gambar 4.4 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pertambangan dan

Penggalian (persen), 2011 dan 2015

Besarnya kontribusi suatu kategori dalam pembentukan PDRB tidak menjamin

kategori tersebut akan memiliki laju pertumbuhan tinggi. Hal ini dapat terlihat dari laju

pertumbuhan kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bangka yang tercatat

paling rendah kedua diantara 17 kategori lainnya bahkan sempat tercatat negatif di tahun

2013. Pada tahun 2015, laju pertumbuhan kategori ini tercatat sebesar 1,99 persen. Dilihat

dari subkategori penyusunnya, pertambangan dan penggalian memiliki laju pertumbuhan

sebesar 4,01 persen di tahun 2015, sedangkan pertambangan bijih logam hanya tumbuh

1,48 persen. 2,68 -1,07 -3,79 0,23 1,48 7,86 6,27 5,00 7,33 4,01 2011 2012 2013 2014 2015

Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya

4.3 INDUSTRI PENGOLAHAN

Kategori industri pengolahan disusun oleh 16 subkategori yang disusun sesuai

dengan pengelompokan KBLI. Kabupaten Bangka sendiri tidak memiliki subkategori

industri batubara dan pengilangan migas; industri pengolahan tembakau; industri kulit,

barang dari kulit dan alas kaki; dan industri mesin dan perlengkapannya YTDL sehingga

kategori ini hanya disusun oleh 12 industri lainnya. Industri pengolahan merupakan

kategori yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Industri Pengolahan sendiri merupakan

aktivitas ekonomi yang merubah barang dan jasa mentah menjadi barang dan jasa yang

jadi atau setengah jadi.

Kategori Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan

PDRB Kabupaten Bangka dari tahun 2011 sampai 2015. Nilai tambah atas dasar harga

berlaku yang dihasilkan kategori ini mencapai 2,44 triliun rupiah pada tahun 2015.

Sedangkan dari sisi harga konstan nilainya mencapai 2,07 triliun rupiah dari sebelumnya

sebesar 1,99 triliun rupiah di tahun 2014 atau tumbuh sebesar 3,88 persen. Meskipun

demikian, peranannya cenderung mengalami penurunan dari 24,86 persen di tahun 2011

menjadi 22,28 persen dalam kurun waktu lima tahun.

Subkategori industri logam dasar menjadi kontributor terbesar dengan sumbangan

38,73 persen terhadap kategori industri pengolahan. Komoditas utamanya yaitu logam

timah. Sebagai daerah penghasil timah, pemerintah daerah telah mengatur bahwa hasil

bijih timah yang merupakan hasil sumber daya alam Kabupaten Bangka hanya bisa

diperjualbelikan ke luar daerah jika sudah diolah lebih lanjut yaitu menjadi logam timah.

Tentunya dengan aturan tersebut produksi bijih timah menghasilkan nilai tambah yang

lebih tinggi. Seiring dengan adanya kebijakan pengaturan ekspor yang tetuang dalam

Permendag Nomor 33 Tahun 2015 dan krisis ekonomi global di Eropa yang belum pulih

sepenuhnya, menyebabkan ekspor logam timah beberapa tahun terakhir menjadi

tersendat. Meskipun memiliki peranan yang besar, laju pertumbuhan subkategori ini hanya

sebesar 1,28 persen selama tahun 2015.

Gambar 4.5 Laju Pertumbuhan dan Peranan terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan (persen), 2015

Subkategori yang memberikan kontribusi terbesar kedua dalam kategori industri

pengolahan adalah industri makanan dan minuman. Kontribusinya sebesar 7,76 persen

bagi pembentukan PDRB Kabupaten Bangka. Berbeda dengan industri logam dasar yang

kontribusinya cenderung menurun, kontribusi industri makanan dan minuman dari tahun

2011 hingga 2015 terus mengalami peningkatan. Kontribusinya di tahun 2011 adalah

sebesar 6,68 persen. Industri makanan dan minuman juga memiliki laju pertumbuhan yang

tinggi dibandingkan subkategori penyusun kategori industri pengolahan lainnya. Industri

makanan dan minuman tumbuh 7,77 persen di tahun 2015. Kategori dengan kontribusi dan

laju pertumbuhan yang besar dapat dijadikan pilihan untuk mendorong perekonomian.

Komoditi utama dari subkategori industri makanan dan minuman adalahCrude Palm Oil (CPO) dan Kernel (Inti Sawit) yang diproduksi oleh industri pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Bangka. Industri ini juga didukung oleh produksi tandan buah segar kelapa

Industri Makanan dan Minuman ; 7,77 -3,84 -3,20 1,70 7,63 6,89 -4,31

Industri Logam Dasar ; 1,28 1,70 4,50 2,10 8,50 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 La ju P e rt u m b u h a n ( % ) Distriibusi Persentase (%)

Industri Makanan dan Minuman

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik

Industri Barang Galian bukan Logam

Industri Logam Dasar

Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Alat Angkutan

Industri Furnitur

Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

sawit yang cukup besar dari perkebunan-perkebunan kelapa sawit baik milik perusahaan

maupun perkebunan rakyat. Perusahaan pengolahan kelapa sawit juga melakukan inovasi

produk untuk meningkatkan nilai tambah seperti Refined Bleached Deodorized Palm Oil

(RBDPalm Oil),Palm Fatty Acid Distillate,Crude Palm Kernel Oil danPalm Kernel Expeller. Industri makanan dan minuman unggulan lainnya adalah industri olahan lebih lanjut dari

komoditi ikan seperti kerupuk, otak-otak dan hasil lainnya. Industri makanan olahan ini

semakin berkembang didukung oleh perkembangan sektor pariwisata Kabupaten Bangka

yang semakin dikenal oleh wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

Gambar. 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Industri Pengolahan (persen),

2014 dan 2015

Laju pertumbuhan kategori industri pengolahan di tahun 2015 tercatat sebesar 3,88

persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 1,84 persen. Jika dilihat

dari masing-masing penyusunnya, industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan

pemasangan mesin dan peralatan menjadi subkategori yang tumbuh paling tinggi dengan 7,78 4,31 2,13 -4,96 17,63 -0,63 -3,52 -0,54 -1,58 2,58 -1,02 15,08 7,77 -3,84 -3,20 1,70 7,63 6,89 -4,31 1,28 1,70 4,50 2,10 8,50

Industri Makanan dan Minuman Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Logam Dasar

Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

Industri Alat Angkutan Industri Furnitur

Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

2015 2014

laju 8,50 persen. Laju pertumbuhan kedua diduduki oleh subkategori industri makanan dan

minuman dengan laju 7,77 persen, disusul subkategori industri kimia, farmasi dan obat

tradisional dengan 7,63 persen. Beberapa subkategori juga tercatat tumbuh negatif dengan

laju pertumbuhan terendah dialami oleh subkategori Industri Barang Galian Bukan Logam

dengan laju turun 4,31 persen.

4.4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

Kategori pengadaan listrik dan gas merupakan salah satu lapangan usaha yang

penting dalam menunjang aktivitas produksi sektoral dan pemenuhan kebutuhan untuk

masyarakat. Belum adanya usaha pasokan gas di Kabupaten Bangka sampai saat ini

menyebabkan pasokan gas sangat tergantung dengan impor dari provinsi lain, sehingga

subsektor gas menciptakan nilai tambah hanya dari produksi es.

Tabel 4.1 Peranan Kategori Pengadaan Listrik dan Gas Terhadap PDRB (persen),

2011-2015

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Ketenagalistrikan 94,04 93,66 92,51 94,04 94,54

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 5,96 6,34 7,49 5,96 5,46

Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Catatan:

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

Pada tahun 2015, nilai tambah atas dasar harga berlaku yang diciptakan oleh

kategori ini mencapai 18,24 miliar rupiah. Dengan kontribusi terhadap total PDRB

Kabupaten Bangka di tahun 2015 mengalami peningkatan, yang tercermin dari

peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku dan kontribusinya pada perekonomian

Kabupaten Bangka. Semula kontribusinya 0,15 persen pada tahun 2014, meningkat

menjadi 0,17 persen. Dari kontribusi tersebut, sebanyak 94,54 persennya disumbangkan

oleh subkategori ketenagalistrikan, dan 5,46 persen oleh pengadaan gas dan produksi es.

https://bangkakab.bps.go.id/

Seiring peningkatan kontribusi kategori ini, laju pertumbuhannya pada tahun 2015

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yaitu dari 5,42 persen menjadi 5,53

persen. Laju pertumbuhan kategori ini didukung oleh kenaikan laju pertumbuhan

subkategori penyusunnya yaitu ketenagalistrikan yang tumbuh 5,67 persen dan pengadaan

gas dan produksi es sebesar 2,95 persen. Sumbangan subkategori ketenagalistrikan yang

besar membuat setiap penurunan atau kenaikan laju pertumbuhannya turut

mempengaruhi penurunan dan kenaikan laju pertumbuhan kategori ini sehingga pola laju

pertumbuhannya cenderung sama. Semakin meningkatnya kebutuhan listrik untuk

keperluan rumah tangga maupun usaha dan kebutuhan es balok untuk usaha perikanan

dan minuman, semakin mendorong peningkatan aktivitas lapangan usaha ini.

Gambar 4.7 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pengadaan Listrik dan Gas

(persen), 2011 2015

Dokumen terkait