• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan I: Klasiikasi (3 JP) a Materi Untuk Guru

3 Klasiikasi tumbuhan

2. Pertemuan I: Klasiikasi (3 JP) a Materi Untuk Guru

Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang klasiikasi makhluk hidup dan mengapa makhluk hidup perlu diklasiikasikan.Untuk diperhatikan oleh guru, pada pertemuan ini konsep yang disampaikan adalah keanekaragaman hayati (Indonesia sebagai MegabiodiversityCountry), bagaimana mempelajari keanekaragaman yang

sangat banyak tersebut, yaitu dengan mengelompokkannya berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki.

Keanekaragaman adalah ciri utama kehidupan. Para ahli biologi sudah mengidentiikasi dan memberi nama sekitar 1,5 juta spesies termasuk di dalamnya lebih dari 260.000 tumbuhan, hampir 50.000 vertebrata, dan lebih dari 750.000 serangga. Ribuan spesies yang baru ditemukan menambah daftar tersebut setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah totalnya adalah 5 juta sampai lebih dari 100 juta.

Jika kehidupan beranekaragamnya, bagaimana biologi memiliki perangkat untuk menyatukannya? Misalnya adakah persamaan antara kapang, pohon, dan manusia? Ternyata sangat banyak. Dibalik keberagaman makhluk hidup ini terdapat persamaan, terutama pada tingkat organisasi yang lebih rendah. Misalnya dapat dilihat dari kemiripan tertentu yang terdapat pada struktur sel. Kesatuan juga tampak pada jelas pada kode genetik umum yang digunakan bersama oleh organisme. Ekspresi yang berbeda-beda dari kode genetik inilah yang menghasilkan keberagaman makhluk hidup.

Keberagaman makhluk hidup perlu dijaga, tapi hal ini kadang-kadang juga sedikit membingungkan. Agar keberagaman tidak sulit dipahami, manusia cenderung menggolongkan spesies yang mirip dalam satu kelompok. Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan penamaan dan klasiikasi spesies, mengelompokkan organisme berdasarkan skema yang lebih formal. Skema tersebut terdiri atas tingkatan klasiikasi yang bermacam-macam. Setiap tingkatan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya (Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Mengklasiikasi Kehidupan, Skema Taksonomik

Cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau gambaran menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini. Sebagian hewan dan tumbuhan telah diidentiikasi dan diberi nama, tapi sebagian lagi belum.

Jika keanekaragaman hayati dipelajari tanpa klasiikasi, sangat mungkin tejadi kerancuan pengertian suatu jenis makhluk hidup, misalnya nama burung gereja, di negara satu berbeda dengan di negara lain. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan klasiikasi (pengelompokan) guna memperoleh gambaran yang jelas secara mudah.

Dalam satu negara sering pula dijumpai spesies hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda, misalnya pisang di Jawa Tengah dikenal dengan gedang, di Jawa Barat disebut dengan cau, sedang gedang di Jawa Barat yang dimaksud adalah pepaya.

1) Tujuan dan manfaat klasiikasi

Klasiikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Adapun manfaatnya adalah:

a. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui klasiikasi dapat dimanfaatkan.

b. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman hayati dimasa mendatang.

c. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya.

2) Prosedur pengklasiikasian makhluk hidup

Pengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki berbagai makhluk hidup tersebut. Jika ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang akan dikelompokkan, maka hewan yang memiliki persamaan ciri, dijadikan satu kelompok. Misalnya domba dan sapi satu kelompok mamalia karena memiliki persamaan ciri, yakni memiliki rambut pada kulitnya, dan hewan betinanya memiliki kelenjar susu.

Suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang memiliki persamaan ciri tubuh. Hewan yang memiliki ciri berbeda membentuk kelompok lain.

Langkah selanjutnya pemberian nama untuk setiap kelompok makhluk hidup.

3) Tata nama makhluk hidup

Menurut para sainstis khususnya biologis, nama memiliki arti yang penting. Nama sangat berfungsi dalam hal penyampaian in- formasi, selain itu juga untuk memudahkan penelusuran dalam hal lokasi ditemukannya makhluk hidup itu. Contoh: Bos javanicus

menunjukkan lokasi ditemukannya spesies tersebut. Nama (nama ilmiah) juga dapat menunjukkan siapa penemu spesies tersebut, dan juga karakteristik dari spesies yang ditemukan. Contoh Solanum nigrum menunjukkan karakteristik dari spesies tumbuhan tersebut yang memiliki buah berwarna hitam.

Semua naskah ilmu pengetahuan hingga abad ke-18 masih meng- gunakan bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan, Pemberian na- manyapun masih panjang-panjang (polinomial) contoh “Sambucus caule arboreo ramose loribus umbellatis” yang artinya tumbuhan Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dengan bunga berbentuk payung. Namun sejak Carolus Linnaeus (1707- 1778) memperkenalkan sistem penulisan baru, polinomial diubah menjadi binomial dan hingga kini masih dipergunakan. Prinsip utama binomial Carolus Linnaeus bagi tumbuhan maupun hewan dan mikroorganisme lainnya adalah:

a. Menggunakan bahasa Latin. b. Menggunakan kategori. c. Menggunakan dua kata.

Contoh Panthera pardus, Zea mays, Amoeba proteus, Entamoe- ba coli dan lain-lain. Selain nama ilmiah yang diberikan para ahli, juga dikenal nama daerah (nama biasa) yang berbeda sesuai dengan nama dan bersifat setempat atau lokal (local name). Namun nama lokal belum dapat dijadikan patokan. Oleh karena itu disusunlah nama ilmiah yang diatur oleh ICBN (International Code of Botani- cal Nomenclature) untuk tumbuhan, dan ICZN (International Code

of Zoological Nomenclature) untuk hewan.

Dalam pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup di- dasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki, dan diterapkan sistem-sistem tertentu sehingga muncul istilah sistematika. Sampai saat ini dike- nal 3 (tiga) sistem klasiikasi yaitu:

a. Sistem alami; takson yang terbentuk merupakan anggota- anggota yang sewajarnya diklasiikasikan dalam satu kelom- pok seperti dikehendaki oleh alam, terutama berdasarkan ciri-ciri morfologinya.

b. Sistem artiisial; pengelompokan berdasarkan tujuan praktis, misalnya tumbuhan obat-obatan.

c. Sistem ilogenetis; pengelompokan berdasarkan jauh dekat- nya kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah ilogenetiknya. Muncul setelah berkembang- nya teori evolusi.

b. Pembelajaran 1) Tujuan esensial

a) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentiikasi, dan mengomunikasikan hasil observasinya.

b) Peserta didik dapat menjelaskan alasan mengapa makhluk hidup perlu diklasiikasikan.

c) Peserta didik dapat menjelaskan dasar yang dipakai dalam mengklasiikasikan makhluk hidup.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mintalah mereka mengamati gedung sekolah, kemudian ditanya mengapa mereka dimasukan ke dalam kelas ini dan bukan pada kelas yang lain?

b) Inti

Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Bagaimanakah cara mengelompokkan tumbuh-tumbuhan?” dan “Bagaimanakah cara mengelompokkan hewan?”, yang terdapat di buku peserta didik. Kemudian peserta didik diminta menuliskan hasil kerjanya (sesuai kreasi peserta didik), dan mendiskusikan hasilnya. Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah; yang penting prosedur dilakukan dengan benar dan aman.

Tabel 3.1 Pengelompokan Tumbuh-tumbuhan

Nama Tumbuhan

Manfaat

Kelompok