• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA, DAN PEMBAHASAN DATA

2. Deskripsi dan Analisa Hasil Penelitian Keterlibatan

2.1. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, ada dua kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa yaitu membandingkan panjang 5 benda yang telah diberikan peneliti dan membandingkan tinggi teman dalam satu kelompok. Kedua kegiatan ini terdapat dalam latihan 1 yang akan ditampilkan pada lampiran C.

Pada awal pembelajaran, guru membagi siswa yang berjumlah 9 anak menjadi 3 kelompok sehingga setiap kelompok beranggotakan 3 anak. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan akademiknya. Pengelompokkan ini dilakukan cara heterogenitas dimana dalam satu kelompok terdapat satu anak berkemampuan tinggi (Bagas), satu anak berkemampuan sedang (Wildan), dan satu anak berkemampuan akademik kurang (Iyan). Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat saling mengajar (peer teaching) dan saling mendukung.

Berikut ini akan dipaparkan deskripsi kegiatan pada pertemuan pertama setelah pembagian kelompok :

¾ Guru memperkenalkan benda-benda yang akan dipakai dalam latihan satu. Contoh percakapannya sebagai berikut :

G : “ Apa? Apa?” (sambil memperlihatkan mistar) Siswa-siswa : “Mistar”

G : “ Mistar,,mistar.” (guru membetulkan artikulasi siswa) (Kemudian guru memperlihatkan sedotan dan ada siswa yang menjawab pensil) G : “Pensil?”

“ Sedotan.”

(guru sambil menulis kata sedotan di papan tulis dan siswa menirukan ucapan sedotan).

“Tahu ya? Untuk minum,” (sambil menirukan gaya minum dengan sedotan)

(Kemudian Guru menunjukkan pensil dan siswa langsung mengenali dan mampu mengatakan pensil)

¾ Guru bersama siswa berdiskusi mengenali dua benda yang lain beserta kegunaannya yaitu kapur dan spidol. Subjek agak kesulitan dalam mengucapkan kata spidol sehingga harus dibantu dengan cara guru mengucapkan kata spidol berulang-ulang.

¾ Guru memberikan kelima benda tersebut kepada setiap kelompok dan memberi perintah untuk mengurutkan mulai dari benda yang paling panjang sampai dengan benda yang paling pendek.

¾ Pada saat mengurutkan benda di dalam kelompok, Bagas yang memegang bendanya dan mengurutkan sendiri dengan mengurutkan mistar dan pensil terlebih dahulu kemudian sedotan namun masih belum benar. Wildan ingin membantu namun Bagas menolaknya. Kemudian Wildan juga mencoba membetulkan urutan benda namun kemudian direbut kembali dan dibetulkan sendiri oleh Bagas sambil mendorong kepala Wildan. Berikut adalah gambar saat Bagas mendorong kepala Wildan :

Gambar 4.1: Bagas mendorong kepala Wildan.

¾ Guru memberi tahu bahwa yang menulis boleh bergantian. Setelah Bagas menulis jawaban, dia bergantian menulis dengan Iyan dan Wildan. Saat Wildan menulis, Bagas memberikan pendapatnya dan mengoreksi jawaban Wildan yang salah. Iyan kesulitan menjawab pertanyaan saat giliran dia menulis. Berikut adalah transkripsi percakapan pada saat Iyan yang menulis:

Bagas : ”Pensil” (berkata pada Iyan agar Iyan menulis pensil)

Setelah menulis kemudian Iyan meminta pendapat Bagas dengan menunjukkan jawabannya.

Bagas : ”Bukan itu. Pensil”

”Pensil lebih panjang dari” (berkata pada Iyan)

Wildan ikut membantu memberi masukan dengan cara menunjukkan kata pensil yang telah ditulis Bagas sebelumnya di jawaban.

Kemudian Wildan bertanya kepada guru karena masih kesulitan dalam mengucapkan kata spidol. Berikut adalah gambar saat Wildan bertanya:

¾ Guru menjelaskan maksud dari soal poin II yaitu perintah untuk mengurutkan kelima benda mulai dari yang pendek sampai benda yang panjang,. Berikut adalah transkripsi percakapan dari guru saat menjelaskan soal poin II :

Guru : ”urutkan lima benda” Wildan dan Bagas : ”urutkan lima benda”

Guru :”dari yang pendek ke panjang” (sambil memperagakan ukuran pendek ke panjang dengan tangan)

Wildan : ”dari yang pendek ke panjang” (sambil memperagakan ukuran pendek ke panjang dengan tangan)

Guru : ”ya betul”

¾ Selesai mengerjakan poin II, Wildan bertanya kepada guru untuk memastikan jawabannya benar. Berikut adalah transkripsi percakapan pada saat subjek bertanya tentang jawabannya :

Wildan : ”Bu Maria” (memanggil Guru)

Guru : ”Sudah?” (kemudian melihat jawaban siswa dan berkata pada Bagas dan Wildan)

”Ini mistar” (membetulkan penulisan Wildan yang masih kurang betul dengan artikulasi yang lebih jelas)

(Wildan membetulkan sambil melihat jika ada kata-kata mistar di kertas soal)

”er” (guru membantu lagi dengan mengucapkan huruf r dengan jelas.)

¾ Guru menjelaskan poin III yaitu perintah untuk menjelaskan

langkah-langkah siswa dalam mengurutkan kelima benda yang menjadi alat peraga. Subjek mengurutkan benda bersama-sama seperti tampak pada gambar 4.3 dan bergantian menulis. Di gambar 4.3 terlihat karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu siswa berinteraksi satu dengan yang lain mendiskusikan masalah yang dihadapi. Berikut adalah gambar saat mereka berdiskusi :

Gambar 4.3: Subjek berdiskusi.

¾ Guru menjelaskan poin IV yaitu meminta siswa untuk mengurutkan tinggi badan siswa dalam 1 kelompok. Bagas langsung menangkap maksudnya dan mencoba mengurutkan teman-temannya dari yang paling tinggi ke yang paling pandek. Wildan juga ikut menempatkan dirinya tanpa diminta. Ketika guru bertanya siapa yang paling tinggi dan yang paling pendek, semua subjek sudah dapat menjawabnya. Berikut adalah gambar saat Bagas, Wildan, dan Iyan mengurutkan tinggi mereka.

Gambar 4.4 : Subjek mengurutkan badan

¾ Pada saat mengerjakan poin V yaitu perintah untuk menjelaskan langkah-langkah siswa dalam mengerjakan poin IV, Bagas, Wildan, dan Iyan mengalami kesulitan menjawab dan memahami soal kemudian Bagas bertanya kepada guru. Setelah bertanya, Bagas menulis jawaban sendiri dan ditemani Iyan sebentar. Setelah melihat

Bagas sudah bisa mengerjakan, Iyan bermain sendiri dan Wildan juga bermain sendiri. Berikut adalah potongan gambar dari rekaman video yang menunjukkan situasi tersebut.

Gambar 4.5: Proses mengerjakan poin V

¾ Pada saat menulis nama kelompok, mereka bergantian menuliskan nama mereka sendiri-sendiri.

Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Pada Pertemuan 1. Kode kegiatan Pertemuan 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Guru menjelaskan soal poin I.

Bagas egois dan ingin mengerjakan sendiri dan tidak menghiraukan saran dari Wildan

Bagas mau bergantian menulis dengan temannya setelah diberi saran oleh guru. Bagas mengutarakan pendapat saat Wildan menulis.

Iyan kesulitan mengerjakan dan bertanya pada Bagas dan Wildan Wildan dan Bagas membantu Iyan dalam menjawab pertanyaan. Wildan kesulitan megucapkan kata spidol dan bertanya kepada guru. Wildan dan Bagas bertanya kepada guru tentang maksud soal poin II. Wildan dan Bagas berlatih mengucapkan kalimat soal.

Wildan bertanya kepada guru tentang jawaban yang telah ditulis. Guru menjelaskan poin III.

Semua subjek bergantian menulis. Guru menjelaskan poin IV. Bagas mengutarakan pendapatnya. Guru menjelaskan poin V

Semua subjek kesulitan menjawab poin V. Bagas bertanya kepada guru.

Bagas menulis jawaban sendiri, Iyan memperhatikan sebentar kemudian bermain sendiri, Wildan bermain sendiri.

Semua subjek bergantian menulis nama masing-masing pada lembar jawab.

Tabel 4.2: Bentuk-bentuk keterlibatan subjek pertemuan 1. Subjek dengan kode kegiatan No Indikator keterlibatan

Bagas Wildan Iyan 1 Subjek mengerjakan tugas sendiri. 2, 18

2 Subjek saling membantu dalam mengerjakan tugas.

6 6 3 Subjek mengerjakan tugas sesuai

pembagian tugas.

12, 19 12, 19 12, 19 4 Subjek mengemukakan pendapatnya. 4, 14 2

5 Subjek merespon pendapat temannya. 6 6 6 Subjek saling memperhatikan

pendapat dan kegiatan yang dilakukan satu sama lain.

7 Subjek mengajukan pertanyaan kepada teman dan guru.

2.1.2. Analisa rekaman video

Selama pembelajaran pada pertemuan pertama ini, guru menjelaskan setiap soal secara bertahap misalnya guru menjelaskan sedikit gambaran tentang soal poin I kemudian baru subjek akan mengerjakan soal poin I, begitu pula untuk poin-poin berikutnya. Hal ini dikarenakan siswa tunarungu belum bisa memahami maksud kata-kata yang terdapat dalam soal. Meskipun peneliti sudah mengkonsultasikan kata-kata yang terdapat dalam soal dengan guru kelas, namun ada beberapa kata yang masih asing untuk subjek misalnya kata spidol. Selain itu subjek juga masih agak kesulitan memahami maksud dari kata-kata jika telah dirangkai menjadi sebuah kalimat. Subjek juga tidak hanya harus memahami maksud dari kata-kata dalam soal namun juga harus mampu mengucapkannya. Hal ini penting karena melatih artikulasi subjek tunarungu dalam mengucapkan suatu kata. Seperti yang ditunjukkan pada deskripsi rekaman video di bagian transkripsi percakapan dari guru saat menjelaskan soal poin II.

Dari deskripsi rekaman video di atas, terlihat bahwa Bagas masih egois dan ingin mengerjakan tugas sendiri, misalnya saat kegiatan mengurutkan benda di dalam kelompok, Wildan ingin membantu namun Bagas menolaknya dan mendorong kepala Wildan (gambar 4.1). Hal ini dikarenakan Bagas merasa lebih pintar dan lebih mengetahui jawaban dari soal sehingga menolak saat Wildan memberikan pendapat. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena subjek belum pernah mengerjakan tugas bersama dalam kelompok sehingga belum mengetahui bagaimana caranya

berinteraksi dengan teman dalam kelompok belajar. Karakteristik perkembangan emosi dan sosial anak tunarungu juga mempengaruhi tingkat keegoisan subjek karena pada umumnya egosentrisme anak tunarungu melebihi anak normal, namun setelah diberi arahan dari guru bahwa subjek harus bergantian menulis, Bagas agak mengurangi keegoisannya dengan bergantian menulis jawaban dengan Wildan dan Iyan, sehingga secara tidak langsung Wildan dan Iyan juga harus mengutarakan idenya untuk menjawab soal. Meskipun begitu, Bagas tetap lebih banyak berperan dalam mengutarakan pendapat. Tingkat kognitif yang lebih tinggi dibanding teman-temannya menyebabkan Bagas aktif dalam mengutarakan pendapatnya dan mengerjakan tugas meskipun dengan isyarat. Seperti terlihat dalam deskripsi di atas bahwa saat mengerjakan poin V, tampak Bagas mengerjakan sendiri sedangkan Wildan dan Iyan hanya membantu sebentar saja di awal.

Jadi terlihat salah satu indikator keterlibatan yang terpenuhi yaitu subjek mau berpartisipasi dan mengerjakan tugas dalam kelompok dengan cara subjek saling bergantian menulis jawaban. Wildan juga turut memberi masukan jika Bagas melakukan kesalahan, sedangkan Iyan lebih banyak terlibat dalam kelompok pada saat mendapat giliran menulis. Hal ini dikarenakan sikap Iyan yang santai dan tingkat kognitifnya yang kurang dibandingkan dengan kedua subjek lainnya, sehingga sikap santai Iyan menyebabkan Iyan kurang perduli terhadap keberhasilan kelompok.

Ketiga subjek juga masih terlihat kesulitan jika akan menulis jawaban mereka sendiri. Kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan dalam merangkai huruf-huruf yang ada dalam suatu kata dan terkadang kesulitan menentukan kata yang akan ditulis. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, subjek lebih banyak bertanya kepada guru dibandingkan dengan teman dalam kelompoknya. Seperti contoh transkripsi yang telah dideskripsikan di atas yaitu saat Wildan bertanya untuk memastikan jawaban pada poin II benar atau tidak, ternyata Wildan masih kurang menuliskan huruf ”r” pada kata ”mistar”. Hal ini merupakan salah satu indikator keterlibatan siswa dimana siswa bertanya kepada guru.

Kesulitan subjek dalam menulis kata “mistar” seperti yang telah dideskripsikan di atas, juga disebabkan karena perkembangan bahasa anak tunarungu yang terhambat. Subjek tidak mengetahui bahwa huruf-huruf apa saja yang merangkai kata “mistar” terutama untuk huruf belakang sehingga siswa dalam merangkai huruf menjadi kata.

2.1.3. Analisa lembar keterlibatan siswa

Berikut adalah hasil dari pengamatan keterlibatan subjek: Gambar 4.6: hasil pengamatan keterlibatan subjek pertemuan 1

Lembar Pengamatan Keterlibatan Subjek Dalam Kelompok Pertemuan ke : 1

Hari/tanggal : Rabu, 20 Agustus 2008 Latihan : 1

Kelompok : 1

No Hal yang diamati Kode subjek Keterangan 1 Subjek mau berpartisipasi dan

mengerjakan tugas dalam kelompok.

1, 2, 3 3 berpartisipasi pada saat menulis 2 Subjek saling membantu dalam

mengerjakan tugas.

1, 2 1 dan 2 banyak membantu 3 3 Subjek mengerjakan tugas sesuai

pembagian tugas.

1, 2, 3 Pembagian tugas terlihat saat bergantian menulis jawaban 4 Subjek mengemukakan

pendapatnya.

1, 2 3 pasif dalam mengemukakan pendapat

5 Subjek merespon pendapat temannya.

2, 3 1 kurang merespon pendapat 2 dan 3, 3 merespon pendapat jika pendapat itu ditujukan untuknya. 6 Subjek saling memperhatikan

pendapat satu sama lain.

1, 2, 3 3 memperhatikan jika pendapat itu ditujukan untuknya.

7 Subjek saling memperhatikan satu sama lain.

1, 2 Memperhatikan pada saat teman yang lain menulis dan mengutak-atik alat peraga.

8 Subjek mengajukan pertanyaan kepada teman dan guru.

1, 2 Bertanya tentang penulisan baik yang ada di soal maupun jawaban mereka

Pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat dari lembar pengamatan keterlibatan subjek dalam kelompok selama pembelajaran hanya Bagas dan Wildan yang terlibat aktif. Untuk memudahkan pengamatan maka dalam lembar keterlibatan Bagas diberi kode siswa 1, Wildan diberi kode siswa 2, dan Iyan diberi kode siswa 3. Subjek yang memenuhi indikator yang terdapat di lembar keterlibatan maka akan ditulis kode siswanya.

Semua subjek mau berpartisipasi dalam mengerjakan tugas meskipun dengan frekuensi yang berbeda-beda misalnya Iyan hanya berpartisipasi saat menulis jawaban saja. Dalam penelitian ini tidak dijelaskan berapa frekuensi subjek berpartisipasi karena peneliti lebih menekankan kepada pengamatan proses pembelajarannya bukan kepada hasilnya. Dalam lembar pengamatan juga terlihat bahwa Iyan pasif dalam membantu mengerjakan tugas, mengemukakan pendapat, memperhatikan temannya, bertanya dan menyampaikan hasil pekerjaan kelompok. Hal ini dikarenakan sikap Iyan yang santai selama pembelajaran. Sikap santai Iyan tidak hanya ditunjukkan saat pembelajaran matematika namun dalam semua pelajaran. Tingkat kognitif Iyan yang kurang dibandingkan dengan kedua subjek lainnya juga mempengaruhi keterlibatan Iyan dalam kelompok. Oleh karena itu dia cenderung pasif dan lebih tergantung pada temannya yang lebih pintar yaitu Bagas.

Berbeda dengan Iyan, Bagas kurang merespon pendapat temannya karena merasa lebih tahu daripada teman-temannya misalnya Bagas tidak menanggapi saat temannya membetulkan jawaban. Menurut lembar keterlibatan di atas, meskipun Bagas kurang merespon pendapat temannya namun dia mau membantu dan memperhatikan temannya yang sedang menulis jawaban. Hal ini disebabkan karena keegoisan subjek yang masih besar dan tingkat kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman-temannya seperti yang telah dijelaskan pada saat observasi awal sebelum

penelitian, sehingga Bagas tidak ingin jika jawaban yang ditulis temannya salah atau tidak sesuai dengan harapannya.

Menurut lembar keterlibatan di atas, sikap Wildan memenuhi semua indikator di atas dikarenakan sikap Wildan yang mudah menyesuaikan diri. Jika temannya mengerjakan maka dia juga ikut mengerjakan dan memberi idenya. Wildan juga bertanya kepada teman dan guru jika mengalami kesulitan.

2.1.4. Analisa latihan soal

Pada bagian ini akan diberikan analisa dan contoh hasil jawaban dalam mengerjakan soal latihan 1 yang dirancang untuk dapat menjawab rumusan masalah yaitu untuk mengetahui keterlibatan subjek selama pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif.

Latihan 1 terdapat lima poin yang harus dikerjakan subjek. Di mana diantara kelima poin tersebut, terdapat dua poin yang dapat membantu peneliti dalam mengetahui keterlibatan subjek dalam bentuk-bentuk kerjasama yaitu poin III dan poin V.

Poin III berisi langkah-langkah yang dilakukan kelompok dalam mengurutkan benda. Berikut ini adalah soal dan jawaban subjek poin III yang terdapat dalam latihan 1 :

Gambar 4.7. Jawaban Latihan 1 poin III

Sedangkan poin V berisi langkah-langkah yang dilakukan kelompok dalam mengurutkan tinggi badan mereka. Berikut ini adalah soal dan jawaban poin V yang terdapat dalam latihan 1 :

Berdasarkan jawaban subjek untuk soal poin III dan V dapat disimpulkan bahwa subjek cenderung mengalami kesulitan pada jenis pertanyaan seperti pada poin III dan poin V. Jika mereka menemukan jenis soal seperti itu, maka mereka selalu bertanya kepada guru tentang maksud dari pertanyaan itu dan bagaimana harus menjawabnya. Dalam memberikan penjelasan, guru hanya menerangkan maksud dari soal dan tidak mengarahkan jawaban subjek seperti jawaban yang diharapkan peneliti agar subjek mampu berpikir kritis. Subjek kesulitan menjawab karena mereka memiliki kosakata yang minim sehingga mereka tidak bisa bercerita dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Hal tersebut menyebabkan jawaban yang mereka tulis sangat sederhana dan peneliti tidak mampu menganalisis bentuk-bentuk kerjasama melalui jawaban tersebut. Jadi jawaban subjek tidak menunjukkan bentuk-bentuk kerjasama mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat menggunakan data yang berasal dari latihan soal ini untuk menjawab rumusan masalah yaitu keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif untuk materi pengukuran dan penggunaan alat ukur panjang. Peneliti hanya menggunakan data hasil rekaman video, lembar pengamatan keterlibatan subjek, dan wawancara guru.

2.1.5. Analisa wawancara guru

Hasil wawancara dengan guru yang dilakukan setelah pembelajaran pada setiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran D. Berikut ini akan ditampilkan beberapa transkripsi dari sebagian hasil wawancara dengan guru beserta analisanya :

a. Hasil wawancara guru ketika diajukan pertanyaan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif pada pertemuan pertama dapat dilihat pada transkripsi berikut :

Peneliti : Tadi bagaimana kegiatan belajar mengajar hari ini? Guru : Matematika?

Peneliti : Nggih

Guru : Menurut saya si menyenangkan, anak-anak kan jadi langsung bertemu dengan bendane kan langsung melihat, boten abstrak ngeten lo. Ya menyenangkan lah.

Berdasarkan hasil transkripsi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapat guru mengenai proses pembelajaran matematika pada pertemuan pertama berlangsung menyenangkan karena subjek dapat langsung melihat dan menggunakan alat peraga, sehingga subjek dalam mengerjakan soal latihan tidak perlu membayangkan benda secara abstrak. Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yaitu agar materi mudah dipahami oleh siswa karena menurut Piaget (dalam Marpaung, 1995), siswa SD (termasuk siswa SLB B) masih belum mampu berpikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret.

b. Hasil wawancara guru ketika diajukan pertanyaan bagaimana pendapat guru mengenai kendala selama proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada transkripsi berikut :

Peneliti : nek kendalane wau nopo bu?

Guru : kendalane, paling ya ini anak-anak belum bisa menelaah Peneliti : kata-katane ya bu?

Guru : kendalane ya memang harus diberi bantuan. Peneliti : tiap soal perlu dibantu?

Guru : iya perlu dipancing.

Berdasarkan hasil transkripsi di atas dapat disimpulkan pendapat guru mengenai kendala selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini bahwa subjek masih perlu dibantu atau diberi pancingan untuk memahami maksud dari setiap soal. Jadi perlu bimbingan secara bertahap maksudnya setelah guru menjelaskan soal nomor 1 kemudian subjek baru mengerjakan no 1, begitu seterusnya untuk soal-soal nomor yang lain. Hal ini disebabkan karena keterbatasan siswa sebagai anak tunarungu dimana karakteristik perkembangan bahasa yang terhambat karena tidak bisa mendengar sehingga perbendaharaan kata yang dimiliki juga terbatas.

c. Hasil wawancara guru ketika diajukan pertanyaan bagaimana pendapat guru mengenai keterlibatan subjek selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif pada pertemuan pertama dapat dilihat pada transkripsi berikut :

Peneliti : kalau tadi keterlibatan subjek bagaimana bu? Guru : ada yang aktif dan ada yang pasif.

Peneliti : itu kenapa bu?

Guru : ya mungkin karena anak belum terbiasa ya. Peneliti : belum terbiasa berkelompok ya bu?

Berdasarkan hasil transkripsi di atas dapat disimpulkan pendapat guru mengenai keterlibatan subjek selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini yaitu belum semua subjek terlibat aktif selama pembelajaran, masih terdapat beberapa subjek yang pasif selama mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sebelumnya kepada subjek, sehingga subjek belum terbiasa mengerjakan tugas bersama dalam kelompok. Subjek belum tahu bahwa dalam kelompok, tugas yang diberikan adalah tanggungjawab bersama. Jadi subjek yang terbiasa mengerjakan tugas sendiri, belum bisa menyesuaikan diri dengan pembelajaran kooperatif.