• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 45

B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam Menjatuhkan

1. Pertimbangan Hukum Hakim

Dalam perkara nomor 139/Pid.B/2016/PN.Sgm dalam hal ini Terdakwa diajukan ke persidangan berdasarkan surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dimana Terdakwa melanggar ketentuan dalam dakwaa tunggal yaitu Pasal 480 Ayat (1) KUHP.

Tindakan yang dilakukan oleh hakim harus dibuktikan dengan mengkaji unsur-unsur dari Pasal tersebut kemudian disesuaikan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan serta alat bukti dengan menganalisanya. Sebelum mengkaji unsur-unsur tersebut maka perlu dilihat apa fakta hukum yang telah terungkap dalam persidangan.

Pada kasus ini, berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

 Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 26 Februari 2016, sekira pukul 05.10 Wita, saksi H. Muh. Hasyim,S.Pd. Bin Paressa telah kehilangan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio warna putih hitam Nomor Polisi DD 5004 LZ, yang sebelumnya diparkir dipekarangan rumah saksi yang terletak di Kutulu, Kelurahan Mata Allo, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa;

 Bahwa benar yang mengambil sepeda motor milik dari H. Muh. Hasyim,S.Pd. Bin Paressa tersebut adalah Basir Dg Rangka Bin Toko Dg.Nai bersama dengan Nya’la;

 Bahwa benar pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi sekitar pukul 10:00 Wita bertempat dirumah Lel. Nya’la di Karebasse Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, Terdakwa telah membeli sepeda motor Yamaha Mio warna putih Nomor Polisi DD 5004 LZ yang telah di ubah Nomor Polisinya menjadi DD 7777 AJ dari Basir Dg Rangka Bin Toko Dg.Nai seharga Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah);

 Bahwa benar setelah dua hari sepeda motor tersebut dipakai kemudian oleh Terdakwa dijual kepada keluarganya seharga Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah);

 Bahwa benar Terdakwa membeli sepeda motor tersebut tanpa dilengkapi dengan surat-surat kendaraan STNK dan BPKB dan Terdakwa juga mengetahui bahwa motor tersebut dari hasil kejahatan/ pencurian akan tetapi Terdakwa tidak mengetahui siapa pemilik dari sepeda motor tersebut;

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 480 Ke-1 KUHP, yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Unsur Barangsiapa;

2. Unsur membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan. Terhadap unsur-unsur tersebut di atas, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

a. Unsur Barangsiapa

Menimbang, bahwa unsur ‘barangsiapa’ atau biasa disebut juga dengan ‘setiap orang’ adalah siapa saja subjek hukum, baik perorangan maupun korporasi yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang Pidana atau yang secara adequat menyebabkan timbulnya keadaan yang dilarang oleh Undang-Undang atau melakukan perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang. Selain itu bahwa yang bersangkutan harus mampu secara hukum bertanggung jawab atas semua perbuatannya dan kesalahannya didepan hukum. Tidak ada suatu alasan, baik pembenar maupun pemaaf yang ada pada diri yang bersangkutan pada saat melakukan perbuatan pidana tersebut.

Menimbang, bahwa dipersidangan telah diajukan seorang yang bernama Malombassang Dg Tawang bin Bonro Dg Bombong sebagai Terdakwa, yang berdasarkan identitas dalam surat dakwaan, keterangan saksi-saksi dipersidangan serta pengakuan Terdakwa sendiri yang saling bersesuaian, Majelis Hakim menilai bahwa orang yang diajukan di persidangan tersebut adalah benar sebagai orang yang dimaksud dan didakwa dalam perkara ini, sehingga unsur “barang siapa” telah terpenuhi menurut hukum.

b. Unsur membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima badiah atau untuk menarik keuntungan menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan

Menimbang, bahwa perbuatan-perbuatan tersebut bersifat alternatif. Kata-kata menawarkan, menukar, menerima gadai, atau menerima hadiah adalah sama maknanya secara gramatikal, sehingga tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘mengambil untung’ adalah dalam maknanya yang luas, yaitu baik materiil maupun immaterial berupa pemanfaatan atau mendapatkan jasa dari suatu barang. Barang itu sendiri baik dalam bentuknya yang berwujud maupun tidak berwujud asalkan mempunyai nilai tertentu bagi pemiliknya. Kemudian R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (merujuk pada Penjelasan Pasal 480 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) menjelaskan bahwa elemen

penting dari pasal ini ialah: “Terdakwa harus mengetahui atau patut dapat menyangka”, bahwa barang itu dari kejahatan apa (pencurian, penggelapan, penipuan, pemerasan atau lain-lain), akan tetapi sudah cukup apabila ia patut dapat menyangka (mengira, mencurigai), bahwa barang itu “gelap” bukan barang yang “terang”. Untuk membuktikan elemen ini memang sukar, akan tetapi dalam prakteknya biasanya dapat dilihat dari keadaan atau cara dibelinya barang itu, misalnya dibeli dengan di bawah harga, dibeli pada waktu malam secara bersembunyi yang menurut ukuran di tempat itu memang mencurigakan.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum telah ternyata benar pada hari Jum’at tanggal 26 Februari 2016, sekira pukul 05.10 Wita, saksi H. Muh. Hasyim,S.Pd. Bin Paressa telah kehilangan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio warna putih hitam Nomor Polisi DD 5004 LZ, yang sebelumnya diparkir dipekarangan rumah saksi yang terletak di Kutulu, Kelurahan Mata Allo, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Bahwa benar yang mengambil sepeda motor milik dari H. Muh. Hasyim,S.Pd. Bin Paressa tersebut adalah Basir Dg Rangka Bin Toko Dg.Nai bersama dengan Nya’la.

Bahwa benar pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi sekitar pukul 10:00 Wita bertempat dirumah Lel. Nya’la di Karebasse Kec. Bontonompo Kab.Gowa, Terdakwa telah membeli sepeda motor Yamaha Mio warna putih Nomor Polisi DD 5004 LZ yang telah di ubah Nomor Polisinya menjadi DD 7777 AJ dari Basir Dg Rangka Bin Toko Dg.Nai seharga Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah).

Bahwa benar setelah dua hari sepeda motor tersebut dipakai kemudian oleh Terdakwa dijual kepada keluarganya seharga Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Bahwa Terdakwa membeli sepeda motor tersebut tanpa dilengkapi dengan suratsurat kendaraan STNK dan BPKB dan Terdakwa juga mengetahui bahwa motor tersebut dari hasil kejahatan/ pencurian akan tetapi Terdakwa tidak mengetahui siapa pemilik dari sepeda motor tersebut.

Menimbang, bahwa dari rangkaian fakta tersebut telah ternyata Terdakwa dalam membeli 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio J warna putih hitam tersebut telah mengetahui jika sepeda motor tersebut dari hasil kejahatan/ pencurian, paling tidak patut menduga karena sepeda motor tersebut tidak dilengkapi surat-surat yang sah dan dibelinya dengan harga yang tidak wajar, yakni Rp.1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah), sehingga dengan demikian unsur kedua diatas telah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa.

Oleh karena semua unsur dari Pasal 480 Ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

penadahan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 480 Ke-1 KUHP.

Dokumen terkait