Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai dalam duduknya perkara; ---
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat pada pokoknya menyatakan bahwa Penerbitan obyek sengketa berupa Surat Nomor : 100/PEM/07 tanggal 20 Januari 2015 Perihal : Pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 atas nama SARINAH yang dikeluarkan oleh Plt. Lurah Rawang Empat adalah bertentangan dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik khususnya Asas Keterbukaan, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas sehingga merugikan kepentingan hukum Penggugat ; ---
Menimbang, bahwa didalam Jawaban Tergugat tertanggal 13 Mei 2015, Tergugat tidak mengajukan eksepsi ataupun sanggahan dan langsung memuat pokok perkara, namun demikian sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan dalil-dalil Penggugat dan Tergugat yang menjadi pokok sengketa, Majelis Hakim akan terlebih dahulu memberi penilaian terhadap formalitas gugatan Penggugat apakah
Halaman 33 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. telah memenuhi syarat formal dari suatu gugatan Tata Usaha Negara, sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut ;--- Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai tenggang waktu mengajukan gugatan sebagaimana diatur didalam Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagai berikut; ---
Menimbang, bahwa Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan : gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari sejak diterimanya atau diumumkannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara ; --- Menimbang, bahwa dalam sengketa ini Penggugat merupakan pihak yang dituju langsung oleh surat Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek sengketa, dengan demikian penghitungan tenggang waktu mengajukan gugatan bagi Penggugat dihitung sejak diterimanya obyek sengketa a quo ; ---
Menimbang, bahwa objek sengketa a quo diterbitkan pada tanggal 20 Januari 2015 (vide bukti P-1=T-4) apabila dihubungkan dengan Gugatan Penggugat yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 10 Maret 2015, maka pengajuan gugatan Penggugat diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; --- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Penggugat mempunyai legal standing atau kepentingan untuk mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; ---
Halaman 34 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan : “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/ atau rehabilitasi” ;---
Menimbang, bahwa ketentuan pasal tersebut mengandung pengertian hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat bertindak sebagai subjek hukum untuk mengajukan gugatan kepada Pengadilan yang berwenang dengan tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, hal ini sesuai dengan adagium hukum “point the interest, point the action” (tidak ada kepentingan, tidak ada hak menggugat ;---
Menimbang, bahwa didalam dalil gugatan Penggugat halaman 2 angka 1 disebutkan bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas sebidang tanah yang terletak di Jalan Lingkungan Desa RT.01 RW.01 Dusun I (satu) Desa Lubuk Keranji Kecamatan Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan yang sekarang dikenal dengan Jalan Lingkungan Desa RT.01 RW.01 Dusun I (satu) Kelurahan Rawang Empat, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan seluas ± 20.000 M² berdasarkan Surat Keterangan Riwayat Kepemilikan Tanah, Register Kepala Desa/Lurah Lubuk Keranji Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 tanggal 21 April 2011, mengetahui Camat Bandar Petalangan dengan Register Nomor : 215/SKRKT/IV/2011 tanggal 25 April 2011 terdaftar atas nama SARINAH dengan batas-batas sebagai berikut : --- - Sebelah Utara Hj. Roslaini/Zuriawati/Hj. Zainab 93/106 M; --- - Sebelah Timur Jalan/Supardi/Jopairo/Sudirman 30/67/20 M; ---
Halaman 35 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. - Sebelah Selatan Marlina 160 M; --- - Sebelah Barat Yusrizal 127 M; --- Menimbang, bahwa selanjutnya Tergugat telah menerbitkan Surat Nomor : 100/PEM/07 tanggal 20 Januari 2015 Perihal : Pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 atas nama SARINAH (obyek sengketa) dengan alasan bahwa tanah tersebut merupakan harta orang tua Tahai alm. Orang tua Halimun, selain itu pernyataan Sarinah sesuai Surat Pernyataan tanggal 4 April 2011 dianggap cacat hukum tidak sesuai dengan fakta sebenarnya ; ---
Menimbang, bahwa mencermati bukti P-2 berupa Surat Keterangan Riwayat Kepemilikan Tanah atas nama Sarinah Register Kepala Desa Lubuk Keranji Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 tanggal 21 April 2011 dan Register Camat Bandar Petalangan Nomor : 215/SKRKT/IV/2011 tanggal 25 April 2011 diketahui bahwa Sarinah memiliki sebidang tanah terletak di Jalan Lingkungan Desa RT.01 RW.01 Dusun/Lingkungan I (satu) Desa/Kelurahan Lubuk Keranji Kecamatan Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan. Selanjutnya bukti P-13 berupa Surat Keterangan Nomor : B.169/SRK/05/2015 tanggal 1 Juni 2015 diketahui bahwa surat tanah atas nama Sarinah No. Surat : 215/SKRKT/IV/2011 alamat : RT 01/01 Rawang Empat Desa Lubuk Keranji sedang menjadi agunan/jaminan di PT. Bank Rakyat Indonesi (Persero) Tbk Unit Sorek atas nama Nurbit (suami Sarinah); ---
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat tersebut, Majelis Hakim berpendapat pihak Penggugat sebagai pihak yang secara langsung dituju oleh surat keputusan obyek sengketa dengan diterbitkannya surat keputusan a quo menyebabkan kepentingan Penggugat sebagai pemilik tanah berdasarkan bukti P-2 telah dirugikan karena hak atas tanah tersebut dicabut oleh Tergugat, dengan demikian Majelis Hakim berkesimpulan Penggugat mempunyai kepentingan sebagai subjek hukum untuk mengajukan gugatan perkara ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara dalam rangka mempertahankan haknya ; ---
Halaman 36 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menguji apakah surat keputusan obyek sengketa merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara ; ---
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 50 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan “Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama”; ---
Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bunyi ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara telah menentukan batasan “Sengketa Tata Usaha Negara” sebagai berikut : “Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara Orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku”; --- Menimbang, bahwa berdasarkan batasan formal Sengketa Tata Usaha Negara tersebut, Majelis Hakim berpendapat yang menjadi unsur penting dari suatu Sengketa Tata Usaha Negara adalah sekurang-kurangnya 3 (tiga) hal : --- 1. Objek dari sengketanya haruslah selalu berbentuk Keputusan Tata Usaha
Negara ; --- 2. Subjek dari sengketanya haruslah selalu berhadapan antara orang atau Badan Hukum Perdata (selaku pihak Penggugat) dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat (selaku pihak Tergugat); --- 3. Sifat sengketanya haruslah selalu persoalan hukum dalam ranah Tata Usaha
Halaman 37 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara) mengenai diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang dijadikan objek sengketa; --- Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah Surat Nomor : 100/PEM/07 tanggal 20 Januari 2015 Perihal : Pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 atas nama SARINAH yang dikeluarkan oleh Plt. Lurah Rawang Empat (vide bukti P-1=T-4) ; ---
Menimbang, bahwa setelah mencermati dan mengkaji obyek sengketa di atas, maka Majelis Hakim berpendapat obyek sengketa dimaksud telah memenuhi unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu : --- - Obyek sengketa a quo adalah merupakan penetapan tertulis berupa surat
pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011;--- - Dikeluarkan/diterbitkan oleh Plt. Lurah Rawang Empat dalam kapasitasnya selaku Pejabat Tata Usaha Negara ; --- - Bersifat konkret karena yang diaturnya jelas yaitu mengenai pencabutan surat hak atas tanah, bersifat individual karena yang ditujukan atas nama perorangan yaitu Saudara SARINAH, bersifat final karena tidak memerlukan lagi persetujuan pihak manapun; --- - Telah menimbulkan akibat hukum yaitu SKRKT atas nama SARINAH tidak dapat beralih/dialihkan kepada pihak lain; ---
Menimbang, bahwa mengenai subjek dalam sengketa ini yaitu Penggugat adalah SARINAH yang berkedudukan sebagai subjek hukum perdata (Naturlijke Persoon) dan Tergugat adalah Plt. Lurah Rawang Empat sebagai Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan objek sengketa a quo ;---
Halaman 38 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan sifat sengketanya sebagai berikut : ---
Menimbang, bahwa didalam Surat Gugatan Penggugat pada pokoknya mendalilkan terdapat kepentingan yang dirugikan oleh tindakan Tergugat dalam penerbitan obyek sengketa a quo yaitu bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 serta melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) Khususnya Asas Keterbukaan, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas, kemudian pada Petitum gugatannya dengan tegas memohon agar Pengadilan menyatakan batal/tidak sah obyek sengketa a quo dan mewajibkan Tergugat untuk mencabut objek sengketa tersebut ; ---
Menimbang, bahwa dengan mencermati alasan-alasan gugatan Penggugat dalam posita gugatan dan petitumnya, maka Majelis Hakim berpendapat yang menjadi pokok persoalan hukum dalam sengketa ini adalah tindakan hukum Tergugat yang berkaitan dengan prosedur dalam proses penerbitan objek sengketa dimaksud, sehingga sengketa antara Penggugat dan Tergugat tersebut timbul dalam bidang tata usaha negara mengenai penerapan Hukum Administrasi Negara dalam bidang pertanahan ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa sengketa antara Penggugat dan Tergugat merupakan Sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru berwenang untuk mengadilinya; ---
Halaman 39 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa oleh karena secara formal gugatan Penggugat telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok perkara yang akan diuraikan sebagai berikut : ---
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya telah mendalilkan yang pada pokoknya Tergugat dalam menerbitkan obyek sengketa bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik sebagaimana dimaksud didalam Pasal 53 ayat (2) Huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; ---
Menimbang, bahwa atas dalil gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah membantah dalam surat Jawabannya yang pada pokoknya menyatakan bahwa obyek sengketa diterbitkan secara prosedural dan telah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas umum pemerintahan yang baik; ---
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat bertanda P-1 s/d P-13 dan mengajukan 4 (empat) orang saksi, selanjutnya untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya, Tergugat telah mengajukan bukti-bukti surat bertanda T-1 s/d T-4 dan mengajukan 3 (tiga) orang saksi; ---
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas ;---
Menimbang, bahwa Jawaban Tergugat dalam pokok perkaranya menyatakan bahwa penerbitan obyek sengketa telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan yang pada salah satu pasalnya menjelaskan tentang tugas dan fungsi lurah diantaranya
Halaman 40 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. memelihara/penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta telah sesuai dengan Asas-asas umum pemerintahan yang baik;---
Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan persidangan telah ditemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut :--- - Bahwa Penggugat adalah pemegang Surat Keterangan Kepemilikan Tanah,
Register Kepala Desa/Lurah Lubuk Keranji Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 tanggal 21 April 2011 (vide Bukti P-2); --- - Bahwa Penggugat memperoleh tanah tersebut dari Ny. Samsia dengan harga
Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) berdasarkan kwitansi tertanggal 12 Mei 2004 (vide Bukti P-3); --- - Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
dari tahun 2012 s/d 2014 dan Surat Setoran Pajak Daerah tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015 (vide Bukti-P-6); --- - Bahwa sesuai Surat Pernyataan tanggal 30 Maret 2011, Ny. Samsia telah
memberikan uang kompensasi kepada Sdr. Halimun/Bujang Itam Bin alm. Tahai sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) (vide Bukti P-5) ;--- - Bahwa Saksi Ujang Itam menerangkan bahwa uang kompensasi 5.000.000,-
yang diberikan oleh Samsia adalah terhadap seluruh harta Samsia tetapi bukan tanah yang dijual ke Sarinah ; --- - Bahwa berdasarkan Surat No : 471/KESSOS/ Perihal : Panggilan, tanggal 19 November 2014 Plt. Lurah Rawang Empat telah memanggil Nurbit dan Istrinya untuk hadir pada Hari Kamis, tanggal 20 November 2014 di Kantor Lurah Rawang Empat dalam rangka penyelesaian masalah tanah yang terletak di RT 01 RW 01 Lingkungan I Kelurahan Rawang Empat (vide Bukti T-3); --- - Bahwa keterangan saksi HALIMUN dan SUDIRMAN menerangkan bahwa terhadap permasalahan tanah antara Sarinah dan Halimun, pernah diadakan pertemuan 3 kali di rumah Samsia dan di Kelurahan akan tetapi Sarinah tidak pernah hadir dan pertemuan tersebut tidak ada hasilnya; ---
Halaman 41 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. - Bahwa objek sengketa diterbitkan berdasarkan pertimbangan yaitu ;---
1. Tanah tersebut sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang ada merupakan harta orang tua Tahai alm. Orang tua Saudara Halimun ;--- 2. Pernyataan Sarinah tanggal 4 April 2011 dianggap cacat hukum tidak
sesuai dengan fakta sebenarnya (vide Bukti P-1=T-4); --- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian Surat Gugatan dan Replik Penggugat dan Jawaban serta Duplik Tergugat, permasalahan pokok yang harus dipertimbangkan adalah : Apakah Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara berupa Surat Nomor : 100/PEM/07 tanggal 20 Januari 2015 Perihal: Pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 atas nama SARINAH yang menjadi surat keputusan obyek sengketa telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana dimaksud dengan pasal 53 ayat 2 huruf (a) dan (b) Undang–undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menguji kewenangan Tergugat dalam menerbitkan obyek sengketa ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mengutip peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pelimpahan wewenang dari Bupati kepada Lurah sebagai dasar kewenangan Lurah didalam melaksanakan tugasnya yaitu sebagai berikut ;--- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 229 Ayat (1) : Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota berpedoman pada Peraturan pemerintah. --- Ayat (2) : Kelurahan dipimpin oleh seorang Kepala Kelurahan yang disebut Lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Camat ;--- Ayat (4) : Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam ;---
Halaman 42 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr.
a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan ; ---
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat ; ---
c. Melaksanakan pelayanan masyarakat ; ---
d. Memelihara ketentraman dan ketertiban umum ; ---
e. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum ; ---
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat ; dan ---
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan. ---
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pasal 18 Ayat (1) : Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam Wilayah Kecamatan ;---
Ayat (2) : Kelurahan dipimpin oleh Lurah ;---
Ayat (3) : Lurah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat ; ---
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, Pasal 5 ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Lurah mempunyai tugas :---
a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan ; ---
b. Pemberdayaan masyarakat ; ---
c. Pelayanan masyarakat ; ---
d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum ; ---
e. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum dan ; ---
f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan ;--- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Desa, Pasal 2 Ayat (1) huruf u : urusan pemerintahan kabupaten/kota yang dapat diserahkan pengaturannya kepada desa antara lain : Bidang Pertanahan, selanjutnya didalam Lampirannya
Halaman 43 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. disebutkan Rincian Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota yang dapat diserahkan kepada Desa pada angka 21 : Bidang Pertanahan yaitu ;---
a. Penetapan sasaran areal dan lokasi kegiatan pengembangan lahan; b. Memberikan surat keterangan hak atas tanah ; --- c. Memfasilitasi penyelesaian sengketa tanah di tingkat desa; --- d. Penataan dan pemetaan Tata Guna Lahan; --- Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Kecamatan Dan Kelurahan Kabupaten Pelalawan, Pasal 5 Ayat (1) : Kelurahan sebagai Perangkat Daerah, memiliki wilayah kerja tertentu dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat. ---
Ayat (2) : Lurah mempunyai tugas melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan Camat sesuai karakteristik wilayah dan kebutuhan daerah serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. ---
Menimbang, bahwa mencermati Surat Nomor : 100/PEM/07 tanggal 20 Januari 2015 Perihal : Pencabutan SKRKT Nomor : 30/SKRKT/IV/2011 atas nama SARINAH diterbitkan oleh Plt. Lurah Rawang Empat pada tanggal 20 Januari 2015 (vide Bukti P-1=T-4), maka berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagaimana telah uraikan diatas, Tergugat yaitu Plt. Lurah Rawang Empat selaku pelaksana tugas di Kelurahan Rawang Empat secara ex officio mempunyai tugas melaksanakan Penyelenggaraan Pemerintahan di Kelurahan dan tugas lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa secara yuridis, Tergugat berwenang menerbitkan Surat Keputusan obyek sengketa ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menguji tentang Prosedur Penerbitan obyek sengketa ;---
Menimbang, bahwa penerbitan surat-surat dalam bidang pertanahan di wilayah desa/kelurahan diatur secara khusus didalam Peraturan Menteri Dalam
Halaman 44 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. Negeri Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Desa sebagaimana telah disebutkan diatas, selain itu Majelis Hakim juga mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah khususnya terhadap pasal-pasal yang mengatur tentang tanah yang berasal dari konversi hak-hak barat maupun adat ;---
Menimbang, bahwa mencermati bukti P-2 berupa Surat Keterangan Riwayat Kepemilikan Tanah yang diterbitkan oleh Kepala Desa Lubuk Keranji tanggal 21 April 2011, Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah penerbitan Surat Keterangan Riwayat Kepemilikan Tanah (SKRKT) tersebut telah sesuai dengan Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku ;---
Menimbang, bahwa kedudukan Kepala Desa/Lurah dalam mengeluarkan SKRKT dalam hal jual beli tanah di wilayahnya ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah diatur di dalam Ketentuan sebagai berikut :--- Pasal 7 Ayat (1) : PPAT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Menteri. --- Ayat (2) : Untuk desa-desa dalam wilayah yang terpencil, Menteri dapat menunjuk PPAT Sementara. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mempermudah rakyat di daerah terpencil yang tidak ada PPAT untuk melaksanakan perbuatan hukum mengenai tanah. Yang ditunjuk sebagai PPAT Sementara adalah Pejabat Pemerintah yang menguasai keadaan Daerah yang bersangkutan yaitu Kepala Desa; --- Pasal 8 Ayat (1) : Dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Panitia Ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. Mengingat pendaftaran tanah secara sistematik pada umumnya bersifat massal dan besar-besaran, maka untuk melaksanakannya Kepala Kantor Pertanahan perlu dibantu oleh Panitia yang
Halaman 45 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. khusus dibentuk untuk itu, sehingga dengan demikian tugas rutin Kantor Pertanahan tidak terganggu. --- Ayat (2) : Susunan Panitia Ajudikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : ---
b. Kepala Desa/Kelurahan yang bersangkutan dan atau seorang Pamong Desa/Kelurahan yang ditunjuknya ;--- Pasal 39 (1) PPAT menolak untuk membuat akta, jika ;---
b. mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan 1) Surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau
surat keterangan Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) , dan --- 2) surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang
bersangkutan belum bersertifikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan ; --- Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana diuraikan tersebut diatas, dengan demikian Kepala Desa/Lurah sebagai aparat pemerintahan yang paling bawah mempunyai tugas-tugas yang sangat strategis didalam membantu Kepala Kantor Pertanahan dalam melaksanakan pendaftaran tanah termasuk didalamnya pembuatan akta jual beli tanah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwa Surat Keterangan Tanah merupakan alat bukti tertulis dibawah tangan yang kekuatan pembuktiannya tidak sekuat akta otentik, namun karena Surat Keterangan Tanah tersebut merupakan surat-surat yang dikategorikan alas hak atau data yuridis atas tanah sebagaimana
Halaman 46 dari 53 halaman.Putusan Nomor : 7/G/2015/PTUN-Pbr. diatur dalam Ketentuan Perundang-undangan, maka Surat Keterangan Tanah merupakan dokumen yang sangat penting dalam proses penerbitan sertipikat hak atas tanah. Kekuatan hukum Surat Keterangan Tanah Kepala Desa/Lurah dalam transaksi jual beli tanah ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, akan memperoleh kekuatan hukum yang sah apabila diketahui oleh camat selaku penjabat pembuat akta tanah. Dengan dasar hukum berdasarkan Penjelasan Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, Majelis Hakim