• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang, bahwa Gugatan Penggugat adalah sebagaimana dimaksud pada bagian Tentang Duduknya Sengketa di atas yang pada pokoknya memohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru untuk menyatakan batal atau tidak sah Sertipikat Hak Milik Nomor : 1569/Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, tertanggal 15 Januari 2005, Surat Ukur Nomor : 1493/18.22/R/2005 tanggal 10 Januari 2005, Luas 19.040 M2, atas nama H. DALIMI, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar (Tergugat), yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini ;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menanggapi Gugatan Penggugat dengan mengajukan Jawabannya sebagaimana terurai pada bagian Tentang Duduknya Perkara di atas yang di dalamnya termuat juga mengenai Eksepsi ;

Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari semua berkas perkara berdasarkan hasil pemeriksaan persidangan, menurut hemat Majelis Hakim sebelum mempertimbangkan mengenai eksepsi maupun pokok perkaranya lebih jauh, terlebih dahulu perlu untuk dipertimbangkan dasar kepentingan/kedudukan hukum atau hak menggugat dari Penggugat (legal standing) untuk dapat menggugat penerbitan Sertipikat Hak Milik atas tanah yang

Hal 36 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr menjadi obyek sengketa a quo, dan tentunya persoalan hukum yang berkaitan dengan hal tersebut adalah apakah benar bahwa Penggugat adalah sebagai satu-satunya pihak atau pemilik yang sah atas bidang tanah sebagaimana dimaksud dalam obyek sengketa a quo ? ;

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim hal tersebut penting untuk diketahui terlebih dahulu, mengingat surat keputusan yang menjadi obyek sengketa a quo yang dipersoalkan penerbitannya oleh Penggugat adalah merupakan suatu surat tanda bukti hak kepemilikan atas bidang tanah, sehingga sebelumnya Penggugat harus dapat membuktikan bahwa benar Penggugat adalah satu-satunya Pemilik yang sah atas tanah obyek sengketa, dan tidak ada satu buktipun yang dapat membantah bukti kepemilikan Penggugat tersebut, maka setelah itulah baru dapat dipertimbangkan lebih lanjut mengenai pokok perkaranya, tetapi apabila dalam pemeriksaan persidangan terdapat fakta hukum atau bukti lain yang bertentangan atau membantah bukti kepemilikan dari Penggugat, maka Penggugat selama itu tidak ada mempunyai kedudukan atau hak hukum untuk menggugat (legal standing) dalam mempersoalkan penerbitan Sertipikat Hak Miliknya, kecuali persoalan hak kepemilikan tersebut telah terlebih dahulu diselesaikan secara keperdataan di Peradilan Umum yang berwenang (Pengadilan Negeri setempat), hal ini sesuai dengan norma atau kaidah hukum dari Yurisprudensi Mahkamah Agung RI dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 88/K/TUN/1993 tanggal 07 September 1994 yang pada pokoknya menggariskan bahwa meskipun suatu sengketa terjadi dari adanya Surat Keputusan Pejabat, tapi jika dalam perkara tersebut masih ada

Hal 37 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr menyangkut pembuktian hak kepemilikan atas tanahnya, maka gugatan atas sengketa tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu ke peradilan umum (Pengadilan Negeri) setempat mengenai kepemilikannya, dan untuk itu Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian gugatan Penggugat dikaitkan dengan alat-alat bukti surat dan keterangan Saksi selama persidangan, diketahui bahwa bidang tanah obyek sengketa a quo yang diklaim atau diakui sebagai miliknya Penggugat adalah didasarkan dari adanya bukti alas hak Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 22/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 atas nama Penggugat S. Panjaitan yang dibeli Penggugat dari Sdr. MHD. YUSUF/SIDAR, yang dibuat oleh Drs. RACHIEMI, MS. (Camat Kampar saat itu) selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (vide dalil gugatan angka 1 hal. 2 jo. Bukti P.2) ;

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Gugatan Penggugat yang menyatakan tanah berperkara atau tanah obyek sengketa a quo adalah milik dari Penggugat, Tergugat telah menanggapinya dengan mengajukan Jawabannya yang pada pokoknya menolak dalil-dalil Penggugat tersebut dengan menjelaskan bahwa Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo atas nama Pihak Ketiga Sdr. H. DALIMI, selaku Pemilik dan Pemegang Hak atas Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo, telah diterbitkan berdasarkan Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) Reg. Camat Tapung Nomor : 960/SKGR/TP/04 tanggal 24 April 2004 atas nama H. Dalimi atas tanah seluas 20.001 M2 (bukti T-2), dimana dari surat bukti tersebut diketahui bahwa yang menjadi alas hak atau surat dasar penguasaan tanahnya adalah

Hal 38 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 21/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 (vide bukti T-2), dan dalam pemeriksaan persidangan Tergugat telah mengajukan bukti-bukti surat kepemilikan pihak ketiga Sdr. H. DALIMI tersebut berupa Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama H. DALIMI (SKGR) Reg. Camat Tapung Nomor : 960/SKGR/TP/04 tanggal 24 April 2004 (bukti T-2) dan Buku Tanah atas Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo (Pembukuan Sertipikat tertanggal 13 Januari 2005 dan Penerbitan Sertipikat tertanggal 15 Januari 2005) (vide bukti T-7) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat yang diajukan oleh Penggugat maupun oleh Tergugat di atas, telah ditemukan adanya fakta hukum bahwa antara bukti Penggugat berupa Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 22/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 (bukti P-2) dengan bukti Tergugat berupa Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) Reg. Camat Tapung Nomor : 960/SKGR/TP/04 tanggal 24 April 2004 atas nama H. Dalimi (bukti T-2) yang diterbitkan berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 21/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983, antara keduanya menunjukkan adanya perbedaan Nomor Akta Jual Beli (AJB)-nya yang menjadi surat dasar atau alas hak kepemilikan dari tanahnya masing-masing ;

Menimbang, bahwa terhadap adanya perbedaan Nomor surat dari kedua Akta Jual Beli (AJB) tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa dalam perkara ini Penggugat harus memastikan terlebih dahulu bahwa bidang tanah obyek sengketa a quo adalah benar-benar bidang tanah yang dimaksud dalam Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 22/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 atas nama

Hal 39 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr Penggugat (bukti P-2) yang telah dimiliki Penggugat secara sah di hadapan hukum, atau dengan pengertian lain bahwa sebelum menggugat Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo, Penggugat harus dapat membuktikan terlebih dahulu bahwa pihak ketiga Sdr. H. DALIMI selaku pemegang hak dari obyek sengketa a quo adalah benar-benar pihak lain yang sama sekali tidak memiliki hak atas bidang tanah obyek sengketa a quo, yaitu dengan membuktikan terlebih dahulu bahwa penerbitan Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) Nomor : 960/SKGR/TP/04 tanggal 24 April 2004 atas nama H. DALIMI (bukti T-2) maupun surat Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 21/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 yang menjadi dasar penerbitan SKGR tersebut adalah tidak benar kepemilikannya atau palsu atau telah dipalsukan atau telah diterbitkan dengan menggunakan tipu daya dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan/atau setidak-tidaknya dengan membuktikan terlebih dahulu bahwa bidang tanah yang dimaksud dalam Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo, bukanlah bidang tanah yang berasal atau dimaksud dalam Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) Nomor : 960/SKGR/TP/04 tanggal 24 April 2004 atas nama H. DALIMI (bukti T-2) maupun dalam surat Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 21/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 ;

Menimbang, bahwa terhadap perihal-perihal tersebut di atas yang harus dibuktikan terlebih dahulu oleh Penggugat, Majelis Hakim menilai bahwa hal-hal tersebut adalah terkait dengan sengketa kepemilikan (keperdataan) ataupun permasalahan pidana, dan untuk dapat membuktikan atau menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, bukanlah menjadi kewenangan atau kompetensi

Hal 40 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr dari Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mempertimbangkannya, melainkan merupakan kewenangan dari Peradilan Umum (Pengadilan Negeri setempat) untuk menilai dan mempertimbangkannya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uaraian pertimbangan hukum di atas, Majelis Hakim menilai bahwa dalam perkara incasu masih terdapat persoalan hukum menyangkut sengketa hak kepemilikan atau hak penguasaan atas tanah yang bersifat keperdataan maupun persoalan hukum menyangkut tindak pidana yang harus terlebih dahulu diselesaikan oleh Pihak Penggugat melalui Peradilan Umum (Pengadilan Negeri setempat) yang berwenang, mengingat dalam pemeriksaan perkara ini tidak dapat dibuktikan atau setidak-tidaknya belum dapat dipastikan adanya pembuktian bahwa tanah obyek sengketa a quo adalah tanah yang sah kepunyaan Penggugat sebagaimana dimaksud dalam Akta Jual Beli (AJB) Nomor : 22/PPAT/1983 tanggal 24 Januari 1983 atas nama Penggugat (bukti P-2), dan juga Penggugat tidak dapat membuktikan atau setidak-tidaknya belum dapat membuktikan bahwa Penerbitan obyek sengketa a quo didasarkan dari surat dasar atau alas hak (SKGR) yang tidak sah, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Penggugat untuk saat ini tidak mempunyai hak hukum atau kewenangan untuk dapat menggugat penerbitan Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo yang diterbitkan atas nama pihak lain ;

Menimbang, bahwa dengan tidak adanya kedudukan atau hak hukum (legal standing) atau kewenangan dari Penggugat untuk dapat menggugat penerbitan Sertipikat Hak Milik obyek sengketa a quo, maka dengan demikian Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru

Hal 41 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr tidak dapat mempertimbangkan lebih lanjut eksepsi Tergugat maupun Gugatan Penggugat mengenai pokok perkaranya, dan oleh karenanya telah cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan Gugatan Penggugat tidak diterima ;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah dinyatakan tidak diterima, maka sesuai ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Penggugat dibebankan untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini yang besarnya akan ditetapkan dalam amar Putusan ini ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim hanya mempertimbangkan alat-alat bukti yang relevan dengan pertimbangan Putusan ini, dan terhadap alat bukti yang tidak relevan Majelis Hakim mengenyampingkannya, namun tetap terlampir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan berkas Putusan ini ;

Mengingat ketentuan Pasal-Pasal dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebegaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak diterima ;

- Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya dalam perkara ini sebesar Rp. 226.000,- (dua ratus dua puluh enam ribu rupiah) ;

Hal 42 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012, oleh kami, DEWI ASIMAH, SH sebagai Hakim Ketua Majelis, AGUS EFFENDI, SH dan PAHALA SHETYA LUMBANBATU, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan ini diucapkan dalam persidangan yang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum pada hari KAMIS, tanggal 01 NOPEMBER 2012 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh SYAMSUL BAHRI, SH, sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat ;

HAKIM ANGGOTA I, HAKIM KETUA MAJELIS, ttd ttd

AGUS EFFENDI, SH. DEWI ASIMAH, SH. HAKIM ANGGOTA II,

ttd

PAHALA SHETYA LUMBANBATU, SH. Panitera Pengganti, ttd

Hal 43 dari 43 Hal. Put. No. 31/G/2012/PTUN-Pbr Perincian Biaya Perkara :

1. Pendaftaran Gugatan …... : Rp. 30.000,- 2. Alat Tulis Kantor ... : Rp. 50.000,- 3. Surat-surat Panggilan …... : Rp. 135.000,- 4. Meterai …... : Rp. 6.000,- 5. Redaksi Putusan …... : Rp. 5.000,- J u m l a h …... : Rp. 226.000,- (Dua ratus dua puluh enam ribu rupiah).

Dokumen terkait