• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA PUTUSAN PERKARA NOMOR 229/Pdt

B. Pertimbangan Hukum dan Putusan Hakim

Pengadilan Agama merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan bagi yang beragama Islam, mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009.4

Pelaksanaan tugas peradilan seorang hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan siapapun, bahkan ketua pengadilan sendiri tidak berhak ikut campur dalam soal peradilan yang dilaksanakannya. Hakim bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas putusan yang telah ditetapkan.5

3

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 2-3

4

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, 2010), Buku II, Ed. Revisi, h. 53

5

Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), Cet. VII, h. 32

Pada hari sidang yang telah ditetapkan, kedua belah pihak (pemohon dan termohon) hadir dalam persidangan. Kemudian majelis hakim berusaha untuk mendamaikan keduanya agar rukun kembali.

Selanjutnya majelis hakim melakukan pemeriksaan dengan membacakan surat permohonan yang diajukan pemohon tertanggal 13 Februari 2008 kepada pengadilan yang mana pemohon tetap bersikukuh untuk mempertahankan isi dari surat permohonan yang intinya ingin bercerai dengan termohon (istri). Atas permohonan pemohon tersebut termohon dalam hal ini menyampaikan jawabannya secara tertulis yang pada pokok isinya termohon menolak secara tegas dalil-dalil permohonan pemohon kecuali yang secara tegas diakui dan dibenarkan oleh termohon, yakni adanya pertengkaran yang terjadi antara pemohon dan termohon dan adanya pisah rumah antara pemohon dan termohon sejak bulan November 2007. Selanjutnya dilanjutkan dengan replik dan duplik.6

Dalam replik pemohon masih mempertahankan permohonannya sedangkan dari duplik pihak termohon juga mempertahankan jawabannya semula. Dari replik duplik tersebut tidak menemui kecocokan, maka kemudian keduanya telah mengajukan kesimpulan dan memohon putusan kepada majelis hakim.7

Selanjutnya, untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya pemohon telah mengajukan alat-alat bukti berupa fotokopi kutipan akta nikah Nomor

6

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 3

7

55

260/08/VII/2007 tanggal 7 Juli 2007 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Maleber, Kuningan Jawa Barat (P.1).

Selain bukti surat, pemohon juga menghadirkan satu orang saksi keluarga yang memberikan keterangan di depan sidang dengan di bawah sumpah yaitu:

 Nanang Haryono bin Sukirman, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Kp. Medayu Rt. 003 Rw. 02 Desa Medayu Kecamatan Wanadadi Banjar Negara, yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut:

- Bahwa saksi adalah keponakan pemohon dan kenal dengan termohon sebagai isteri pemohon

- Bahwa pemohon dan termohon sudah pisah rumah sejak bulan November 2007

- Bahwa perkawinan mereka dijodohkan bukan didasari rasa cinta mencintai

- Bahwa saksi telah menasehati mereka agar rukun kembali, namun tidak berhasil.8

Selain pemohon, termohon juga mengajukan alat-alat bukti seperti yang dilakukan oleh pemohon, yaitu bukti surat berupa salinan akta nikah Nomor 260/08/VII/2007 tanggal 7 Juli 2007 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Maleber, Kuningan Jawa Barat (T.1).

8

Selain bukti surat, termohon juga mengajukan bukti satu orang saksi, yaitu:

 Abas bin H. Hadori, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Kp. Penggilingan Rt. 012 Rw. 003 Kelurahan Penggilingan Kecamatan Cakung kota Jakarta Timur. Yang memberikan keterangannya di bawah sumpah sebagai berikut:

- Bahwa saksi adalah kakak kandung termohon

- Bahwa saksi bertetangga dekat dan kenal dengan pemohon sebagai suami termohon

- Bahwa pemohon dan termohon sudah pisah rumah sejak bulan November 2007

- Bahwa pemohon telah berselingkuh dengan wanita lain

- Bahwa pemohon tidak dapat memberikan nafkah bathin sejak pernikahan terjadi kepada termohon

- Bahwa saksi telah mendamaikan mereka namun tidak berhasil.9

Atas keterangan saksi-saksi tersebut, menyatakan bahwa saksi sudah menasehati keduanya tetapi tidak berhasil dan pemohon dan termohon tetap pada alasan-alasan semula.

Setelah mendengar keterangan dari saksi-saksi, pemohon dan termohon telah mencukupkan pembuktiannya dan pada akhirnya pemohon dan termohon telah mengajukan kesimpulan dan mohon putusan.

9

57

Untuk meringkas uraian dalam putusan ini, majelis hakim cukup menunjuk berita acara persidangan ini.

Mengenai hukumnya maksud dan tujuan permohonan pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas, majelis hakim telah berusaha memberi nasehat dan mendamaikan pemohon dan termohon agar rukun kembali dalam membina rumah tangganya, namun tetap tidak berhasil. Hal ini sesuai yang dikehendaki oleh Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan jo. Pasal 65 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.10

Pemohon dalam permohonannya menyatakan ingin mentalak termohon adalah karena sering terjadi percekcokan dan pertengkaran yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut dalam point 5 tentang duduk perkaranya pada surat permohonan pemohon.11

Atas permohonan pemohon tersebut, termohon tidak sepenuhnya membenarkan dalil-dalil pemohon. Namun dari dalil-dalil permohonan pemohon dan tanggapan dari termohon dapatlah disimpulkan bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah benar telah terjadi perselisihan dan

10

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 6-7

11

pertengkaran antara pemohon dan termohon yang terjadi sejak bulan Juli tahun 2007 dan puncaknya pada bulan November tahun 2007.12

Dalam meneguhkan dalil-dalilnya, pemohon dan termohon telah mengajukan alat-alat bukti yang terdiri dari bukti surat bertanda P.1 dan bertanda T.1 dan satu orang saksi dari pemohon dan satu orang saksi dari termohon. Bukti surat bertanda P.1 dan T.1 berupa asli kutipan akta nikah nomor 260/08/VII/2007 tanggal 7 Juli 2007 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Maleber, Kuningan Jawa Barat. Bukti tersebut adalah surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan dalam surat tersebut memuat tentang telah terjadinya akad nikah antara pemohon dan termohon pada tanggal 7 Juli 2007.13

Dengan demikian majelis hakim menilai bukti P.1 dan T.1 adalah bukti otentik yang telah memenuhi syarat formil dan syarat materiil sehingga mempunyai kekuatan hukum atau pembuktian yang sempurna dan mengikat sesuai dengan Pasal 165 HIR. Oleh karenanya majelis hakim menilai bahwa pemohon dan termohon adalah pasangan suami isteri yang sah dan belum mempunyai anak karena belum pernah berhubungan badan.

Bahwa alasan-alasan perceraian yang diajukan oleh pemohon adalah antara pemohon dengan termohon sering terjadi perselisihan faham yang disebabkan pernikahan mereka dijodohkan, tanpa ada rasa cinta. Dan antara pemohon dan

12

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 7

13

59

termohon dalam membina rumah tangga terjadi perbedaan pendapat satu sama lain serta terjadi pertengkaran karena tidak ada nafkah bathin dan secara yuridis alasan-alasan perceraian yang diajukan oleh Pemohon tersebut mengacu pada Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam.14

Selanjutnya meskipun termohon tidak mengakui sepenuhnya dalil-dalil yang diajukan oleh pemohon, namun dalam jawabannya termohon mengakui bahwa antara pemohon dengan termohon terjadi pertengkaran, hanya saja alasannya berbeda dengan yang diajukan oleh pemohon. Adapun alasannya yaitu pemohon tidak dapat memberikan nafkah bathin sejak awal pernikahan. Dan termohon juga mengakui bahwa adanya pisah tempat tinggal sejak bulan November 2007.

Dari jawaban termohon tersebut, kemudian terungkap fakta-fakta sebagai berikut:

- Pemohon dan termohon sering terjadi percekcokan dengan sebab pemohon tidak dapat memberi nafkah bathin

- Pemohon dan termohon pisah rumah sejak bulan November 2007 dikarenakan adanya keributan.15

14

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 8

15

Setelah bukti saksi keluarga yang keterangannya tidak terdapat kecocokan antara keduanya, di mana saksi dari pemohon menyampaikan bahwa rumah tangga pemohon dan termohon sulit untuk dipertahankan karena perkawinan mereka dijodohkan yang berakibat pada percekcokan sampai pemohon dan termohon pisah rumah. Sedangkan saksi dari pihak termohon menyampaikan bahwa rumah tangga pemohon dan termohon sulit dipertahankan karena pemohon telah berselingkuh dengan wanita lain dan pemohon tidak memberikan nafkah bathin kepada termohon yang juga berakibat pada percekcokan sampai mereka pisah rumah.

Setelah terungkap fakta-fakta dari keterangan saksi-saksi bahwa telah terjadi perselisihan antara pemohon dengan termohon yang sulit untuk dirukunkan kembali selanjutnya majelis hakim mempertimbangkan petitum permohonan pemohon. Terhadap petitum pemohon untuk mengabulkan permohonan pemohon seluruhnya majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

- Pemohon dan termohon adalah suami isteri yang sah sesuai bukti P.1 dan T.1.

- Dalil-dalil yang dikeluarkan pemohon seluruhnya tidak disetujui oleh termohon, maka dalam hal ini majelis mempertimbangkan putusan dengan mengambil jalan tengah, yang tidak mendeskreditkan termohon yakni bahwa adanya pertengkaran dan pisah rumah antara pemohon dengan termohon yang diakui oleh termohon.

61

- Pemohon telah menguatkan dalil-dalil permohonannya melalui alat-alat bukti di persidangan dan terbukti bahwa rumah tangga pemohon dan termohon terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sudah tidak dapat dirukunkan kembali.

- Berdasarkan fakta antara pemohon dan termohon telah berpisah rumah selama 4 bulan, kondisi ini merupakan indikasi bahwa rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi karena perselisihan dan pertengkaran antara mereka telah mencapai klimaks.

- Keluarga pemohon telah berusaha mendamaikan mereka namun tidak berhasil sebagaimana dimaksud oleh Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, kondisi ini menunjukkan bahwa rumah tangga pemohon dan termohon sudah pecah sehingga tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yaitu untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah serta sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Quran surat al-Rum ayat 21 yang artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya adalah diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang di antara kamu,

sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berfikir.” tidak dapat terwujud.16

Dari fakta-fakta tersebut terbukti kedua belah pihak pemohon maupun termohon telah kehilangan hakikat dan makna dari tujuan perkawinan tersebut di mana ikatan perkawinan sedemikian rapuh, tidak lagi terdapat rasa sakinah (ketenangan) dan telah luput dari rasa mawaddah (cinta) dan rahmah (kasih sayang) dan mempertahankan perkawinan seperti itu tidak akan membawa maslahat, bahkan mungkin melahirkan madharat yang lebih besar bagi pemohon dan termohon.

Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dan ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan majelis hakim berpendapat bahwa dalil-dalil permohonan pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka telah cukup alasan bagi majelis hakim untuk mengabulkan permohonan pemohon.

Terhadap petitum pemohon untuk menjatuhkan jatuh talak satu raj'i

pemohon terhadap termohon, maka majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

16

63

- Oleh karena majelis hakim telah mengabulkan permohonan pemohon dengan alasan dalil-dalil permohonan telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka majelis hakim dapat menetapkan memberi izin kepada pemohon (Tutur Budiman bin Ahmad Munir) untuk mengucapkan ikrar talak terhadap termohon (Nunung Nuraeni binti H. Hadori) di depan sidang pengadilan Pengadilan Agama Jakarta Timur setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap.

- Oleh karena perceraian atas kehendak pemohon, sedang termohon bukan termasuk isteri yang nusyuz, dan pemohon juga tidak memberikan nafkah bathin kepada termohon, maka termohon tidak mempunyai hak untuk mendapatkan nafkah iddah dari pemohon, pemohon hanya dihukum untuk memberikan mut'ah kepada termohon.17 Terhadap petitum pemohon tentang biaya perkara, berdasarkan Pasal 189 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diperbaharui dengan Unang-undang Nomor 3 Tahun 2006, maka majelis hakim menetapkan biaya perkara dibebankan kepada pemohon.18

17

Salinan Putusan Perkara Nomor 229/Pdt. G/2008/PA.JT., h. 8

18

Pasal-pasal peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum Islam yang berkenaan dengan perkara ini.

Dokumen terkait