• Tidak ada hasil yang ditemukan

[2.8] KETERANGAN PIHAK TERKAIT

IV. PERTIMBANGAN PUTUSAN

[4.1] Menimbang pengaduan para Pengadu pada pokoknya mendalilkan bahwa para Teradu diduga melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan umum;

[4.1.1] Teradu I dan II selaku Ketua dan Anggota Panwaslih Aceh Timur mendatangi kantor KIP Aceh Timur pada 3 Februari 2017 pukul 23.00 WIB. Teradu I pada malam itu menemui satpam dan staf sekretariat KIP Aceh Timur dan mengatakan bahwa Komisioner KIP Aceh Timur telah mencoblos kertas suara. Pernyataan tersebut menyebabkan kegaduhan politik di Kabupaten Aceh Timur. Teradu I bertindak sepihak dengan mengambil alih tugas komisioner KIP Aceh Timur berupa pengamanan dokumen dalam kotak suara C1 Hologram dengan cara dibawa ke kantor Panwaslih Aceh Timur. Teradu I bersama-sama dengan Bupati Aceh Timur yang merupakan calon petahana disertai massa sejumlah kurang lebih 500 orang mendatangi kantor KIP Aceh Timur untuk meminta Form C-KWK dan Form C1-KWK. Menurut para Pengadu, terdapat upaya paksa oleh Teradu I mengambil kotak suara di 8 (delapan) kecamatan yang terdapat di kantor KIP Aceh Timur. Atas tindakan Teradu pasangan calon Nomor Urut 1 menarik seluruh saksi pada setiap tingkatan rekapitulasi.

[4.1.2] Teradu I telah melakukan pembiaran pencoblosan lebih dari satu kali di TPS 2 Matang Neuheun Kecamatan Nuurussalam. Teradu I juga terindikasi memiliki hubungan keluarga dengan salah satu anggota KIP Aceh a.n Hendra Fauzi. Para Teradu terindikasi melakukan pembiaran kepada Pasangan Calon Nomor Urut 2 menggunakan tempat ibadah dan fasilitas pendidikan menjadi ajang kampanye serta tidak melakukan penertiban alat peraga kampanye (APK);

[4.2] Menimbang keterangan dan jawaban Teradu pada pokoknya menolak seluruh dalil aduan para Pengadu;

[4.2.1] Teradu I mengakui hadir dan mendatangi kantor KIP Aceh Timur pada 3 Februari 2017 pukul 23.30 dalam rangka menelusuri informasi awal tentang dugaan adanya surat suara tercoblos. Informasi itu didapat dari Kepala Sekretariat Panwaslih Aceh Timur. Teradu I tidak menemukan adanya surat suara tercoblos sebagaimana informasi yang diperoleh dari Kasek Panwaslih Aceh Timur. Kedatangan Teradu I dan Teradu II secara tiba-tiba di malam hari berkenaan dengan perjalanan menuju Bandara Kualanamu dalam rangka dinas ke Makassar. Kedatangan kedua kalinya yang berbarengan dengan salah satu tim pasangan calon, menurut Teradu I adalah suatu kebetulan. Teradu I dan Teradu II tidak pernah datang secara bersamaan dengan Pasangan Calon dan Tim Sukses ke Kantor KIP Aceh Timur. Bahwa sekitar pukul 03.30 WIB Teradu I, II, dan III beserta 2 (dua) orang

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

staf Panwaslih Aceh Timur yaitu Fachrurrazi dan Muklis menemui Agus Khadafi sebagai perwakilan massa yang berada di teras kantor KIP Aceh Timur untuk mendengarkan keberatannya. Saat Fachrurrazi, Muklis, Agus Khadafi masuk ke ruangan Ketua KIP Aceh Timur bersama Teradu I, II, III, saudara Sahrul Syamaun sebagai Wakil Bupati Aceh Timur ikut masuk. Teradu I dan Teradu II tidak pernah meminta KIP Aceh Timur menyerahkan Form C KWK dan Form C1 KWK sebanyak 8 Kecamatan antara lain; Darul Aman, Indra Makmu, Peunaron, Julok, Idi Timur, Peudawa, Nurussalam, dan Rantau Peurelak untuk di bawa ke Kantor Panwaslih Aceh Timur pada Kamis 16 Februari 2016, pukul 03.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB. Kapolres meminta Panwaslih Aceh Timur untuk mengamankan berkas dan Ketua PPK Rantau Peureulak untuk diverifikasi dan diklarifikasi terhadap kebenaran keabsahan C1-KWK di kantor Panwaslih Kabupaten Aceh Timur. Tidak ada alasan bagi Teradu I dan II untuk mengumpulkan Form C1-KWK sebab Teradu I dan Teradu II serta Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan Nomor Urut 2 memiliki salinan Form KWK. Pengadu sengaja menutup-nutupi dan tidak menerangkan adanya pengumpulan C1-KWK yang berhologram atas perintah Ketua KIP Aceh Timur. Menurut Teradu I, kejadian berawal dari adanya laporan Panwascam Kecamatan Rantau Peureulak, melalui handphone kepada Teradu 3, sekitar pukul 22.00 WIB tanggal 15 Februari 2016, bahwa ada pembongkaran kotak suara di kantor Camat Rantau Peureulak atas Perintah Ketua KIP Aceh Timur untuk segera mengirimkan form model C1-KWK berhologram ke Kantor KIP Aceh Timur hari itu juga. Perintah ini disampaikan oleh Devi (staf Kantor KIP Aceh Timur) untuk membuka kotak suara. Pembukaan kotak suara pada Gampong Seumanah Jaya sebanyak 14 Kotak dan Paya Palas sebanyak 2 kotak suara yang disaksikan oleh kedua saksi Pasangan Calon Bupati, Panwascam, dan Kapolsek Rantau Peureulak. Panwascam Rantau Peureulak bersama Kapolsek Rantau Peureulak, turut serta mengawal form C1-KWK berhologram ke Kantor KIP Aceh Timur pada pukul 02.00 WIB oleh karena Berita Acara pembukaan kotak suara tersebut belum diserahkan oleh PPK Rantau Peureulak ke Panwascam Rantau Peureulak pada saat pembongkaran kotak suara selesai dilakukan. [3.2.2] Perihal hubungan kekerabatan dengan Hendra Fauzi, menurut Teradu I bukanlah suatu hal yang dilarang. Sedangkan penertiban Alat peraga Kampanye dan penggunaan sarana pendidikan serta tempat ibadadah, menurut para Teradu telah dilakukan penertiban;

[4.3] Menimbang keterangan dan jawaban para Pihak, bukti dokumen, serta fakta yang terungkap dalam sidang pemeriksaan, DKPP berpendapat;

[4.3.1] bahwa Tindakan Teradu I yang langsung melakukan pemantaun ke lokasi Kantor KIP Aceh Timur terkait laporan Kepala Sekretariat mengenai adanya dugaan surat suara tercoblos, merupakan sikap responsif para Teradu sebagai Panwaslih untuk memastikan sekaligus upaya antisipatif terhadap terjadinya pelanggaran pilkada. Merebaknya isu mengenai terdapatnya surat suara tercoblos tanpa penjelasan dari pihak berwenang dapat

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

menimbulkan syak wasangka dan menurunnya kepercayaan kepada penyelenggara pemilu. Rangkaian sikap responsif para Teradu dalam melakukan pengawasan juga ditunjukkan atas tindakannya bergerak cepat terkait laporan Panwascam Kecamatan Rantau Peureulak melalui handphone kepada Teradu III, sekitar jam 22.00 WIB tanggal 15 Februari 2016 yang menginformasikan ada pembongkaran kotak suara di kantor Camat Rantau Peureulak atas Perintah Ketua KIP Aceh Timur untuk segera mengirimkan form model C1-KWK yang berhologram ke Kantor KIP Aceh Timur hari itu juga. Teradu I, II, dan III melakukan pengawasan langsung pada 16 Februari 2017 dari pukul 04.00 WIB s/d pukul 06.00 WIB di dalam ruangan Ketua KIP Aceh Timur. Pengawasan yang dilakukan oleh para Teradu, setidak-tidaknya dapat mencegah terjadinya pelanggaran dan menjamin integritas hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur tahun 2017. Aduan para Pengadu yang mendalilkan kehadiran para Teradu bersama tim sukses dan pasangan calon di Kantor KIP Aceh Timur yang dinilai para Pengadu sebagai bentuk keberpihakan para Teradu tidak beralasan. Pembukaaan kotak suara dan pengambilan form C1-KWK berhologram sebagaimana diperintahkan Ketua KIP Aceh Timur kepada 8 (delapan) Kecamatan untuk kepentingan scan dan upload tidak beralasan sebab masing-masing pihak (KPPS, PPL, Saksi) memiliki salinan C1-KWK. Sangat beralasan jika Kapolres Aceh Timur meminta kepada para Teradu untuk mengamankan form C1-KWK berhologram beserta Fajri Ketua PPK Rantau Peureulak. Melakukan verifikasi form C1-KWK berhologram di kantor Panwaslih Aceh Timur untuk memastikan tidak adanya perubahan data;

[4.3.2] Terkait aduan perihal hubungan persaudaraan menurut DKPP bukanlah suatu hal yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan kode etik. Yang tidak diperkenankan adalah sesama penyelenggara pemilu terikat dalam suatu perkawinan. Dalam kode etik pun, yang tidak dibenarkan adalah tidak mengumumkan adanya hubungan dengan peserta pemilihan. Sedangkan pokok aduan mengenai pembiaran atas coblos ganda, telah terbantah melalui fakta sidang dan bukti. Nyatanya pelaku telah dijatuhi hukuman pidana. Adapun perihal Alat peraga Kampanye dan digunakannya sarana ibadah dan pendidikan untuk kampanye salah satu calon, telah terkonfirmasi oleh alat bukti dan barang bukti yang diajukan para Teradu baik dokumentasi foto maupun suret edaran kepada pengawas di tingkat bawah agar mengawal penertiban APK. Sementara itu, fakta yang mengemuka di sidang tentang tanda dua jari Teradu I saat berada di Pontianak, adalah sebuah ekspresi yang tidak direncanakan dan bersifat natural. Sehingga tidak menunjukkan dukungan atau keberpihakan pada salah satu calon. Dengan demikian DKPP berpendapat pokok aduan para Pengadu tidak terbukti dan jawaban para Teradu dapat diterima. Namun demikian para Teradu, terutama Teradu I perlu diingatkan untuk senantiasa menjaga profesionalitas serta membangun komunikasi yang baik sesama penyelenggara. Sehingga peristiwa seperti yang terjadi saat mendatangi kantor KIP di malam hari tanpa pemberitahuan, tidak terulang;.

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

[4.4] Menimbang dalil para Pengadu selebihnya, DKPP tidak perlu menanggapi dalam Putusan ini.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan penilaian atas fakta dalam persidangan sebagaimana diuraikan di atas, setelah memeriksa keterangan para Pengadu, memeriksa jawaban dan keterangan para Teradu, dan memeriksa bukti-bukti dokumen yang disampaikan para Pengadu dan para Teradu, serta mencermati keterangan pihak Terkait, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu menyimpulkan bahwa:

[5.1] Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu berwenang mengadili pengaduan para Pengadu;

[5.2] Para Pengadu memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan pengaduan a quo;

[5.3] Para Teradu tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu; [5.4] Berdasarkan pertimbangan dan kesimpulan tersebut di atas, DKPP harus memulihkan nama baik para Teradu.

MEMUTUSKAN

1. Menolak pokok-pokok dalil aduan para Pengadu untuk seluruhnya;

2. Merehabilitasi nama baik Teradu I Zainal Abidin selaku ketua merangkap Anggota Panwaslih Kabupaten Aceh Timur, Teradu II M Faisal, Teradu III Hermansyah, Teradu IV Heri Sahputra, dan Teradu V Rita Fahria masing-masing selaku anggota Panwaslih Kabupaten Aceh Timur;

3. Memerintahkan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk melaksanakan putusan ini paling lama 7 (tujuh hari) setelah putusan ini dibacakan; dan

4. Memerintahkan Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia untuk mengawasi pelaksanaan Putusan ini.

Demikian diputuskan dalam Rapat Pleno oleh 7 (tujuh) anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum, yakni Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. selaku Ketua merangkap Anggota; Prof. Dr. Anna Erliyana, S.H., M.H., Dr. Valina Singka Subekti, M.Si., Dr. Nur Hidayat Sardini, S.Sos., M.Si., Pdt. Saut Hamonangan Sirait, M.Th., Endang Wihdatiningtyas, S.H., dan Ida Budhiati, S.H., M.H. masing-masing sebagai Anggota, pada hari Jumat tanggal dua puluh delapan bulan April tahun dua ribu tujuh belas dan dibacakan dalam sidang kode etik terbuka untuk umum pada hari ini Rabu tanggal sepuluh bulan Mei tahun dua ribu tujuh Belas oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., sebagai Ketua merangkap Anggota, Dr. Valina Singka Subekti, M.Si., Dr. Nur Hidayat

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

Sardini, S.Sos., M.Si., Pdt. Saut Hamonangan Sirait, M.Th., Endang Wihdatiningtyas, S.H., dan Ida Budhiati, S.H., M.H., masing-masing sebagai Anggota, dengan dihadiri Pengadu dan Para Teradu.

KETUA

Dokumen terkait