• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Beban

Dalam dokumen INSTALASI TEGANGAN MENENGAH (Halaman 62-70)

MENENTUKAN DAYA TRAFO PADA GTT

1. Pertumbuhan Beban

Pertumbuhan beban atau melonjaknya kebutuhan suatu perencanaan pengembangan system tenaga listrik adalah merupakan masalah penting bagi suatu perencanaan pengembangan system tenaga listrik. Ada beberapa factor yang mempengaruhi dan mendorong melonjaknya kebutuhan listrik tersebut, misalnya adanya perdagangan dan

industri yang tumbuh dengan pesat, pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan sebagainya.

Masalah-masalah yang timbul disini adalah untuk perencanaan tahunan untuk memperbesar kapasitas penjualan tenaga listrik, untuk menanggulangi pertambahan beban tersebut dan menjaga ke handalan di bidang listrik.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, kita harus mengetahui besar pertambahan beban puncak untuk tahun-tahun mendatang. Untuk mengasumsikan kebutuhan tahunan, kebutuhan beban sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu.

Ada beberapa macam cara mengasumsikan pertumbuhan beban, tetapi secara garis besar dapat dibagi menkadi dua yaitu:

o Secar grafis. o Secara analisis. a)

Secara Grafis.

Dengan menggunakan data-data grafis dari tahun sebelumnya, yaitu dari kurva tahunan dan besarnyadaya(kW), maka dapat di asumsikan pertumbuhan beban untuk tahun-tahun mendatang dengan metode extrapolar. Metode ini adalah dengan menarik garis-garis pertumbuhan beban untuk tahun-tahun berikutnya.Dengan demikian hasil yang diperoleh dari penganalisaan secara grafis tidak sepenuhnya akurat. Oleh karena itu cara ini digunakan hanya sebagai pembanding.

b)

Secara Analisis.

Dalam metode ini mengasumsikan kebutuhan tenaga listrik digolongkan dalam beberapa kelompok konsumen, yaitu:

1) Konsumen perumahan(residensial).

o Jumlah anggota perumahan = A orang per rumah

o Jumlah perumahan =

o Jumlah langganan dari perumahan = (2) X electrification ratio

Dimana electrification ratio = perbandingan antara jumlah konsumen rumah tangga yang memakai tenaga listrik dengan jumlah seluruh rumah tangga. o Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen Residensial adalah

= (3) X pemakaian maksimum rata-rata untuk seluruh rumah. 2) Konsumen komersil.

o Jumlah dari langganan komersil = jumlah langganan perumahan x constituent ratio

o Dimana constituent ratio = perbandingan antara jumlah jumlah konsumen komersil dengan jumlah konsumen perumahan.

o Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen komersil adalah = (5) X pemakaian maksimum rata-rata dari tiap langganan komersil

3) Konsumen industri.

Kebutuhan menurut permintaan dari para konsumen industri Data-data yang diperlukan:

Total daya Perumahan :

 2200 VA x 30 rumah = 66000 VA  1300 VA x 25 rumah = 32500 VA  900 VA x 20 rumah = 18000 VA Total = 66000 VA + 32500 VA + 18000 VA = 116500 VA = 116,5 kVA

o Rata-rata daya maksimum tiap rumah = = 1,553 kVA.

o Dengan asumsi setiap rumah memiliki anggota keluarga sebanyak 5 jiwa per rumah maka jumlah total penduduk = 5 x 75 = 375 jiwa.

o Pertumbuhan penduduk tiap tahun(dimisalkan) = 2% per tahun.

Dari data-data diatas kita dapat meramalkan pertumbuhan beban pada perumdin tersebut yaitu:

: = 1. 2) Jumlah penduduk 5 Tahun mendatang.

= (1+0,02) x 375 jiwa = 414 jiwa. 3) Jumlah perumahan 5 tahun mendatang.

= jumlah penduduk / 5 = 414 jiwa / 5 = 82,8 rumah. = 83 rumah.

4) Jumlah konsumen perumahan 5 tahun mendatang. =jumlah rumah x Electrification ratio

= 83 x 1. = 83 rumah.

5) Jumlah total beban perumahan = jumlah konsumen x daya rata-rata tiap rumah = 83 x 1,553 kVA

= 128,899 kVA

6) Beban fasilitas umum = 10 % beban total perumahan = 10 % x 128,899 kVA = 12,8899 kVA

7) Beban total GTT = Beban fasilitas umum + Jumlah total beban perumahan = 12,8899 kVA + 128,899 kVA

= 141,7889 kVA

Maka Trafo yang digunakan adalah sebesar 160 kVA 2. Faktor Kebersamaan

Persyaratan Trafo GTT adalah dibawah 200kVA tapi jika diatas 200kVA maka trafo tersebut bukan trafo GTT melainkan gardu perencanaan tersendiri / khusus.

 Faktor keserempakan beban

 Faktor perkembangan beban untuk beberapa tahun mendatang.

Pada perhitungan ini menggunakan faktor keserempakan beban yang mengacu pada banyaknya beban persambungannya. Data tabel heterogen beban dapat dilihat di bawah ini. Maka dari sini kita dapat menentukan besar daya Trafo yang akan di pilih:

Tabel 11.1. Faktor Kebersamaan JumlahsambunganjenispelangganHeterog en FaktorKebersamaa n 2 – 4 0,85 6 – 10 0,80 11 – 20 0,7 21 – 40 0,6 > 40 0,4

Data-data yang diperlukan adalah TOTAL DAYA TERPASANG yang sudah di hitung di atas, yaitu:

Jurusan 1

Rumah type 75 = 16 rumah x 2200 = 35200 VA Rumah type 36 = 20 x 900

= 18000 VA

Total daya = 35200 VA + 18000 VA = 53200 VA

Jumlah sambungan jenis heterogen adalah mencapai 36 sambungan, sehingga : 53200 VA x 0,6 = 31920 VA = 31,92 kVA  Jurusan 2 Rumah type 75 = 14 x 2200 = 30800 VA Rumah type 45 = 25 x1300 = 32500 VA Total daya = 30800 VA + 32500 VA = 63300 VA

Jumlah sambungan jenis heterogen adalah mencapai 39 sambungan, sehingga : 63300 VA x 0,6 = 37980 VA

= 37,98 kVA  Jurusan 3

TOTAL DAYA BEBAN ADALAH :

31,92 kVA + 37,98 kVA + 9,779 kVA = 79,679 kVA  CADANGAN = 25 %

79,679 kVA x 25% = 19,92 kVA TOTAL DAYA GTT = tota daya beban + cadangan

= 79,679 kVA + 19,92 kVA = 99,6 kVA

Dalam penentuan besar kapasitas trafo perlu diperhatikan akan rugi-rugi daya trafo itu sendiri, sehingga trafo hanya mampu di bebani kurang lebih 80 % dari kapasitas trafo. Untuk pertimbangan akan adanya pengembangan beban dan musim yang ada di Indonesia. Maka trafo di harapkan bisa dibebani dengan kemampuan 100 %. Untuk menanggulangi masalah di atas maka besar kapasitas trafo dapat di tentukan dengan cara sebagai berikut:

Untuk mengantisipasi pertambahan daya di masa depan maka dalam penentuan kapasitas daya trafo pada perencanaan ini selain menambahkan cadangan juga menambahkan daya tambahan sebesar 20% dari total daya terpasang di atas. Maka penghitungan kapasitas trafo sebagai berikut:

Penambahan 20% = 10020 ×99,6 kVA=19,92 kVA

Kapasitas trafo = penambahan 20% + total daya terpasang = 19,92 kVA + 99,6 kVA

=119,52 kVA

Namun pada dasarnya trafo dengan kapasitas 119,52 kVA di pabrika tidak tersedia. Sehingga perencanaan ini memilih trafo dengan kapasitas di atas dari kapasitas penghitungan di atas. Perencanaan ini memilih besar kapasitas trafo sebesar 160 KVA. Berdasarkan peraturan yang ada trafo dengan kapasitas 160 KVA termasuk kategori trafo tiang (GTT).

Untuk perencanaan ini, penentuan besar rating daya trafo sudah di ketahui langkah selanjutnya perancang membandingkan beberapa product trafo buatan asing maupun local, Yang nantinya di rasa perancang cocok untuk di gunakan. untuk perbandingan secara umum,

perancang melihat hari sisi kebisingan (dB), temperatura oil, lilitan, kelas isolasi, pendinginan, tapping, effisiency & regulasi, bukti pengujian yang di jelaskan pada katalog trafo. Perancang membandingkan 3 product trafo, yaitu:

1. Merk TRAFINDO

 Daya Trafo : 160 KVA

 Jumlah fase : Tiga

 Frekuensi pengenal : 50 HZ

 Teg primer pengenal : 20KV

 Teg sekunder pengenal

(beban nol) : 0,4 KV

 Impedansi : 4%

 No Load Losses : 400 Watt

 Load Losses : 2000 Watt

 Total Losses : 2400 Watt 2. Merk SCHNEIDER

 Daya Trafo : 160 KVA

 Jumlah fase : Tiga

 Frekuensi pengenal : 50 HZ

 Teg primer pengenal : 20KV

 Teg sekunder pengenal

(beban nol) : 0,4 KV

 Impedansi : 4%

 No Load Losses : 300 Watt

 Load Losses : 2350 Watt

 Total Losses : 2650 Watt

Dengan demikian perancang memilih merk trafo TRAFINDO, yang di rasa cocok untuk di gunakan. dengan spesifikasi secara umum:

Spesifikasi di atas masih terbilang secara umum, untuk keterangan lebih lengkapnya bisa lihat pada katalog trafo merk TRAFINDO yang sudah di lampirkan.

Dalam dokumen INSTALASI TEGANGAN MENENGAH (Halaman 62-70)

Dokumen terkait