• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.2 Hasil Penelitian

5.2.2 Perubahan Dimensi Gips Tipe III dengan Pemakaian Slurry Water dan Air Bersih

Pada penelitian ini diperoleh rerata±SD pada kelompok gips tipe III dengan pemakaian slurry water adalah 0.055%±0.012, kelompok gips tipe III dengan pemakaian air bersih adalah 0.028%±0.010, dan kelompok gips tipe III dengan pemakaian aquadestilata adalah 0.008%±0.007. Hal ini menunjukkan perubahan dimensi gips tipe III dengan pemakaian aquadestilata lebih kecil dibandingkan dengan gips tipe III dengan pemakaian air bersih dan slurry water, berarti perubahan dimensi paling kecil terdapat pada kelompok C. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasi penelitian yang dilakukan oleh Brukl CE dkk (1984), yang menunjukkan bahwa kelompok gips tipe III dengan campuran slurry water memiliki nilai perubahan dimensi paling besar dibandingkan dengan kelompok lain.

Grafik 2. Rata-rata perubahan dimensi gips dengan pemakaian slurry water, air bersih, dan aquadestilata

Hasil penelitian Brukl (1984) menunjukkan bahwa kelompok gips dengan pemakaian slurry water memiliki nilai perubahan dimensi sebesar 0.532%, kelompok gips dengan pemakaian air bersih memiliki nilai perubahan dimensi sebesar 0.425%, dan kelompok gips dengan pemakaian aquadestilata memiliki nilai perubahan dimensi sebesar 0.423%.11 Penelitian yang dilakukan Abdullah MA dkk (2006) menunjukkan bahwa kelompok gips yang direndam dengan slurry water memiliki

nilai perubahan dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok gips yang direndam dengan slurry water dan sodium hypochlorite.15 Abass dkk (2011) melakukan penelitian mengenai perubahan dimensi gips tipe III yang dikeringkan dengan beberapa jenis metode pengeringan yang berbeda. Hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa gips tipe III yang direndam selama 5 atau 10 menit dengan aquadestilata yang dikeringkan menggunakan microwave, memiliki nilai perubahan dimensi yang paling signifikan (p<0.01), dibandingkan dengan kelompok lain yaitu gips tipe III yang direndam dengan larutan NaCl 40% yang dikeringkan menggunakan microwave dan gips tipe III yang dikeringkan dengan udara (tidak menggunakan microwave).29 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kumar RN (2012), kelompok gips yang direndam dengan slurry water memiliki nilai perubahan dimensi yang paling kecil dibandingkan dengan kelompok lain, yaitu gips yang direndam dengan 0.525% sodium hypochlorite dan 2% glutaraldehyde.14

5.2.3 Pengaruh Pemakaian Slurry Water dan Air Bersih terhadap

Kekuatan Kompresi Gips Tipe III

Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel 3 terlihat bahwa kelompok C memiliki rerata kekuatan kompresi yang terbesar (28.65±2.12) dibandingkan dengan kelompok A (23.08±1.61) dan kelompok B (25.25±2.22). Dari hasil penelitian pada tabel 5 terlihat bahwa ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap kekuatan kompresi gips tipe III karena diperoleh signifikansi p=0.000 (p<0.05). Pada tabel 6 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antara kelompok A dengan B p=0.023 (p<0.05), kelompok A dengan kelompok C p=0.000 (p<0.05), serta kelompok B dengan kelompok C p=0.001 (p<0.05). Adanya perlakuan bermakna disebabkan karena pemakaian air yang memiliki kandungan mineral, seperti kalsium sulfat dan kalsium karbonat, dapat menyebabkan penurunan kekuatan kompresi.

Pada penelitian ini menunjukkan kekuatan kompresi kelompok C lebih besar dibandingkan dengan kelompok A dan B, berarti dengan pemakaian air yang memiliki kandungan mineral dapat menurunkan kekuatan kompresi. Hal ini mungkin

berkaitan dengan aquadestilata yang tidak memiliki berbagai kandungan mineral sehingga memberikan bentuk kristal yang teratur, relatif tidak berporus, dan lebih padat.17 Mineral yang terkandung di dalam air dapat mengurangi kohesi interkristalin sehingga menyebabkan berkurangnya kekuatan kompresi, selain itu, kekuatan kompresi dengan pemakaian slurry water memiliki kekuatan kompresi lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian air bersih, hal ini mungkin disebabkan partikel kalsium sulfat pada slurry water menyebabkan perubahan bentuk kristal yang tidak teratur pada gips sehingga berpengaruh pada kemampuan kristal gips untuk berkembang dan menyebabkan timbulnya porus yang berakibat rapuhnya produk gips dan berkurangnya kekuatan kompresi pada kelompok A dibandingkan dengan kelompok B.17,28

Vyas R dkk (2008) menyatakan, umumnya, kelompok gips yang ditambahkan bahan aditif yang mengandung sulfat memiliki resistensi yang lebih rendah terhadap kekuatan tekan yang diberikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak ditambahkan dengan bahan aditif.28 Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu penambahan bahan aditif pada gips dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi aditif pada adonan gips sehingga jumlah kristal gips yang terbentuk akan berkurang dari volume keseluruhan dan menyebabkan berkurangnya interaksi antar kristal sehingga menghasilkan produk gips dengan kekuatan kompresi yang rendah; bahan aditif berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi, oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa reaksi yang terjadi begitu cepat sehingga beberapa kristal hemihidrat tidak seluruhnya terbentuk menjadi dihidrat dan menyebabkan peningkatan kristal hemihidrat yang tidak berubah bentuk menjadi dihidrat sehingga menghasilkan produk gips yang lemah.28

5.2.4 Pengaruh Pemakaian Slurry Water dan Air Bersih terhadap

Perubahan Dimensi Gips Tipe III

Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel 4 terlihat bahwa kelompok C memiliki rerata perubahan dimensi yang terkecil (0.008%±0.007) dibandingkan dengan kelompok A (0.055%±0.012) dan kelompok B (0.028%±0.010). Dari hasil

penelitian pada tabel 7 terlihat bahwa ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap perubahan dimensi gips tipe III karena diperoleh signifikansi p=0.000 (p<0.05). Pada tabel 8 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antara kelompok A dengan B p=0.000 (p<0.05), kelompok A dengan kelompok C p=0.000 (p<0.05), serta kelompok B dengan kelompok C p=0.000 (p<0.05). Adanya perlakuan bermakna disebabkan karena pemakaian air yang memiliki kandungan mineral dapat menyebabkan peningkatan perubahan dimensi.

Kalsium sulfat yang terkandung di dalam slurry water bertindak sebagai aselerator yang berfungsi untuk mempercepat reaksi pengerasan dengan cara meningkatkan kelarutan hemihidrat menjadi dihidrat, sedangkan ion bikarbonat yang terkandung di dalam air bersih bertindak sebagai retarder yang berfungsi memperlambat reaksi pengerasan.11 Peran slurry water sebagai aselerator pada gips yaitu dengan memberikan tempat untuk nukleasi dihidrat yang baru terbentuk dan mempersingkat waktu pengerasan. Air bersih mengandung ion-ion bikarbonat yang dapat memberikan efek retarder pada gips. Brukl dkk (1984) menyatakan bahwa terdapat efek retarder pada air bersih jika dibandingkan dengan aquadestilata. Konsentrasi ion bikarbonat yang rendah dapat memberikan efek retarder yang tinggi. Pada konsentrasi diatas 0.2%, ion bikarbonat tidak menyebabkan setting time menjadi lebih cepat. Hasil penelitian Brukl dkk (1984), menunjukkan bahwa terdapat hubungan pada setting time dan setting expansion. Gips yang ditambahkan dengan slurry water, menunjukkan setting time yang lebih singkat dan setting expansion yang besar. Hal ini dapat disebabkan, kalsium sulfat yang terkandung di dalam slurry water berperan sebagai inti nukleasi pertumbuhan kristal kalsium sulfat dihidrat sehingga jumlah kristal dihidrat menjadi lebih banyak yang menyebabkan dorongan antar kristal yang saling menimpa menjadi lebih besar dan setting expansion menjadi lebih besar.9,10 Kelompok gips yang ditambahkan dengan air bersih, menunjukkan setting time yang lebih lama dan setting expansion yang lebih kecil.11 Hal ini dapat disebabkan, kalsium karbonat yang terdapat pada air bersih menyebabkan kristal dihidrat yang baru terbentuk menjadi lebih tipis dan pendek sehingga ruangan antar

kristal menjadi lebih besar, maka interaksi antar kristal menjadi berkurang, demikian juga dorongan antar kristal sehingga setting expansion tidak terlalu besar.6,13

Perubahan dimensi gips pada pemakaian slurry water memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan dimensi gips pada pemakaian air bersih dapat juga disebabkan oleh penurunan kadar air yang lebih rendah pada pemakaian

slurry water sehingga menyebabkan setting expansion yang lebih besar pada

kelompok gips dengan pemakaian slurry water.23 Penurunan kadar air tersebut disebabkan peningkatan partikel kalsium sulfat yang menarik partikel air selama proses pengerasan gips sehingga kadar air menjadi lebih sedikit.23

Dokumen terkait