• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Iklim 2008-2009?

FOKUS AWG-KP

1) pertimbangan skala pengurangan emisi yang akan dicapai oleh Pihak A1 secara kolektif dan kontribusi Pihak A1, secara sendiri-sendiri atau bersama-sama;

2) mekanisme perdagangan karbon dan mekanisme berbasis proyek; tata guna tanah; perubahan tata guna tanah dan kehutanan (LULUCF); cakupan gas rumah kaca, metrik umum kategori sumber; dan pendekatan yang dimungkinkan bagi penyasaran emisi sektoral;

3) pertimbangan informasi mengenai konsekuensi ekonomi dan sosial termasuk dampak limpahan dari alat, kebijakan, dan metodologi yang tersedia bagi Pihak A1 (konsekuensi potensial).

3 Apakah perkembangan utama dalam Perundingan

Perubahan Iklim 2008-2009?

● Sejak pertemuan di Bali, telah diselenggarakan beberapa pertemuan AGW-LCA, AWG-KP dan SBSTA/SBI. Tahun 2008 ada Pembicaraan Perubahan Iklim Bangkok pada bulan April di Bangkok, Thailand; Pembicaraan Perubahan Iklim Accra bulan Agustus di Accra,Ghana; Pembicaraan Perubahan Iklim Bonn bulan Juni di Bonn, Jerman; COP14 bulan Desember di Poznan, Polandia. Di tahun 2009, pertemuan yang ada meliputi: Sesi ke-7 AWG-KP dan Sesi ke-5 AWG-LCA bulan Maret; Sesi ke-30 SBSTA/SBI, Sesi ke-6 AWG-LCA dan Sesi ke-8 AWG-KP bulan Juni; serta Konsultasi Informal Antarsesi AWG-KP dan AWG-LCA bulan Agustus 2009.

Pertemuan-pertemuan itu bertempat di Bonn, Jerman. Beberapa pertemuan masih dijadwalkan, mengarah ke Kopenhagen bulan Desember.

● Pada Sesi ke-5 AWGKP (AWG-KP5) di Bangkok tahun 2008, negara-negara berkembang menyatakan bahwa “kurangnya pemenuhan oleh negara maju

mengenai komitmen mereka merupakan sebab utama memburuknya keadaan iklim dan hal ini menghambat tujuan keseluruhan UNFCCC. Untuk menghadapi “defisit pelaksanaan” atau kesenjangan pelaksanaan, kegiatan UNFCCC pasca-Bali haruslah pertama-tama difokuskan pada peningkatan pelaksanaan kewajiban yang ada dari negara-negara maju, termasuk menyediakan keuangan dan alih teknologi untuk negara-negara berkembang.”2

● Pembicaraan Iklim Bonn Climate (2-13 Juni 2008) mencakup sesi kelompok kerja yang melakukan negosiasi atas pengurangan GRK untuk negara maju setelah 2012. Dalam sesi umum yang tertutup, kelompok itu mengadopsi kesimpulan atas tiga isu—mekanisme perdagangan emisi dan mekanisme berbasis proyek, tata guna tanah dan kehutanan, serta ”isu-isu lain” yang beberapa di antaranya ternyata kontroversial.3

Pembicaraan Iklim Bangkok, 31 Maret– 4 April 2008

Dalam Pembicaraan Iklim di Bangkok 31 Maret – 4 April 2008, AWG-LCA dan AWG-KP bertemu untuk menjabarkan Peta Langkah Bali. Pertemuan itu menyepakati “… program kerja sebagai struktur negosiasi mengenai perjanjian perubahan iklim internasional jangka panjang, yang ditetapkan untuk disimpulkan di Kopenhagen pada akhir 2009.” Selain itu, juga “… memberikan pertanda yang jelas bahwa penggunaan mekanisme berbasis pasar seperti Mekanisme Pembangunan Bersih Protokol Kyoto harus dilanjutkan dan

ditingkatkan sebagai cara negara maju untuk memenuhi target pengurangan emisi dan berkontribusi menuju pembangunan berkelanjutan.”

● Dalam lokakarya REDD yang diadakan di Tokyo (25-27 Juni 2008) “pemerintah menyampaikan pengalaman mereka mengenai kegiatan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, juga pelajaran yang dipetik, dan menguraikan tantangan metodologis serta solusi yang dimungkinkan yang akan membantu mengedepankan isu ini. Hasil lokakarya ini menjadi masukan bagi pertemuan AWG-LCA di Accra, Ghana bulan Agustus 2008, dan dilaporkan dalam sesi ke-29 SBSTA, di Poznan, Polandia, pada bulan Desember 2008.”4

Intisari laporan Lokakarya REDD:

5

- Sistem dengan biaya yang efektif bagi perkiraan dan pemantauan deforestasi dan perubahan stok karbon dapat dirancang dan dilaksanakan … melalui gabungan antara penilaian penginderaan jarak jauh dan pengukuran berbasis tanah atau berbagai bidang tanah yang dipilih dan mewakili jenis-jenis hutan di suatu negara.

- Menangani degradasi hutan lebih susah daripada menangani deforestasi tetapi mengetahui penyebab degradasi hutan di berbagai negara dapat membantu memperkirakan hilangnya karbon terkait.

- Tingkat emisi referensi haruslah fleksibel, adaptif, berdasarkan data historis yang dapat dipercaya dan ditinjau secara berkala.

- Pendekatan nasional harus digunakan bagi perkiraan dan pemantauan, tetapi pendekatan subnasional dapat menentukan langkah awal dan diperluas secara bertahap.

- Koordinasi nasional dan kerja gabungan dengan seluruh pemangku kepentingan yang

berhubungan dapat menyediakan lingkungan yang kondusif bagi usaha pembangunan kapasitas yang tepat waktu dan efektif.

- Pelaksanaan pembangunan kapasitas perlu diperluas di masa mendatang dan difokuskan pada kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh negara.

- Pembangunan kapasitas diperlukan di banyak bidang, termasuk pengumpulan data dan pengarsipan, pengembangan dan pelaksanaan sistem pemantauan nasional dan inventarisasi karbon hutan, juga penginderaan jarak jauh dan interpretasi dan penerapannya terhadap keadaan nasional sseperti topografi yang rumit dan tutupan awan yang terus menerus; serta

- Diskusi mengenai pendekatan kebijaksanaan dan insentif dapat dimulai mengingat pengetahuan yang ada saat ini atas isu-isu metodologi, sementara implikasi pendekatan lain perlu dijajaki lebih lanjut.

Rangkuman itu juga menyebutkan bahwa, antara lain, telah disepakati bahwa diperlukan kegiatan lebih lanjut untuk menangani perpindahan emisi, bahwa partisipasi luas adalah salah satu cara untuk melakukannya, dan bahwa aksi mengenai REDD harus menghasilkan penurunan nyata emisi global.

● Dalam Pembicaraan Perubahan Iklim Accra (21-27 Agustus 2008), AWG-LCA

“mempertimbangkan program kerja tahun 2009 dan mengadopsi kesimpulan dari Ketua AWG-LCA. Kesimpulan utama yang dicapai adalah bahwa AWG-LCA akan, pada tahun 2009, berubah menjadi moda negosiasi penuh, memajukan negosiasi mengenai semua elemen dalam BAP dengan cara yang komprehensif dan seimbang. Hal ini terkait dengan tenggat waktu bagi penyelesaian tugasnya di Kopenhagen tahun 2009.”6

25%-40% - persentase di bawah tingkat 1990 yang direkomendasikan AWG-KP, bahwa negara-negara A1 harus memangkas emisi GRK mereka pada periode setelah 2012.

● Dalam COP14 di Poznan, Polandia, masyarakat adat mengungkapkan kemarahannya ketika “Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru menentang

dimasukkannya hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal ke dalam rancangan keputusan mengenai REDD yang dibuat oleh delegasi pemerintah dalam Konferensi Iklim PBB.”7 Dalam Rancangan Kesimpulan mengenai Item 5 dalam Agenda:

Pengurangan emisi dari deforestasi di negara berkembang, pendekatan untuk

mendorong aksi (FCCC/SBSTA/2008/L.23), referensi mengenai hak-hak masyarakat adat dan UNDRIP dihilangkan. “Selanjutnya, negara-negara yang sama ini

menggunakan frasa ‘indigenous people’ dan bukannya ‘indigenous peoples’ dengan huruf ‘s’ yang merupakan bahasa yang diterima dunia.”8

● Dalam Pembicaraan Perubahan Iklim di Bonn (AWG-KP7 dan AWG-LCA5, 29 Maret - 8 April 2009), Tuvalu menyarankan referensi atas UNDRIP dan pemberian

persetujuan tanpa tekanan berdasarkan informasi awal bagi Kelompok Kontak AWG-LCA mengenai Mitigasi .. Sejumlah 18 sampai 20 intervensi dari negara yang

mendukung REDD—dipimpin oleh Norwegia dan Bolivia – membuat referensi

mengenai masyarakat adat. Ketua AWG-LCA dan AWG-KP mendapat mandat untuk tampil dengan teks negosiasi bagi Pembicaraan Perubahan Iklim bulan Juni 2009. ● Teks Negosiasi Ketua yang Telah Direvisi (FCCC/AWGLCA/2009/INF.1, 22 Juni 2009)

disampaikan oleh Pimpinan LCA, Michael Zammit Cutajar (Malta), di AWG-LCA6 bulan Juni 2009. Dokumen setebal 199 halaman ini, yang disampaikan sebagai kompilasi dokumen-dokumen yang disampaikan dari para Pihak, dikecam banyak

negara berkembang karena mereka mengklaim bahwa kompilasi itu tidak

mencerminkan dokumen yang mereka serahkan. Mereka juga mengeluhkan tidak dicantumkannya Pihak mana yang mengatakan apa. Hal ini membuat masyarakat adat merasa kesulitan untuk mengetahui negara mana yang menyebut ‘indigenous peoples’. Karena tidak konsistenan G77 dan Cina, maka Sekretariat memberikan atribusi pada teks (INF.1) dan memasangnya di situs web UNFCCC agar masyarakat dapat mengacu ke sana (lihat boks pengenai paragraf 109 di halaman 122).

● Teks ini memuat beberapa referensi mengenai masyarakat adat dan UNDRIP. Seluruhnya ada dalam kurung, yang berarti bahwa ini belum disepakati.

Revisi Teks Negosiasi AWG-LCA dengan Atribusi,