BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUPN MATERI
C. Ruang Lingkup Materi Muatan
1. Perubahan Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
Penambahan frase ‘untuk diketahui umum’ di dalam unsur dalam muatan asusila untuk membatasi agar pengaturan undang-undang tidak menjangkau pada perbuatan yang dimaksudkan untuk konsumsi pribadi. Hal ini dimaksudkan agar kasus-kasus seperti kasus Gisel Anastasia yang ditetapkan sebagai tersangka meski konten asusila yang dibuat untuk kepentingan pribadi dan kasus Baiq Nuril yang ditahan karena dituduh menyebarkan rekaman asusila meski transmisi terhadap rekaman suara tersebut dilakukan oleh pihak lain dan rekaman asusila dibuat untuk melindungi diri sendiri dari upaya pelecehan meskipun kemudian diberikan amnesti oleh presiden tidak terjadi lagi.
b. Materi Muatan Perjudian
perubahan UU tentang ITE yang mengatur perubahan ancaman pidana dalam perbuatan mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian adalah menaikkan jumlah ancaman pidana tidak lagi diatur
120 paling lama 6 tahun, namun dinaikkan menjadi pidana penjara paling lama 10 tahun. Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa ancaman pidana terhadap perbuatan perjudian pada dasarnya telah diatur dalam KUHP yang memiliki ancaman pidana penjara selama 10 tahun. Atas dasar tersebut, perbuatan mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian yang merupakan lex spesialis dari Tindakan perjudian dalam KUHP seharusnya tidak hanya dipidana penjara selama 6 tahun sebagaimana ketentuan dalam Pasal 45 ayat (2) jo. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Undang-undang (UU) No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Oleh karena itu, terhadap perbuatan mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian apabila dirumuskan dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dianggap telah sesuai dengan tujuan pemidanaan yang dalam konteks ini adalah menjerakan (deterence) baik umum maupun khusus.
c. Arah Muatan Penghinaan dan\Pencemaran Nama Baik:
Arah pengaturan terhadap perubahan UU tentang ITE yang mengatur perubahan ancaman pidana dalam perbuatan penghinaan dan pencemaran nama baik. Ancaman pidana terhadap pelanggaran atas Pasal 27 ayat (3) tentang penghinaan dan pencemaran nama baik ini dikurangi menjadi 2 tahun, pertimbangannya adalah Pasal 310 KUHP hukuman hanya 9 bulan dan Pasal 310 ayat (2) KUHP ancaman hukumannya 1 tahun 4 bulan. Dengan demikan ancaman 2 tahun merupakan hukuman yang dianggap telah sesuai, karena selain dapat dihukum penjara, pelaku juga dapat dijatuhi pidana denda sebanyak Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).
121 Sedangkan untuk Dalam hal perbuatan penghinaan dan pencemaran nama baik ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan bertentangan dengan apa yang diketahui padahal telah diberi kesempatan untuk membuktikannya maka diancam melakukan fitnah. Apabila tuduhan itu dilakukan untuk membela kepentingan umum atau terpaksa untuk membela diri. Dalam hal ini hakim barulah akan mengadakan pemeriksaan apakah betul-betul penghinaan itu telah dilakukan oleh terdakwa karena terdorong membela kepentingan umum atau membela diri, jikalau terdakwa meminta untuk diperiksa. Ketentuan ini mengacu pada ketentuan Pasal 311 KUHP yang mana ancaman hukumannya paling lama 4 tahun. Sehingga, ancaman hukuman 4 tahun dan denda sebanyak Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) untuk perbuatan fitnah dianggap telah sesuai, dengan pertimbangan bahwa perbuatan ini dilakukan dengan sarana elektronik yang mana mengakibatkan dampak yang sangat luas.
Selain itu juga terdapat penjelasan unsur dari yang sebelumnya hanya “muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”
diperjelas menjadi “menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dengan maksud diketahui orang lain” yang mana merupakan unsur dalam Pasal 310 KUHP, sebagaimana dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/ PUU- VI / 2008 Tahun 2008. Inti dari muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik merujuk dan tidak bisa dilepaskan dari ketentuan Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP. Pasal 310 KUHP merupakan delik menyerang kehormatan seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal agar diketahui umum. Sedangkan Pasal 311 KUHP berkaitan dengan perbuatan menuduh seseorang yang tuduhannya diketahui tidak benar oleh pelaku.
Kemudian, perbuatan-perbuatan yang bukan delik yang berkaitan dengan muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE, jika muatan atau konten yang ditransmisikan, didistribusikan, dan/atau dibuat dapat diaksesnya
122 tersebut adalah berupa penilaian, pendapat, hasil evaluasi atau sebuah kenyataan, serta cacian, ejekan, dan/ atau kata- kata tidak pantas.
d. Arah Pemerasan dan pengancaman
Arah delik pemerasan dan pengancaman perlu memperhatikan bentuk pemerasan dan pengancaman serta hasil dari ancaman tersebut harus berupa perbuatan agar orang memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, supaya membuat hutang, menghapuskan piutang, untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Pada ketentuan aturan ini terdapat penjelasan norma yang mana sebelumnya “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman”, diperjelas menjadi “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman pencemaran, ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, supaya membuat hutang, menghapuskan piutang, untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang dilakukan dengan menggunakan sarana Informasi Elektronik, Informasi Elektronik, dan/atau Dokumen Elektronik” ketentuan ini dimaksudkan untuk memperjelas perbuatan yang terdapat dalam norma itu sendiri. Mengenai makna “ancaman pencemaran, ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, supaya membuat hutang, menghapuskan piutang, untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu”, merujuk pada ketentuan Pasal 368 dan 369 KUHP.