• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SOLIDARITAS KEKERABATAN DALAM UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JAWA DI PERANTAUAN.

4.2. Perubahan Solidaritas Kekerabatan Dalam Slametan Perkawinan.

Pada saat sekaraang ini, perayaan kampung seperti slametan dan perwujudan kehidupan bermasyarakat lainnya telah menjadi kurang penting. Walaupun masih ada upacara-upacara slametan yang dilaksanakan, tetapi sudah banyak mengalami penyederhanaan-penyederhanaan sehingga dapat mengurangi makna yang sebenarnya dari slametan tersebut. Perubahan itu terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor komunikasi modern dalam bentuk surat kabar, majalah, radio, dan tv. Selain itu faktor pendidikan juga ikut mendorong terjadinya perubahan dalam komunitas tersebut.

Upacara perkawinan pada masyarakat Jawa dahulu diadakan dengan melibatkan para kerabat dan tetangga dekat. Hubungan sosial yang berupa gotong royong dan tolong menolong masih tampak jelas, apabila ada seorang warga yang akan mengadakan hajatan perkawinan maka para kerabat dan tetangga dekat akan datang dengan memberi sumbangan berupa bahan-bahan makanan, yang nantinya akan dihidangkan untuk para tamu. Selain itu ada juga kerabat yang memberikan sumbangan dalam bentuk uang dan ada juga kerabat yang hanya menyumbangkan tenaganya untuk membantu segala persiapan perkawinan tersebut.

Semua itu dilakukan dengan kebersamaan, setiap individu merasa saling

ketergantungan satu sama lainnya. Ada anggapan apabila mereka tidak pernah ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial didalam masyarakat tersebut, maka mereka nantinya tidak akan diperdulikan dan diacuhkan keberadaannya. Hal inilah yang harus dihindari oleh setiap individu didalam kehidupan bermasyarakat, karena setiap masyarakat memiliki harapan akan kebersamaan didalam komunitas tersebut.

Menurut salah seorang informan, upacara perkawinan pada masyarakat kelurahan Sawit Seberang pada saat sekarang ini sudah mengalami pergeseran. Walaupun tidak semua segi dalam upacara perkawinan tersebut telah berubah namun ada beberapa nilai yang dulunya masih kuat di pegang oleh setiap warga masyarakat kini telah memudar dan menghilang.

Misalnya dalam hal memilih jodoh, kebanyakan masyarakat Jawa di kelurahan Sawit Seberang tidak lagi memilih jodoh berdasarkan pilihan orang tuanya. Mereka bebas memilih jodoh yang mereka suka tanpa campur tangan dari orang tua, dan para orang tua memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih jodoh yang serasi dan sesuai dengannya.

Selain itu dalam hal memberikan bantuan yang sering dilakukan pada hajatan perkawinan pun sudah mulai mengalami pergeseran, Menurut seorang informan yang sudah lama tinggal di kelurahan Sawit Seberang mengatakan bahwa, jika ada kerabatnya yang mengadakan hajatan perkawinan maka ia tidak lagi diwajibkan membawa bahan-bahan makanan yang biasanya di lakukan oleh orang tuanya pada waktu dulu. Sekarang biasanya jika ada kerabat dekat yang mengadakan hajatan perkawinan maka ia hanya akan memberikan sumbangan dalam bentuk uang.

Menurut masyarakat kelurahan Sawit Seberang, memberikan sumbangan dalam bentuk uang lebih mudah dan tidak terlalu merepotkan, selain itu pada saat sekarang ini kebanyakan tuan rumah yang mengadakan hajatan perkawinan lebih memilih menyewa jasa catering untuk penyediaan hidangan bagi para tamu undangan.

Hal ini tentu saja akan mengurangi rasa kebersamaan yang biasanya tercipta, apabila persiapan untuk keperluan perkawinan tersebut dilakukan oleh tuan rumah yang nantinya akan dibantu oleh para kerabat dan tetangga dekat.

Upacara perkawinan di kelurahan Sawit Seberang sudah tidak lagi mengikuti semua ritual yang sering dilakukan masyarakat Jawa pada zaman dahulu, meniadakan beberapa hal itu dinilai lebih Islami. Proses ijab kabul diselenggarakan pada pagi hari atau bisa jadi sehari sebelum resepsi diadakan. Pada saat resepsi perkawinan itu, kedua mempelai berdiri dan terkadang duduk di kursi yang sudah disediakan dan sudah didekorasi sedemikian rupa indahnya. Kedua mempelai ini di dampingi oleh orang tua keduanya.

Tamu yang datang menyalami dan memberi selamat kepada orang tua dan kedua mempelai, kemudian para tamu tersebut dipersilahkan memilih hidangan yang telah tersedia di atas sebuh meja yang telah dipersiapkan sebelumnya. Menurut masyarakat kelurahan Sawit Seberang cara seperti ini dianggap lebih praktis.

Karena adanya pergeseran yang terjadi pada acara slametan dalam berbagai aktivitas sosial, serta pergeseran pada upacara perkawinan khususnya di kelurahan Sawit Seberang ini, secara tidak langsung menyebabkan hilangnya rasa solidaritas yang ada pada setiap warga masyarakat Jawa di perantauan.

Rasa solidaritas yang tinggi biasanya tercipta dalam kegiatan sosial di dalam lingkungan masyarakat yang bersifat homogen. Slametan dalam berbagai kegiatan sosial yang terjadi di suatu lingkungan akan menciptakan rasa kebersamaan didalam setiap diri pelakunya. Begitu juga dengan upacara perkawinan yang banyak melibatkan kerabat dan tetangga dekat, dan secara tidak langsung upacara perkawinan

itu merupakan suatu wadah dimana para kerabat dekat maupun masyarakat secara keseluruhannya dapat berkumpul dalam suatu keadaan yang tujuannya untuk menguatkan rasa kebersamaan dalam lingkungan masyarakat khususnya masyarakat Jawa di kelurahan Sawit Seberang.

Namun kenyataannya seiring dengan perkembangan zaman, pelaksanaan slametan dalam berbagai kegiatan sosial dan pelaksanaan upacara perkawinan sudah mulai mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan sosial seperti perkawinan, khitanan, kematian, pertanian dan lain sebagainya yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa di kelurahan Sawit Seberang, kini tidak lagi diikuti dengan mengadakan slametan atau kenduri yang tujuannnya mengharapkan keselamatan dan kedamaian dalam kehidupan ini. Kalaupun ada hanya beberapa orang saja yang masih mau melaksanakan tradisi tersebut.

Semua hal diatas terjadi dikarenakan oleh faktor-faktor dari luar seperti faktor tingkat pendidikan mereka yang sudah mulai maju, selain itu faktor agama juga ikut mepengaruhi terjadinya perubahan tersebut.

BAB V

Dokumen terkait