• Tidak ada hasil yang ditemukan

REAKSI PEKERJA COLOMADU DALAM MENGHADAPI PENIDURAN PABRIK GULA COLOMADU

GULA COLOMADU

D. Perubahan Struktur Pekerja Pabrik Gula Colomadu

PG Colomadu membawahi sekitar 1200 ratus pekerja dari jumlah tersebut 400- 500 adalah karyawan lapangan. Selain itu di PG Colomadu memiliki dua jenis karyawan, yaitu: karyawan tetap dan musiman. Ketika PG masih menggiling dua karyawan ini saling mendukung dalam mencapai taget satu musim giling. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja di PG setiap bulan dan mereka mendapatkan gaji. Selain itu

132

Wawancara dengan Sukiman, Sabtu 25 Juli 2009.

mereka berstatus pegawai negeri sedangkan karyawan musiman adalah karyawan yang bekerja disaat musim giling tiba sehingga masa kerjanya sangat pendek hanya 1-2 bulan saja.134

Perubahan yang terjadi di PG Colomadu setelah peniduran terlihat dari Struktur Kepegawaian. Ini terjadi karena PG sekarang sudah tidak beroperasi lagi sehingga kebutuhan akan tenaga kerja berkurang karena itu PT Perkebunan Nusantara IX mengeluarkan Surat Keputusan No PTPN IX. 0/SK/050/1997 SL Tentang Pembentukan Tim Penataan dan Penyelesaian Amalgamasi di Pabrik Gula Colomadu. SK ini diambil karena PTPN IX menginginkan saat transisi peniduran PG Colomadu agar tidak terjadi gejolak sosial akibat penghentian operasi PG Colomadu. Disamping itu agar para karyawan yang terkena dampak dari SK ini tidak khawatir tentang pensiun dini yang akan dikenakan kepada karyawan yang masa kerja di atas 20 tahun.135

Adanya amalgamasi ini membuat posisi PG Colomadu menjadi bagian dari PG Tasikmadu sehingga struktur kepegawaian juga berubah. Sebelum adanya amalgamasi struktur kepegawaiana PG Colomadu seperti pada bagan dibawah ini.

Bagan.1. Struktur Pekerja PG Colomadu Tahun1997

134 Arsip tenaga kerja PG Colomadu.

135 Wawancara dengan Marwanto, Kamis 15 Juli 2009.

ADMINISTRATUR KEPALA A.K.U KEPALA TANAMAN KEPALA INSTALASI KEPALA PENGOLAHA

Sumber : Arsip Tenaga Kerja PG Colomadu Keterangan :

A.K.U : Administrasi Keuangan dan Umum

SKK : Sinder Kebun Kepala ( Mengelola Rayon ) SKW : Sinder Kebun Wilayah ( Mengelola Wilayah ) HAK, SDM: Hubungan Antar Kerja, Sumber Daya Manusia PKTW : Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1. Administratur

Adalah pemimpin tertinggi dalam struktur pekerja pabrik gula yang bertanggung jawab memimpin dan mengelola semua kegiatan usaha yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan seluruh operasional produksi, finansial dan administrasi dengan efektif dan efesien.

2. Kepala Tanaman Litbang SKK Ka Sub Teb/ Angk 4 sub Bagian yaitu : 1. Keuangan 2. Pembukuan 3. HAK dan Umum / SDM 4. Gudang Masinis Instalasi Chemike rr

KARYAWAN PELAKSANA TETAP PEKERJA PKTW

Bagian kepala tanaman bertanggung jawab dalam mengelola tanaman/ kebun tebu mulai dari persiapan lahan dan bibit sampai dengan penyedian tebu sebagai bahan baku di pabrik gula. Adapun tugas dari kepala tanaman yaitu merumuskan kebijakan dalam areal, bibit maupun tebu giling, pengolahan tanah/ lahan, penanaman , pemeliharaan, penebangan, pengakutan, dan memberikan bimbingan teknis dalam penanaman tebu kepada petani tebu rakyat.

Dalam pelaksanaan tugasnya bagian kepala tanaman bertanggung jawab kepada Administratur dan secara langsung memimpin atau mengkoordinasi:

a. Sinder Kebun Kepala

Adapun tugas dari sinder kepala kebun bertanggung jawab atas rayon tertentu dan melakukan pengawasan untuk meningkatkan ketertiban, efektivitas dan efisiensi dalam rayonnya yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, tebang dan angkut tebu, mengkoordinir dan melakukan pembagian tugas kepada bawahnnya untuk mencapai peningkatan produktivitas, melakukan pembinaan kepada petani tebu rakyat dalam rangka penyediaan bahan baku tebu yang diperlukan untuk mencapai target produksi, dan menyelenggarakan administrasi, arsip, dolumentasi dan statistik atas seluruh hasil kegiatannya dalam rayonnya.

b. Sinder kebun wilayah

Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: mengatur pelaksanaan aktivitas kebun untuk menghasilkan produksi baik dalam kuantitas maupun kualitas yang meliputi: mencari areal untuk menaman dan memelihara bibit tebu

Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: bekerjasama dengan SKW, dalam mengawasi penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai penebangan, pencegahan terhadap terjadinya serangan hama, penyakit dan membuat rencana susunan varietas dalam pengembangan alat-alat mekanisasi pertanian serta analisa lori yang baik dalam rangka menjamin kualitas tebang dan menilai mutu yang baik.

d. Kepala Tebang dan Angkut

Adapun tugas dari kepala tebang dan angkut yaitu: bertanggung jawab atas terselenggaranya efektivitas dan efesiensi pelaksanaan teknis operasional tebang dan angkut tebu, merencanakan, menggunakan , memelihara, mengawasi keamanan dan mengusulkan penambahan atau pengurangan alat- alat kerja, perlengkapan, saranan dan prasarana tebang angkut tebu, serta menyelengarakan rapat tebang setiap hari dalam musim giling untuk menentukan petak-petak tebang yang telah masak.

3. Kepala Instalasi

Bagian kepala intalasi bertanggung jawab dalam mengelola seluruh peralatan dan intalasi yang terdiri dari stasiun giling, stasiun listrik, stasiun ketel, stasiun besalin, stasiun pemurnian, stasiun bagunan, stasiun penguapan, garasi/ kendaraan, stasiun puteran, pompa kebun/ pemadam kebakaran, stasiun masakan. Selain itu bagian ini bertanggung jawab atas kelancaran fungsi stasiun-stasiun secra optimal,

serta bertanggungjawab atas terpeliharanya barang invetaris pabrik dan memperbaiki mesin-mesin pabrik yang rusak.

Dalam pelaksanaanya kepala bagian intalasi dibantu oleh masinis. Adapun tugas dari masinis membantu kepala intalasi dalam perencanaan investasi, rehabilitasi dan ekspoitasi beserta perhitungan ekonomi teknisnya dan menjaga kondisi mesin dan intalasi tetap berfungsi dengan baik.

4. Kepala Pengolahan

Bagian kepala pengolahan bertanggung jawab terhadap seluruh proses pengolahan tebu menjadi gula. kemudian merumuskan kebijakan dan memberikan bimbingan teknis dalam bidang pabrikasi. Bagian ini bekerja sama dengan bagian intalasi dalam merencanakan investasi dan rehabilitasi dalam pengawasan terhadap seleruh proses produksi. Untuk mempermudah tugasnya bagian ini dibantu oleh Chemiker, adapun tugas dan tanggung jawab chemiker adalah membantu kepala pengolahan menyusun daftar perlengkapan, bahan, sarana-sarana yang dibutuhkan bagian pengolahan dalam upaya untuk menjabarkan uraian tugas operasional bagi karyawan dalam musim giling maupun tidak.

5. Kepala Tata Usaha Keuangan

Bagian kepala TUK tugas dan tanggung jawab bagian A.K.U memberikan pelayanan kepada semua bagian yang ada di pabrik gula. mengkoordinasi dalam masalah keuangan dan ketenagakerjaan pada semua bagian. Dipimpin oleh seorang kepala

administrasi, keuangan dan umum ( kepala A.K.U) dan dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 4 (empat) Sub bagian yang dipimpin oleh seorang staf yaitu:

a. Sub Bagian Keuangan

Tugasnya membukukan bukti taransasksi kas/bank, dan bukti memorial ke dalam buku besar

b. Sub Bagian Pembukuan

Tugasnya membuat laporan yang berupa neraca bulanan, rekening koran, laporan magang, dan hutang piutang petani tebu.

c. Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM dan Umum Bertanggung jawab atas urusan administrasi karyawan dan urusan-urusan umum. Hal ini berkaitan dengan data-data kepegawaian karyawan yang mencakup masalah golongan, masa kerja, hak-hak karyawanan, perhitungan masa bebas tugas, penetapan pensiun dan perhitungan hari tua.

d. Sub Bagaian Gudang

Gudang dalam hal ini gudang yang berfungsi untuk menyimpan barang- barang, bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan pabrik gula untuk keperluan produksi selama musim giling maupun kebutuhan rutun lainnya. Ada pun tugas dan tanggung jawab Sub Bagian Gudang Yaitu membukukan penerimaan dan pengeluaran barang yang bersangkutan ke dalam kartu gudang, menyimpan sesuai dengan klasifikasi barang.136 Setelah adanya amalgamasi struktur kepegawaian berubah. Berikut ini adalah bagannya

Bagan. 2. Struktur Kepegawaian PG Colomadu Tahun 1998

Sumber: Arsip Tenaga Kerja PG Colomadu Keterangan :

A.K.U : Administrasi Keuangan dan Umum

SKK : Sinder Kebun Kepala ( Mengelola Rayon ) SKW : Sinder Kebun Wilayah ( Mengelola Wilayah ) HAK, SDM: Hubungan Antar Kerja, Sumber Daya Manusia

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Koordinator Afdeling PG Colomadu (sinder kebun kepala) bertanggung jawab kepada Administratur PG Tasikmadu tugasnya adalah mengkoordinir seluruh karyawan di pabrik gula Colomadu dan dalam pelaksanaan tugasnya Koordinator Administratur PG Colomadu dibantu oleh :

2. Sinder kebun wilayah: Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: mengatur pelaksanaan aktivitas kebun untuk menghasilkan produksi baik dalam kuantitas

Koordinator Afdeling Colomadu ( SKK ) Kepala Instalasi 4 Sub Bagian yaitu : 1. Keuangan 2. Pembukuan 3. HAK dan Umum / SDM 4. Gudang Kepala AKU Litbang Ka Sub Teb/ Angk SKW

maupun kualitas yang meliputi: mencari areal untuk menaman dan memelihara bibit tebu. Dalam pelaksanaannya SKW dibantu oleh:

a. Sinder Kebun Percobaan (Litbang): Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: bekerjasama dengan SKW, dalam mengawasi penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai penebangan, pencegahan terhadap terjadinya serangan hama, penyakit dan membuat rencana susunan varietas dalam pengembangan alat-alat mekanisasi pertanian serta analisa lori yang baik dalam rangka menjamin kualitas tebang dan menilai mutu yang baik.

b. Kepala Tebang dan Angkut: Adapun tugas dari kepala tebang dan angkut yaitu: bertanggung jawab atas terselenggaranya efektivitas dan efesiensi pelaksanaan teknis operasional tebang dan angkut tebu, merencanakan, menggunakan , memelihara, mengawasi keamanan dan mengusulkan penambahan atau pengurangan alat-alat kerja, perlengkapan, saranan dan prasarana tebang angkut tebu, serta menyelengarakan rapat tebang setiap hari dalam musim giling untuk menentukan petak-petak tebang yang telah masak.

3. Kepala A.K.U tugas dan tanggung jawab bagian A.K.U memberikan pelayanan kepada semua bagian yang ada di pabrik gula. mengkoordinasi dalam masalah keuangan dan ketenagakerjaan pada semua bagian. Dipimpin oleh seorang kepala administrasi, keuangan dan umum ( kepala A.K.U) dan dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 4 (empat) Sub bagian yang dipimpin oleh seorang staf yaitu:

a. Sub Bagian Keuangan: tugasnya membukukan bukti taransasksi kas/bank, dan bukti memorial ke dalam buku besar

b. Sub Bagian Pembukuan: tugasnya membuat laporan yang berupa neraca bulanan, rekening koran, laporan magang, dan hutang piutang petani tebu.

c. Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM dan Umum: bertanggung jawab atas urusan adminitrasi karyawan dan urusan-urusan umum. Hal ini berkaitan dengan data-data kepegawaian karyawanan yang mencakup masalah golongan, masa kerja, hak-hak karyawanan, perhitungan masa bebas tugas, penetapan pensiun dan perhitungan hari tua.

d. Sub Bagian Gudang: Gudang dalam hal ini gudang yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang, bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan pabrik gula untuk keperluan menanam tebu.

4. Kepala Instalasi

Dari struktur kepegawaian tersebut yang berubah dalam hal pekerjaan adalah bagian Intalasi karena setelah PG Colomadu tidak berproduksi lagi bagian ini tidak melakukan pekerjaan sesuai keahlian yang dimiliki. Perubahan ini membawa kepada status pekerjaan yang dulu mengurusi, merawat dan memperbaiki mesin-mesin PG Coloamadu. Sekarang bagian ini hanya mengerjakan perbaikan–perbaikan rumah dinas dan pembersihan lingkungan di sekitar PG Colomadu.

Disamping itu kebanyakan bagian intalasi dipindahkan ke bagian tanaman karena setelah PG Colomadu tidak berproduksi bagian tanaman membutuhkan tenaga

lebih banyak bila dibandingkan dengan bagian intalasi. Akibatnya kebanyakan dari tenaga-tenaga pindahan ini belum bisa bekerja dengan baik. Selain itu para karyawan eks bagian intalasi juga dijadikan sebagai satpam. Banyak tenaga kerja pindahan dari bagian instalasi mengeluh karena peralihan pekerjaan ini membuat pendapatan mereka berkurang. Selain itu pekerjaan yang sekarang dianggap lebih berat dibandingkan dengan pekerjaan yang dahulu.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu bagian instalasi bawah sekarang lingkungan kerja berbeda dengan dahulu, perbedaan ini membuat mereka tidak bisa bekerja dengan optimal. Selain itu banyak diantara pekerja dari bagian Intalasi merasa cemburu kepada para pekerja dari bagian lain karena anggapan mereka porsi kerja bagian Intalasi lebih berat dan melelahkan bila dibandingkan dengan bagian lain. Kecemburuan ini membawa mereka tidak profesional terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan sehingga berdampak kepada keterlambatan penyelesaian setiap pekerjaan.

Ketidakpuasan para pekerja dibagian intalasi semakin memuncak dengan tidak adanya uang lembur bagi para pekerja bila menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari target. Akibatnya pendapatan para pekerja di bagian ini semakin sedikit hal ini berbeda disaat PG masih berproduksi. Posisi PG Colomadu yang kegiatannya hanya menanam tebu membuat bagian yang paling diuntungkan adalah bagian tanaman karena dibagian ini porsi kerja tidak berbeda disaat PG Colomadu masih menggiling gula dan dibagian ini tidak ada pensiun dini. Hal ini bisa terjadi karena kegiatan utama dari PG Colomadu sekarang adalah menanam tebu, perbedaannya hanya mencangkup luas lahan yang harus mereka tanam.

Setelah adanya peniduran PG Colomadu membuat kondisi perekonomian di sekitar PG Colomadu terlihat sepi dan sunyi. Keramaian karyawan yang sedang melakukan kerja lebur sudah tidak terlihat lagi. Sekarang hanya terlihat para PKL yang berjualan di depan PG Colomadu, kebanyakan PKL yang berjualan adalah orang–orang yang merantau ke dareah sekitar untuk mengadu nasib sebagai penjual makanan lesehan seperti bebek goreng dan pecel lele. Para PKL ini berjualan dimulai dari jam 5 sore samapai jam 11 malem tetapi bila pembelinya masih banyak mereka bisa tutup jam 1 pagi.

Kondisi yang seperti itu membuat PG terlupakan oleh generasi-generasi muda yang ada di sekitar PG Colomadu sehingga para orang tua hanya menceritakan keperkasaan PG Colomadu saat masih menggiling tebu lewat cerita. Penuturan ini terucap oleh bapak Jumadi yang dulu bekerja dibagian instalasi menurut beliau sebelum peniduran PG Colomadu para karyawan sudah mulai cemas karena PG Colomadu yang dianggap sebagai tumpuan hidup bisa ditutup, sehingga mereka merasa bingung dalam melangkah setelah tidak bekerja di PG Colomadu. Menurut pak Jumadi dan Darso setelah peniduran PG Colomadu kebanyakan karyawan yang dipensiunkan beralih pekerjaan menjadi wiraswasta, antara lain: membuka warung makan, bengkel motor, dan toko kelontong.

BAB V KESIMPULAN

Pabrik gula Colomadu di dirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegara IV mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada Residen Nieuwenhuysen. Sejak beberapa waktu sebelumnya beliau telah memilih tempat yang tepat di desa Malangjiwan, suatu tempat yang baik, karena adanya tanah-tanah yang baik, air mengalir dan hutan-hutan. Tempat tersebut dianggap beliau paling cocok untuk perkebunan tebu. Peletakan batu pertama untuk pabrik gula Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861, bangunan dan pelaksanaan industri di bawah pimpinan seorang ahli dari Eropa, yang bernama R. Kamp. Pertama kali pabrik bekerja dengan menggunakan mesin uap.

Reaksi pekerja dalam menghadapi penutupan pabrik gula Colomadu diawali dengan dikeluarkannya surat amalgamasi oleh Direksi PT Perkebunan Nusanatara IX (Persero) yang berisi tentang pelaksanaan amalgamasi 5 (lima) pabrik gula dilingkungan PT Perkebunana Nusanatara IX (persero). Kelima pabrik itu adalah PG Banjaratma, PG Cempiring, PG Colomadu, PG Ceper Baru, PG Kalibagor. Keputusan itu membuat pekerja di PG Colomadu resah dan bingung. Hal ini dapat dimengerti karena PG Colomadu merupakan tumpuan hidup bagi sekitar 1200 karyawan. Dari semua karyawan pihak Direksi PTNP IX akan memperhentikan dengan hormat karyawan yang menjabat dibagian Intalasi dan bagian pabrikasi yang sudah bekerja di atas 20 tahun.

Efek dari rencana ini membuat para karyawan PG Colomadu melaksanakan demo. Menurut para pekerja rencana penutupan PG Colomadu dirasa janggal karena

pihak Direksi PTPN IX hanya mempercepat pensiun dini kepada bagian intalasi dan pabrikasi sedangkan bagaian lain tidak terkena dampaknya. Hal ini memicu kedua bagian ini untuk berdemo lebih keras dibandingkan dengan bagian lain. Dalam perkembangnya percepatan pensiun dini yang dikenakan kepada dua bagian ini tidak terelakan lagi. Hal ini terbukti dengan dikeluarkan daftar karyawan bulanan tetap yang mempuyai masa kerja sampai 20 tahun ke atas per 31 maret 1998. Dengan dikeluarkan daftar nomatif membuat pentupan PG dilaksanakan pada tanggal 1 mei 1998 oleh Direksi PT Perkebunan Nusanatara IX (Persero). Adanya penutupan ini membuat pihak Direksi PT Perkebunan Nusanatara IX (Persero) memberikan hak-hak karyawan secara normatif maupun talih kasih sesuai dengan jabatannya.

Dampak penutupan pabrik gula Colomadu terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat Colomadu dapat dilihat dari peralihan penanaman tebu ke padi oleh petani di Colomadu. Akibat dari perubahan proses masyarakat Colomadu yang semakin berkembang membuat masyarakat Colomadu tidak mau menanam tebu karena tebu hanya memberikan kerugian saja. Awal dari konteks yang seperti itu membuat sebagian masyarakat Colomadu untuk mencapai kehidupan yang diinginkan melakuakan usaha penjualan tanah garapan untuk dijadikan pemukiman penduduk. Hal ini didorong oleh anggapan dari masyarakat Colomadu terutama generasi muda bahwa menjadi petani tidak memberikan kehidupan yang lebih baik. Perubahan yang demikian mendorong tanaman tebu sekarang hanya ditanam di tanah-tanah kas desa. Dengan semakin banyaknya perubahan pengalihan fungsi tanam dan perkembangan bisnis perumahan membuat pabrik gula Colomadu tidak bisa bangkit untuk memproduksi gula.

Akibatnya tradisi Cembengan menghilang dari daerah Colomadu. Cembengan merupakan tradisi sebagai penanda musim giling akan dimulai. Selain itu Cembengan merupakan tanda dari roda perputaran uang dikalangan masayarakat desa. Roda perputaran uang terwujudkan dari adanya pasar malem. Keramaian pasar malem berlangsung sampai 2-3 pekan. Hal ini mengundang para pedagang di sekitar PG Colomadu untuk mengelar dagangannya untuk dijajakan kepada pengunjung. Proses ini berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat Colomadu yang bergantung kepada musim giling. Kondisi yang pahit harus diterima oleh sebagian masyarakat yang tergantung pada musim giling. Terutama buruh angkut, tebang, dan para buruh tani yang kehilangan mata pencaharian karena PG Colomadu ditutup pada tahun 1998. Keadaan seperti itu juga harus diterima oleh para pekerja pabrik gula Colomadu. Tidak beroperasinya PG Colomadu membuat perubahan struktur kepegawaian PG Colomadu.

Dampak yang paling dirasakan adalah bagian instalasi karena dibagian ini terjadi pensiun dini yang paling banyak. Selain itu dibagian ini terjadi peralihan jenis pekerjaan yang dahulu bekeja sebagai mekanik mesin-mesin PG sekarang hanya memperbaiki rumah-rumah dinas dan membersikan lingkungan PG Colomadu. Peralihan jenis pekerjaan ini sering dikeluhkan oleh bagian instalasi. menurut bagian ini pekerjaannya dirasa berat hal ini berbeda disaat PG masih beroperasi. Selain itu sumber pendapatan bagian instalasi juga berkurang karena tidak ada uang lembur. Kenyataan yang tidak menyenagkan juga harus dihadapi oleh pensiunan pekerja PG Colomadu karena setelah pensiun dari PG Colomadu pendapatan mereka hanya tergantung pada hasil uang pensiun. Hal ini membuat kesejahteran keluarga menjadi berkurang. Untuk

mencukupi kebutuhan hidup pensiunan ini banyak yang membuka usaha misalnaya bekel motor, warung kelontong, dan warung makan.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait