• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Perumusan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Privasi Terhadap Kepercayaan Konsumen

Dalam e-commerce, kepercayaan dipandang sebagai persepsi keyakinan atau tingkat keyakinan seseorang sehubungan dengan tujuan, tindakan dan integritas pihak lain selama transaksi (Liu et al., 2005). Perlindungan privasi

H1 H2 H3 H4 Persepsi Kegunaan Kepercayaan Minat Penggunaan Sistem E-commerce Persepsi Kemudahan Privasi

merupakan pengaruh penting untuk membangun kepercayaan, yang dimana meningkatnya kekhawatiran privasi akan memaksa penjual mengadopsi perlindungan privasi untuk meningkatkan persepsi terpercaya penjual dan mendorong terjadinya transaksi (Liu et al., 2005; Kim et al., 2008).

Liu et al (2005) telah membuktikan bahwa privasi berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen di sistem e-commerce. Hipotesis menunjukkan pengaruh positif dan kuat privasi terhadap kepercayaan konsumen di sistem e-commerce. Kepercayaan konsumen terhadap situs penjual dipengaruhi oleh empat dimensi privasi yang meliputi pemberitahuan (notice), akses (access), pilihan (choice), dan keamanan (security). Kim et al. (2008) menyatakan bahwa perlindungan terhadap privasi konsumen berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan.

Namun hasil dua penelitian di atas tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Berliani (2010), yang didapatkan hasil bahwa privasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan konsumen.

Berdasarkan temuan-temuan penelitian di atas, maka dapat dinyatakan dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H1: Privasi berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen di sistem e-commerce.

2.4.2 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Minat Penggunaan Sistem E-Commerce

Menurut Rofiq (2007), kepercayaan dalam sistem e-commerce

didefinisikan sebagai kondisi psikologi seseorang untuk meyakini orang lain berdasarkan harapan untuk mendapatkan feedback perilaku yang baik dan memenuhi kewajibannya dalam sebuah transaksi. Minat penggunaan sistem e-commerce didorong oleh kepercayaan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan kegunaan sistem e-commerce (Kim et al., 2008). Upaya tinggi harus dilakukan oleh perusahaan agar kepercayaan konsumen terhadap transaksi dan mekanisme operasional transaksi semakin tinggi, yang akan mempengaruhi minat digunakannya sistem e-commerce (Widyarini dan Putro, 2008).

Liu et al. (2005) melakukan penelitian eksperimental dan menemukan bahwa kepercayaan berpengaruh kuat terhadap minat konsumen untuk menggunakan sistem e-commerce. Kepercayaan pengguna internet akan mempengaruhi minat penggunaan sistem e-commerce dengan membeli atau mengunjungi kembali situs e-commerce, berkata positif mengenai situs e-commerce, dan merekomendasikan situs e-commerce kepadaorang lain.

Saraswati dan Baridwan (2013) mendapatkan hasil penelitian dimana kepercayaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Kepercayaan merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan setiap individu untuk memilih menggunakan e-commerce. Semakin tinggi kepercayaan yang ada dalam diri setiap individu, maka akan semakin tinggi pula minat yang diberikan individu pada penyedia layanan e-commerce.

Namun dua hasil penelitian di atas tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shomad (2013), dimana kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Adanya perubahan era komputerisasi dan tren penggunaan internet yang semakin meluas, kepercayaan bukan lagi menjadi hal utama untuk menumbuhkan rasa minat individu untuk menggunakan e-commerce. Kebanyakan individu yang menggunakan layanan e-commerce merupakan individu yang membutuhkan suatu barang sehingga mereka lebih mementingkan manfaat dan kemudahan yang akan didapatkan dari penggunaan e-commerce.

Berdasarkan temuan penelitian-penelitian di atas, maka dapat dinyatakan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kepercayaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce.

2.4.3 Persepsi Kegunaan dan Minat Penggunaan Sistem E-Commerce

Davis (1986) mendefinisikan persepsi kegunaan sebagai tingkat individu untuk mempercayai bahwa menggunakan suatu sistem informasi akan meningkatkan kinerja mereka. Pengguna akan mendapatkan manfaat positif saat menggunakan suatu teknologi informasi. Wibowo dalam Tjini (2013)

menjelaskan bahwa persepsi kegunaan merupakan persepsi terhadap kemanfaatan yang diartikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Manfaat dalam sistem e-commerce akan mempengaruhi minat untuk menggunakan sistem e-commerce tersebut.

Shomad (2013) melakukan penelitian dan mendapatkan bukti empiris bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Persepsi tentang kegunaan dalam menggunakan sistem e-commerce

merupakan faktor yang dominan untuk menjelaskan manfaat dari penggunaan suatu sistem. Seorang individu akan merasa familiar terlebih dahulu dan menikmati dalam menggunakan teknologi, lalu mereka dapat merasakan manfaat dari teknologi yang digunakan

Penelitian yang dilakukan oleh Rendragraha (2011) mendapatkan bukti signifikan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Suatu sistem akan digunakan oleh individu apabila mereka merasa sistem tersebut berguna dan menguntungkan bagi mereka. Dengan responden mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang melakukan pembelian di sistem e-commerce, e-commerce dirasa sangat berguna yang sebelumnya harus mendatangi toko fisik, tetapi pelayanan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun berada, sehingga dapat memudahkan segala transaksi.

Hardanti dan Saraswati (2013) mendukung penelitian di atas dan mendapatkan hasil bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Hubungan konstruk persepsi kegunaan dan minat penggunaan dalam model TAM dapat menjelaskan seseorang menerima atau menolak untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka dapat dinyatakan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H3: Persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce.

2.4.4 Persepsi Kemudahan dan Minat Penggunaan Sistem E-Commerce

Persepsi kemudahan adalah tingkat individu untuk percaya bahwa mudah dan tidak memerlukan usaha keras dalam menggunakan dan memahami suatu teknologi informasi (Davis, 1986). Dalam metode TAM, konstruk persepsi kemudahan tidak berhubungan langsung dengan minat penggunaan, namun masih dimediasi oleh konstruk sikap. Pada studi Venkatesh dan Davis (dalam Hardanti dan Saraswati, 2013), persepsi kemudahan diubah menjadi hubungan langsung menuju konstruk minat penggunaan. Pengaruh langsung persepsi kegunaan bisa menjadi katalisator potensi untuk meningkatkan kemungkinan penerimaan penggunanya. Persepsi kemudahan dalam sistem e-commerce dapat memotivasi seseorang untuk menggunakan sistem terus menerus (Sari, 2013).

Shomad (2013) mendapatkan bukti empiris bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Persepsi kemudahan mempunyai peran penting dalam mempengaruhi minat penggunaan sistem e-commerce. Semakin tinggi kemudahan yang didapat dari sistem e-commerce, minat positif untuk menggunakan sistem tersebut akan timbul dari penggunanya dan menyebabkan semakin besar keinginan untuk menggunakan sistem e-commerce.

Penelitian Shomad (2013) tidak didukung oleh Hardanti dan Saraswati (2013) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Ketika seseorang menggunakan teknologi, bukan hanya kemudahan dari suatu teknologi tersebut yang digunakan sehingga tidak dapat menjelaskan fenomena seseorang menerima atau menolak untuk menggunakan SIA berbasis e-commerce.

Rendragraha (2011) mendukung hasil penelitian Hardanti dan Saraswati (2013) dengan mendapatkan bukti empiris bahwa persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem e-commerce. Responden penelitian merasa sudah sangat mudah dalam melakukan transaksi online dan bukan hal yang sulit lagi bagi mereka. Selain itu, responden tidak akan mencoba suatu sistem apabila sistem tersebut tidak ada tantangannya bagi mereka.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat konsumen penggunaan sistem e-commerce.

22 BAB 3.

Dokumen terkait