• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Strategi Pengembangan 1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE

STRENGTHS (S) Tentukan 5-10

B. Hal yang Dikaji

3. Perumusan Strategi Pengembangan 1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE

a. Analisis Matriks IFE

Hasil analisis matriks IFE terdapat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, faktor internal yang menjadi kekuatan utama CV. HT adalah tenaga kerja yang handal, menghasilkan produk bermutu dan harga produk terjangkau. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi boneka

sebesar 1.000-1.500 pcs per hari. Sementara itu, kelemahan dominan yang dihadapi adalah kegiatan promosi dan biaya produksi. Selama ini, para pelanggan sebagian besar mendapatkan informasi dari teman, sedangkan promosi melalui media massa untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas belum tersentuh. Biaya produksi yang cukup tinggi bisa menyebabkan kendala dalam meningkatkan omzet penjualan.

Tabel 6. Matriks IFE

Faktor Internal Bobot

(a) Rating (b) Skor (axb) Kekuatan

A. Tenaga kerja handal 0,136 4 0,544

B. Variasi produk 0,136 4 0,544

C. Mesin produksi bermutu 0,122 3 0,366

D. Pengalaman berproduksi 0,075 3 0,225

E. Harga produk terjangkau 0,143 4 0,572

Kelemahan

A. Intervensi anggota keluarga 0,054 2 0,108

B. Keterbatasan modal 0,109 1 0,109

C. Biaya produksi cukup tinggi 0,136 1 0,136

D. Kegiatan promosi kurang 0,088 1 0,088

Total 2,692

b. Analisis Matriks EFE

Hasil analisis matriks EFE terdapat pada Tabel 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama bagi pengembangan usaha CV. HT adalah loyalitas pelanggan dan citra produk yang baik. Loyalitas pelanggan pada CV. HT selama ini disebabkan sudah adanya hubungan bisnis yang cocok baik dari segi harga, mutu maupun ketepatan pengiriman. Faktor ini sangat mendukung usaha dalam mempertahankan kapasitas produksi dan penjualan produk. Sedangkan ancaman utama bagi keberlangsungan usaha adalah kondisi ekonomi yang labil dan kebijakan pemerintah. Kondisi ekonomi yang labil sangat berpengaruh terhadap suku bunga bank dan harga barang di pasaran.

Tabel 7. Matriks EFE

Faktor Eksternal Bobot

(a) Rating (b) Skor (axb) Peluang A. Pelanggan loyal 0,143 4 0,572

B. Citra produk baik 0,143 4 0,572

C. Hubungan baik dengan pemasok bahan

baku 0,116 3 0,348

D. Kemajuan teknologi 0,080 3 0,240

Ancaman

A. Keberadaan perusahaan sejenis 0,062 1 0,062

B. Kenaikan biaya produksi 0,134 1 0,134

C. Kondisi ekonomi yang labil 0,170 2 0,510

D. Kebijakan pemerintah 0,152 2 0,456

Total 2,894

2. Analisis Matriks Internal-Eksternal

Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE pada sumbu y (David, 2004). Nilai IFE yang diperoleh oleh CV. HT sebesar 2,692 dan nilai EFE sebesar 2,894 (Gambar ). Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran terletak pada kluster V, yaitu sel pertumbuhan/stabil. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Alternatif strategi yang dapat diterapkan berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk (David, 2004). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

Total Skor IFE Kuat Rataan Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 Rataan 2,0 Rendah 1,0 Gambar 4. Matriks IE

3. Analisis Matriks SWOT

Perumusan strategi diterapkan melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman, serta faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan industri, sedangkan ancaman merupakan situasi yang tidak diinginkan atau tidak disukai dalam lingkungan industri, Kekuatan merupakan kompensasi khusus yang memberikan keunggulan bagi industri boneka, sedangkan kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya keterampilan, maupun kemampuan yang dapat menghambat kinerja perusahaan.

Perumusan strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil perumusan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), Strategi Peluang (W-O) dan strategi Kelemahan-Ancaman (W-T), seperti termuat pada Gambar 2.

I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan IV Stabilitas Pertumbuhan V Stabil VI Penciutan VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi T ot al S k or E FE

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

1. Tenaga kerja handal

2. Menghasilkan produk bermutu 3. Mesin produksi bermutu 4. Pengalaman berproduksi 5. Harga produk terjangkau

Kelemahan (W)

1. Intervensi anggota keluarga 2. Pangsa pasar

3. Biaya produksi cukup tinggi 4. Kegiatan promosi

Peluang (O) 1. Pelanggan loyal 2. Citra produk baik 3. Hubungan baik dengan

pemasok bahan baku 4. Kemajuan teknologi

Strategi S-O

a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4).

b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5).

Strategi W-O

1. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W4, O2, O3, O4).

Ancaman (T)

 Keberadaan perusahaan sejenis

 Kenaikan biaya produksi

 Kondisi ekonomi labil

 Kebijakan pemerintah untuk pengaturan perdagangan boneka

Strategi S-T

1. Konsisten mempertahankan produktivitas untuk diterima pasar

(T1,T2, T3 ; S2,S3) 2.Meningkatkan loyalitas

pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5)

3.Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3)

Strategi W-T

1. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4) 2.Mengembangkan kemitraan

dengan perusahaan yang lebih besar (W1, W2, W3, W4, T2, T3).

3.Mengajukan fasilitas pembiayaan (Kredit Modal Kerja) kepada Bank untuk perputaran usaha (W3, T2, T3, T4)

Gambar 5. Matriks SWOT

Strategi S-O (Strategi kekuatan-peluang)

a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4).

b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5). Menjaga dan meningkatkan mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi dapat membawa citra positif dan meningkatkan brand image perusahaan

Strategi W-O (Strategi kelemahan-peluang)

a. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W3, O2, O4).

Citra produk yang baik dan harga yang terjangkau dapat dijadikan sarana promosi untuk memasarkan produk pada kawasan yang lebih luas di Indonesia dengan memanfaatkan media promosi, seperti televisi, media cetak dan keikutsertaan dalam pameran.

Strategi S-T (Strategi kekuatan-ancaman)

a. Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar (faktor eksternal ancaman dan faktor internal kekuatan : T1,T2 dan S2,S3).

b. Meningkatkan loyalitas pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5)

c. Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3)

Pelanggan dan pemasok adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Pelanggan yang loyal akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, selain sebagai konsumen produk secara langsung, pelanggan yang puas akan produk ini akan merekomendasikan kepada kerabat dekatnya, sehingga promosi gratis secara otomatis bisa diperoleh perusahaan.

Strategi W-T (Strategi kelemahan-ancaman)

a. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4)

b. Kekurangan dari manajemen perusahaan yang masih bersifat kekeluargaan, yaitu semua kebijakan yang diambil harus dari pemilik (one man show). Dalam hal ini, bila kebijakan seperti ini terus dipertahankan, maka ke depannya organisasi akan sulit berkembang. Dengan perkembangan dunia usaha yang begitu cepat, ditambah adanya perusahaan sejenis dan perusahaan pendatang baru, menuntut perusahaan terus meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan ke arah yang lebih baik.

a. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (W1, W2, W3, W4, T1, T2, T4, T5).

Kelemahan dalam hal manajemen perusahaan, promosi dan keterbatasan modal diharapkan dapat diatasi dengan mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (misalnya, mengikuti pelatihan dan pameran industri kecil yang diadakan pemerintah, serta pengajuan tambahan modal ke bank).

Dokumen terkait