• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan-Pesan Dakwah yang disampaikan Melalui Film Negeri 5 Menara

METODE PENELITIAN

PESAN-PESAN DAKWAH DALAM FILM NEGERI 5 MENARA

D. Pesan-Pesan Dakwah yang disampaikan Melalui Film Negeri 5 Menara

Melalui film Negeri 5 Menara pesan-pesan dakwah yang disampaikan yaitu melalui pemilihan dari beberapa scene yang memang terdapat pesan-pesan dakwah didalamnya. Penjabaran kategori tersebut berdasarkan dari analisis pesan-pesan dakwah dari masing-masing scene. Scene dipilih berdasarkan latar belakang yang di usung.

1. Scene 1: 02:04

61

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ibu alif bercerita kepada suaminya tentang kesedihannya melihat nasib sekolah agama hanya menjadi tempat pembuangan anak-anak nakal.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa tokoh ibu Alif adalah sosok ibu yang agamis dan memperhatikan nasib anak-anak dan pendidikan ana-anaknya. Hal ini dibuktikan dengan keprihatinannya terhadap sekolah agama yang hanya dijadikan tempat pembuangan anak-anak nakal.

2. Scene 2: 02:35

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ayah Alif mengatakan bahwa dengan memasukkan anak-anak kedalam pesantren maka anak-anak akan lebih bertanggung jawab.

Berdasarkan scene diatas peneltiti menginterpretasikan sosok ayah Alif adalah sosok yang agamis, hal ini dibuktikan dengan pernyataannya yang mengatakan bahwa apabila anak-anak dimasukkan kedalam lingkungan pesantren maka mereka akan belajar bertanggungjawab.

3. Scene 3: 03:45

63

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ibu Alif berkeinginan agar Alif bisa melanjutkan pendidikannya dipondok pesantren dan ibunya mengatakan bahwa alif adalah anak yang pandai dan bisa mengerti, kemudian tiba-tiba Alif datang dan mengucapkan salam kepada kedua orang tuanya dan ucapan salamnya dibalas oleh kedua orang tuanya juga.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa harapan ibu Alif agar Alif melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren merupakan tujuan yang mulia agar Alif tidak hanya memahami ilmu dunia tetapi dapat memperdalam ilmu agama islam. Kemudian ucapan salam yang diucapkan Alif kepada orang tuanya menandakan bahwa ia patuh akan syariat-syariat agama islam begitupula dengan kedua orang tuanya yang membalas ucapan Alif.

4. Scene 4: 06:29

Gambar 4.5: Alif melaksanakan sholat

Alif sedang melaksanakan ibadah sholat subuh dikamar tidurnya.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa Alif memperlihatkan ia adalah anak yang taat menjalankan kewajiban sholat 5 waktu. Sholat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dalam hisab,

sebagaimana hadits Rasullah Saw: “amal yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya rusak maka rusaknya seluruh amalnyan yang

lain”.

5. Scene 5: 07:30

Gambar 4.6: Ayah dan Alif Menjual Kerbau

65

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ayah menjual kerbau untuk menyekolahkan Alif di Jawa Timur (Pondok Madani), setelah saling menyepakati lalu berjabat tangan dengan sang pembeli.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa ayah Alif adalah sosok yang bersungguh-sungguh dan pekerja keras, hal ini dibuktikan dengan usahanya menjual kerbaunya demi menyekolahkan Alif dipesantren yang bertempat di Jawa Timur.

6. Scene 6: 08:08

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ayah menasehati dan membujuk Alif untuk mau bersekolah di pondok pesantren.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa ayah Alif adalah sosok yang begitu penyayang dan lemah lembut, terlihat ketika membujuk Alif tanpa paksaan tetapi memberikan nasehat yang baik agar Alif dapat luluh dan memikirkan untuk memberi keputusan masuk sekolah ke pesantren.

7. Scene 7: 08:16

67

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ayah bercerita tentang model kehidupan kepada Alif tentang bagaimana ia tadi menjual kerbau, ia masukkan tangannya kedalam sarung untuk menentukan harga kerbau, apabila tangannya tidak dimasukkan kedalam sarung ia tidak akan tahu berapa harga kerbau.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa adat istiadat yang masih dilakukan oleh ayah Alif dan masyarakat setempat, dengan cara memasukkan tangan kedalam sarung lalu berjabat tangan dan menentukan harga kerbau memiliki tata cara yang sopan karena tidak terlalu memperdebatkan langsung harganya melalui tawar menawar hanya dengan pembicaraan.

8. Scene 8: 11:39

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Makan bersama keluarga dan duduk tertib bersilah kaki.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa keluarga Alif adalah keluarga yang akur dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan, hal ini ditunjukkan dengan makan bersama keluarga dan secara tertib.

9. Scene 9: 12:09

69

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Alif setuju untuk melanjutkan sekolah di Jawa (Pondok Madani) lalu kedua orang tuanya tersenyum bahagia mendengar keputusan Alif.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa keputusan Alif membuat orang tuanya bahagia karena lebih menuruti kemauaan orang tuanya, Alif memilih keputusan orang tuanya karena Alif patuh akan kepada kedua orang tuanya. Karena Alif yakin bahwa pilihan orang tuanya pasti adalah pilihan yang terbaik.

10. Scene 10: 12:28

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ayah meminta Alif untuk memimpin doa sebelum makan

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan sosok ayah Alif yang selalu menuntun anak sulungnya itu untuk selalu menjadi panutan dikeluarga maupun nantinya ketika diluar sana. Agar alif bisa menjadi seorang pemimpin yang lebih baik.

11. Scene 11: 16:3

71

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Menempuh perjalanan jauh dari Padang menuju Jawa dengan bis antar kota demi menuntut ilmu di Pondok Madani.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa perjuangan demi menuntut ilmu dilakukan Alif dan ayahnya dengan menempuh perjalanan yang begitu jauh dari Padang menuju Pondok Madani di pelosok Jawa. Sosok ayah Alif menunjukkan sosok yang bertanggung jawab, penyayang dan begitu memperhatikan pendidikan putranya, hal ini dibuktikan dengan keikutsertaannya menemani Alif menuju Pondok Madani serta mengikuti setiap proses yang dijalani Alif hingga diterima di Pondok Madani.

12. Scene 12: 21:43

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Alif melihat seorang anak sebayanya membaca Al Qur’an dengan khusyuk di

sekitar Pondok Madani.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa anak sebaya

Alif yang membaca Al Qur’an disekitaran Pondok Madani merupakan salah satu

contoh teladan yang begitu dikagumi, sebab membaca Al Qur’an suatu ibadah yang

memiliki banyak keutamaan dan pahala apabila dikerjakan. 13. Scene13: 22:21

Gambar 4.14: Alif Bercakap Dengan Teman Baru

73

Anak itu melihat Alif sambil mengucapkan salam dan dibalas oleh Alif. Anak itu melihat menara sembari bercerita ketika ia melihat menara yang begitu tinggi ia merasa kecil dan mengagumi bangunan menara yang indah di tengah kampung.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan sosok anak itu yang belum Alif kenal siapa nama dari anak sebayanya itu memiliki karakter sopan santun dan mudah bergaul dengan siapa saja tidak memandang siapa dan dari mana asalnya tertebih ia memiliki tujuan yang baik, dengan Alif menjawab salam dari anak itu menunjukkan bahwa Alif juga sosok anak yang pendiam tetapi mudah untuk bergaul dengan baik. Anak sebaya yang menyapa Alif dengan bercerita tentang kemegahan menara Pondok Madani itu memiliki sifat rendah hati dan cita-cita yang begitu tinggi dan mulia untuk menjadi seseorang yang sukses dengan mengajarkan ilmu agama.

14. Scene 14: 22:39

Gambar 4.15: Ayah dan Alif sholat berjamaah

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Alif dan ayahnya sholat berjamaah di Pondok Madani. Setelah usai sholat Alif menjabat tangan ayahnya dilanjutkan berdoa dengan khusyuk.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa ayah dan Alif menjalankan kewajiban shalat berjamaah yang mana shalat berjamaah dianjurkan dalam agama Islam.

15. Scene 15: 24:41

Gambar 4.16: Perkenalan di kelas baru

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Kepala Asrama 1 memberi arahan dan perkenalan kepada siswa baru. Ia meminta dengan menggunakan bahasa arab. Dan kepala Asrama berpesan bahwa teman adalah keluarga baru dan disarankan untuk saling berkenalan dengan keluarga

baru. Seorang anak yang bernama Baso berkata “seperti kata Rasulullah tetangga itu pintu surga”.

Berdasarkan scene di atas peneliti menginterpretasikan bahwa terdapat pesan dakwah dalam adegan ini, yakni saat kepala asrama meminta siswa memperkenalkan diri menggunakan bahasa Arab bertujuan untuk membudidayakan dan membiasakan bahasa Arab di lingkungan pesantren. Kata-kata Baso yang mengatakan “Rasullullah

berkata bahwa tetangga itu pintu surga” menunjukkan bahwa Baso meneladani kata-kata Raulullah.

75

16. Scene 16: 26:5

Gambar 4.17: Berbagi makanan

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Alif berbagi makanan dari kampungnya kepada teman sekamarnya.

Berdasarkan scene di atas peneliti menginterpretasikan bahwa Alif adalah pribadi yang baik. Peduli dengan berbagi makanan dari kampungnya kepada temannya.

17. Scene 17: 29:03

Gambar 4.18: Ustadz Salman

Sumber:

Ustadz Salman mengeluarkan parang sembari memberi mantra penguat hati

“Man Jadda Wajada” kepada para siswa baru dengan penuh semangat

(mengumpamakan batang kayu yang di potong dengan menggunakan parang)

memberi nasehat “bukan yang paling tajam tetapi yang paling bersungguh-sungguh”.

Dan semua siswa mengatakan Man Jadda Wajada sambil mengepalkan tangan penuh semangat.

Berdasarkan scene di atas peneliti menginterpretasikan bahwa pesan dakwah terlihat dari cara Ustadz Salman memberikan semangat kepada para siswa dengan

memberikan mantra “man jadda wajada” barang siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Sembari mengumpamakan batang kayu yang menggunakan parang tajam, nasehat yang diperikan ustadz Salman sangat memotivasi para siswa untuk bersemangat dalam menggapai cita-citanya.

18. Scene 18: 32:43

Gambar 4.19: Alif dan kawan-kawan di hukum

Sumber: Capture

of Youtube, 2017

Ustadz Rajab menghukum siswa karena keterlambatannya, agar kedepannya mereka lebih disiplin lagi.

77

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa hal yang dilakukan oleh ustadz Rajab bertujuan agar para siswa tidak mengulangi kesalahan yang sama dan lebih disiplin.

19. Scene 19: 34:51

Gambar 4.20: Kyai Rais memberi sambutan

Sumber:

Capture of Youtube, 2017

Kyai Rais memberi sambutan dan nasehat kepada para khalifah baru “kalian

akan kami didik untuk menjadi kader-kader pemimpin untuk menjadi orang besar”. “Orang yang besar adalah orang yang lulus dan dengan iklhas memberikan ilmunya

kepada orang-orang di pelosook daerah”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa sosok kiai Rais sebagai pemimpin Pondok Madani memiliki sifat yang bijaksana, hal ini dibuktikan dengan wejangan atau kata-kata yang beliau sampaikan kepada khalifah baru.

20. Scene 20: 40:19

Gambar 4.21: Memberikan semangat

Sumber:Capture of

Youtube, 2017

Alif dan teman-temannya memberi dorongan semangat kepada Baso yang

akan mengikuti pidato Bahasa Inggris dengan tema “Al Qur’an”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa sesama teman harus saling memotivasi dan memberi dorongan semangat satu sama yang lain dalam berbuat kebajikan.

21. Scene 21: 43:44

Gambar 4.22: Baso bersama teman-teman

79

Baso membaca Al Qur’an ditengah-tengah temannya dan memiliki harapan

bahwa ia tak hanya menjadi penghafal Al Qur’an tapi menjadi santri pertama yang akan menulis tafsir lengkap Al Qur’an sewaktu menjadi santri.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa Baso adalah

sosok pemuda teladan yang mencintai Al Qur”an dan memiliki harapan yang mulia menjadi penghafal Al Qur’an dan ingin menjadi santri pertama yang akan menulis tafsir pelengkap Al Qur’an.

22. Scene 22: 01:08:54

Gambar 4.23: Kyai Rais berbincang bersama Alif dan teman-teman

Sumber:

Capture of Youtube, 2017

Percakapan Alif dan Kyai Rais tentang gaji ustadz-ustadz yang mengajar di Pondok Madani. Kyai Rais menjawab “tidak ada gaji itu, semua dilakukan berdasarkan keikhlasan dan pengabdian”.

Berdasarkan scene di atas peneliti menginterpretasikan bahwa Kyai-kyai atau ustads yang mengajar di Pondok Madani bekerja dengan sukarela dan ikhlas berdasarkan pengabdian. Hal ini membuktikan bahwa mengajarkan ilmu harus

didasari atas keikhlasan demi terciptanya generasi bangsa yang cerdas, bukan mengharapkan imbalan atau jasa.

23. Scene 23: 01:22:47

Gambar 4.24: Belajar ersama dikelas

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Ustadz menerangkan tentang manfaat ilmu “apakah kunci untuk mendapatkan ilmu dan apa saja yang menghalangi manusia dari mendapatkan ilmu”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa manfaat ilmu sangat penting untuk diterapkan kepada generasi bangsa agar ilmu tersebut berguna dan dapat di amalkan kepada masyarakat.

81

24. Scene 24: 01:24:22

Gambar 4.25: Alif sedang wawancara

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Percakapan ustadz pengajar dan Alif perihal gaji ustadz dan bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhan padahal mereka tidak digaji, sang ustadz

menjawab “pondok ini adalah ladang perjuangan dan penghidupan, jadi kita berusaha menghidupi pondok bukan kita yang menggantungkan hidup di pondok”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa sebagai tenaga pengajar mereka tidak mengharapkan gaji melainkan berusaha untuk berjuang dan menghidupi Pondok Madani, bukan menggantungkan hidup dari Pondok Madani.

25. Scene 25: 01:25:5

Gambar 4.26: Kebersamaan Alif dan Teman-teman

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Sahibul menara saling menyemangati ketika akan mengikuti suatu kegiatan

dan mengucapkan “Manjadda Wa Jadda”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa Alif dan teman-temannya sudah menjadi keluarga baru dan akan selalu menyemangati demi kebaikan serta menjadikan mantra “manjadda wa jadah” sebagai pegangan untuk bersungguh-sungguh agar berhasil, itulah yang menjadi panutan Alif dan teman-temannya.

83

Gambar 4.27: Baso akan menunjukkan foto orang tuanya

Sumber: Capture

of Youtube, 2017

Baso menunjukkan foto kedua orang tuanya kepada teman-temannya “ini

satu-satunya yang mengingatkan bahwa aku pernah punya orang tua dan hal ini

membuatku berjuang untuk menghafalkan Al Qur’an supaya aku bisa menunjukkan

jubah kemuliaan kepada kedua orang tuaku di akhirat nanti”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa sosok Baso merupakan anak yang begitu berbakti kepada kedua orang tuanya yang telah tiada, Baso berusaha agar ia mendapatkan ilmu agama di dunia untuk menjadi bekalanya di akhirat dan menjadikan jalan menuju syurga kepada kedua orang tuanya.

Gambar 4.28: Alif tampil sebagai Ibnu Batutah

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Pementasan alif dan teman-temannya menampilkan sosok Ibnu Batuta “pada

hakekatnya kita memang perantau, yang ditugaskan Tuhan untuk menjelajah dan membawa kebaikan untuk bumi, langit dan semua makhluk lantas kita semua mencoba mencari jalan untuk kesana”.

Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa keberanian Alif dan teman-temannya menyampaikan kebaikan melalui pementasan itu sangat luar biasa, bukan hanya adegan-adegan positif tetapi bait berbait dari kata-kata yang disampaikan pada saat pementasan merupakan motivasi hidup untuk menuntut ilmu dan menjadi orang baik.

85

Gambar 4.29: Baso mengajar mengaji

Sumber:Capture of Youtube, 2017

Baso mengajari anak-anak sekitaran rumahnya untuk mengaji bersama. Berdasarkan scene diatas peneliti menginterpretasikan bahwa sosok Baso adalah anak yang begitu patut di contoh, ketika ia harus putus sekolah dari Pondok Madani karena harus merawat neneknya yang ia miliki keluarga satu-satunya, tidak hanya itu Baso tidak henti-hentinya membagi ilmu tentang agama dan mengajarkan mengaji kepada anak-anak sekitaran rumahnya.

86

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pesan-pesan dakwah dalam film Negeri 5 Menara dengan menggunakan analisis isi, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pesan yang ingin disampaikan sutradara dalam film Negeri 5 Menara ialah Man Jadda Wa Jadda, siapa yang berungguh-sungguh pasti akan berhasil. Hal tersebut adalah pesan utama yang hendak disampaikan sutaradara dalam film. Selain itu dalam film juga menyampaikan bentuk pesan-pesan dakwah.

2. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan dalam film Negeri 5 Menara ini ditujukan kepada generasi penerus bangsa terutama bagi para pemuda atau remaja untuk lebih berbakti kepada orang orang tua dalam hal kebaikan dan juga menjadi inspirasi bahwa untuk mewujudkan mimpi memang harus terus belajar dan menggapai pendidikan serta lebih penting untuk mendalami agama islam.

3. Pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam film Negeri 5 Menara dijelaskan dalam 28 scene. Setiap scene dalam film menggambarkan berbagai bentuk penyampaian pesan dakwah berbakti kepada orang tua, melaksanakan sholat, menjaga persaudaraan, motivasi dan menuntut ilmu dijalan Allah Swt.

87

Dokumen terkait