• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Teori dan Konsep

5. Peserta Didik

5. Peserta Didik

Peserta didik adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangunan masyarakat masa depan, dan perlu bekerja keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan. Peserta didik adalah makhluk rasional dalam

kekuasaan fakta dan keterampilan pokok yang siap siaga melakukan latihan-latihan berpikir. Peserta didik adalah orang yang dituntut untuk menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada faktor tertentu yang mempengaruhinya (Wijaya,C.1996:29). Peserta didik adalah orang yang dididik untuk belajar untuk mengalami perubahan tingkah laku yang menjadi tanggung jawab sekolah. Peserta didik adalah sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.

Peserta didik adalah seseorang atau kelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari penerima dan penyimpan isi pelajaran dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Dalam pengertian umum peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan pendidikan sedangkan dalam arti sempit peserta didik adalah anak atau pribadi yang belum dewasa yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

Karena itulah peserta didik memiliki beberapa karakteristik diantaranya : a) Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik; b) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaan, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik; c) Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu,

menyangkut kebutuhan biologis, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya.

a) Peserta Didik Sebagai Sumber Data

Sukidin,Basrowi dan Suranto. ( 2010:104), mengatakan bahwa umpan balik dari peserta didik merupakan data yang paling baik digunakan dalam mengetahui apakah tindakan yang ditawarkan untuk diterapkan kepada peserta didik itu bisa diterima dengan baik dan senang oleh peserta didik.

Kondisi demikian hanya dapat diketahui oleh peserta didik itu sendiri karena peserta didiklah yang merasakan proses dan pengaruh yang diakibatkan.

Umpan balik dari peserta didik dalam langkah pengumpulan data bertujuan memperoleh masukan dari peserta didik yang berkaitan dengan metode yang ditawarkan. Apabila umpan balik yang diterima kurang memuaskan, maka guru dapat memperbaiki strategi yang ditawarkan, apabila yang disampaikan peserta didik memuaskan, maka akan ditingkatkan hingga metode yang ditawarkan itu benar-benar efektif.

Untuk mendapatkan umpan balik, maka peserta didik harus memperbanyak durasi keterlibatan peserta didik dalam proses pelaksanaan penelitian, dengan demikian, peserta didik merasa sebagai subjek penelitian, bukan lagi sebagai objek penelitian. Apabila umpan balik dari peserta didik bersifat negatif, dalam arti tidak meningkatkan minat atau hasil belajar, maka guru tidak dapat memaksakan kehendaknya untuk tetap menggunakan

metode yang ditawarkan. Apabila hal itu dilakukan, maka upaya perbaikan yang dilakukan hanya akan sia-sia dan kurang bermanfaat.

b) Kemampuan dan Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik adalah individu yaitu individu manusia, tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia tertentu, yang bersifat spesifik atau khas. Secara garis besar individu manusia terdiri atas aspek jasmani dan rohani atau aspek fisik dan psikis. Walaupun dapat disebutkan secara terpisah, tetapi dalam kenyataannya kedua aspek itu tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan jasmani-rohani atau kesatuan psiko-fisik.

Individu memiliki satu ciri yang esensial, yaitu bahwa dia selalu berperilaku atau melakukan kegiatan. Perilaku ini bukan hanya mencakup hal-hal yang dapat diamati (overt) tetapi juga hal-hal yang tersembunyi.

Contoh dari prilaku atau kegiatan yang tidak dapat diamati adalah berpikir, mengingat, menghayal, membayangkan, menghayati, merasakan, sedangkan yang dapat diamati adalah berjalan, berlari, menulis, mencangkul, tertawa menangis dan lain-lain

c) Peserta Didik sebagai Individu

Peserta didik sebagai individu manusia memiliki sejumlah kemampuan (ability). Kemampuan ini ada yang masih bersifat potensial atau kemampuan potensial atau kapasitas (capacity) da nada yang sudah merupakan kecakapan nyata (achievement) yang disingkat kecakapan saja. Kapasitas

seringkali dibedakan pula antara kapasitas umum (general capacity) atau kecerdasan, Intelegensi (intelligence), dan kapasitas khusus (special capacities) sering juga disebut bakat (aptitude).Dewasa ini bakat ini pun seringkali disebut intelegensi seperti intelegensi intelektual, matematis, emosional, spiritual. Tiap peserta didik memiliki kapasitas dan kecakapan yang berbeda. Seseorang mungkin memiliki potensi atau kapasitas yang tinggi dalam matematika dan fisika, sedang dalam bahasa dan ilmu sosial.

Selain dalam kemampuan, individu manusia juga memiliki keragaman dan karakteristik, baik karakteristik yang bersifat permanen maupun temporer. Karakteristik permanen terutama berkenaan dengan aspek jasmani. Sedangkan karakteristik temporer kebanyakan berkenaan dengan aspek psikis terutama kondisi afektif, tetapi bisa juga dengan aspek fisik.

d) Perkembangan Peserta Didik

Peserta didik adalah individu yang berkembang. Perkembangannya berlangsung sepanjang hayat dan bersifat dinamis. Perkembangan beberapa aspek, terutama aspek fisik pada tahap tertentu berhenti, aspek lainnya terus malahan ada yang berkembang sampai usia lanjut. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal dan kematangan. Tiap aspek perkembangan memiliki masa kematangan sendiri, pada masa itu aspek tersebut berkembang sangat pesat. Meskipun ada masa-masa kematangan yang bersifat umum, tetapi peserta didik seringkali memperlihatkan masa

kematangan sendiri yang berbeda dengan pola kematangan secara umum.

Adanya masa-masa kematangan yang bersifat individual, ditambah dengan pengaruh dari faktor internal dan eksternal yang berbeda, tiap peserta didik seringkali memperlihatkan irama dan tempo perkembangannya sendiri. Irama dan tempo perkembangan peserta didik bersifat dinamis, seringkali sukar diduga dan diramalkan.

Guru, dosen, atau para instruktur perlu memiliki penguasaan yang cukup mendalam tentang perkembangan setiap aspek kepribadian peserta didik. Dengan penguasaan tersebut, mereka dapat memahami perilaku, potensi, kecakapan dan karakteristik para peserta didik. Berpegang pada hasil pemahaman tersebut, mereka dapat mempersiapkan melaksanakan pelajaran, memberikan arahan, layanan bantuan dan bimbingan sesuai dengan kondisi peserta didik. Melalui layanan dan kegiatan demikian diharapkan perkembangan optimal dari para peserta didik dapat dicapai.