• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disposisi

Dukungan

Kemauan dan Keinginan

Bentuk Sanksi

Gambar 4.4 Peta Hasil Disposisi

Dukungan dari pimpinan sekolah dan jajarannya dengan adanya tata tertib dan mematuhi aturan KTR di sekolah

menegur bila ada yang merokok, menaati aturan yang sudah ada. Aturan perda dianggap bagus sekali

Kemauan dan keinginan yaitu lingkungan terbebas dari asap rokok

dan angka perokok menurun dan menaati aturan yang berlaku.

Bentuk sanksi yang berlaku yaitu teguran dan pemanggilan orang tua, ada

juga mengatakan bahwa menyuruh merokok lagi. Masih adanya siswa didapati melanggar dan mendapat

sanksi.

79

4. Struktur Birokrasi

Suatu implementasi belum berjalan maksimal dan efektif jika belum memiliki struktur birokrasi. Sehingga dalam pelaksanaannya memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas. Struktur Birokrasi yang dimaksud yaitu adanya struktur birokrasi, pembagian wewenang, Standar Operasinal Prosedur (SOP), hubungan antara unit-unit organisasi dan sebagainya terhadap pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah. Berikut hasil yang diperoleh dari masing-masing Sekolah :

a. Struktur Birokrasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok

Struktur birokrasi menjadi penting untuk pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Peneliti menggali informasi dari berbagai informan di masing- masing sekolah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang diperoleh informan mengatakan bahwa struktur birokrasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak memiliki struktur tersendiri BK memiliki peranan dalam pembinaan siswa. Peneliti mengumpulkan datanya melalu wawancara mendalam informan. Berikut kutipan informan yang tergambar dari hasil wawancara berikut:

“Kalau disini tidak ada dalam bentuk struktur secara khusus, untuk pengawasannya. Namun struktur sekolahlah yang digunakan untuk pembinaan siswa dan penegakan aturan yang ada.”

(NH, 49 Tahun, Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Kalau tentang srtuktur yang di buat hanya struktur sekolah kalau untuk pengawas KTR tidak ada struktur sendiri.”

(DM, 54 Tahun, Wakil Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Kalau struktur secara khusus tidak di bentuk dalam pengawasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) namun BK memiliki peranan dalam pembinaan siswa.

(JZ, 53 Tahun Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Saya rasa struktur yang di buat hanya struktur sekolah kalau untuk pengawas KTR tidak ada struktur sendiri.”

(IW, 43 Tahun Wakil Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Pembuatan struktur secara khusus tidak di bentuk dalam pengawasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) namun BK dan kesiswaan memiliki peranan dalam pembinaan siswa.”

80

“Terkait struktur yang saya ketahui struktur yang di buat hanya struktur sekolah kalau untuk pengawas KTR tidak ada struktur tersendiri yang dibuat.”

(MM, 40 Tahun, Wakil Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) Berdasarkan hasil FGD dari tiga kelompok siswa di SMAN 14 Makassar, SMA Bajiminasa dan SMK Bajiminasa. Secara Umum siswa mengatakan bahwa struktur birokrasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak memiliki struktur tersendiri BK memiliki peranan dalam pembinaan siswa.

b. Pembagian Wewenang Pengawasan Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Pembagian wewenang pengawasan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tentunya sangat dibutuhkan. Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dari informan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam informan mengatakan bahwa pembagian wewenang pengawasan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak ada secara khusus, semua terlibat dalam pengawasan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Berikut kutipan informan yang tergambar dari hasil wawancara berikut:

“Terkait hal itu yang saya ketahui tidak ada pembagian wewenang khusus semua berhak menegur dan memberi saran.

(NR, 50 Tahun, Guru Kelas, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Pembagian wewenang dalam hal ini bekerja sama semua misalnya guru A yang piket maka akan membantu mengawasi maupun yang guru yang mengajar masing-masing.”

(AS, 30 Tahun, BK, Oktober 2018, SMN 14 Makassar) “Tidak ada pembagian wewenang khusus semua berhak menegur dan memberi saran.”

(HS, 45 Tahun, Guru Kelas, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Saya rasa semua berwenang mengawasi di sekolah ini untuk tidak ada yang merokok di Kawasan Tanpa Rokok.”

(R, 39 Tahun, Staf TU, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Mengenai pembagian wewenang khusus tidak ada, semua berhak menegur dan memberi saran.”

(MA, 42 Tahun, BK, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) “Menurut saya semua berwenang mengawasi di sekolah ini untuk tidak ada yang merokok di Kawasan Tanpa Rokok.”

81

Berdasarkan hasil FGD dari tiga kelompok siswa di SMAN 14 Makassar, SMA Bajiminasa dan SMK Bajiminasa. Secara Umum siswa mengatakan bahwa pembagian wewenang pengawasan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak ada secara khusus, semua terlibat dalam pengawasan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

c. SOP Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok

Standar Operasional Prosedur (SOP) dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Berdasarkan hasil wawancara mendalam informan mengatakan bahwa SOP pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak ada secara khusus. Peneliti mengumpulkan datanya melalui wawancara mendalam informan. Berikut kutipan informan yang tergambar dari hasil wawancara berikut:

“SOP saya kira belum ada untuk pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok secara khusus.”

(AS, 30 Tahun, BK, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Saya kira SOP khusus yang digunakan belum ada, namun semua melaksanakan tugas masing-masing.”

(NH, 49 Tahun, Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Kalau SOP secara khusus belum ada di buat.”

(I, 28 Tahun, BK, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) SOP saya kira belum ada untuk pelaksanaan kawasan tanpa rokok secara khusus.”

(JZ, 53 Tahun Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Penerapan SOP secara khusus belum ada di buat.”

(MA, 42 Tahun, BK, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) “Mengenai SOP saya kira belum ada untuk pelaksanaan kawasan tanpa rokok secara khusus.”

(MM, 40 Tahun, Wakil Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) d. Kelompok Kerja Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok

Kelompok kerja pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sangat dibutuhkan untuk berjalannya suatu peraturan. Berdasarkan Hasil Wawancara mendalam informan mengatakan bahwa kelompok kerja pelaksanaan Kawasan

82

Tanpa Rokok (KTR) tidak ada secara khusus, semua terlibat dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Berikut kutipan informan yang tergambar dari hasil wawancara berikut:

“Kalau disini tidak ada kelompok kerja khusus, Bk yang memiliki wewenang dalam memberikan bimbingan kepada siswa disamping itu juga guru-guru ikut memberi nasihat sebelum pelajaran di mulai.”

(NH, 49 Tahun, Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Kelompok kerja khusus setau saya tidak ada, tetapi semua berkerja sama dengan baik dalam menciptakan kawasan tanpa rokok di sekolah.”

(SR, 50 Tahun Staf TU , Oktober 2018, SMAN 14 Makassar) “Disini tidak ada kelompok kerja khusus, Bk yang memiliki wewenang dalam memberikan pendidikan ke siswa.”

(JZ, 53 Tahun Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) Kalau kelompok kerja khusus tidak ada, tetapi semua bekerja sama dengan baik dalam menciptakan kawasan tanpa rokok di sekolah.”

(R, 39 Tahun, Staf TU, Oktober 2018, SMA Bajiminasa) “Terkait kelompok kerja khusus tidak ada dibentuk, BK yang memiliki wewenang dalam memberikan pendidikan ke siswa disamping itu semua mulai dari kepala sekolah hingga guru dan staf pegawai.”

(MS, 43 Tahun, Kepala Sekolah, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) “Mengenai kelompok kerja khusus tidak ada, tetapi semua bekerja sama dengan baik dalam menciptakan kawasan tanpa rokok di sekolah.”

(MA, 42 Tahun, BK, Oktober 2018, SMK Bajiminasa) Berdasarkan hasil FGD dari tiga kelompok siswa di SMAN 14 Makassar, SMA Bajiminasa dan SMK Bajiminasa. Secara umum yang mereka ketahui bahwa kelompok kerja pelaksanaan KTR belum ada secara khusus. Penjelasan mengenai hasil struktur birokrasi bagian dari management system dapat dilihat pada gambar 4.5. Peneliti mengambarkan hasilnya dalam bentuk peta hasil management system sebagai berikut:

84