• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

4. Peta Konsep

Peta konsep pertama kali diperkenalkan oleh Novak & Grown (1984 :73)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi- proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam satu unit. Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Setiap peta konsep memperlihatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna bagi orang-orang yang menyusunnya.

Menurut Hiebert dan Carpenter (1992) bahwa pengetahuan matematika tercipta pada tingkat reflektif. Pada tingkat ini, hubungan antara berbagai macam informasi terbentuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengetahuan berfungsi dalam kerangka aplikasi yang jauh lebih luas.

a. DefinisiPetakonsep

Novak & Grown (1984: 80) memberikan gambaran peta konsep seperti peta jalan. Konsep digambarkan sebagai nama tempat sedang hubungan digambarkan sebagai jalan, maksudnya adalah hubungan diantara konsep seperti rute perjalanan antar tempat. Lebih lanjut Novak & Grown (1984: 82) juga menggunakan kiasan untuk peta konsep seperti seberkas jaring. Ini merupakan kiasan yang sangat tepat dan menarik terutama jika orang berpikir tentang keterkaitan simpul (konsep) dan ikatan penghubung (hubungan), Hal ini tidak hanya menggambarkan peta konsep tetapi pengetahuan secara umum. Secara spesifik peta konsep adalah suatu bagian contoh yang representatif dari jaringan pengetahuan yang tidak terbatas.

commit to user

Dari kedua kiasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemetaan konsep adalah suatu cara penyajian konsep. Dalam peta konsep, konsep dapat ditempatkan dalam suatu susunan yang nyata. Hubungan dicatat diantara konsep- konsep yang dihubungkan. Peta yang lengkap merupakan penyajian konsep- konsep dengan hubungan yang sesuai dan mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik.

b. Kegunaan Peta Konsep

Novak & Grown (1984: 89) dalam bukunya Learning how to learn

mengemukakan bahwa alat atau cara bagi para guru yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui para siswa dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep atau pemetaan konsep. Dengan demikian dapat membantu para guru untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh para siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam hal pemahaman pada konsep yang sama.

Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik, dalam bentuk yang sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. (Ratna Wilis Dahar, 1989: 122-123).

Peta konsep merupakan suatu alat untuk menemukan konsepsi-konsepsi yang salah pada seseorang. Konsep yang salah biasanya timbul karena terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah (Ratna Wilis Dahar, 1989: 67).

Menurut (Ostad: 1997), pola dan strategi yang terstruktur akan memudahkan anak dalam memecahkan masalah matematika. Sasaran utama strategis pemetaan konsep adalah untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa secara inovatif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan penguasaan vokabulari dan konsep-konsep esensial dari bidang studi yang dipelajari (Moh. Amien, 1988: 90). Lebih lanjut Moh. Amien menyatakan bahwa dengan pendekatan peta konsep dalam pembelajaran akan dapat menumbuhkan dan mengembangkan diri siswa berupa :

1) Kekuatan untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya 2) Kekuatan untuk menanggapi

3) Kekuatan untuk berinteraksi kekuatan untuk bertanya 4) Kekuatan untuk mencipta dan

5) Kekuatan untuk menemukan konsep diri

c. Ciri Peta Konsep

Peta konsep sebagai salah satu alat pembelajaran dalam belajar bermakna mempunyai beberapa ciri, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Memperlihatkan konsep-konsep dan susunan atau organisasi suatu bidang studi bermakna

2) Gambar dua dimensi dari suatu disiplin atau suatu bagian dari suatu disiplin, inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proposional (prinsip) antar konsep-konsep

commit to user

3) Menyatakan hubungan antara konsep-konsep.

4) Tentang hierarki, hal ini terjadi bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 19)

Dari beberapa ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan gambar dua dimensi yang memuat konsep-konsep yang dihubungkan dengan kata penghubung membentuk proposisi-proposisi.

d. MenyusunPetaKonsep

Peta konsep memiliki peranan penting dalam belajar bermakna. Karena itu hendaklah setiap siswa pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa pada diri siswa telah berlangsung belajar bermakna. Untuk sampai pada pencapaian konsep yang diharapkan, seorang guru harus membuat rencana tentang urutan-urutan pengajaran. Dalam hal ini “Peta Konsep” merupakan suatu prosedur yang dapat memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan suatu materi pembelajaran (Herron : 1977). Adapun langkah-langkah dalam menyusun peta konsep adalah sebagai berikut :

1) Memilih bahan bacaan dari buku pelajaran 2) Menentukan konsep-konsep yang relevan

3) Mengurutkan konsep-konsep yang relevan dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh

4) Menyusun konsep-konsep yang relevan di atas kertas

5) Menghubungkan konsep-konsep yang relevan menggunakan kata-kata penghubung (Ratna Wilis Dahar, 1989: 126 - 128).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

e. KelebihandanKekuranganPetaKonsep

1. Kelebihan peta konsep

Pada proses belajar mengajar peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan antara lain:

a) Untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa

b) Digunakan untuk mengetahui apakah cara belajar siswa sudah benar atau belum (siswa sudah menguasai konsep atau belum)

c) Dapat digunakan untuk mengungkap konsep yang salah d) Dapat digunakan untuk evaluasi

2. Kekurangan Peta konsep

a) Kurang menanamkan sifat kerjasama antar siswa b) Lebih menonjolkan kerja secara individual

c) Tidak semua pokok bahasan dapat disajikan dengan peta konsep

Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran matematika cocok untuk memperjelas pemahaman konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Oleh karena itu untuk materi pokok trigonometri yang memiliki banyak konsep, aturan maupun dalil-dali, maka penggunaan peta konsep tentu dapat membantu memudahkan para siswa untuk memahami konsep-konsep tersebut. Peta konsep dapat menyatakan konsep-konsep baru ataupun lama dalam hubungan yang bermakna dapat terjadi pada diri siswa dan hasil belajar yang optimal akan tercapai.

Adapun contoh peta konsep dalam materi pokok trigonometri adalah sebagai berikut:

commit to user

Contoh Peta Konsep:

Peta Konsep Rumus cos (a + b) dan cos (a – b)

(Dodi Firmansyah: 2005)

f. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Menerapkan Metode Peta Konsep.

Dalam penelitian ini penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru membuka pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Guru mempresentasi dan menjelaskan bahan ajar (materi pelajaran).

3) Guru bersama-sama siswa mengungkapkan konsep-konsep yang telah dibahas dan dipelajari.

cos (a – b) = cos a cos b + sin a sin b

Ingat : cos (-b) = cos b Sin (-b) = sin b cos (a + b) = cos a cos b - sin a sin b

Rumus jarak 2 titik AB2 = (XA – XB )2 + (YA – YB )2

Perbandingan Trigonometri sudut- sudut pada segitiga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4) Guru membimbing siswa untuk menemukan dan menggambarkan keterkaitan antar konsep (membuat peta konsep) pada materi yang telah dipelajari. 5) Guru memberikan contoh-contoh soal untuk menambah pemahaman siswa

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 6) Guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan oleh siswa

7) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran.

8) Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas (PR) kepada siswa.

Dokumen terkait