• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Matriks Pengetahuan Informan

4.2.6 Petugas Kesehatan

4.2.6.1 Pernah tidak petugas kesehatan dari puskesmas datang kesekolah Adapun hasil wawancara tentang pernah tidaknya ada jadwal petugas kesehatan dari puskesmas datang sekolah terdapat dalam matriks dibawah ini :

Matriks 4.14 Pernah tidaknya petugas kesehatan dari puskesmas datang kesekolah

Informan Pernyataan

1 Pernah....

2 Pernah...kalo enggak salah kemaren dalam rangka hari kesehatan 3 Pernah....

4 Iya pernah kak....

Berdasarkan matriks diatas dapat diketahui bahwa informan 1,2,3,4 mengatakan petugas kesehatan dari puskesmas pernah datang kesekolah.

4.2.6.2 Pernah tidaknya petugas kesehatan memberikan penyuluhan disekolah tentang hygiene (kebersihan) saat menstruasi.

Adapun hasil wawancara mengenai pernah tidaknya petugas kesehatan memberikan penyuluhan disekolah tentang hygiene (kebersihan)saat menstruasi terdapat dalam matriks dibawah ini:

Matriks 4.15 Pernah tidaknya petugas kesehatan memberikan penyuluhandisekolah tentang hygiene (kebersihan) saat menstruasi.

Informan Pernyataan

1 Kebersihan saat haid enggak pernah kak...kalo enggak salah penyuluhan SADARI kemaren

2 Enggak pernah kak..yang pernah itu penyuluhan tentang PMS 3 Yang pernah diberikan penyuluhan tentang seks bebas 4 Penyuluhan tentang NARKOBA kak..

4.2.6.3 Jika ditanya oleh petugas kesehatan penyuluhan apa yang ingin anda ketahui dan apa alasannya

Adapun hasil wawancara mengenai penyuluhan apa yang ingin diketahui dan apa alasannya terdapat dalam matriks dibawah ini :

Matriks 4.16 Penyuluhan apa yang ingin diketahui dan apa alasannya

Informan Pernyataan

1 Maunya sih tentang pergaulan bebas....karena kan kita cewek jadi mau tau banyak supaya kita bisa menjaga dari pergaulan bebas dari sekarang kak...

2 Saya mau tau tentang PMS....kan jaman sekarang banyak yang terjerumus pergaulan bebas jadi mau tau banyak apa dampaknya buat kesehatan terutama kita sebagai cewek

3 Maunya sih diberi penyuluhan tentang pernikahan dini kak karena kebanyakan sekarang masih muda-muda udah nikah

4 Yang pengen saya tau itu tentang kesehatan reproduksi karena saya belom tau apa-apa tentang kesehatan reproduksi itu seperti apa apalagi tentang menstruasi yang tiap bulannya datang.

Berdasarkan matriks diatas dapat diketahui bahwa informan 1,4 penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan informan 2 mengatakan penyuluhan tentang PMS dan informan 3 mengatakan penyuluhan tentang pernikahan dini.

BAB V

PEMBAHASAN

Peneliti memulai penelitian pada bulan Januari tahun 2015 yaitu survey pendahuluan dengan mewawancarai 2 orang siswa di SMA CAHAYA Medan. Kemudian peneliti datang lagi pada bulan April untuk melakukan penelitian kualitatif, ketika peneliti datang siswa-siswi SMA CAHAYA Kelas 1 sedang mengadakan ujian hariann jadi tidak semua informan membeika respon positif mungkin kepikiran hasian ujian mereka.

Awalnya peneliti ada kendala karena sedang melakukan ujian harian jadi informan kurang memberikan respon yang baik, setelah itu peneliti datang lagi dan melakukan pendekatan dihari yang berbeda dan akhirnya informan mau dan memberikan respon yang positif juga sangat terbuka.

5.1 Karakteristik Informan 1.Umur Menstruasi Pertama

Berdasakan hasil penelitian karakteristikinforman bahwa umur pertama kali saat menstruasi informan bervariasi yaitu 9-12 tahun, dan keseluruhan informan adalah siswi kelas 1 di SMA CAHAYA Medan.

Menurut World Health Orgazation(WHO), Menarche yang makin dini memungkinkan remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual sehingga kemungkinan remaja putri lebih cepat untuk hamil dan menarche yang lambat juga berdampak terhadap lambatnya kematangan fisik,baik hormon, maupun organ tubuh. Usia menarche yang normal adalah 10-15 tahun.

5.2 Aspek pengetahuan

1. Pengetahuan Informan mengenai umur berapa pertama kali menstruasi Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa sebagian besar informan menjawab pengetahuan informan mengenai umur berapa pertama kali menstruasi , seperti pernyataan informan dibawah ini :

“Umur 16 tahun kak waktu masih SMP dulu....” “Umur 15 tahun kak...”

“Umur 15 tahun....”

“Dulu pertama haid umur 15 tahun kak.”

Pernyataan informan mengenai umur pertama kali menstruasi sudah sesuai dengan umur menarche normal pada wanita. Berdasarkan data dari badan kesehatan Dunia (WHO) menarche normal pada wanita adalah umur 10-15 tahun.

2.Pengetahuan informan tentang menstruasi/datang bulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa pengetahuan informan masih kurang tentang menstruasi, informan hanya mengetahui garis besar pengertian dari menstruasi seperti pernyataan ketiga berikut :

“Datang bulan itu pertanda udah dewasa yang jadi harus banyak jaga diri kan kalau udah datang bulan biasanya udah bisa hamil dan punya anak...”

“Haid menurut saya darah yang keluar pada wanita yang udah dewasa dan membutuhkan pembalut biar enggak bocor ato tembus.”

“Haid itu darah yang keluar setiap bulannya pada wanita yang udah dewasa.”

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara mendalam kepada informan, peneliti mengetahui bahwa informan kurang mendapatkan informasi tentang

menstruasi sehingga mereka hanya mengetahui saja tetapi kurang memahami apa itu menstruasi dan hygiene saat menstruasi.

Informan sudah mengeathui apa itu menstruasi, berikut kutipan wawancaranya :

“Datang bulan itu berarti udah dewasa karena itu salah satu ciri-ciri udah dewasa dan harus banyak-banyak makanan yang bergizi karena kan kita mengeluarkan darah yang lumayan banyak dan harus pake pembalut.” Dari wawancara tersebut

Dapat dilihat bahwa seluruh pengetahuan informan mengenai pengertian menstruasi hanya 1 orang yang mengetahui dan 3 orang informan lagi kurang mengetahui. Pernyataan tersebut masih kurang mempedulikan apa itu menstruasi sehingga informan hanya mengetahui pengertian menstruasi saja.

3.Pengetahuan informan tentang hygiene (kebersihan) saat menstruasi Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa pengetahuan informan tentang hygiene saat menstruasi cukup bagus, Berikut kutipan wawancaranya :

“Memakai pembalut dan mencuci celana dalam sampe bersih kalau lagi ganti pembalut.”

“Kebersihan saat menstruasi itu kayak mencuci alat kelamin pake air dan sabun sampe bersih terus memakai pembalut dan harus menggantinya.” “Mengganti pembalut kalo udah penuh dan sering-sering membersihkan pake air dan sabun sampe bersih.”

Dari hasil penelitian, peneliti melihat informan sudah mengetahui hygiene menstruasi.

“Enggak tau yang penting bersih lah kalo lagi datang bulan kak...enggak jorok-jorok.”

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa informan sebagian besar mereka sudah mengetahui tentang hygiene menstruasi baik dari menggunakan pembalut, memcuci pakai air dan sabun

Pernyataan informan tersebut sudah cukup bagus karena sebagian besar informan sudah mengetahui hygiene saat menstruasi sedangkan yang tidak mengetahui hanya 1 orang informan.Ini menunjukkan bahwa pengetahuan (knowledge) pada informan sangatlah kurang, bahwa fungsi pengetahuan belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan atau reaksi tertutup).

5.3 Aspek Sikap

1. Sikap Informan pada saat menstruasi berada dilingkungan sekolah Berdasarkan hasil bahwa sikap informan saat menstruasi masih kurang baik menyikapi. Dapat dilihat dari hasil kutipan wawancara dengan informan berikut :

“Biasa aja sih....waktunya datang ya datang.”

“Kalo lagi datang bulan pas disekolah gitu bawaannya malas belajar” “Malas pengen tidur aja kalo lagi datang bulan apalagi ditambah nyeri gitu.”

“Hal yang saya malaskan kalo lagi sekolah itu datang bulan, harus ganti pembalut takut tembus malu dilihat teman teman sekolah semua harus dijaga.”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, bahwa peneliti menilai bahwa sikap informan masih kurang untuk menyikapi saat menstruasi yaitu seluruh informan tidak mensikapi dengan benar.

Hal ini dilihat dari faktor pencetus dari attual (sikap) yang kurang untuk menanggapi saat menstruasi

2.Jika tidak mengganti pembalut seharian apa yang anda rasakan

Berdasarkan hasil peneliti bahwa sikap informan jika tidak mengganti pembalut seharian apa yang dirasakan. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berikut ini :

“Enggak ada rasa apa-apa kak kadang pun lupa kalo lagi datang bulan pas diskolah.”

“Selama enggak tembus dan enggak sakit perutnya kak enggak ada rasa apa-apa biasa aja.”

“Biasa aja kak...enggak ada rasa apa-apa.”

Berdasarkan hasil wawancara bahwa sikap informan yang cukup baik untuk menyikapi jika tidak mengganti pembalut seharian, berikut hasil wawancaranya :

Agak risih kak...terus enggak nyaman apalagi basah-basah gitu kita rasa mau belajar pun malas jadinya dan merasa jorok kak...”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, peneliti melihat bahwa sikap informan kurang baik yaitu 3 orang informan mensikapi dengan benar dan 1 orang informan tidak mensikapi dengan benar.Sesuai dengan pendapat Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap yang positif terhadap sesuatu mencerminkan perilaku yang positif.

3.Jika anda menjaga hygiene (kebersihan) saat menstruasi apa yang anda rasakan atau manfaat yang ada rasakan.

Berdasarkan hasil peneliti bahwa sikap informan jika tidak menjaga hygiene (kebersihan ) saat mentsruasi sangat baik yaitu seluruh informan mensikapi dengan benar.

Dari hasil wawancara bahwa dapat dilihat hasil wawancara berikut: “Enak, nyaman,enggak risih lah kk menurut saya.”

“Nyaman....”

“Enggak bau terus enggak malas bawaannya.” “Bersih...”

5.4 Aspek Tindakan

1. Tindakan informan berapa kali mengganti pembalut dalam sehari saat menstruasi

Berdasarkan hasil peneliti bahwa tindakan informan berapa kali mengganti pembalut dalam sehari masih kurang baik karena rata mengganti hanya 2 kali saja. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berikut ini :

“Biasanya ganti pembalut dalam sehari itu Cuma 1 kali diwaktu siang aja..”

“ 2 kali dalam sehari saya ganti pembalut..”

“Kalo hari pertama 2 kali ganti kan lagi deras-derasnya tapi kalo udah hari kedua dan setreusnya itu 1 kali aja biar hemat pembalut juga sayang diganti kalo belum penuh..”

Berdasarkan wawancara mendalam, peneliti melihat bahwa tindakan informan mengganti pembalut dalam sehari sangat kurang baik hampir seluruh informan mengganti pembalut dalam sehari hanya 2 kali saja. Hal ini dilihat dari tindakan mekanisme pada informan dan memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang baik terhadap hygiene menstruasi (Arikunto, 2006), dan berkaitan dengan pernyataaan Indriastuti (2009),hygiene menstruasi adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dengan mengganti pembalut kurang dari 4 kali sehari masih sangat kurang baik idealnya 4-5 kali sehari.

2. Pada saat menstruasi(haid) kemana anda membuang pembalut yang sudah dipakai jika berada dilingkungan sekolah

Berdasarkan hasil peneliti bahwa tindakan informan tentang kemana membuang pembalut yang sudah dipakai jika berada dilingkungan sekolah.Dapat dilihat dari beberapa wawancara dengan informan berikut :

“Buang dilantai toilet itu aja...kan banyak juga sampah-sampah bertumpuk disana.”

“Kalo pembalut yang sudah dipakai dibuang ditoilet itu aja kadang di kloset wc terus disiram air yang banyak.”

“Buang dikamar mandi kak..”

Hasil penelitian ini, hanya ada beberapa tindakan informan yang baik karena membuang pembalut yang sudah dipakai kedalam tong sampah dan dibawa pulang keruman untuk dibuang. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berikut :

“Biasanya sih ditong sampah yang ada di toilet sekolah kak..kalo enggak dibawak pulang kak dibuang dirumah aja”

Berdasarkan wawancara mendalam, peneliti melihat 3 orang informan membuang dilantai dan dikloset wc dan 1 orang membuang pembalut yang sudah dipakai kedalam tong sampah dan dibawa pulang kerumah untuk dibuang.

3.Pernah Tidaknya membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi

Berdasarkan hasil peneliti bahwa tindakan informan tentang membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi cukup baik karena membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi. Dapat dilihat dari beberapa wawancara dengan informan berikut ini :

“enggak pernah kak sering selalu lupa.” “sering lupa bawak nya kesekolah kak...”

“enggak Pernah...disekolah kadang lupa kak gantinya dan malas juga ganti toilet sekolahnya kurang bersih,airnya pun agak jorok gitu kak.”

Hasil penelitian ini,masih ada beberapa tindakan informan yang tidak membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi. Dapat dilihat dari beberapa wawancara dengan informan berikut :

“pernah namanya datang bulan kak harus bawak lah kalo pun enggak bawak..sering beli keluar.”

Berdasarkan wawancara mendalam, peneliti melihat bahwa tindakan informan dalam membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi baik 1 oranginforman membawa persediaan pembalut dan 3 orang informan tidak membawa persediaan pembalut kesekolah saat menstruasi.

4. Tindakan InformanJika merasa nyeri saat menstruasi/haid apa yang dilakukan

Berdasarkan wawancara mendalam, peneliti melihat bahwa tindakan informan jika merasa nyeri saat menstruasi kurang baik karena seluruh informan mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri.

Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berikut :

“Sering sih minum obat kalo udah enggak tahan kan ada obat penghilang rasa nyeri kayak saridon dicampur sprite langsung hilang nyerinya.” “Minum obat saridon terus minum air hangat aja...ditambah olesin balsem keperut dan pinggang biar hilang nyerinya.”

“Minum kiranti kak..”

Dari hasil penelitian bahwa peneliti melihat tindakan informan ada yang baik dengan tidak minum obat dan penghilang rasa nyeri lain, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berikut :

“Enggak lakuin apa-apa kak..ditahan aja namanya juga lagi datang bulan.”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, peneliti melihat bahwa tindakan informan sangat kurang baik yaitu 3 informan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri dan 1 orang informan tidak mengkonsumsi apa-apa. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Shah (2009) bahwa wanita yang tidak memperoleh pengetahuan dan sikap yang cukup mengenai hygiene menstruasi kebanyakan memiliki tindakan yang negatif, begitu juga sebaliknya.Salah satunya adalah menggunakan penghilang rasa nyeri secara kimiawi yaitu mengkonsumsi obat dan minuman yang bersifat anti nyeri.

Dokumen terkait