• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 13 Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

PETUNJUK PENGGUNAAN BOOKLET SEBAGAI BAHAN AJAR

1. Gambaran Umum

Booklet pembelajaran Sejarah yang berjudul “Pertempuran Lima Hari di Semarang” ini merupakan sumber belajar alternatif mengenai materi pokok tantangan awal Indonesia merdeka.

Pertempuran lima hari di Semarang terjadi pada tanggal 14 – 19 oktober 1945. Pertempuran ini diawali dari peristiwa kaburnya para tawnan bekas tentara Jepang yang ajan dijadikan buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya tentara- tentara Jepang ke wilayah Semarang ini menimbulkan ketakutan pada diri rakyat Semarang. Apalagi kemudian Jepang menguasai pusat persediaan air yang ada di daerah Candi. Keadaan semakin meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus bahwa Jepang telah meracuni persediaan air yang ada di daerah Candi. Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr. Kariadi memberanikan diri untuk memeriksa air minum tersebut. Ketika sedang menuju tempat persediaan air yang ada di daerah Candi, ia di cegat didaerah pandanaran dan ditembak oleh tentara Jepang bersama seorang supirnya dan kemudian gugur. Peristiwa ini adalah pemicu utama amarah rakyat sehingga berkobarlah pertempuran lima hari di Semarang. Terjadi pergerakan dan perlawanan baik dari pihak Jepang maupun rakyat Semarang. Puncaknya saat Jepang mengetahui pembunuhan tragis pasukannya oleh rakyat Indonesia di penjara Bulu, pihak Jepang pun menangkap Mr. Wongsonegoro untuk melakukan perundingan pemberhentian pertempuran antara kedua belah pihak. Puncak perundingan Mr. Wongsonegoro bersama komandan tertinggi pasukan Jepang yaitu Jenderal Numora yang hasil perundingannya Mr. Wongsonegoro menolak penyerahan senjata yang akhirnya menyebabkan Jendral Numora marah dan mengancam akan mengebom kota Semarang jika sampai

keesokan harinya Mr. Wongsonegoro tidak dapat menyerahkan senjata. Keesokan harinya pada tanggal 19 oktober jam 07.45 pagi di pelabuhan Semarang telah berlabuh sebuah kapal besar HMS Glenroy yang mengangkut tentara Inggri. Karena kedaangan tentara mereka, kota Semarang telah terlepas dari bahaya maut di bom oleh Jepang, dan kedatangan mereka berakhirlah pula pertempuran lima hari di Semarang.

Dengan mengenalkan peristiwa sejarah yang terjadi di kota Semarang atau peristiwa sejarah kota sendiri diharapkan dapat membangkitkan minat belajar sejarah, kesadaran sejarah dan dapat lebih menghargai jasa dan pengorbanan para pejuang sehingga dapat menjadi siswa yang bertanggung jawab, disiplin dan bijaksana serta rajin belajar.

2. Petunjuk Penggunaan

Booklet pembelajaran Sejarah “Pertempuran Lima Hari di Semarang” ini dapat digunakan guru saat pembelajaran di dalam kelas dan dapat pula digunakan untuk belajar mandiri peserta didik dalam rangka mengetahui sejarah Indonesia pada materi tantangan awal kemerdekaan. Untuk digunakan saat pembelajaran di dalam kelas terdapat skenario pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan oleh guru supaya booklet ini berjalan secara efektif. Selain itu terdapat beberapa metode pembelajaran alternatif yang bisa digunakan.

a. Skenario Pembelajaran Kompetensi Inti :

1.1Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.2Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

1.3Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

1.4Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuanganpergerakannasionalmenujukemerdekaanbangsa sebagai karunia Tuhan YangMahaEsaterhadap bangsa dannegara Indonesia.

2.1 Mengembangkan nilai danperilakumempertahankanharga diribangsa dengan bercerminpada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah 2.2 Meneladani perilakukerjasama,tanggungjawab,dancintadamaipara pejuang

untuk mempertahankankemerdekaandanmenunjukkannya dalamkehidupansehari-hari 2.5 Berlakujujurdanbertanggung-jawabdalammengerjakantugas-tugas daripembelajaransejarah 3.8 MenganalisisperjuanganbangsaIndonesiadalamupaya mempertahankankemerdekaandariancamanJepang di Semarang Indikator:

3.8.1 Mendeskripsikan situasi kemerdekaan Indonesia di Semarang

3.8.2 Menjelaskan kronologi pelucutan senjata tentara Jepang oleh masyarakat Semarang

3.8.3 Mendeskripsikan diracuninya sumber air di resevoir Siranda hingga terbunuhnya Dr. Kariadi

3.8.4 Mendeskripsikan terjadinya pertempuran bersenjata yang pertama kali antara Jepang dan masyarakat di Semarang

3.8.5 Menjelaskan kronologi penawanan Mr. Wongsonegoro oleh pihak Jepang dalam kaitannya Jepang ingin menghentikan pertempuran 4.8 Mengolah informasi tentang perjuanganbangsa Indonesia dalam

upayamempertahankankemerdekaandariancaman sekutu, Belanda, danmenyajikanyadalambentuk ceritasejarah

Tujuan pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati, dan membaca referensi peserta didik mampu: 1.1Mendeskripsikan situasi kemerdekaan Indonesia di Semarang

1.2Menjelaskan kronologi pelucutan senjata tentara Jepang oleh masyarakat Semarang

1.3Mendeskripsikan diracuninya sumber air di resevoir Siranda hingga terbunuhnya Dr. Kariadi

1.4Mendeskripsikan terjadinya pertempuran bersenjata yang pertama kali antara Jepang dan masyarakat di Semarang

1.5Menjelaskan kronologi penawanan Mr. Wongsonegoro oleh pihak Jepang dalam kaitannya Jepang ingin menghentikan pertempuran

1.6Menyajikan informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu, Belanda, dan menyajikanya dalam bentuk cerita sejarah

Materi Pembelajaran

Pertempuran Lima Hari di Semarang 1) Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning

Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division) Metode Pembelajaran :Diskusi dengan menggunakan booklet Sejarah

Indonesia, presentasi, dan penugasan 2) Sumber Belajar

Sumber Belajar : Booklet Sejarah Indonesia Kelas XI SMA “Pertempuran Lima Hari di Semarang”

3) Media Pembelajaran 1) Komputer.

2) LCD proyektor

3) Gambar gambar Dr. Kariadi dan Mr. Wongsonegoro dan juga peta lokasi pertempuran

4) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

ALOKASI WAKTU Pendahuluan f. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka

pelajarandengan mengucapkan salam dan berdoa bersama (menghayati ajaran agama), g. Memberi apersepsi dengan menanyakan kepada

siswa tentang pertempuran lima hari di Semarang

h. Memberikan motifasi melalui tanya-jawab

tentang pertempuran lima hari di Semarang i. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai

selama pembelajaran (rasa ingin tahu).

j. Menyampaikan secara singkat garis besar materi yang akan disajikan selama pembelajaran

Inti

e. Siswa memahami isi booklet yang dibagikan f. Siswa mengerjakkan soal latihan yang sudah

ada di dalam booklet

g. Siswa menyampaikan inti dari bookletyang sudah dibaca dan dipahami

h. Siswa berdialog secara interaktif dengan guru tentang pertempuran lima hari di Semarang

15 menit

15 menit

15 menit

15

Penutup d. Membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran hari itu dilakukan siswa bersama guru

e. Siswa mengisi angket yang dibagikan guru

secara lisan (kejujuran)

f. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing.(religius)

b. Model pembelajaran alternatif yang disarankan

1. Pembelajaran Kontekstual/Constextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistikdan bertujuan memotivasi peserta didik untuk dapat memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.

3. Pembelajaran Penemuan/Discovery Learning

Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

4. Pembelajaran Berbasis Proyek/Project based Learning

Pembelajaran berbasis proyek adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Lampiran 14

Dokumen terkait