• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pengunaan Program Pemutahiran dan Penarikan Sampel ruta SBH dan Susenas 2012 di Kota SBH

Blok IV : Keterangan Rumahtangga Terpilih

3.9 Petunjuk Pengunaan Program Pemutahiran dan Penarikan Sampel ruta SBH dan Susenas 2012 di Kota SBH

Hasil updating atau pemutakhiran rumahtangga pada blok sensus terpilih susenas/sbh yang dicatat pada VSEN12.P selanjutnya direkam melalui mekanisme entry data dengan menggunakan aplikasi program tertentu. Perekaman data hasil updating ini sangat penting untuk memperoleh informasi jumlah rumahtangga hasil lapangan pada blok sensus terpilih. Informasi ini sangat berguna untuk kepentingan estimasi dengan mekanisme langsung (direct estimate).

Program aplikasi untuk kota SBH, disamping melakukan perekaman hasil updating juga sekaligus melakukan penarikan sampel ruta di blok sensus terpilih, baik blok sensus SBH dan blok sensus SUSENAS. Informasi sampel terpilih dan hasil updating dalam bentuk database dikirimkan ke BPS Pusat cq Subdit PKS Direktorat Metodologi Statistik, email : kci@bps.go.id

segera setelah pemutakhiran rumahtangga selesai.

Alur Program secara umum dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

Alur Program Updating & Penarikan Sampel Ruta Hasil Pemutakhiran

Program Menu 1 Identitas BS Selesai  Pilih Kab/Kota/NKS  Selesai Menu 2

Updating/ Browse Data Penarikan Sampel DSRT Lainnya Sampel

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota 41

Program aplikasi untuk kab/kota yang melakukan updating/pemutakhiran sekaligus penarikan sampel rumahtangga, seperti kota SBH akan memiliki susunan Sub Menu 2 yaitu :

Updating, Browse Data, Penarikan Sampel, DSRT, Lainnya, Ganti NKS

File-file Input dan Output untuk program updating dan penarikan sampel (Kota SBH) adalah: ppkknks_UP.dbf = file dbf input dan output updating

ppkknks_DSRT.dbf = file dbf output daftar sampel ruta by program dimana : pp = kode Provinsi terdiri dari 2 dijit

kk = kode kab/kota terdiri dari 2 dijit nks = nomor kode sampel terdiri dari 7 dijit

File input dan output diatas dikirimkan semua ke subdit Pengembangan Kerangka Sampel via email kci@bps.go.id segera setelah pemutakhiran selesai.

Menu Ganti NKS digunakan untuk melakukan proses updating pada NKS selanjutnya. Tahapan-tahapan sebagai berikut

Untuk menjalankan program updating, maka user harus memastikan file program terdiri dari file aplikasi yaitu : Progupdating~.EXE, file master (ppkknks_UP2.dbf, mstkb.dbf, mstpr.dbf), dan file pendukung lainnya (bps.bmp, gambar.bmp, daftar_sampel.dbf, umb1171_berkala.dbf) sudah terinstall di suatu folder yang sama. Program akan memunculkan Menu 1 yaitu meminta user memilih kode Provinsi, kabupaten plus nomor kode sampel (nks) dari dokumen pemutakhiran, sbb :

42 Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota Selanjutnya user masuk ke menu 2, dimana sesuai tujuan maka user dapat melakukan updating atau pemutakhiran data rumahtangga pada blok sensus tersebut dimana untuk kota SBH akan muncul menu updating, browse data, penarikan sampel, DSRT, lainnya, ganti nks.

Berikut contoh tampilan menu 2:

Menu pemutakhiran ini ditujukan untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan menyangkut keberadaan rumahtangga, alamat, nama kepala rumahtangga, tingkat pendidikan kepala rumahtangga, dll. Setiap rumahtangga harus dicek satu persatu, karena dimungkinkan ada salah satu variabel yang sudah berubah. Data-data nama, alamat, dll yang mengalami perubahan maupun belum lengkap harus diedit, dan dientri.

 Pastikan nama kepala rumahtangga sudah sesuai

 Pastikan alamat sudah sesuai

 Pastikan keberadaan rumahtangga sudah sesuai

 Pastikan tingkat pendidikan kepala rumahtangga sudah sesuai

Jika sudah selesai, maka user akan dimintakan konfirmasi apakah entrian sudah selesai atau belum. Jika dijawab Ya, maka kembali ke menu 2, dan jika tidak akan kembali ke menu updating.

Proses updating sepenuhnya berdasarkan hasil pencatatan pada VSEN12.P. Setiap rumahtangga harus dicek satu per satu pada proses data entry, tidak boleh terlewat. Jika terjadi kesalahan proses entry keberadaan ruta, maka akan mempengaruhi probability pemilihan sampel rumahtangga. Setiap petugas harus mengecek satu per satu rumahtangga.

Hasil updating secara keseluruhan dapat dilihat melalui menu browse data. Kolom-kolom menunjukkan variabel, seperti nama, alamat, cekruta (kode keberadaan ruta), dan r213_str (4 strata tingkat pendidikan Karuta : <SMP, SMP, SMA, >SMA). Menu ini hanya browse, tidak dapat diedit

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota 43

maupun dientri. Setelan muncul pesan window ’Untuk keluar menu browse...” klik sembarang posisi atau enter, dan akan muncul:

Pada kota SBH, setelah melakukan updating, klik menu penarikan sampel, maka sistem melakukan penarikan sampel rumahtangga dengan mempertimbangkan implicit stratification tingkat pendidikan kepala rumahtangga (4 strata). Rumahtangga yang diproses adalah dengan status keberadaan kode 1,2,3, dan 6. Setelah proses penarikan sampel selesai, maka akan dihasilkan VSEN12.DSRT.

Penarikan sampel hanya dapat dilakukan satu kali, sehingga pastikan hasil updating sudah tidak ada perubahan sebelum sampel ditarik.

Blok IV.VSEN12.DSRT untuk blok susenas dan atau sbh (dijit pertama nks = 1/3) kolom tanggal pencacahan terdiri dari 2 kolom (4 kali kunjungan BL, 2 kali kunjungan HR). Blok susenas saja hanya 1 kali kunjungan.

44 Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

Menu lainnya yang harus dientri adalah submenu entri “Tanggal Kunjungan”. Seperti yang dijelaskan

diatas bahwa proses entri ini dilakukan sejalan dengan pencacahan rumahtangga, sehingga file ppkknks.DSRT dikirim bersamaan dengan file ppkknks.UP pada setiap akhir triwulan. Untuk BL dilakukan entri sebanyak 4 kali kunjungan dan HR sebanyak 2 kali kunjungan.

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota 46

PENGOLAHAN

Tahapan pengolahan SBH2012 terdiri dari receiving-batching, editing coding, entri data, kompilasi data, tabulasi data, dan evaluasi. BPS Kabupaten/Kota melaksanakan semua tahapan kegiatan pengolahan yaitu receiving-batching, editing coding, entri data, tabulasi data, dan evaluasi dalam level kabupaten/kota. Sedangkan kegiatan kompilasi data, tabulasi data, dan evaluasi pada level provinsi dilakukan di BPS Provinsi. Kompilasi data, tabulasi data, dan evaluasi pada level nasional, diselenggarakan di BPS-RI.

Dalam melakukan pengolahan dan mempercepat proses pengolahan maka pengiriman dokumen ke seksi IPDS harus dilakukan segera setelah pencacahan dan pemeriksaan selesai. Pengolahan dimulai dengan mengentri Daftar VSEN12.BL, VSEN12.LK, VSEN12.K, kemudian dilanjutkan dengan Daftar VSEN12.M1. Daftar VSEN12.BL yang sudah selesai dicacah dalam satu blok sensus dapat segera dikirim terlebih dahulu ke seksi IPDS agar segera dapat dilakukan entri data.

Program pengolahan dan buku pedoman pengoperasian disiapkan oleh BPS-RI. BPS Kabupaten/Kota harus mempersiapkan peralatan pengolahan sesuai dengan kebutuhan. BPS Kabupaten/Kota juga harus menunjuk koordinator pengolahan, pengawas, operator entri data, serta upaya-upaya manajemen lainya. Perlu menjadi perhatian pula bahwa petugas pengawas dan entri data harus memahami kaidah coding komoditi dalam Daftar–daftar SBH2012 yang benar agar diperoleh data yang akurat.

Pengolahan diatur sedemikian rupa sehingga hasil data entri data yang dikirim ke BPS-RI merupakan satu set data dari daftar VSEN12.BL, VSEN12.LK, VSEN12.K, dan VSEN12.M1. Hasil pengolahan harus dikirimkan ke BPS Provinsi dan BPS-RI untuk dikompilasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hasil pengolahan disarankan dikirim secara utuh. Setelah dilakukan kompilasi data di BPS-RI, maka BPS-RI akan melakukan pengecekan validasi kembali terhadap data yang diterima sebelum dilakukan tabulasi final.

Konsultasi pengolahan dapat dilakukan dengan menghubungi email address olahsbh2012@bps.go.id , sedangkan pengiriman hasil pengolahan dilakukan melalui filelib SBH2012.

BAB

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota 49

Lampiran 1

JUMLAH

4 Triwulan Per

Triwulan Pencacah Pengawas

PETUGAS (1) (3) (4) (5) (5) (6) (7) (8) 1 . BANDA ACEH 160 40 1.600 20 10 30 1 2 . LHOK SEUMAWE 120 30 1.200 15 8 23 1 3 . MEULABOH 120 30 1.200 15 8 23 1 4 . MEDAN 200 50 2.000 25 13 38 1 5 . PADANG SIDEMPUAN 120 30 1.200 15 8 23 1 6 . PEMATANG SIANTAR 160 40 1.600 20 10 30 1 7 . SIBOLGA 120 30 1.200 15 8 23 1 8 . PADANG 200 50 2.000 25 13 38 1 9 . BUKITTINGGI 120 30 1.200 15 8 23 1 10 . PEKAN BARU 200 50 2.000 25 13 38 1 11 . D U M A I 120 30 1.200 15 8 23 1 12 . TEMBILAHAN 124 31 1.240 16 8 24 1 13 . JAMBI 160 40 1.600 20 10 30 1 14 . BUNGO 120 30 1.200 15 8 23 1 15 . PALEMBANG 200 50 2.000 25 13 38 1 16 . LUBUK LINGGAU 120 30 1.200 15 8 23 1 17 . PANGKAL PINANG 120 30 1.200 15 8 23 1 18 . TANJUNG PANDAN 120 30 1.200 15 8 23 1 19 . TANJUNG PINANG 120 30 1.200 15 8 23 1 20 . BATAM 200 50 2.000 25 13 38 1 BENGKULU 21 . BENGKULU 160 40 1.600 20 10 30 1 22 . BANDAR LAMPUNG 200 50 2.000 25 13 38 1 23 . METRO 120 30 1.200 15 8 23 1

DKI. JAKARTA 24 . JAKARTA 1.000 250 10.000 125 63 188 5

25 . BANDUNG 200 50 2.000 25 13 38 1 26 . TASIK MALAYA 160 40 1.600 20 10 30 1 27 . CIREBON 160 40 1.600 20 10 30 1 28 . SUKABUMI 160 40 1.600 20 10 30 1 29 . DEPOK 200 50 2.000 25 13 38 1 30 . BEKASI 200 50 2.000 25 13 38 1 31 . BOGOR 200 50 2.000 25 13 38 1 32 . SERANG 160 40 1.600 20 10 30 1 33 . CILEGON 160 40 1.600 20 10 30 1 34 . TANGERANG 200 50 2.000 25 13 38 1 35 . SEMARANG 200 50 2.000 25 13 38 1 36 . TEGAL 160 40 1.600 20 10 30 1 37 . SURAKARTA 160 40 1.600 20 10 30 1 38 . PURWOKERTO 240 60 2.400 30 15 45 2 *) 39 . KUDUS 164 41 1.640 21 11 32 1 40 . CILACAP 188 47 1.880 24 12 36 1

D.I. YOGYAKARTA 41 . YOGYAKARTA 160 40 1.600 20 10 30 1

Ruta terpilih 4 Triwulan JAWA TENGAH SUMATERA SELATAN KEP. BABEL KEP. RIAU LAMPUNG JAWA BARAT BANTEN (2) ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI

KEBUTUHAN BLOK SENSUS, PETUGAS DAN INSTRUKTUR NASIONAL

Dokumen terkait