• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pihak Pihak yang Terlibat

Dalam dokumen PUTI JODIYOSA F3109056 (Halaman 44-59)

BAB II. LANDASAN TEORI

E. Pihak Pihak yang Terlibat

Di dalam pengurusan Job Order STY yang ditangani Oleh

perusahaan EMKL, tidak bisa lepas dari beberapa instansi atau

perusahaan, karena beberapa instansi atau perusahaan berperan penting

dalam mekanisme dokumen penanganan Job Order STY ataupun

mekanisme muatan fisik pada penanganan Job Order STY. Pihak- pihak

yang terlibat dalam pengurusan Job Order STY adalah sebagai berikut:

(1) Shipper

Shipper, atau bisa disebut pengirim barang yaitu orang

atau badan hukum yang mempunyai muatan kapal untuk

dikirim dari suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan)

untuk diangkut ke pelabuhan tujuan. Shipper adalah nama

lain dari eksportir atau pengirim barang. Istilah shipper ini

akan selalu di pakai sebagai pengganti kata exporter (bahasa

indonesia: eksportir) / pengirim barang./ penjual. Peran

wewenang dan tanggung jawab terhadap petikemas berserta

isinya yang kan dikirim ke negara importir.

(2) Consignee

Consignee adalah penerima barang yang tertulis di dalam

dokumen perjalanan, biasanya di Bill of Lading, Air way bill,

konosemen maupun dokumen transportasi lainnya. Consignee

bisa dikatakan sebagai pembeli / buyer / importer (bahasa

indonesia: importir).

(3) EMKL

Semua proses pengurusan Job Order STY tidak lepas dari

EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) karena penanganan

Job Order STY dalam penulisan ini ditangani oleh perusahaan

yang mempunyai usaha EMKL selaku agen shipper. Menurut

PP NO_17_1988. BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1h, tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut,

Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah kegiatan usaha mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang menyangkut penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui lautan untuk diserahkan kepada atau diterima dari Perusahaan Pelayaran bagi kepentingan pemilik barang.

Jasa container clereance ekspor, membutuhkan Job Order

STY dari TPK yang berfungsi sebagai catatan lokasi, tanggal

dan waktu layanan dan sifat pelayanan yang dilakukan terkait

dengan container clereance ekspor dalam hal membawa

penumpukan petikemas dari gudang eksportir atau shipper ke

container yard TPK dengan menggunakan truck trailer.

(4) Perusahaan Trucking

Yang dimaksud dengan perusahaan adalah kegiatan

(pekerjaan dan sebagainya ) yang diselenggarakan dengan

peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari

keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau

membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan

sebaganya); atau organisasi berbadan hukum yg mengadakan

transaksi atau usaha. http://kamusbahasaindonesia.org.

Sedangkan trucking adalah “Pengangkutan atau penerimaan

barang dari gudang ke gudang atau dari gudang ke pelabuhan

atau dari pelabuhan ke gudang yang biasanya menggunakan

alat transportasi truk" ( cahyati: 2008, 35). Di dalam

penanganan Job Order STY perusahaaan trucking mempunyai

peran sebagai pengguna jasa Job Order STY. Penggunaanya

adalah agar Supir truck trailer agar dapat mengangkut

petikemas isi muatan ekspor masuk ke gerbang pelabuhan

untuk penumpukan di CY (container yard).

(5) Shipping Company/Shipping Line

Perusahaan pelayaran samudra (Shipping company) adalah perusahaan pelayaran yang mempunyai jaringan pelayaran yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lain hampir keseluruh pelosok dunia dengan tujuan untuk mempermudah pemindahan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lain, dengan mendapat imbalan jasa dalam

bentuk ongkos angkut atau freight ( Amir, 2004: 164).

Sedangkan Shipping Line adalah perusahaan yang bergerak

di bidang jasa pengangkutan laut, dimana mempunyai dan

mengoperasikan kapal nya sendiri atau pun secara

konsorsium.

(6) Direktorat Jendral Bea dan Cukai

“Direktorat Jendral Bea dan Cukai disingkat DJBC atau

bea cukai adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang

melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai”

(http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_C

ukai_ Kementerian_ Keuangan_ Indonesia). Sedangkan

kepabeanan adalah hal yang berhubungan dengan pabean.

Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga gawang lalu-lintas komoditi Internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam memeperlancar arus barang dan penumpang, dan tidak sebaliknya (Amir, 1989: 71).

Tugas kantor Bea cukai (pabean) : kantor bea cukai

adalah suatu instansi dalam lingkungan departemen keuangan

mempunyai tugas pokok dan tugas titipan sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

1. Memungut bea terhadap barang-barang sesuai

dengan UU Tarif Indonesia dan ordonasi

2. Memungut cukai (acinjs) terhadap beberapa

hasil produksi dalam negeri, sesuai ordonasi

minyak tanah, alkohol, bir. Tembakau, gula.

3. Memungut pajak penambahan nilai PPN ( PPN

Impor ) , sesuai dengan ketentuan UU Pajak.

Memungut pajak ekspor dan pajak ekspor

tambahan.

b. Tugas Titipan

Yang dimaksud tugas titipan adalah tugas dari

deparrtemen lain di luar departemen keuangan yang

dilimpahkan sebagai tugas tambahan kantor bea dan

cukai, misalnya tugas yang menjadi tanggung jawab

Departemen Industri dan Perdagangan, Departemen

Pertanian, Bank Central atau instansi lainya seperti :

1) Mengawasi pengangkutan barang-barang

ekspor.

2) Mengawasi pengangkutan barang-barang antar

pulau (interseluler)

3) Mengawasi pelaksanaan lalu lintas devisa.

4) Memberantas penyelundupan

5) Mencegah pemasukan barang-barang terlarang

seperti buku-buku komunisme dan pornografi,

blue film cassete, obat- obat terlatang heroin

narkotik dan sebagainya.

6) Mencegah pengeksporan barang-barang yang

dilarang pemerintah dan mengawasi lalu lintas

uang dan barang dari kawasan yang sedang

terjangkit wabah dan penyakit menular, seperti

pes dan kolera, serta penyakit tanaman dan

hewan. (Amir, 2004: 191-192)

(7) DEPO Container

DEPO Container adalah suatu perusahaan yang bergerak

dibidang jasa yang digunakan menyimpan container dengan

dilakukan proses perawatan dan perbaikan terhadap container

tersebut

(http://www.multibusiness.blogspot.com/2012/01/difinisi-

depo-container.html).

Sebuah depo container harus memenuhi persyaratan dari

asosiasi depo container / ASDEKI (Asosiasi Depo Container

Indonesia). Depo container mempunyai peran yang sangat

penting didalam pertumbuhan ekonomi khususnya kegiatan

export dan import yang mengunakan container. Depo

container berperan sebagai penyedia syarat fisik adanya Job

(8) Bank

Tanpa adanya bank segala transaksi yang berkaitan dengan

pembayaran jaminan jasa TPK berlangsung sangat

merepotkan, hal ini disebabkan makin banyaknya eksportir

mauapun importir baik jalur hijau mauapun jalur merah yang

,melakukan pemgiriman cargo dalam kapasitas yang besar

sehingga membutuhkan petikemas pada pengiriman

barangnya. Semakin banyak pelaku perdagangan internasional

maka transakasi pembayaran tersebut semakin banyak , maka

dibutuhkan bank untuk mengatur dan memanajemen segala

transaksi tersebut.

(9) Pelabuhan

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuahanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuahn serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. (Suyono, 2007: 1)

Pelabuhan tidak lepas dari kegiatan kepelabuhanan. Kegiatan kepelabuhanan diartikan sebagai berikut :

Kegiatan kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyenggelaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus kapal, penumpang dan/atau barang, keempat pemindahan dan keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan dan/atau antar moda transportasi (Suyono, 2007: 1).

Fungsi pelabuhan adalah :

1. Tempat pertemuan: Pelabuhan merupakan tempat

pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat

dan laut serta berbagai kepentingan yang saling

terkait. Barang- Barang yang diangkut dengan kapal

laut akan dibongkar dan dipindahakan ke angkutan

darat seperti truk atau kereta api. Dan sebaliknya,

barang-barang yang diangkut dengan truk atau kereta

api di pelabuhan berbagai kepentingan bertemu,

maka di pelabuhan akan berdiri bank yang melayani

pelayaran maupun kegiatan ekspor-impor. Pelabuahn

merupakan tempat bagi instansi bea cukai untuk

memungut bea masuk. Di pelabuhan, syahbandar

akan memeriksa keselamatan pelayaran. Selain itu,

dipelabuhan banyak berdiri perusahaan yang

melayani pelayaran, seperti leveransir, pemasok

peralatan kapal, dan sebagainya.

pintu gerbang sutau negara.Warga negara dan

barang-baang dari negara asing yang memiliki

pertalian ekonomi masuk ke suatau negara akan

melewati pelabuhan terssebut.

3. Entitas Industri : Dengan berkembangnya Industri

berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan menjadi

sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal ini

memudahkan Industri mengirim produknya dan

mendatangkan bahan baku. Dengan demikian

pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri

sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis

usaha, mulai dari transportasi, perbankan perusahaan

leasing peralatan dan sebagainya.

4. Mata rantai Transportasi : Pelabuhan merupakan

bagian dari rantai transportasi. Dipelabuahn berbgai

moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuahn

laut merupakan salah satu titik dari mata rantai

angkutan darat dengan angkutan laut. Barang yang

diangkut dengan kereta api bisa diangkut megikuti

rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut.

sanagatlah penting .Oleh karena itu, akses jalan

mobil, kereta api, jalur dari dan ke bandar udara

Pelabuhan juga mempunyai jasa sebagai berikut :

a. Jasa Labuh

Jasa Labuh dikenakan terhadap kapal yang

menggunakam perairan pelabuhan. Tarif jasa labuh

didasarkan pada gross register ton kapal tyang

dihitung per 10 hari.

b. Jasa Tambat

Setiap kapal yang berlabuh di Pelabuhan Indonesia

dan sedang melakukan kegiatan, kecuali kapal

pemerintah Indonesia, aka dikenakan jasa tambat.

Ketentuan jasa tambat diatur dalam Surat Keputusan

menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1994, Bab III

Pasal 4.

c. Jasa Pemanduan

Setiap kapal berukuran tonase kotor GT 500 atau

lebih, yang berlayar dalam perairan pelabuhan waktu

masuk, keluar atau pindah tambatan wajib

menggunakan pandu. Sesuai tugasnya, jasa

pemanduan ada 2 jenis yaitu pandu laut dan pandu

bandar :

1) Pandu Laut adalah pemanduan di perairan antara

batas luar perairan hingga batas pandu bandar.

memandu kapal dari batas perairan bandar hingga

kapal masuk di kolam pelabuhan dan sandar di

dermaga.

d. Jasa Tunda

Melihat terbatasnya kemampuan mesin kapal,

kepadatan lalu lintas, arus , cuaca kedalaman serta

luas alur/kolam, dan kemampuan gerak kapal, apabila

kapal hendak masuk dan sandar di kolam pelabuhan

harus menggunkan kapal tunda dan kapal kepil. Demi

keselamatan kapal yang berolah gerak dalam perairan

pelabuhan, kapal harus mengunakan kapal tunda.

(Suyono, 2007: 37).

Fungsi pelabuhan sebagai Mata Rantai Transportasi

berperan andil dalam pengurusan Job Order STY. Karena

secara langsung pelabuhan menyediakan jasa labuh dan jasa

tambat selama beberapa hari kepada kapal yang akan berlabuh

di pelabuhan, hal ini terkait dengan pemberian informasi

kepada pengguna jasa yang akan menggunakan jasa

transportasi laut, dalam penaganan Job Order STY yaitu

jadwal pemberian informasi nama kapal yang kan digunakan

untuk mengangkut muatan

(10) TPK (Terminal Petikemas)

TPK adalah kepanjangan dari terminal petikemas.

Berdasarkan ketentuan pasal I d dari keputusan Direksi

Pelabuhan Indonesia Nomor HK.56/2/25/P.I-II-2001, yang

dimaksud dengan terminal petikemas adalah terminal yang

dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa

tambatan , dermaga,lapangan penumpukan (container yard),

serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar

muat petikemas (Suyono , 2007: 282 ).Terminal Peti kemas

terdiri dari :

1. Unit Terminal petkemas (UPTK)

UPTK adalah terminal di pelabuhan yang khusus

melayani petikemas dengan sebuah lapangan (yard)

yang luas dan diperkeras untuk bongkar /muat dan

menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan

dimuat ke kapal.

Di UTPK (Unit Terminal Petikemas) terdapat alat

gentry crane untuk membongkar /memuat peti kemas

dari atau kekapal yang muatan containernya kurang

dari 50 ton, lapangan penimbunan untuk stacking

container dan peralatan yang digunakan dalam

penimbunan peti kemas seperti fork lift, top loader,

pengangkutanya adalah chassis dan prime mover.

2. Container yard (CY)

Container yard adalah kawasan di daerah pelabuhan

yang digunakan untuk menimbun peti kemas FCL

yang kan dimuat atau dibongkar dari kapal.

3. Container Freight Station (CFS)

Container Freight Station adalah kawasan yang

dipergunakan untuk menimbun peti kemas LCL,

mlaksanakan stuffing/unstuffing, dan untuk menimbun

break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke petikemas

atau di-unstuffing dari petikemas. Stuffing adalah

proses pemuatan barang ekspor kedalam container

atau truck angkutan (berlaku untuk kegiatan ekspor)

sedangkan unstuffing adalah proses pembongkaran

dari dalam container atau truck angkutan (berlaku

untuk kegiatan impor)

4. Inland Container Depot (ICD)

Inland container depot adalah kawasan di pedalaman

atau di luar daerah pelabuahn yang beada di bawah

pengawasan bea cukai yang digunakan untuk

menimbun petikemas FCL (full container load) yang

kan diserahkan kepada consignee atau diterima

Dalam pengurusan container clereance seperti penumpukan

container dan pengurusan warkat dana job order, perusahaan

EMKL di Semarang melakukan kegiatan pengurusan job

order untuk keperluan penangnan container clereance di

TPKS, (Terminal Petikemas Semarang). Terminal Petikemas

Semarang (TPKS ) dibentuk sejak 1 Juli 2001, sesuai Kep.

Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Nomor: KEP.46

/ RP.1.08 / P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001, menjadi Terminal

Operator Pelayanan Jasa Handling Container International.

(11) Kantor Adpel (Administrasi Pelabuhan)

Adpel adalah kepanjangan dari Administrasi pelabuhan.

Kantor Administrasi Pelabuhan adalah kantor dalam urusan

pelabuhan yang diusahakan di lingkungan Departemen

Perhubungan, Kantor Administrator pelabuhan dipimpin oleh

seorang Administrator Pelabuhan (Adpel) yang berwenang

sebagai penangggung jawab dan pimpinan umum di

pelabuhan.

Administrator Pelabuhan (Adpel) bertugas antara lain :

a. Melaksanakan pengendalian tugas instansi pemerintah

lainya : unit-unit kerja dan badan usaha milik negara

untuk menjamin kelancaran tugas di daerah lingkungan

kerja pelabuhan yang diusahakan oleh badan usaha

b. Memberikan pelayanan dalam urusan : -Kebandaran -Perkapalan -Jasa Maritim -Perambunan -Penerangan Pantai -Elektronika -Telekomunikasi Pelayaran.

-Pengaman Pelabuhan Bandar Serta Lalu Lintas

angkutan laut.

(Amir, 2004: 189)

Dalam dokumen PUTI JODIYOSA F3109056 (Halaman 44-59)

Dokumen terkait