BAB II. LANDASAN TEORI
E. Pihak Pihak yang Terlibat
Di dalam pengurusan Job Order STY yang ditangani Oleh
perusahaan EMKL, tidak bisa lepas dari beberapa instansi atau
perusahaan, karena beberapa instansi atau perusahaan berperan penting
dalam mekanisme dokumen penanganan Job Order STY ataupun
mekanisme muatan fisik pada penanganan Job Order STY. Pihak- pihak
yang terlibat dalam pengurusan Job Order STY adalah sebagai berikut:
(1) Shipper
Shipper, atau bisa disebut pengirim barang yaitu orang
atau badan hukum yang mempunyai muatan kapal untuk
dikirim dari suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan)
untuk diangkut ke pelabuhan tujuan. Shipper adalah nama
lain dari eksportir atau pengirim barang. Istilah shipper ini
akan selalu di pakai sebagai pengganti kata exporter (bahasa
indonesia: eksportir) / pengirim barang./ penjual. Peran
wewenang dan tanggung jawab terhadap petikemas berserta
isinya yang kan dikirim ke negara importir.
(2) Consignee
Consignee adalah penerima barang yang tertulis di dalam
dokumen perjalanan, biasanya di Bill of Lading, Air way bill,
konosemen maupun dokumen transportasi lainnya. Consignee
bisa dikatakan sebagai pembeli / buyer / importer (bahasa
indonesia: importir).
(3) EMKL
Semua proses pengurusan Job Order STY tidak lepas dari
EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) karena penanganan
Job Order STY dalam penulisan ini ditangani oleh perusahaan
yang mempunyai usaha EMKL selaku agen shipper. Menurut
PP NO_17_1988. BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1h, tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut,
Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah kegiatan usaha mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang menyangkut penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui lautan untuk diserahkan kepada atau diterima dari Perusahaan Pelayaran bagi kepentingan pemilik barang.
Jasa container clereance ekspor, membutuhkan Job Order
STY dari TPK yang berfungsi sebagai catatan lokasi, tanggal
dan waktu layanan dan sifat pelayanan yang dilakukan terkait
dengan container clereance ekspor dalam hal membawa
penumpukan petikemas dari gudang eksportir atau shipper ke
container yard TPK dengan menggunakan truck trailer.
(4) Perusahaan Trucking
Yang dimaksud dengan perusahaan adalah kegiatan
(pekerjaan dan sebagainya ) yang diselenggarakan dengan
peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari
keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau
membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan
sebaganya); atau organisasi berbadan hukum yg mengadakan
transaksi atau usaha. http://kamusbahasaindonesia.org.
Sedangkan trucking adalah “Pengangkutan atau penerimaan
barang dari gudang ke gudang atau dari gudang ke pelabuhan
atau dari pelabuhan ke gudang yang biasanya menggunakan
alat transportasi truk" ( cahyati: 2008, 35). Di dalam
penanganan Job Order STY perusahaaan trucking mempunyai
peran sebagai pengguna jasa Job Order STY. Penggunaanya
adalah agar Supir truck trailer agar dapat mengangkut
petikemas isi muatan ekspor masuk ke gerbang pelabuhan
untuk penumpukan di CY (container yard).
(5) Shipping Company/Shipping Line
Perusahaan pelayaran samudra (Shipping company) adalah perusahaan pelayaran yang mempunyai jaringan pelayaran yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lain hampir keseluruh pelosok dunia dengan tujuan untuk mempermudah pemindahan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lain, dengan mendapat imbalan jasa dalam
bentuk ongkos angkut atau freight ( Amir, 2004: 164).
Sedangkan Shipping Line adalah perusahaan yang bergerak
di bidang jasa pengangkutan laut, dimana mempunyai dan
mengoperasikan kapal nya sendiri atau pun secara
konsorsium.
(6) Direktorat Jendral Bea dan Cukai
“Direktorat Jendral Bea dan Cukai disingkat DJBC atau
bea cukai adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang
melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai”
(http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_C
ukai_ Kementerian_ Keuangan_ Indonesia). Sedangkan
kepabeanan adalah hal yang berhubungan dengan pabean.
Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga gawang lalu-lintas komoditi Internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam memeperlancar arus barang dan penumpang, dan tidak sebaliknya (Amir, 1989: 71).
Tugas kantor Bea cukai (pabean) : kantor bea cukai
adalah suatu instansi dalam lingkungan departemen keuangan
mempunyai tugas pokok dan tugas titipan sebagai berikut:
a. Tugas Pokok
1. Memungut bea terhadap barang-barang sesuai
dengan UU Tarif Indonesia dan ordonasi
2. Memungut cukai (acinjs) terhadap beberapa
hasil produksi dalam negeri, sesuai ordonasi
minyak tanah, alkohol, bir. Tembakau, gula.
3. Memungut pajak penambahan nilai PPN ( PPN
Impor ) , sesuai dengan ketentuan UU Pajak.
Memungut pajak ekspor dan pajak ekspor
tambahan.
b. Tugas Titipan
Yang dimaksud tugas titipan adalah tugas dari
deparrtemen lain di luar departemen keuangan yang
dilimpahkan sebagai tugas tambahan kantor bea dan
cukai, misalnya tugas yang menjadi tanggung jawab
Departemen Industri dan Perdagangan, Departemen
Pertanian, Bank Central atau instansi lainya seperti :
1) Mengawasi pengangkutan barang-barang
ekspor.
2) Mengawasi pengangkutan barang-barang antar
pulau (interseluler)
3) Mengawasi pelaksanaan lalu lintas devisa.
4) Memberantas penyelundupan
5) Mencegah pemasukan barang-barang terlarang
seperti buku-buku komunisme dan pornografi,
blue film cassete, obat- obat terlatang heroin
narkotik dan sebagainya.
6) Mencegah pengeksporan barang-barang yang
dilarang pemerintah dan mengawasi lalu lintas
uang dan barang dari kawasan yang sedang
terjangkit wabah dan penyakit menular, seperti
pes dan kolera, serta penyakit tanaman dan
hewan. (Amir, 2004: 191-192)
(7) DEPO Container
DEPO Container adalah suatu perusahaan yang bergerak
dibidang jasa yang digunakan menyimpan container dengan
dilakukan proses perawatan dan perbaikan terhadap container
tersebut
(http://www.multibusiness.blogspot.com/2012/01/difinisi-
depo-container.html).
Sebuah depo container harus memenuhi persyaratan dari
asosiasi depo container / ASDEKI (Asosiasi Depo Container
Indonesia). Depo container mempunyai peran yang sangat
penting didalam pertumbuhan ekonomi khususnya kegiatan
export dan import yang mengunakan container. Depo
container berperan sebagai penyedia syarat fisik adanya Job
(8) Bank
Tanpa adanya bank segala transaksi yang berkaitan dengan
pembayaran jaminan jasa TPK berlangsung sangat
merepotkan, hal ini disebabkan makin banyaknya eksportir
mauapun importir baik jalur hijau mauapun jalur merah yang
,melakukan pemgiriman cargo dalam kapasitas yang besar
sehingga membutuhkan petikemas pada pengiriman
barangnya. Semakin banyak pelaku perdagangan internasional
maka transakasi pembayaran tersebut semakin banyak , maka
dibutuhkan bank untuk mengatur dan memanajemen segala
transaksi tersebut.
(9) Pelabuhan
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuahanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuahn serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. (Suyono, 2007: 1)
Pelabuhan tidak lepas dari kegiatan kepelabuhanan. Kegiatan kepelabuhanan diartikan sebagai berikut :
Kegiatan kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyenggelaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus kapal, penumpang dan/atau barang, keempat pemindahan dan keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan dan/atau antar moda transportasi (Suyono, 2007: 1).
Fungsi pelabuhan adalah :
1. Tempat pertemuan: Pelabuhan merupakan tempat
pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat
dan laut serta berbagai kepentingan yang saling
terkait. Barang- Barang yang diangkut dengan kapal
laut akan dibongkar dan dipindahakan ke angkutan
darat seperti truk atau kereta api. Dan sebaliknya,
barang-barang yang diangkut dengan truk atau kereta
api di pelabuhan berbagai kepentingan bertemu,
maka di pelabuhan akan berdiri bank yang melayani
pelayaran maupun kegiatan ekspor-impor. Pelabuahn
merupakan tempat bagi instansi bea cukai untuk
memungut bea masuk. Di pelabuhan, syahbandar
akan memeriksa keselamatan pelayaran. Selain itu,
dipelabuhan banyak berdiri perusahaan yang
melayani pelayaran, seperti leveransir, pemasok
peralatan kapal, dan sebagainya.
pintu gerbang sutau negara.Warga negara dan
barang-baang dari negara asing yang memiliki
pertalian ekonomi masuk ke suatau negara akan
melewati pelabuhan terssebut.
3. Entitas Industri : Dengan berkembangnya Industri
berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan menjadi
sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal ini
memudahkan Industri mengirim produknya dan
mendatangkan bahan baku. Dengan demikian
pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri
sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis
usaha, mulai dari transportasi, perbankan perusahaan
leasing peralatan dan sebagainya.
4. Mata rantai Transportasi : Pelabuhan merupakan
bagian dari rantai transportasi. Dipelabuahn berbgai
moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuahn
laut merupakan salah satu titik dari mata rantai
angkutan darat dengan angkutan laut. Barang yang
diangkut dengan kereta api bisa diangkut megikuti
rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut.
sanagatlah penting .Oleh karena itu, akses jalan
mobil, kereta api, jalur dari dan ke bandar udara
Pelabuhan juga mempunyai jasa sebagai berikut :
a. Jasa Labuh
Jasa Labuh dikenakan terhadap kapal yang
menggunakam perairan pelabuhan. Tarif jasa labuh
didasarkan pada gross register ton kapal tyang
dihitung per 10 hari.
b. Jasa Tambat
Setiap kapal yang berlabuh di Pelabuhan Indonesia
dan sedang melakukan kegiatan, kecuali kapal
pemerintah Indonesia, aka dikenakan jasa tambat.
Ketentuan jasa tambat diatur dalam Surat Keputusan
menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1994, Bab III
Pasal 4.
c. Jasa Pemanduan
Setiap kapal berukuran tonase kotor GT 500 atau
lebih, yang berlayar dalam perairan pelabuhan waktu
masuk, keluar atau pindah tambatan wajib
menggunakan pandu. Sesuai tugasnya, jasa
pemanduan ada 2 jenis yaitu pandu laut dan pandu
bandar :
1) Pandu Laut adalah pemanduan di perairan antara
batas luar perairan hingga batas pandu bandar.
memandu kapal dari batas perairan bandar hingga
kapal masuk di kolam pelabuhan dan sandar di
dermaga.
d. Jasa Tunda
Melihat terbatasnya kemampuan mesin kapal,
kepadatan lalu lintas, arus , cuaca kedalaman serta
luas alur/kolam, dan kemampuan gerak kapal, apabila
kapal hendak masuk dan sandar di kolam pelabuhan
harus menggunkan kapal tunda dan kapal kepil. Demi
keselamatan kapal yang berolah gerak dalam perairan
pelabuhan, kapal harus mengunakan kapal tunda.
(Suyono, 2007: 37).
Fungsi pelabuhan sebagai Mata Rantai Transportasi
berperan andil dalam pengurusan Job Order STY. Karena
secara langsung pelabuhan menyediakan jasa labuh dan jasa
tambat selama beberapa hari kepada kapal yang akan berlabuh
di pelabuhan, hal ini terkait dengan pemberian informasi
kepada pengguna jasa yang akan menggunakan jasa
transportasi laut, dalam penaganan Job Order STY yaitu
jadwal pemberian informasi nama kapal yang kan digunakan
untuk mengangkut muatan
(10) TPK (Terminal Petikemas)
TPK adalah kepanjangan dari terminal petikemas.
Berdasarkan ketentuan pasal I d dari keputusan Direksi
Pelabuhan Indonesia Nomor HK.56/2/25/P.I-II-2001, yang
dimaksud dengan terminal petikemas adalah terminal yang
dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa
tambatan , dermaga,lapangan penumpukan (container yard),
serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar
muat petikemas (Suyono , 2007: 282 ).Terminal Peti kemas
terdiri dari :
1. Unit Terminal petkemas (UPTK)
UPTK adalah terminal di pelabuhan yang khusus
melayani petikemas dengan sebuah lapangan (yard)
yang luas dan diperkeras untuk bongkar /muat dan
menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan
dimuat ke kapal.
Di UTPK (Unit Terminal Petikemas) terdapat alat
gentry crane untuk membongkar /memuat peti kemas
dari atau kekapal yang muatan containernya kurang
dari 50 ton, lapangan penimbunan untuk stacking
container dan peralatan yang digunakan dalam
penimbunan peti kemas seperti fork lift, top loader,
pengangkutanya adalah chassis dan prime mover.
2. Container yard (CY)
Container yard adalah kawasan di daerah pelabuhan
yang digunakan untuk menimbun peti kemas FCL
yang kan dimuat atau dibongkar dari kapal.
3. Container Freight Station (CFS)
Container Freight Station adalah kawasan yang
dipergunakan untuk menimbun peti kemas LCL,
mlaksanakan stuffing/unstuffing, dan untuk menimbun
break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke petikemas
atau di-unstuffing dari petikemas. Stuffing adalah
proses pemuatan barang ekspor kedalam container
atau truck angkutan (berlaku untuk kegiatan ekspor)
sedangkan unstuffing adalah proses pembongkaran
dari dalam container atau truck angkutan (berlaku
untuk kegiatan impor)
4. Inland Container Depot (ICD)
Inland container depot adalah kawasan di pedalaman
atau di luar daerah pelabuahn yang beada di bawah
pengawasan bea cukai yang digunakan untuk
menimbun petikemas FCL (full container load) yang
kan diserahkan kepada consignee atau diterima
Dalam pengurusan container clereance seperti penumpukan
container dan pengurusan warkat dana job order, perusahaan
EMKL di Semarang melakukan kegiatan pengurusan job
order untuk keperluan penangnan container clereance di
TPKS, (Terminal Petikemas Semarang). Terminal Petikemas
Semarang (TPKS ) dibentuk sejak 1 Juli 2001, sesuai Kep.
Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Nomor: KEP.46
/ RP.1.08 / P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001, menjadi Terminal
Operator Pelayanan Jasa Handling Container International.
(11) Kantor Adpel (Administrasi Pelabuhan)
Adpel adalah kepanjangan dari Administrasi pelabuhan.
Kantor Administrasi Pelabuhan adalah kantor dalam urusan
pelabuhan yang diusahakan di lingkungan Departemen
Perhubungan, Kantor Administrator pelabuhan dipimpin oleh
seorang Administrator Pelabuhan (Adpel) yang berwenang
sebagai penangggung jawab dan pimpinan umum di
pelabuhan.
Administrator Pelabuhan (Adpel) bertugas antara lain :
a. Melaksanakan pengendalian tugas instansi pemerintah
lainya : unit-unit kerja dan badan usaha milik negara
untuk menjamin kelancaran tugas di daerah lingkungan
kerja pelabuhan yang diusahakan oleh badan usaha
b. Memberikan pelayanan dalam urusan : -Kebandaran -Perkapalan -Jasa Maritim -Perambunan -Penerangan Pantai -Elektronika -Telekomunikasi Pelayaran.
-Pengaman Pelabuhan Bandar Serta Lalu Lintas
angkutan laut.
(Amir, 2004: 189)