• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pihak yang Terlibat Bimbingan Konseling

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN - Bab I, II, III ktsp (Halaman 137-148)

MATA PELAJARAN

B. Muatan KTSP

3. Pihak yang Terlibat Bimbingan Konseling

Penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di SMK PGRI TUREN adalah Guru Bimbingan dan Konseling. Pelaksana Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling (rasio satu guru BK melayani 150 orang siswa). Sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di SMK PGRI TUREN, Guru Bimbingan dan Konseling wajib menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional bimbingan dan konseling, meliputi:

1) Pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayana bimbingan dan konseling profesional

2) Bidang dan materi pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya materi pendidikan karakter dan arah peminatan siswa

3) Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bimbingan dan konseling

4) Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya pengubahan tingkah laku, penanaman nilai-nilai karakter dan peminatan peserta didik.

5) Penilaian hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling 6) Penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling

7) Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling 8) Penyusunan laporan pelayanan bimbingan dan konseling

10)Peran organisasi profesi bimbingan dan konseling 4. Mekanisme Pengembangan Pembelajaran

Mengingat pedoman umum pembelajaran memuat unsur-unsur yang juga bersifat umum, diperlukan adanya panduan teknis lebih lanjut yang dapat dikembangkan oleh direktorat teknis persekolah dan/atau pemangku kepentingan lainnya yang terkait.

Pengembangan pembelajaran lebih lanjut ke dalam panduan teknis perlu melibatkan pihak para kepala sekolah, guru, dan pengawas agar panduan tersebut dapat dipahami dan diterapkan oleh para kepala sekolah, guru, dan pengawas secara terkoordinasi.

d. Ekstrakurikuler

1. Jenis, Strategi dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler SMK PGRI TUREN dikelompokkan ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler wajib SMK PGRI TUREN adalah Kepramukaan.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran. Ekstrakurikuler pilihan SMK PGRI TUREN adalah PMR, KKI, Voly, Basket, Tata Busana dan Sholawat Banjari

2. Definisi, Tujuan dan Fungsi Ekstra Kurikuler 1) Definisi Kepramukaan

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggung jawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-

usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

2) Tujuan Kegiatan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

a) memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;

b) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.

3) Fungsi Kegiatan Pramuka

Kegiatan kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda.

b) Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan.Karena itu permainan harus mempunyaitujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.

c) Pengabdian bagi orang dewasa.

d) Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

e) Alat bagi masyarakat dan organisasi.

f) Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya.

a) Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan.

b) Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

c) Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).

d) Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin.

5) Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler

a) Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.

b) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.

c) Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.

d) SMK PGRI TUREN memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang.

6) Evaluasi Program Kegiatan Ekstra Kurikuler

a) Program ekstrakurikuler merupakan program yang dinamis. SMK PGRI TUREN dapat menambah atau mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap semester.

b) SMK PGRI TUREN melakukan revisi “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku untuk tahun ajaran berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan mendiseminasikannya kepada peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya.

e. Pengaturan Beban Belajar

Untuk mencapai tujuan SMK PGRI TUREN memerlukan pengaturan beban belajar yang sesuai dengan perkembangan peserta didik, muatan pembelajaran, kecepatan belajar dan jenjang pendidikannya. SMK PGRI TUREN mengatur beban belajar dalam bentuk Sistem Paket.

Beban belajar dengan sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran.

1. Beban Belajar tatap muka

Merupakan keseluruhan kegiatan interaksi pembelajaran yang terjadi di sekolah antara pendidik - peserta didik dan harus diikuti oleh peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar tatap muka SMK PGRI TUREN adalah sebagai berikut :

1) Beban belajar di SMK PGRI TUREN dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam pembelajaran.

2) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

3) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

4) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

5) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.

6) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

2. Beban Belajar Penugasan Terstruktur dan Mandiri

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri menggunakan proporsi terhadap tatap muka antara 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. SMK PGRI TUREN dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan kebutuhan akademik, sosial, budaya, serta faktor lain yang dianggap penting.

f. Peminatan

Bidang Keahlian pada SMK PGRI TUREN meliputi: 1. Teknologi dan Rekayasa;

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3. Bisnis dan Manajemen;

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK PGRI TUREN. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK PGRI TUREN atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.

Pada SMK PGRI TUREN, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas: a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2); c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

g.Kriteria Ketuntasan

1.Penilaian

Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D seperti pada Tabel. 7 di bawah ini.

Tabel. 11

Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Ketrampilan Sikap

A 4 4 SB A- 3,66 3,66 B+ 3,33 3,33 B B 3 3 B- 2,66 2,66 C+ 2,33 2,33 C

C 2 2

C- 1,66 1,66

D+ 1,33 1,33 K

D 1 1

2. Pendekatan penilaian

Penilain menggunakan pendekatan Acuan Patokan

Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

3. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:

1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.

2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.

3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66; b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan

pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan

c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.

d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

h.Kriteria Kenaikan kelas dan Kelulusan

1. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan pertimbangan seluruh KD pada KI-3 dan KI-4 dinyatakan sudah tuntas belajar dengan nilai kompetensi ≥ 2.66, seluruh KD pada KI-1 dan KI-2 dinyatakan tuntas yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B).Yang belum tuntas pada semester ganjil, harus dituntaskan sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta yang belum mencapai ketuntasan, maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu mencapai ketuntasan. Artinya, nilai kenaikan kelas tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung. Kriteria kenaikan kelas SMK PGRI TUREN adalah sebagai beikurt:

a. Peserta didik dinyatakan naik ke kelasXI, apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan untuk semua mata pelajaran.

b. Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan untuk semua mata pelajaran.

2. Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMK PGRI TUREN setelah:

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untukseluruh mata pelajaran;

3) lulus ujian sekolah dan 4) lulus Ujian Nasional.

Kriteria kelulusan secara operasional sesuai POS ujian sekolah maupun POS ujian Nasional

i. Mutasi

SMK PGRI TUREN menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, melalui suatu mekanisme yang objektif dan transparan, mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Memenuhi persyaratan yang ditentukan dari sekolah dengan status akreditasi yang sama atau di atas status akreditasi SMK PGRI TUREN.

1) Mengajukan surat permohonan pindah dari orang tua yang bersangkutan. 2) Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang divalidasi oleh dinas

pendidikan yang ditinggalkan maupun yang dituju, dilampiri daftar Induk Siswa Nasional (ISN).

3) Memiliki Laporan Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari sekolah asal.

4) Memilki Ijazah Sekolah Menengah Pertama/sederajat.

5) Memiliki surat tanda lulus dengan Nilai Ujian Nasional minimal sama dengan nilai minimal UN peserta didik yang diterima di SMK PGRI TUREN Prestasi pada tahun yang sama

2. Mengikuti seleksi masuk melalui tes dan hasilnya diumumkan secara terbuka. 3. Mengikuti matrikulasi untuk mata pelajaran yang berbeda.

j. Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Turen tahun pelajaran 2014/2015 melaksanakan Praktek Kerja Industri dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda (PSG), untuk memperlancar pelaksanaan tersebut kami menentukan kegiatan sebagai berikut :

1. Model Pelaksanaan .

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Turen dalam pelaksanaan praktek kerja industri menggunakan model atau bentuk Block Release yaitu disepakati bersama selama 3 (tiga) bulan/semester di dunia usaha/industri.

2. Waktu Pelaksanaan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Turen akan melaksanakan praktek kerja industri sesuai dengan kurikulum 2013 maka pada tahun pelajaran

2014/2015 nanti pelaksanaannya selama 3 bulan yaitu mulai tanggal 01 Juli 2015 s/d 30 September 2015.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Turen memiliki 5 (lima) program studi studi keahlian :

1) Program Keahlian Administrasi 2) Program Keahlian Keuangan 3) Program Keahlian Tata Niaga.

4) Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika 5) Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa

Mengingat dunia usaha/industri di sekita Kecamatan Turen sangat terbatas, maka untuk penyelenggaraan Praktek Kerja Industri dilaksanakan di Malang Raya.

BAB IV

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN - Bab I, II, III ktsp (Halaman 137-148)