• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKI sebagai Instrumen Komunis Internasional

Dalam dokumen KOMUNISME DI INDONESIA (Halaman 38-42)

Komintern (komunis internasional) adalah organisasi tertinggi bagi partai komunis di beberapa negara, dibentuk pada awal tahun

21. Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, Gerakan 30 September Partai

1919. Kongres pertama diselenggarakan pada bulan Maret 1919. Pada kongres ini tidak disinggung masalah-masalah kolonial, namun dihasilkan satu program perjuangan berskala internasional. Prinsip dasar dari Komintern adalah : perang rakyat, diktator proletariat, pemerintahan soviet dan aksi internasional. Program dilaksanakan dengan kekuatan dan agitasi secara legal dan ilegal di negara kolonial maupun setengah kolonial. Bagi Komintern dunia komunis menghadapi 2 front yaitu di negara Barat dengan perjuangan kelas yang bulat, sedang di negara-negara Timur dengan dasar pergerakan pembebasan nasional.22 Dalam kongres ini Komintern menetapkan aturan dasar organisasi. Setiap partai komunis harus mencantumkan nama negara disusul dengan tulisan “Seksi Komunis Internasional” Contoh : Partai Komunis Indonesia, Seksi Komunis Internasional ).

Organ tertinggi Komintern adalah kongres tahunan, yang wajib dihadiri oleh semua partai seksi dan organisasi afiliasi. Di bawah kongres adalah Komite Eksekutif yang biasa disebut Eksekutif Komite Komunis Internasional ( EKKI). EKKI inilah yang mengendalikan Komintern dalam periode antar kongres. Komite Eksekutif bertugas memberikan petunjuk, perintah dan mengontrol aktivitas semua partai seksi dan organisasi afiliasi. Dalam Komite Eksekutif terdapat beberapa seksi fungsional: Seksi Informal, Seksi Statistik, Seksi Agitasi dan Propaganda, Seksi Organisasi, Seksi untuk masalah-masalah Timur. Di samping partai, sarekat-sarekat buruh komunis merupakan seksi istimewa dalam Komintern, dengan jumlah wakil yang diputuskan oleh Komite Eksekutif. Organisasi-organisasi pemuda adalah anggota Organisasi-organisasi federasi pemuda internasional dan organisasi wanita berada di bawah pengawasan Komite Eksekutif.

Mengenai aksi-aksi ilegal, partai komunis diperkenankan melakukan aksi-aksi sekalipun melawan undang-undang. Komite Eksekutif wajib memberikan bantuan untuk persiapan pekerjaan ilegal dan mengontrol hasil atau pelaksanaannya.

Kongres II Komintern diadakan di Moskow pada tanggal 17 Juli - 7 Agustus 1920. Kongres pertama telah berhasil membahas masalah organisasi dan menerima dasar-dasar Komintern. Kongres II ini lebih menekankan pentingnya makna propaganda. Perhatian besar ditujukan pada upaya merevolusionerkan rakyat di negara-negara Timur. Teori Marxisme harus dipelajari dengan sistematika Lenin. Partai Komunis harus mampu mengaitkan pekerjaan legal dengan pekerjaan ilegal. Pekerjaan organisasi adalah membentuk sel-sel komunis dengan berbagai bentuk dan cara. Orang komunis wajib mendukung gerakan revolusioner di negara-negara jajahan, tidak hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan yang terencana.

Pada Kongres II ini terjadi kemajuan, karena masalah-masalah kolonial dibahas secara khusus dalam sebuah komisi yang diberi nama Komisi Masalah-masalah Nasional dan Kolonial. Komisi dipimpin oleh Lenin dan Sneevliet sebagai sekretaris. Dalam komisi ini Sneevliet mengucapkan pidato tentang pengalamannya di Hindia Belanda. Di Hindia Belanda lahir pergerakan nasional bernama Sarekat Islam, sebuah organisasi massa yang berjuang melawan kapitalisme asing. Ia mengusulkan agar para kader komunis di negara jajahan mengadakan kerjasama dengan pergerakan nasional, karena gerakan nasionalis ini, sekalipun bersifat demokratis borjuis namun didukung oleh massa yang luas yang terdiri dari petani. Ia menganjurkan agar kaum komunis bergabung dengan petani. Oleh karena itu petani perlu diorganisasi secara revolusioner dalam soviet-soviet.23 Kerjasama dengan kaum pergerakan nasional hanya bersifat sementara, dan orang-orang komunis bebas melakukan kegiatannya. Usul Sneevliet ini didukung oleh Lenin dan menjadi thesis Lenin. Thesis ini mendapat tantangan dari tokoh Partai Komunis India M.N. Roy. Menurut Roy golongan pergerakan nasional bisa menggunakan petani untuk melawan komunis. Kerjasama harus dibatasi dengan petani yang tidak bertanah saja. Akhirnya Komintern menyetujui usul Sneevliet. Kerjasama komunis dengan pergerakan nasional yang dianggap borjuis dijadikan

thesis Lenin. Karena jasanya ini Sneevliet diangkat sebagai Kepala Biro Komintern di Cina, selama 1 tahun. Di Cina ia menerapkan thesisnya dengan melakukan taktik “aksi di dalam” (block whitin) terhadap Koumintang.

Kongres III Komintern dibuka pada tanggal 22 Juni -12 Juli 1921 dihadiri oleh 98 utusan partai komunis. Partai Komunis Indonesia mengirim Darsono sebagai wakilnya. Dalam kongres ini antara lain dibahas suatu thesis tentang struktur, metode dan aksi partai-partai komunis. Thesis ini menyatakan bahwa semua partai komunis legal perlu mempersiapkan dan mengadakan gerakan rahasia sebagai senjata untuk perjuangan. Bagi setiap partai komunis ilegal terbuka kemungkinan bekerja secara legal untuk sesuatu tujuan, seperti berpartisipasi dalam dunia politik, organisasi atau melaksanakan massa revolusioner yang besar. Pekerjaan legal dan pekerjaan ilegal dilaksanakan dengan petunjuk dan bimbingan dari partai sentral.

Kongres IV Komintern berlangsung dari 5 November sampai 5 Desember 1922. Dalam kongres ini Tan Malaka menyatakan dukungan terhadap Pan lslamisme, karena gerakan itu pada hakekatnya adalah perjuangan melawan kapitalisme dan untuk kemerdekaan nasional. Thesis ini diterima oleh kongres.

Kongres V Komintern, Agustus 1924, mengeluarkan pernyataan: “ bahwa tugas kongres adalah merumuskan secara konkrit aplikasi kebijaksanaan nasional Komintern di beberapa negara, khususnya di negara-negara Timur dan jajahan, di mana perjuangan kemerdekaan telah berkembang menjadi gerakan revolusioner. Pemecahan yang tepat dari masalah nasional akan membantu partai dalam mempengaruhi massa ke pihak kita”. Di samping itu kongres juga menekankan perlunya mengembangkan organisasi buruh dan membolsewikkan partai-partai komunis. Khusus mengenai masalah hubungan PKI-Sarekat Rakyat (SR) ditentang oleh Manuilsky yang merasa berkeberatan adanya

hubungan ini. Menurut pendapatnya, SR dengan watak dan semangat borjuis kecilnya bisa merupakan wabah bagi partai.24

Dalam dokumen KOMUNISME DI INDONESIA (Halaman 38-42)