• Berat substrat yang masuk ke boks larvero.
STANDAR PAKAIAN PELINDUNG UNTUK PEKERJA:
Ember
(80 L)
4.2.3 Pemanenan
Setelah larva memakan substrat dan hanya residu kering yang tersisa, boks larvero dipanen meng-gunakan sistem penyaringan mekanik yang akan memisahkan campuran residu dan larva menjadi tiga fraksi. Larva yang terpanen dapat diambil untuk dilakukan proses lanjutan. Sedangkan residu yang terpisah perlu diolah terlebih dahulu, sebelum dapat digunakan sebagai kompos.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan:
Konveyor (dibuat secara khusus) dan sistem penyaringan (Guan-Yu, GY-1000-2S). Saringan dengan dimensi
100x100x106 cm, 2HP dinamo dengan voltase 380 (3-phase) dan 1440 rpm
Cup untuk menganalisis sampel bahan kering Oven bahan kering
/TS oven
Sekop Troli
Timbangan
(maks. 150kg, akurasi. 50g
Langkah kerja :
Langkah 1: Siapkan area pemanenan dengan menempatkan boks material kosong di bawah ketiga corong
keluaran dari mesin ayak dan siapkan timbangan dekat dengan sabuk konveyor.
Area pemanenan dengan mesin penyaringan, boks untuk menampung fraksi yang keluar dari mesin ayak, dan karung berisi residu
(Langkah 1)
Menimbang boks konversi berisi campuran residu dan larva
(Langkah 4)
Langkah 2: Ambil palet yang akan dipanen di hari tersebut, dengan melihat jadwal set-up/panen,
dan pindahkan palet ke area pemanenan menggunakan troli palet.
Langkah 3: Nyalakan timbangan, sabuk konveyor dan mesin ayak.
Langkah 4: Ambil tiga boks konversi, letakkan ke atas timbangan dan tekan tombol tare. Ambil tiga
boks larvero pertama dari palet yang berisi campuran residu dan larva, letakkan ke atas timbangan. Catat berat di lembar pengumpulan data.
Langkah 5: Tuangkan isi boks larvero satu persatu ke corong pemasukan (hopper) mesin sehingga
material akan terbawa naik ke mesin ayak melalui konveyor.
Langkah 6: Ulangi proses penimbangan, catat berat dan kosongkan boks larvero hingga semua boks
terpanen dari satu unit palet. Ulangi seluruh proses untuk palet berikutnya yang terjadwal di panen di hari tersebut.
Langkah 7: Saat melakukan pemanenan palet: pastikan tiga fraksi dari satu palet yang keluar dari
corong keluaran (outlet) terpisah untuk mengetahui hasil panenan. Ganti boks dengan yang kosong jika sudah penuh. Pastikan bahwa material yang keluar dari ayakan berasal dari satu palet terpisah dari palet lainnya.
Larva dan residu yang dibawa oleh konveyor ke mesin ayak, sebelum dipisahkan menjadi fraksi yang berbeda (Langkah 7)
STANDAR PAKAIAN PELINDUNG UNTUK PEKERJA:
• Gunakan sarung tangan, pelindung mata dan baju pelindung ketika melakukan aktivitas panen.
Langkah 8: Satu fraksi panen dengan partikel residu yang
besar, ditimbang dan dicatat beratnya, selan jutnya material dimasukkan ke pengom posan. Jenis fraksi lain yang terpisah merupakan residu dengan ukuran partikel yang kecil, ditimbang dan dicatat beratnya, kemudian dimasukkan ke karung untuk proses pematangan kompos.
Langkah 9: Fraksi ketiga adalah larva yang masih
tercampur dengan residu yang memiliki ukuran hampir sama dengan larva. Residu ini dipilah secara manual (menggunakan tangan) dari bagian atas boks karena larva akan menjauh dari cahaya dan mendorong residu ke permukaan. Setelah tidak ada lagi residu yang tersisa, larva kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.
POIN MONITORING DAN PENGUMPULAN DATA:
• Penting untuk menimbang berat “panen” residu dan larva. Data ini digunakan untuk menghitung indikator performa yang akan memudahkan operator untuk memonitor performa dari fasilitas pengolahan, yang meliputi reduksi sampah, rasio biokonversi, dan hasil larva panen. Untuk tujuan ini, perlu ditimbang berat sampah yang masuk ke larvero dan larva panen. Selisih antara berat sampah yang masuk dengan berat larva yang di panen adalah berat residu yang dihasilkan. Selanjutnya, analisis residu yang dihasilkan untuk mengetahui kadar airnya.
• Catat berat total tiap boks larvero sebelum dipanen. Akan diketahui berat isi larvero dari selisih berat total yang didapat dikurangi dengan berat boks kosong. • Catat berat total larva yang dipanen.
• Setelah memanen boks larvero, penting untuk mendapatkan sampel residu dan larva untuk menentukan berat dan kadar air. Untuk tujuan ini, ambil tiga boks larvero secara acak dan masukkan sampel tersebut ke dalam cup sampel. Tuang isi cup sampel ke piring dan ambil semua larva. Pastikan untuk tidak menumpahkan sampel cairan karena ini akan mempengaruhi perhitungan berat basah.
Setelah mengambil semua larva, masukkan residu ke dalam cup sampel. Ambil 20 ekor larva dan keringkan dengan tisu sebelum memasukkannya ke dalam cup sampel. Masukkan sisa larva kembali ke boks pemanenan atau ayakan panen. Timbang sampel (larva dan residu) dan keringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 24 jam sebelum cup ditimbang kembali. Dengan melakukan ini, akan diketahui kadar air larva dan residu. Hitung kadar air sampel menurut rumus: Kadar air [%] = [(Berat basah-Berat kering)/Berat basah] * 100.
Memisahkan residu dari larva dan mengambil larva sampel secara acak
Tiga jenis sampel berupa substrat masuk, residu keluar, dan larva panen yang dimasukkan ke dalam TS oven
Modul tahap pemanenan dari seri video kuliah online
tentang pengolahan sampah organik dengan BSF, tersedia pada tautan ini.
4.2.4 Pengondisian
Larva BSF yang telah dipanen sebaiknya dilakukan proses purging ataupun proses sanitasi, yang tergantung pada tujuan penggunaan larva untuk proses lanjutan.
Purging:
Purging dimulai dengan langkah pencucian untuk menghilangkan sisa residu yang menempel di tubuh larva. Larva yang sudah bersih kemudian dibiarkan di boks purging berisi material kering selama tiga sampai empat jam. Selama proses ini, larva akan mengeluarkan isi perutnya. Setelah purging, larva masih dalam kondisi hidup sehingga proses ini baik untuk tujuan penjualan larva segar.
Peralatan dan bahan yang digunakan :
Saringan pencuci Kerangka pipa plastik
Timbangan
(maks. 150 kg, akurasi: 0.5g)
Ember untuk mencuci Air
Cocopeat kering Boks purging (ukuran mesh: 3mm)Ayakan
Langkah kerja :
Langkah 1: Siapkan ember untuk mencuci. Masukkan kerangka pipa plastik ke dalamnya. Pasang saringan
pencuci dengan posisi menggantung di dalam ember dan pastikan bagian sisi terikat kuat melingkar pada ember.
Langkah 2: Pencucian. Masukkan 10 kg larva panen yang segar ke dalam ayakan. Cuci larva dengan air
bersih hingga sisa residu menghilang. Proses ini akan membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit.
Langkah 3: Purging. Letakkan larva basah ke dalam boks purging. Tambahkan 1 kg material kering,
misalnya cocopeat, untuk 10 kg larva basah. Campur cocopeat dan larva, tinggalkan hingga tiga sampai empat jam.
Langkah 4: Setelah beberapa jam, akan terlihat larva mengering dan mulai terpisah dari cocopeat.
Penyiapan ember untuk mencuci. (Langkah 1) Pencucian larva (Langkah 2)
Purging larva di dalam boks (Langkah 3) Larva yang terpisah dari cocopeat (Langkah 4)
STANDAR PAKAIAN PELINDUNG UNTUK PEKERJA:
Gunakan sarung tangan, pelindung mata dan baju pelindung ketika melakukan conditioning.