• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM KOMPTENSI ABSOLUT/PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI UNTUK MENYATAKAN DIRINYA TIDAK BERWENANG SECARA MUTLAK

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa oleh karena Tergugat II mengajukan Eksepsi Kompetensi Absolut maka sangatlah beralasan apabila Tergugat II mereserver haknya untuk mengajukan jawaban dalam pokok perkara aquo ;

2. Bahwa terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam eksepsi tersebut di atas,mohon dapat dianggap sebagai satu kesatuan dengan pokok perkara ini dan dengan tegas Tergugat II menolak seluruh dalil para Penggugat pada gugatannya, kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya ;

75

3. Bahwa substansi pokok dari gugatan para Penggugat, khususnya yang ditujukan kepada Tergugat II adalah sehubungan dengan pelaksanaan lelang eksekusi Pengadilan Negeri Bukittinggi pada tanggal 16 Agustus 2006 atas sebidang tanah seluas 376 m2 berikut bangunan yang berada di atasnya, sertifikat Hak Milik Nomor : 311/Kelurahan Belakang Balok, an. Dra. Psi. Fitri Effendy yang terletak di Kelurahan Belakang Balok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi ; 4. Bahwa pelaksanaan lelang eksekusi pada tanggal 16 Agustus 2006 adalah

merupakan pelaksanaan lelang ulang, berdasarkan permohonan Pengadilan Negeri Bukittinggi guna memenuhi Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 12 Januari 2005 jo Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 5 Oktober 2005 jo Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 03/PDT.EKS/2006/PN-BT tanggal 04 Juli 2006 yang berkepala : DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” yang mempunyai kekuatan eksekutorial ; 5. Bahwa pelakasanaanm lelang atas sebidang tanah seluas 376 m2 berikut bangunan

yang berada di atasnya, Sertifikat Hak Milik Nomor : 311/ Kelurahan Belakang Balok an. Dra. Psi. Fitri Effendi yang terletak di Kelurahan Belakang Balok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi, telah dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali yaitu :

a. Pelakasanaan lelang tanggal 09 Maret 2005 sesuai Risalah Lelang Nomor : 34/2005 tanggal 09 Maret 2005 yang ditunda, sesuai dengan surat Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi Nomor : 02/PDT.EKS/2004/PN-BKT tanggal 02 Maret 2005 yang menetapkan, menangguhkan/menunda eksekusi lelang karena

76

telah ada kesepakatan perdamaian sesuai akta Perdamaian Nomor : 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 3 Maret 2005 dan surat Kepala KP2LN tentang penundaan rencana pelaksanaan lelang serta telah diumumkan melalui iklan di surat kabar Harian Umum Padang Expres tanggal 04 Maret 2005 ; b. Pelaksanaan lelang pada tanggal 17 November 2005, sesuai Rislalah Lelang

Nomor : 280/2005 tanggal 17 November 2005, dimana tidak ada seorangpun yang mengajukan penawaran ;

c. Pelaksanaan lelang tanggal 13 Januari 2006 sesuai dengan Risalah Lelang Nomor : 02/2006 tanggal 13 Januari 2006, ditunda dengan surat Pejabat Sementara Kepala KP2LN Bukittinggi Nomor : Pen-01/WPL.01/KP.07/2006 tanggal 13 Januari 2006 tentang Penetapan Penundaan Pelaksanaan Lelang, karena Pengumuman Lelang Kedua melalui Harian Padang Expres tidak terbit, sesuai dengan Pemberitahuan Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Bukittinggi Nomor: W3.DF.HT.02.10.61 tanggal 6 Januari 2006 ;

d. Pelaksanaan lelang pada tanggal 24 Februri 2006 sesuai Risalah Lelang Nomor : 26/2006 tanggal 24 Februari 2006, tidak ada seorangpun yang mengajukan penawaran ;

e. Pelaksanaan Lelang pada tanggal 16 Agustus 2006 sesuai dengan Risalah Lelang Nomor : 161/2006 tanggal 16 Agustus 2006 berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi Nomor : 03/PDT.EKS/2006/PN-BT tanggal 4 Juli 2006 yang berkepala ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” sebagai tindak lanjut dari Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 12

77

Januari 2005 jo Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 5 Oktober 2005. dalam pelaksanaan lelang tersebut, peserta lelang Defrianta Sukirman in casu Tergugat III melakukan penawaran terhadap objek lelang sebesar Rp. 993.600.000,- (sembilan ratus sembilan puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah) dan penawaran tersebut telah melampaui batas limit yang ditetapkan penjual, peserta lelang tersebut ditunjuk sebagai pembeli/pemenang lelang yang sah ;

6. Bahwa pelaksanaan lelang pada tanggal 16 Agustus 2006 telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang diatur dalam Peraturan lelang (vendu Reglemen) Staadblad 1908 : 189 sebagaimana telah diubah dengan staadblad 1940 : 56 dan instruksi Lelang (vendu Instructie) staadblad 1930:85 jo Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 40/PMK.07/2006 tentang petunjuk Pelaksanaan Lelang ;

7. Bahwa sebelum pelaksanaan lelang pada tanggal 16 Agustus 2006 terhadap objek Aquo telah disita oleh Juru sita pada Pengadilan Negeri Bukittinggi sesuai Berita Acara sita eksekusi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 15 September 2004 guna memenuhi Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 10 September 2004 yang berkepala ” DEMI KEADILAN BEDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” ;

8. Bahwa Termohon eksekusi in casu Penggugat I dan Penggugat II sebelumnya telah diberi teguran dengan Berita Acara Aanmaning (teguran) lanjutan No. 02/PDT.EKS/2004/PN-BT tanggal 29 Agustus 2005 yang merupakan tindak

78

lanjut dari permohonan eksekusi PT. Bank Bukopin Cabang Syari’ah Bukittinggi No. 522/SBT-PIM/VIII/ 2005 tanggal 22 Agustus 2005 ;

9. Bahwa pelaksanaan lelang tanggal 6 Agustus 2006 telah diberitahukan kepada Termohon Eksekusi in casu Penggugat I dan II oleh Panitera/ Sekretaris Pengadilan Negeri Bukittinggi dengan surat Nomor : W3.DF.HT.02.10.1109 tanggal 18 Juli 2006 dan Nomor : W3.DF.HT.02.10.1185 tanggal 02 Agustus 2006 ;

10. Pelaksanaan lelang tersebut telah diumumkan oleh Pengadilan Negeri Bukittinggi melalui iklan di surat Kabar Harian Umum Singgalang tanggal 18 Juli 2006 sebagai pengumuman lelang pertama dan pada tanggal 02 Agustus 2006 sebagai pengumuman lelang kedua, untuk memenuhi azas publisitas ;

11. Bahwa selanjutnya Tergugat II menolak dalil Penggugat pada halaman 5 angka 20 yang menyatakan bahwa ”Keikutsertaan Defrianta Sukirman in casu Tergugat III sebagai pemenang lelang adalah perbuatan yang tidak dapat dibenarkan dan merupakan perbuatan melawan hukum, karena yang bersangkutan adalah staff legal di Kantor Tergugat I/ Bank Bukopin Cabang Syari’ah Bukittinggi ;

12. Bahwa perlu Tergugat II tegaskan keikutsertaan Tergugat III sebagai peserta lelang adalah tidak termasuk sebagai pihak yang dilarang untuk menjadi pembeli lelang, sebagaimana yang disyaratkan dalam pasal 49 Peraturan Menteri Keuangan Nomor ; 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang ; 13. Bahwa dalam pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang menyebutkan bahwa : ”Pejabat lelang, Penjual, pemandu lelang, Hakim, Jaksa, Panitera, Jurusita,

79

Pengacara/Advokad, Notaris, PPAT, Penilai, Pegawai DJPLN, Pegawai Balai Lelang dan pegawai Kantor Pejabat Lelang, Kelas II yang terkait langsung dengan proses lelang dilarang menjadi pembeli” :

14. Bahwa peserta lelang telah menyetorkan uang jaminan lelang ke rekening Bendaharawan Penerima Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Bukittinggi

sebagaimana diisyaratkan dalam pengumuman lelang yaitu sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan penawaran yang diajukan telah

melampaui harga limit yang ditetapkan oleh pihak penjual in casu Pengadilan Negeri Bukittinggi, maka Pejabat Lelang dalam pelaksanaan lelang aquo telah menunjukkan dan mensyahkan Defrianta Sukirman sebagai Pemenang Lelang; 15. Bahwa harga limit dalam setiap pelaksanaan lelang eksekusi aquo selalu ditetapkan

oleh Pengadilan Negeri Bukittinggi selaku pihak Penjual ;

16. Bahwa dengan demikian prosedur pelaksanaan lelang sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Lelang (vendu reglemen) staadblad 1908 : 189) sebagaimana telah diubah dengan staadblad 1940:56 dan instruksi Lelang (vendu Instructie)staadblad 1930:85)jo Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang adalah sah dan benar telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

17. Bahwa selanjutnya untuk menjamin adanya kepastian hukum dari pelaksanaan lelang tersebut, Tergugat II telah mengeluarkan Risalah Lelang No. 161/2006 tanggal 16 Agustus 2006 serta telah mengeluarkan Grosse Risalah Lelang yang autentik atas permintaan pembeli/pemenang lelang yang ditunjuk, yang berkepala ” DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

80

sebagai akta autentik sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sempurna vide pasal 1870 KUH Perdata yang menentukan bahwa ”bahwa suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka suatu bukti sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya ;

18. Bahwa dikarenakan pelaksanaan lelang eksekusi yang dilakukan Tergugat II telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka tindakan hukum yang dilakukan oleh Tergugat II adalah sah menurut hukum dan oleh karenanya Risalah lelang Nomor : 161/2006 tanggal 16 Agustus 2006 adalah sah dan tidak dapat dibatalkan (vide buku II Mahkamah Agung halaman 149 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, disebutkan bahwa ” lelang yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak dapat dibatalkan” ; 19. Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat II uraikan di atas, maka terbukti

tidak terdapat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat II. Oleh karenanya tidak ada konsekwensi hukum yang dilakukan Tergugat II. Oleh karenanya tidak ada konsekwensi hukum yang harus ditanggung oleh Tergugat II untuk membayar ganti kerugian materil sebesar Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah); dan kerugian moril sebesar Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) secara tanggung renteng kepada Penggugat I dan Penggugat II sebagaimana dalam petitumnya halaman 7 bagian kedelapan. Oleh karenanya Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak permohonan Penggugat tersebut ;

20. Bahwa selanjutnya permohonan sita revindicator (Revindicatoir Beslaag) yang diajukan Penggugat kepada Pengadilan Agama Bukittinggi Cq. Majelis Hakim yang

81

memeriksa dan mengadili perkara Aquo sebagaimana gugatannya halaman 6 angka 22 serta permohonan putusan serta merta sebagaimana dalam gugatannya halaman 6 angka 23 mohon ditolak. Hal ini selain mengada-ngada juga tidak berdasar hukum sama sekali ;

21. Bahwa berdasarkan SEMA Nomor : 12/1971 dan pasal 180 HIR dinyatakan bahwa Putusan serta merta (Uit Voerbar bij Vorrad) dapat dijalankan apabila memenuhi syarat bahwa terdapat surat yang sah dan tulisan yang mempunyai kekuatan pembuktian akan objek yang akan dimohonkan sita ;

22. Bahwa berdasarkan SEMA Nomor : 4 tahun 2001 tentang Permasalahan Putusan Serta Merta (Uitvoerbard bij vorrad) dan Provisionil dengan tegas dinyatakan bahwa setiap kali akan melaksanakan putusan serta merta harus disertai dengan penetapan sebagai mana yang diatur dalam butir 7 SEMA Nomor : 3 tahun 2000 dan disertai dengan adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai/objek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian kepada pihak lain, apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama. Dengan demikian jelas bahwa tanpa adanya uang jaminan yang sama nilainya dengan objek sengketa, maka pelaksanaan putusan serta merta dan provisionil TIDAK BOLEH DIJALANKAN ;

Maka,berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo berkenan untuk memutus dengan amar sebagai berikut :