• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pokok-Pokok Temuan

1. Pengembangan materi dalam perencanaan pembelajaran sejarah pada kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tentang pemahaman guru sejarah SMA Negeri 1 Kupang dalam mengembangkan materi pembelajaran sejarah kelas XI akselerasi, peneliti mendapat pokok temuan bahwa penggunaan kurikulum yang dipakai kelas akselerasi adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sejak tahun 2006 hingga sekarang. Perencanaan pembelajaran berupa perangkat pembelajaran guru sejarah kelas akselerasi seyogianya dimiliki namun keadaan dilapangan tidak sesuai dengan yang harapkan, guru sejarah kelas XI akselerasi tidak memiliki perangkat pembelajaran. Langkah yang digunakan guru adalah menggunakan perangkat pembelajaran sejarah kelas XI IPA reguler. Guru beralasan pada dasarnya materi kelas XI IPA reguler sama dengan XI akselerasi. Pemadatan materi dilakukan guru dengan memilih materi-materi esensial dan berkemungkinan besar akan keluar dalam Ujian Sekolah. Sedangkan materi non esensial tidak diberikan secara tatap muka melainkan berupa tugas mandiri maupun kelompok.

commit to user

Otonomi daerah pada KTSP memberi keluasan pada setiap mata pelajaran untuk mengembangkan materi ajar sesuai kebutuhan daerahnya masing-masing. Pengembangan materi yang dilakukan guru sejarah kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang terjadi pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas atau melalui strategi guru sendiri tanpa melalui penyusunan perangkat pembelajaran, dengan menggabungkan materi ajar pada silabus dengan sejarah lokal NTT maupun topik-topik aktual.

2. Strategi Pembelajaran yang Dikembangkan pada Kelas Akselerasi SMA Negeri I Kupang

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tentang strategi pembelajaran guru sejarah di kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang. Guru telah mampu memilih metode dengan tepat yakni ceramah bervariasi dengan teknik tanya jawab dan metode diskusi. Metode yang digunakan guru disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan tetap memperhitungkan alokasi waktu yang tepat untuk kelas akselerasi. Media merupakan alat bantu bagi guru untuk membuat materi ajarnya terlihat lebih nyata, dan selayaknya guru mampu memanfaatkan alat multi media yang tersedia di sekolah. Cara guru mengatasi kekurangannya adalah dengan menggunakan metode yang tepat dan selalu membuat suasana belajar menjadi menarik dan hidup, bahkan terkadang guru mengadakan pembelajaran di luar kelas seperti di lopo sekolah atau study tour ke tempat-tempat bersejarah di NTT. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kegiatan awal dimulai dengan absensi dan apersepsi. Kegiatan inti, dilakukan dengan menyampaian materi pada indikator pertama dan kedua yakni

commit to user

pengaruh perkembangan Hindu-Budhha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan teori tentang masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budhha di Indonesia. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru menyelingi materi dengan sejarah lokal di Indonesia khususnya NTT dan topik-topik aktual. Tujuannya untuk memberikan pendidikan karakter pada siswa agar mampu menghargai perbedaan dan toleransi antar umat beragama. Tak lupa untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran dengan memberikan humor-humor kecil.

Pada akhir pertemuan, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, jawaban dibahas bersama siswa lain dan disimpulkan guru. Waktu yang tersisa digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil belajar tadi, 10 soal tertulis diberikan. Selesai evaluasi, indikator ketiga mengenai Interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Buddha di Indonesia tidak diberikan secara tatap muka dijadikan tugas mandiri atau pekerjaan rumah berupa makala yang akan dikumpul pada pertemuan selanjutnya.

Dengan demikian dalam sekali pertemuan materi kelas reguler yang yang diselesaikan dalam dua kali pertemuan dapat diselesaikan kelas akselerasi dalam satu kali pertemuan.

3. Tugas Terstruktur dan Tugas Mandiri pada Kelas XI Akselerasi SMA Negeri I Kupang

Kurikulum akselerasi tidak memungkinkan bagi guru untuk memberikan semua materi ajar sejarah secara tatap muka, karena singkatnya waktu belajar siswa maka perlu dilakukan pemadatan materi. Guru mensiasatinya dengan memilih

commit to user

materi ajar yang esensial, berkesinambungan dan berkemungkinan besar keluar pada Ujian Akhir Sekolah. Sedangkan materi yang tidak esensial, disiasati melalui pemberian tugas. Tugas yang diberikan guru pada kelas akselerasi melalui dua bentuk yakni tugas terstruktur dan tugas mandiri.

Tugas terstruktur biasanya diberikan terus menerus secara berkala berupa makalah dengan jangka waktu pengumpulan 1 minggu dan tugas juga diberikan apabila materi yang ingin disampaikan cocok untuk dipresentasi dalam bentuk kelompok, seperti materi muncul dan berkembangnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Tugas diberikan guru dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan materi yang berbeda untuk dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya. Tujuan guru agar siswa dapat mengembangkan ide-idenya, dan terjalin kerjasama antar siswa. Tugas mandiri diberikan guru dengan berbagai cara. Siswa diberikan pokok materi pertemuan selanjutnya agar dipelajari sendiri dan tugas yang diberikan guru apabila materi dalam silabus yang berkemungkinan besar tidak akan disampaikan secara tatap muka.

4. Proses Evaluasi yang Dilakukan Guru pada Kelas XI Akselerasi SMA Negeri I Kupang

Evaluasi merupakan proses untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Evaluasi yang dilakukan pada kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang tidak jauh berbeda dengan kelas reguler yakni evaluasi hasil melalui tes dan evaluasi proses melalui pengamatan guru. Evaluasi hasil dilakukan guru melalui ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian semester. Soal yang diberikan berupa soal tertulis yakni pilihan ganda dan essai. Penilaian proses

commit to user

dilakukan melalui pengamatan guru terhadap prilaku siswa dan keaktifan siswa di kelas dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan guru atau siswa lain. Remedial tidak dilaksanakan pada siswa kelas akselerasi karena 99% soal yang diberikan guru dapat dijawab dengan baik dan benar.

Dokumen terkait