BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
6. Pola Asuh Orangtua Otoriter
a. Pengertian Pola asuh Orangtua Otoriter
Pola asuh autoritarian adalah gaya yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orangtua yang bersifat autoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan autoritarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap.78
Pola asuh otoriter cenderung untuk menentukan peraturan tanpa berdiskusi dengan anak-anak mereka terlebih dahulu. Mereka tidak mempertimbangkan harapan-harapan dan kehendak hati anak-anak mereka. Petunjuk atau keputusan dari orangtua dicukupkan dengan kalimat
”karena aku bilang begitu”. Orangtua otoriter menuntut keteraturan, sikap yang sesuai dengan ketentuan masyarakat dan menekankan kepatuhan kepada otoritas. Mereka menggunakan hukum sebagai penegak kedisiplinan dan dengan mudah mengumbar kemarahan serta ketidaksenangan kepada anak-anak mereka. Tentu saja orangtua otoriter tidak selalu bersikap dingin dan tidak responsif, tetapi mereka lebih banyak menuntut dan bersikap penuh amarah serta kurang bersikap positif dan mencintai anak-anak mereka.
Orangtua dengan pola asuh otoriter menekankan batasan dan larangan, orangtua sangat mengahargai anak-anak yang patuh terhadap apa
78 Jhon W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, edisi 6 (Jakarta: Erlangga, 2003) 185.
yang diperintahkan kepada mereka dan tidak melawan. Pembedaan ”Aku adalah orangtua. Kamu adalah anak” sangat jelas dan sering kali berlanjut seiring pertumbuhan anak.79
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter menunjukkan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya ditandai dengan hubungan orangtua dengan anak yang tidak hangat, kaku, orangtua lebih suka memaksa kehendak, mereka menentukan peraturan tanpa diskusi dengan anak, dan anak sering diberi hukuman sebaliknya jarang mendapat pujian.
b. Ciri-ciri Pola asuh Otoriter
Menurut Hurlock pola asuh orangtua yang otoriter memiliki ciri-ciri sikap orangtua yang kaku dan keras, menuntut anak untuk patuh kepada semua perintah dan kehendak orangtua. Pengontrolan kepada tingkah laku anak sangat ketat, kurang memberikan kepercayaan kepada anak, jarang memberikan pujian dan hadiah apabila anak mencapai suatu prestasi dan sering memberikan hukuman fisik kepada anak, serta kurang adanya komunikasi yang baik terhadap anak.80
Muna Erawati mengutip pendapat Baumrind, orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orangtua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang
79Op, Cit, 80
80Op, Cit, 354
keinginan anak, orangtua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.81
Baldwin mendefinisikan sikap-sikap otoriter orangtua adalah sebagai berikut: orangtua memberikan banyak larangan kepada anak-anak dan yang harus mereka laksanakan tanpa kecuali dan tanpa ada pengertian pada anak, orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik.82
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pola asuh orangtua otoriter ditandai dengan adanya peraturan yang terlalu kaku dari orangtua, orangtua cenderung memberi hukuman fisik, jarang memberi hadiah atau pujian, komunikasi yang kurang efektif, serta adanya kontrol yang ketat dari orangtua.
Persepsi remaja terhadap pola asuh orangtua otoriter diungkap melalui angket pola asuh orangtua otoriter yang terdiri dari lima aspek berdasarkan ciri-ciri pola asuh orangtua otoriter yang dikemukakan oleh Hurlock, yaitu aspek peraturan, hukuman, hadiah, kontrol, dan komunikasi.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola asuh Otoriter
Banyak faktor dalam keluarga yang turut berpengaruh dalam perkembangan kepribadian anak/remaja. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian tersebut adalah pola asuh
81 Muna Erawati, Gaya Pengasuhan Authoritatif, Perkembangan Kognisi, dan Gender Typing Anak, Tesis (Tidak dipublikasikan), (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada), 44
82Op, Cit, 203
orangtua yang otoriter. Pola asuh orangtua yang otoriter merupakan suatu model perilaku yang diterapkan dalam kegiatan pengasuhan terhadap anak atau remaja.
Istianah A. Rahman mengutip pendapat Hottman dan Lippit ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh antara lain latar belakang orangtua dan anak.
a. Latar belakang orangtua
1) Hubungan ayah dan ibu meliputi bagaimana hubungan antara ayah dan ibu, bagaimana cara mereka berkomunikasi, siapa yang paling dominan dalam keluarga dan siapa yang banyak mengambil keputusan dan siapa yang membiayai kehidupan keluarga.
2) Keadaan keluarga, meliputi besar kecilnya anggota keluarga dan jenis kelamin dalam keluarga.
3) Keadaan keluarga dalam masyarakat meliputi keadaan sosial ekonomi keluarga, tempat tinggal (kota, desa, pinggiran).
4) Pribadi orangtua meliputi bagaimana pribadi orangtua dalam tingkat inteligensinya, bagaimana hubungan sosial dan nilai-nilai hidupnya.
5) Pandangan orangtua terhadap anak meliputi tujuan pola asuh orangtua, arti pola asuh orangtua bagi anak, tujuan pelaksanaan pola asuh, misalnya: disiplin, hadiah, hukuman. Bagaimana bentuk-bentuk penolakan dan penerimaan orangtua, bagaimana
silkap orangtua terhadap anak konsisten atau tidak konsisten, dan bagaimana harapan-harapan orangtua terhadap anak.
b. Latar belakang anak
1) Karakteristik pribadi anak meliputi kepribadian anak, bagaimana konsep diri, bagaimana kondisi fisiknya kesehatannya, bagaimana kebutuhan-kebutuhan psikologisnya.
2) Pandangan anak terhadap orangtua meliputi bagaimana anak tentang harapan orangtua terhadap dirinya, bagaimana sikap orangtua yang diharapkan anak, bagaimana pengaruh figur orangtua bagi anak.
3) Sikap anak di luar rumah meliputi bagaimana hubungan sosial anak di sekolah dan lingkungannya.83
Adapun perbedaan hubungan orangtua dan anak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : nilai-nilai budaya, pola kepribadian orangtua, sikap orangtua terhadap pola pengasuhan, dan adanya peran modelling atau secara tidak disadari orangtua, anak belajar mengenai pengasuhan dari orangtuanya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orangtua mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan kepribadian anak.
Keluarga adalah sebagai sistem lingkungan pertama yang dikenal anak sejak kecil. Orangtua secara manusiawi memelihara pertumbuhan,
83 Istianah A. Rahman, Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Demokratis Ibu dan Ayah denga Perilaku disiplin Remaja. Tesis (tidak dipublikasikan), (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada), 48-48
bertanggungjawab dan berkewajiban mengusahakan perkembangan anak/remaja agar sehat secara jasmani dan rohani.