• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

3.5 Analisis Data

3.5.3 Pola hubungan Antara kinerja organisasi dan sosial dengan

Pola hubungan antara kinerja organisasi dan sosial dengan kinerja PPP Dadap dianalisis menggunakan metode statistik parametrik. Statistik parametrik biasa digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Menurut (Sugiyono, 2009) mengatakan bahwa, statistik parametrik merupakan analisis data yang merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola hubungan antara kinerja organisasi dengan kinerja sosial untuk memperoleh kinerja pelabuhan.

Analisis data dan proses perhitungan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: analisis data untuk pemilik kapal dan Anak Buah Kapal (ABK). Hal tersebut dikarenakan dalam mengolah data dengan menggunakan analisis statistik parametrik, sebelumnya harus memenuhi syarat tertentu. Menurut (Sugiyono, 2009) syarat menggunakan analisis statistik parametrik sebagai berikut:

1) Data penelitiannya harus terdistribusi normal; 2) Data berskala interval atau rasio;

3) Homogenitas varian;

4) Informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.

Berdasarkan syarat tersebut, maka analisis data dan perhitungan antara pemilik kapal dan Anak Buah Kapal (ABK) harus dibedakan. Hal tersebut dilakukan agar dapat memenuhi syarat yang ke-3 (homogenitas varian), dengan demikian proses analisis dan perhitungan pun bisa dilanjutkan. Dalam penentuan variabel untuk penyebaran kuesioner juga terdapat variabel yang tidak bisa digunakan oleh keduanya secara bersama-sama. Oleh karena itu, analisis data dan perhitungan antara pemilik kapal dan Anak Buah Kapal (ABK) harus dipisahkan.

Menurut (Sugiyono, 2009), tahap-tahap analisis data dengan menggunakan metode statistik parametrik sebagai berikut:

1 Penentuan varibel penelitian

Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: kinerja sosial (X1)

pelabuhan (Y) sebagai varibel terikat (dependen). Rincian indikator masing- masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Rincian indikator pada setiap variabel

Variabel Indikator

Kinerja pelabuhan (Y)

-Pelayanan yang diberikan pelabuhan (perawatan fasilitas, kebersihan PP, sistem pengelolaan, dan sistem perijinan (Surat Laik Operasi (SLO) dan Surat Izin Berlayar (SIB)) -Relasi antara pengguna pelabuhan (nelayan, bakul ikan,

dan petugas pelabuhan). Kinerja sosial

(X1)

-Produktivitas nelayan (teknologi, pendapatan, produksi) -Profil nelayan (pendidikan, kesehatan, pengalaman). kinerja organisasi

(X2)

-Keberadaan fasilitas pelabuhan yang ada di PPP Dadap: a. fasilitas pokok (dermaga, kolam pelabuhan,

breakwater).

b. fasilitas fungsional (tempat pelangan ikan (TPI), pabrik es, alat bantu navigasi (mercusuar), tempat pengisian perbekalan, stasiun pengisian air bersih, kantor pengelola pelabuhan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN), dan Syahbandar).

c. fasilitas pendukung (toilet umum, tempat parkir, kantin, dan mushola).

2 Penentuan paradigma penelitian

Asumsi/paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola hubungan antara kinerja organisasi dan sosial dengan kinerja pelabuhan perikanan.

Keterangan X1 : kinerja organisasi

X2 : kinerja sosial

Y : kinerja pelabuhan perikanan 3 Penentuan populasi dan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna PPP Dadap (khususnya nelayan arad dan nelayan payang). Adapun untuk penentuan besarnya

X1

X2

sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi yang akan diteliti (Pane (2008) dalam Gigentika (2010)).

4 Penentuan instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert dengan skala 1-5. Menurut Sugiyono (2009) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial, kemudian fenomena sosial tersebut dijadikan variabel penelitian. Adapun penetapan rentang skala yang digunakan adalah hasil dari data yang terbesar dan data terkecil yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dibagi sesuai dengan yang diinginkan.

5 Tabulasi data hasil penelitian

Berdasarkan data yang terkumpul dari responden, kemudian data tersebut dilakukan proses tabulasi. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam proses pendataan sampel.

Tabel 3 Contoh tabulasi data

Pengguna

PP Status Resp.

Skor untuk setiap varibel Total skor 1 2 3 4 5 6 .... n Pemilik kapal Kapal payang 1 2 3 ... Kapal arad n 1 2 3 ... n Anak buah kapal (ABK) Kapal payang 1 2 3 ... Kapal arad n 1 2 3 ... n

6 Uji normalitas data

Data yang diperoleh, setelah ditabulasi kemudian dilakukan uji normalitas data, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.

7 Uji validitas data

Data yang telah diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada responden, sebelum dilakukan proses perhitungan data tersebut harus dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Menurut Sekaran (2003) dalam Wijaya (2011), suatu variabel dinyatakan valid jika dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan menggunakan software SPSS 16, pada tingkat kesalahan 0,05.

8 Analisis data

Pola hubungan kinerja pelabuhan dianalisis menggunakan analisis regresi linier dengan software SPSS 16. Analisis regresi mampu memberikan penjelasan secara statistik tentang pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda disebabkan terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Persamaan umum dari analisis regresi linier berganda menurut Walpole (1997) sebagai berikut:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ ... + b

n

X

n

Dimana :

Y : variabel terikat (dependen) a : koefesien intercept regresi b1 ... bn :koefesien slope regresi

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis, Topografi, dan Iklim

Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107°52’ - 108°36’ bujur timur dan 6°15’ - 6°40’ lintang selatan. Adapun batas- batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Barat : Kabupaten Subang; 2) Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon; 3) Sebelah Utara : Laut Jawa;

4) Sebelah Selatan : Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang.

Luas wilayah Kabupaten Indramayu adalah 197.115 km2 atau 15,5% dari luas Provinsi Jawa Barat yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu mencakup 31 kecamatan (Pasekan, Indramayu, Sindang, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, Krangkeng, Arahan, Patrol, Cantigi, Lohbener, Lelea, Losarang, Kandanghaur, Sukra, Anjatan, Haurgeulis, Gantar, Bangodua, Cikedung, Trisi, Kertasmaya, Widasari, Sliyeg, Gabus Wetan, Kedokan Bunder, Kroya, Tukdana, Sukagumiwang, Bongas, dan Jatibarang), 307 desa, dan 8 kelurahan). Berdasarkan topografinya Kabupaten Indramayu merupakan daerah pantai dengan permukaan tanah landai dengan ketinggian tanahnya berkisar 0-100 m di atas permukaan laut dan sebagian besar wilayah (89,70%) dari luas wilayahnya berada pada ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 0-2%. Secara garis besar topografi Kabupaten Indramayu dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: dengan ketinggian berkisar 0-7 m di atas permukaan laut terdapat di bagian Utara, bagian tengah memiliki ketinggian berkisar 7-25 m di atas permukaan laut, dan sebagian kecil di bagian Selatan memiliki ketinggian berkisar 25-100 m di atas permukaan laut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2011).

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pantai dibagian utara Pulau Jawa membuat iklim di Kabupaten Indramayu panas dan suhu udaranya menjadi cukup tinggi berkisar antara 22,9°-30°C. Kabupaten Indramayu memiliki suhu udara rata-rata harian berkisar antara 27°-34°C, suhu udara harian

tertinggi mencapai 30°C, dan suhu udara harian terendah mencapai 18°C. Kelembaban udara di Kabupaten Indramayu berkisar 70-80%. Kabupaten Indramayu memiliki curah hujan rata-rata tahunan 1.587 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 91 hari dalam setahun, curah hujan tertinggi sekitar 2.008 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 84 hari dalam setahun, dan curah hujan terendah sekitar 1.063 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 68 hari dalam setahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2011).

Dokumen terkait