• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pompa Pemindah (transfer pump)

1. Pengertian Pompa

Pompa adalah merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan untuk mengkonversikan energi mekanik ke energi zat cair (fluida).

2. Jenis-jenis Pompa

a. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dioperasikan dengan bagian isap yang tergenang air. Pompa ini mempunyai sebuah impeler (baling-baling) tunggal yang berputar di dalam rumah pompa yang berfungsi untuk mengangkat zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi.

Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler di dalam zat cair. Maka zat cair yang di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena timbul gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Disini tekanan dan kecepatannya menjadi lebih meningkat

Zat cair yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran rumah pompa yang berbentuk volut (spiral) di sekeliling impeler dan disalurkan keluar pompa melalui keluaran (nosel). Di dalam nosel ini sebagian kecepatan aliran diubah menjadi tekanan.

Gambar 2.8. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mampu memindahkan volume cairan yang besar tanpa tergantung pada kutub atau ruang antar yang halus dan pompa ini dapat bekerja pada katup keluaran tertutup tanpa peningkatan tekanan yang lebih tinggi. Kerugian pompa sentrifugal, yaitu :

- Tekanan keluaran terbatas - Tidak mampu priming sendiri.

Daya dari pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

PM = Pp (I+A) / (p . k) dimana :

PP = (Ph) p

PM = Daya motor pompa (KW) Pp = Daya poros pompa (KW) Ph = Daya hidraulik pompa (KW) Q = Kapasitas pompa (m3/menit) H = Total head (meter)

p = Massa jenis air (kg/liter) p = Efisiensi pompa

k = Efisiensi hubungan poros dengan nilai; I untuk poros yang di kopel langsung 0,9 sampai 0,95 untuk ban mesin dan roda gigi

A = Faktor yang bergantung jenis motor 0,1 sampai 0,2 untuk motor listrik 0,2 untuk motor bakar besar 0.25 untuk motor bakar kecil

b. Pompa Submersible

Pompa Submersible adalah pompa yang dioperasikan di dalam air (terendam), Pada umumnya pompa submersible dipasang vertikal, untuk type tertentu dapat dipasang horizontal atau miring.

Pompa submersible banyak digunakan untuk pompa-pompa irigasi, perusahaan air minum, industri prosessing dan kegunaan-kegunaan lainnya. Dalam pemilihan model dan pemasangannya perlu direncanakan dengan tepat, agar

diperoleh kinerja dari pompa yang paling optimum dan penekanan biaya yang sehemat mungkin.

Pemilihan dan pemasangan yang kurang tepat akan menyebabkan :

1) Umur pompa menjadi pendek 2) Pemborosan waktu dan biaya

Keuntungan yang dimiliki oleh pompa submersible adalah: 1) Tidak mengeluarkan suara karena terendam dalam air 2) Tidak mengganggu pemandangan karena instalasinya di

bawah tanah.

3) Aman karena instalasi bawah tanah sehingga terhindar dari bahaya kebakaran dan banjir.

4) Ekonomis, pompa tidak memerlukan priming, mengganti oli dan perawatan priodik lainnya.

Salah satu bentuk fisik dari pompa submersible adalah sebagai berikut:

D. Kontaktor (saklar magnet)

Kontaktor adalah saklar yang digerakkan oleh gaya kemagnetan. Sebuah kontaktor harus kuat dan tahan serta mampu dalam mengalirkan dan memutuskan arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi.

Kontak-kontak yang menghubungkan dan memutuskan arus listrik digerakkan oleh magnet, jika magnet itu mendapat suplai dan sumber tegangan, maka dalam belitan tersebut akan terjadi induksi magnet yang menarik batang magnet tersebut. Dengan demikian kontak-kontak dan kontaktor akan terhubung.

Adapun kontak-kontak yang terdapat pada kontaktor adalah ; - Kumparan magnet

- Kontak utama - Kontak bantu NO - Kontak bantu NC

Pada penggunaan kontaktor sering digunakan saklar tekan (push button) untuk mengoperasikan suatu rangkaian. Pada sebuah kontaktor untuk kontak bantunya sering digunakan relay sistem pengontrolan. Sedangkan kontak utamanya digunakan untuk menyuplai daya pada sistem tersebut. Kontaktor bisa digandengkan dengan kontak On Delay atau Off Delay.

Gambar 2.10 Konstruksi kontraktor

Menurut IEC, penamaan konektor-konektor adalah sebagai berikut: 1,3,5 ; Hubungan untuk suplai dan rangkaian utama

2,4,6 : Hubungan untuk beban dan rangkaian utama 1,3,1,4 : Kontak bantu NO

2,3,2,4 : Kontak bantu NO 4,1,4,2 : Kontak bantu NC

Dengan pemakaian kontaktor, maka kita dapat mematikan dan menghidupkan arus beban yang besar hanya dengan rangkaian kecil dan sederhana, Kontaktor ini sangat sering digunakan pada rangkaian kontrol karena memiliki kelebihan, yaitu mempunyai daya tahan terhadap arus yang besar.

Sedangkan kekurangan dari kontaktor adalah apabila suplai yang diberikan tidak sesuai dengan dayanya atau sumber yang tidak stabil dan magnetnya terdapat kotoran, maka akan terjadi bunyi atau deru sehingga

menyebabkan beban yang terkontrol tidak dapat beroperasi dengan baik atau sama sekali tidak dapat beroperasi.

E. Push Button

Push Button umumnya digunakan pada kontrol-kontrol yang menggunakan kontaktor yang biasanya menggunakan kontak-kontak sebagai pengunci secara elektris. Saklar ini sering juga digunakan untuk melayani saklar impuls, staircase ataupun kontrol bel.

Saklar tekan ini dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu : 1. Saklar tekan NO

2. Saklar tekan NC

Gambar 2.11. Simbol saklar tekan NO dan NC

F. Saklar Pilih (Selektor)

Saklar pilih ini juga disebut saklar golongan atau saklar sandung. Saklar ini digunakan untuk rangkaian pengaturan tegangan tetapi juga biasa digunakan pada rangkaian panel. Biasanya dipasang pada pintu panel. Selektor ini berfungsi sebagai pemindah hubungan sumber tegangan yang masuk pada rangkaian, balk hubungan antara fasa dengan fasa maupun hubungan fasa dengan netral. Saklar pilih terdiri dari sebuah

poros yang berputar satu atau lebih piringan. Pada piringan ini terdapat lekuk-lekuk dan pada porosnya dipasang alat pelayanan.

Gambar 2.12. Saklar Pilih (selektor)

Saklar ini umumnya dilengkapi dengan alat penahan pada setiap kedudukannya. Karena itu pada setiap kedudukan saklar, poros dan piringan-piringan akan ditahan pada kedudukan tersebut, Alat pelayanan dapat berupa sebuah knop atau sebuah kunci tusuk yang dapat diputar dengan tangan.

Jumlah kontak yang terdapat pada setiap saf dan saklar tergantung pada jenis saklarnya dan pada pabrik pembuatannya. Saklar golongan atau saklar pilih ini memiliki kemampuan hantar 16, 25,40, 63, 100, 200,400 dan 630 A.

G. Lampu indikator

Salah satu instrumen penting pada industri-industri yang erat kaitannya dengan operasi motor-motor listrik adalah lampu indikator. Disamping pengoperasian suatu rangkaian kontrol yang rumit perlu menggunakan orientasi atau penandaan pada posisi tertentu, misalnya pada saat arus mengalir didalam suatu rangkaian kontrol mengalami gangguan, Sering kita jumpai pada rangkaian kontrol dalam suatu industri dipasang lampu-lampu indikator yang terpasang pada panel kontrolnya.

Lampu indikator pada tegangan 220 volt dengan besarnya arus 0,002 A memberi tanda terhadap komponen-komponen yang digunakan. Adapun yang memberi tanda berbagai keadaan, yaitu kode-kode lampu sendiri, sehingga dengan sendirinya kita dapat mengetahui warna lampu indikator dan jenis rangkaian kontrol yang dilayaninya. Kode lampu pada suatu rangkaian kontrol biasanya terdapat beberapa warna indikator, yaitu : - Lampu indikator warna merah Lampu ini menandakan bahwa operasi

berhenti atau dalam keadaan gangguan. - Lampu indikator warna kuning

- Lampu ini menandakan peringatan atau membutuhkan perhatian pada saat darurat.

- Lampu indikator warna hijau Lampu ini menandakan bahwa rangkaian dalam keadaan beroperasi.

- Lampu indikator warna putih Lampu ini menandakan bahwa rangkaian dalam keadaan beroperasi normal.

H. Timer (saklar waktu)

Timer atau saklar waktu adalah saklar yang bekerja berdasarkan waktu. Dimana peralatan ini berfungsi untuk mengatur waktu kerja dari peralatan Listrik. Berbeda dengan time delay yang memakai orde detik, kalau timer ini memakai orde jam.

Cara kerja dalam peralatan timer ini, yaitu apabila diberi sumber tegangan, maka kumparan dari peralatan ini akan bekerja. Namun kontak bantunya baru akan bekerja menghubungkan rangkaian apabila setting waktunya telah habis. Jadi bila setting waktunya belum habis, maka kontak bantu belum bekerja untuk menghubungkan rangkaian listrik, walaupun kumparannya bekerja sebelumnya.

Timer atau saklar waktu ini dapat dikombinasikan dengan kontaktor untuk mengoperasikan instalasi penerangan maupun untuk rangkaian kontrol. Biasanya timer ini digunakan untuk pengaturan rangkaian kontrol otomatis.

I. Water Level Control (WLC)

Water Level Control adalah suatu perangkat elektronika yang digunakan untuk mengatur level air dalam suatu tangki dan menghindari pompa bekerja tanpa air.

Gambar 2.13. Diagram kontrol WLC

Prinsip kerja kontrol WLC, yaitu untuk pompa dan lampu akan bekerja On-Off berdasarkan isyarat yang diberikan WLC. WLC bekerja berdasarkan keadaan air didalam tangki sumber atau sumur dengan perantaraan 6 buah elektroda. Dengan menganggap tegangan yang masuk selalu ada, maka yang menjadi patokan adalah air pada tangki dan sumur. Tiga buah elektroda yang dimasukkan dalam sumur atau tajigki sumber dan tiga buah lainnya dimasukkan ke dalam tangki pembantu. Untuk pengisian tangki pembantu, maka tiga buah elektroda dalam tangki sumber harus terkena air. Tiga elektroda dalam tangki ini mempunyai fungsi masing-masing.

Elektroda A berfungsi sebagai kontrol batas maksimum air dalam tangki, elektroda B berfungsi sebagai kontrol pembanding. Jika tangki dalam keadaan kosong, maka elektroda B tidak terkena air dimana hal ini akan memberi isyarat ke WLC untuk menutup kontak NO sehingga koil kontaktor akan mendapat suplai. Dengan bekerjanya kontaktor dan kontak NO menutup, maka pompa akan bekerja sampai air mencapai maksimum (air menyentuh elektroda A). Pada saat itu elektroda A memberi isyarat ke

WLC untuk membuka kontak NO, sehingga memutuskan suplai tegangan ke pompa dan pompa akan berhenti bekerja. Apabila air habis terkuras hingga tak menyentuh elektroda B( maka kejadiannya akan berulang seperti semula secara otomatis.

J. Pressure Switch (saklar tekanan)

Pressure switch adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan tekanan air. Pressure switch ini juga bekerja On atau Off, tergantung dari tekanan air apakah minimum atau maksimum.

Penyetelan maksimum dan minimum dari switch ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Bila minimumnya kita setel 2,5 atm, maka maksimumnya dapat disetel antara 3 dan 5 atm.

Pressure switch ini bisa dipakai untuk udara, air dan minyak sampai dengan temperatur 80°C.

K. Fuse (sekering)

Fuse atau sekering dimaksudkan untuk mengamankan peralatan dari arus hubung singkat dan juga sebagai pembatas arus. Fuse akan memutuskan rangkaian dan mengamankan peralatan dari jala-jala bila arus yang mengalir ke rangkaian melampaui batas maksimum yang diperkenankan terhadap rangkaian yang diamankan.

Sebuah pengaman model fuse (sekering) terdiri dari beberapa bagian, yaitu rumah sekering, tudung sekering, patron lebur dan pengepas patron.

1. Rumah sekering . ,

Pada gambar dibawah ini memperlihatkan sebuah rumah sekering untuk pemasangan pengaman lebur di dalam kotak. Jenis ini dilengkapi dengan terminal netral atau terminal nol.

Gambar 2.14. Rumah sekering

Didalam rumah sekering ini terdapat pengepas patron yang berfungsi untuk mengepaskan patron lebur pada saat dipasang bersama dengan tudung sekering.

2. Tudung sekering

Tudung sekering memiliki sebuah bumbung berulir jenis E33, E27 atau El6. Tudung sekering juga memiliki sebuah jendela kaca kecil. Kaca ini dapat dilepas untuk keperluan pengukuran. Setelah pengukuran selesai kacanya harus dipasang kembali, sebab kaca ini dimaksudkan untuk menutupi patron leburnya yang bertegangan. Selain itu, apabila patronnya tidak tertutup kaca kemudian terjadi hubung singkat, maka dapat menimbulkan bunga api yang m en j it at keluar.

Gambar 2.15 Tudung Sekering 3. Pengepas patron

Pengepas patron memiliki lubang pas dengan diameter yang berbeda-beda, tergantung pada arus nominalnya. Setiap pengepas patron diberi kode warna untuk menandai arus nominalnya. Juga patron leburnya difaeri kode warna yang sama. Jadi patron lebur dan pengepas patron dengan arus nominal yang sama memiliki kode warna yang sama.

4. Patron Lebur

Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lain, antara lain Timbal, Seng dan Tembaga. Untuk kawat lebur digunakan perak karena logam ini hampir tidak mengoksidasi dan daya hantarnya tinggi. Jadi diameter kawat lebur bisa sekecil mungkin, sehingga kalau kawatnya menjadi lebur tidak timbul banyak uap. Dengan demikian kemungkinan untuk terjadinya ledakan juga lebih kecil.

Selain kawat lebur, dalam patron juga terdapat kawat isyarat dart kawat tahanan. Kawat isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat lebur, Karena tahanannya besar, maka arus yang mengalir dalam kawat

isyarat hanya kecil. Pada ujung kawat isyarat terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang berfungsi sebagai isyarat Piringan ini menekan sebuah pegas kecil. Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya segera putus. Karena itu piringan isyaratnya akan lepas sehingga dapat diketahui bahwa kawat-leburnya telah putus.

Gambar 2.16. Pengepas dan patron lebur

Dalam patron leburnya juga terdapat pasir. Pasir ini dimaksudkan untuk memadamkan latu yang timbul kalau kawat leburnya putus dan juga untuk meningkatkan penyaluran panasnya.

Diameter luar dan ujung patron lebur berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya. Makin tinggi arus nominalnya, makin besar diameter .ujung patronnya. Karena itu sebuah patron hanya dapat digunakan untuk pengepas patron yang arus nominalnya sama (kode warnanya sama) atau arus nominalnya lebih tinggi tetapi tidak sebaliknya.

Kode warna yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengepas patron, berasal dari warna-warna perangko Jerman, yaitu : 2 A : merah muda 4 A : coklat 6 A : hijau 10 A : merah 16 A : kelabu 20 A : biru 25 A : kuning 35 A : hitam 50 A : putih 65 A : warna tembaga

Kemampuan pemutusan arus pada fuse dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

I fuse =400% x in motor

Proteksi dengan fuse mempunyai kelebihan yaitu karena lebih ekonomis sebab harganya murah dan mudah untuk diperoleh di toko-toko listrik. Sedangkan kerugiannya adalah :

1. Hanya dapat memutuskan rangkaian yang diamankan dalam kondisi abnormal.

2. Hanya dapat digunakan dalam satu kali terjadi gangguan . 3. Tidak dapat memutuskan rangkaian tiga fasa sekaligus. 4. Tidak dapat disetting kapasitas arus pemutusnya.

L. Miniature Circuit Breaker (MCB)

Miniature Circuit Breaker atau MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat dan juga sebagai pembatas beban lebih.

Gambar 2.17. Konstruksi MCB

Konstruksi dari MCB yaitu di dalamnya terpasang suatu saklar dari bahan yang sifatnya memuai pada suhu tertentu sehingga pada saat terjadi hubung singkat akan menyebabkan arus listrik yang sangat besar dan akibatnya Iogam bimetal tersebut bertambah suhunya akibat panas yang ditimbulkan oleh arus listrik dan kontak dari Iogam bimetal terlepas karena memuai sehingga arus terputus, Oleh karena itu alat ini sangat tepat dipasang pada setiap rangkaian akhir dari suatu instalasi.

MCB ini kebanyakan dipasang pada panel-panel penerangan maupun panel daya. MCB ini dirancang dalam berbagai tingkat rating arus terhadap rangkaian beban yang dioperasikan, misalnya 2, 4, 6, 10, 20, dan 35 A

Sistem proteksi dengan MCB mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fhase sekaligus dalam keadaan abnormal maupun dalam keadaan normal dengan jala-jala.

2. Dapat digunakan berulang-ulang sepanjang MCB tidak rusak. 3. Untuk saluran tiga fasa cukup menggunakan satu MCB tiga fhase.

Sedangkan kelemahan dari MCB ini adalah harganya mahal bila dibandingkan dengan fuse dalam kapasitas arus yang sama, Ketentuan penggunaan MCB untuk proteksi hubung singkat motor-motor listrik, menurut ketetapan berdasarkan PUIL 1987 pasal 520 ;

2.I. Nilai nominal atau setelan alat pengaman arus hubung singkat harus dipilih sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar rangkaian akhir, alat kendali dan motor, tetap diamankan terhadap arus hubung singkat

2.2. Untuk rangkaian akhir yang menyuplai motor tunggal, nilai nominal atau setelan alat pengaman arus hubung singkat tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan pada tabel 2.1.

2.3. Untuk rangkaian akhir yang menyuplai beberapa motor, nilai nominal atau setelan alat pengaman arus hubung singkat tidak boleh melebihi nilai terbesar hitungan menurut tabel 2.1 untuk masing-masing motor, ditambah dengan arus beban penuh motor lain dalam rangkaian akhir itu.

Tabel 2.1

Nilai nominal atau setelan tertinggi

Sebagai pengaman sirkit motor terhadap hubung singkat

Jenis motor Prosentase arus

beban penuh

Pemutus daya Pengaman lebur Motor sangkar atau serempak,

dengan pengasutan bintang-segitiga langsung pada jaringan, dengan reaktor atau resistor dan motor fasa satu.

250 400

Motor sangkar atau serempak

Dengan pengasutan

autotransforrnator atau motor sangkar reaktansi tinggi.

200 400

Motor rotor lilit atau arus searah 150 400

Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri dari penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua motor atau lebih tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 10% dari arus beban penuh semua motor yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar, yaitu mempunyai arus beban tertinggi harus dilengkapi dengan pengaman arus beban lebih yang tidak memiliki nilai nominal atau setelan gawai pengaman sirkit akhir motor yang tertinggi berdasarkan

sub ayat 520. E.2.3 ditambah dengan jumlah arus beban penuh semua motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut

Untuk menentukan kapasitas pemutus arus MCB, dapat dihitung dengan menggunakan rum us berikut:

I MCB = X % x In motor

dimana X = prosentase daya berdasarkan pengasutan motor (nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1)

M. Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay adalah suatu alat pengaman peralatan listrik terhadap arus beban lebih. Pengaman ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang melebihi batas harga nominalnya.

Penggunaan TOR dimaksudkan untuk melindungi motor maupun perlengkapan kendali motor dan penghantar sirkit terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat adanya beban lebih atau akibat motor tak dapat diasut. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain :

1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor. 2. Arus starting dari motor terlalu besar.

3. Motor berhenti secara mendadak. 4. Terjadinya hubung singkat.

Arus yang timbul terlalu besar pada belitan motor akan menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor tersebut Untuk itu dapat digunakan TOR sebagai pengaman,

Prinsip kerja dari TOR yaitu energi panas yang timbul akibat adanya gangguan-gangguan akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bimetal untuk melepaskan kontak-kontaknya. Dengan terlepasnya kontak-kontak akibat arus yang mengalir di atas harga nominalnya, maka akan memutuskan rangkaian listrik, sehingga melindungi peralatan listrik yang diakibatkan oleh arus lebih tersebut.

Gambar 2.18 Simbol TOR dan pengawatan.

TOR mempunyai arus sensitivitas yang diset sebagai suatu fungsi dari arus pada pemanas atau relay, dengan cara menghubungkan terminal output dengan motor dan terminal input dihubungkan sen dengan kontaktor ke rangkaian pengontrol

Bentuk hubungan apabila TOR dibuat dalam suatu rangkaian yang dibebani motor, dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.19. TOR dengan beban motor

Sedangkan bentuk fisik dari TOR apabiia dikombinasikan dengan sebuah kontaktor, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.20 Bentuk fisik TOR yang dikombinasikan dengan kontaktor

N. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Kemampuan Hantar Arus dan saklar utama harus sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan hantar arus dari pengaman yang ada didepannya. Ketentuan ini juga berlaku untuk saklar rangkaian cabang dan rangkaian akhir.

Untuk menentukan kemampuan hantar arus pengaman din luas penampang yang diperlukan dari penghantar, pertama-tama harus ditentukan arus yang dipakainya berdasarkan daya beban yang dihubungkan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut;

Untuk arus searah : I = P / V

Untuk arus bolak-balik satu fasa : I = P / V cos  Untuk arus bolak-balik tiga fasa : I = P / V3 V cos  dimana

I : Arus nominal, dalam Ampere V : Tegangan nominal, dalam Volt P : Daya , dalam Watt

Cos  : Faktor daya

Rumus-rumus yang harus digunakan untuk menentukan tuas penampang penghantar yang diperlukan berdasarkan rugi tegangan adalah:

Untuk arus searah : A = 2 LI /  . u Untuk arus bolak-balik satu fasa : A = 2 LI cos  /  , u Untuk arus bolak-balik tiga fasa : A = 1,73 LI cos  /  . u dimana :

A : Luas penampang nominal penghantar yang diperlukan, dalam m2 I : Kuat arus dalam penghantar, dalam Ampere

u : Rugi tegangan dalam penghantar

Untuk tembaga  = 56, 2 x 106

S/m Untuk aluminium  = 33 x 106

S/m

L : Panjang penghantar, dalam meter

Ketentuan mengenai kemampuan hantar arus suatu penghantar rangkaian motor menurut PUIL 1987 sebagai berikut;

1. Penghantar rangkaian akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari I 10% arus nominal beban penuh (pasal 520.c.I).

2. Penghantar rangkaian akhir yang menyuplai motor tunggal atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 10% dari arus beban penuh motor yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar dalam kelompok tersebut ialah mempunyai arus beban penuh tertinggi (pasal 520 c.2),

Dengan mengetahui besarnya KHA penghantar, maka luas penampang hantaran dapat ditentukan.

O. Panel

Panel merupakan tempat untuk memasang peralatan instalasi listrik, balk mengenai peralatan kontrol, instrumentasi, proteksi dan lain-lain. Panel dapat dibagi atas panel kontrol, panel penerangan dan panel daya.

Apabila dalam panel tersebut berisi peralatan kontrol, maka disebut panel kontrol. Sedangkan bila panel tersebut tempat pelayanan daya beban, maka disebut panel daya dan apabila panel tersebut khusus

melayani lampu-lampu penerangan, maka panel tersebut dinamakan panel penerangan.

1. Pembagian Panel

Pembagian panel dalam suatu instalasi listrik merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Ini dilakukan untuk memisahkan jenis-jenis

Dokumen terkait